• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arti Pentingnya Keberadaan Polri Dalam Rangka Pengamanan

BAB III: PERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

D. Arti Pentingnya Keberadaan Polri Dalam Rangka Pengamanan

Udara Internasional Polonia Medan

Arti pentingnya keberadaan Polri dalam rangka pengamanan bandar udara Internasional Polonia Medan adalah untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan Program Nasional Pengamanan Penerbangan Sipil dan Program Pengamanan Bandar Udara sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tingkat ancaman di bandar udara, disamping standar pengamanan bandar udara Internasioal sebagaimana diamanatkan oleh Konvensi Montereal.102 Dukungan institusi Polri untuk pengamanan bandar udara dapat dideskripsikan sebagai berikut:103

102

Article 16 Montereal Convention bahwa Formalities of Customs, Police or other Public Authorities.

1. The Consignor must furnish such information and such documents as are necessary to meet the formalities of customs, police and any other public authorities before the cargo can be delivered to the consignee. The consignor is liable to the carrier for any damage occasioned by the absence, insufficiency or irregularity of any such information or documents, unless the damage is due to the fault of the carrier, its servants or agents.

1. Pada daerah Public Area dan di luar “Daerah Terbatas” di dalam Daerah Lingkungan Kerja Bandar Udara, mempunyai kewenangan ketertiban dan pengamanan melalui pelimpahan tanggung jawab dari Penyelenggara Bandar Udara berdasarkan kesepakatan bersama dengan beberapa instansi yang berada di bandar udara Internasional Polonia Medan.

2. Khusus di “Daerah Terbatas” hanya dapat diberikan apabila terjadi tindakan melawan hukum dan meningkatnya kondisi tingkat ancaman di Bandar Udara (kondisi rawan “kuning” dan kondisi gawat “merah”) .

3. Dalam melaksanakan fungsi Kepolisian yang terkait dengan tindak pidana di Daerah Terbatas, Polisi dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Ancaman yang timbul berupa tindak pidana dengan memanfaatkan Bandar Udara Internasional Polonia Medan sebagai sarana untuk melakukan aksi kejahatan dan kejahatan yang berhubungan dengan penerbangan sipil apabila tidak ditanggulangi secara terintegrasi melalui tindakan secara preventif dan represif sebagai bahagian dari kebijakan penanggulangan tindak pidana berakibat pada gangguan dan keselamatan penerbangan sipil di Bandar Udara Internasional Polonia Medan. Arti pentingnya kehadiran Polri selama ini cenderung melakukan tindakan pengamanan apabila terjadinya suatu tindak pidana di bandar udara tanpa adanya

2. The carrier is under no obligation to enquire into the correctness of sufficiency of such information or documents.

103

legitimasi secara khusus yang memberikan kewenangan Polri untuk melakukan tindakan pengamanan terhadap potensi-potensi yang mengancam keselamatan dan keamanan terhadap penerbangan sipil.

Landasan yuridis yang dijadikan sebagai umbrella provision Polri yakni Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia telah melegitimasi beberapa kewenangan dan tugas Polri dalam rangka menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat terhadap ancaman, gangguan keselamatan penerbangan sipil. Adapun beberapa tugas Polri sebagai berikut:104

1. Melaksanakan pengaturan penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai dengan kebutuhan.

2. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.

3. Melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. 4. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai

dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan.

5. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

6. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian.

104

Lihat, Pasal 14 ayat (1) huruf, a, e,f,g,i, k Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

Penyelenggaran tugas Polri harus didukung dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang, adapun kewenangan Polri meliputi:105

1. Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan.

2. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian.

3. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang. 4. Mencari keterangan dan barang bukti.

5. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional.

6. Memberikan petunjuk, bimbingan dan melatih aparat kepolisian khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian.

7. Melakukan kerjasama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas kejahatan internasional.

8. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan.

9. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal.

10.Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang, di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang asing yang disangka melakukan tindak pidana.

105

Lihat, Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pada dasarnya arti pentingnya kehadiran Polri dalam program pengamanan bandar udara bertujuan untuk melindungi keselamatan, keteraturan dan efisiensi penerbangan sipil di Polonia Medan dengan memberikan perlindungan terhadap penumpang, awak pesawat udara, para petugas di darat, masyarakat, pesawat udara, instalasi di bandar udara dan operator pesawat udara dari tindakan melawan hukum. Program pengamanan pada dasarnya dapat dilakukan melalui penanggulangan potensi-potensi gangguan yang ada dengan memperhatikan idikator-indikator yang memungkinkan munculnya tindak pidana di bandar udara Internasional Polonia Medan. Idikator dimaksud sebagai berikut:106

1. Penanganan bagasi di Bandar Udara Internasional Polonia Medan mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal menjaga kenyamanan penumpang dan mempunyai dampak kerawanan dari sisi keamanan. Akses bagasi biasa digunakan dalam kegiatan penyelundupan baik itu narkotika, senjata api, dan bahan peledak. Sebelum penumpang memasuki area chek in bagasi dan penumpang melewati

securty chek, harus melewati pemeriksaan X RAY. Melalui alat ini pihak security

harus memastikan apakah isi bagasi aman untuk dilaksanakan penerbangan dan tidak membawa benda-benda yang dilarang. Untuk itu, dibutuhkan Anjing Pelacak Polri (K.9) yang bertujuan untuk mendeteksi bahan-bahan berbahaya yang dibawa oleh penumpang. Barang-barang milik penumpang selanjutnya dilakukan chek in yang selanjutnya ditimbang kemudian diberi label oleh petugas

106

maskapai penerbangan dan kemudian diangkut untuk dimasukkan di bagasi pesawat.

2. Penanganan karga dilakukan melalui pemeriksaan barang paketan dari konsumen dengan menggunakan jasa pesawat udara. Konsumen yang akan memaketkan barang terlebih dahulu mengisi formulir pendaftaran dan setelah itu dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan X Ray. Bila petugas security menyatakan aman, maka barang dapat diangkut ke pesawat udara sesuai dengan tujuannya. 3. Penumpang seperti biasanya harus melewati pemeriksaan metal detektor sebelum

melakukan chek in. Tujuan dari pemeriksaan ini untuk mengantisipasi adanya penumpang yang membawa senjata tajam. Senjata api dan benda-benda dilarang lainnya. Pada bagian ini petugas keamanan harus melakukan pengecekan awal tiket keberangkatan dan penggledahan badan bagi penumpang yang dicurigai. Bagi penumpang yang membawa senjata api atau dalam penerbangan dinas senjata api harus dititipkan pada pilot melalui proses security item. Penumpang dilarang membawa senjata api dalam kabin pesawat.

4. Penumpang seperti biasanya harus melewati pemeriksaan metal detektor / security

dood sebelum melakukan chek in. Tujuan dari pemeriksaan ini untuk

mengantisipasi adanya penumpang yg membawa senjata tajam/senjata api dan benda-benda dilarang lainnya. Pada bagian ini petugas keamanan harus melakukan pengecekan awal tiket keberangkatan dan penggeledahan badan bagi penumpang yang dicurigai. Bagi penumpang yang membawa senjata api dalam penerbangan (dinas) harus dilengkapi dengan surat ijin membawa senjata api,

kemudian dititipkan melalui petugas security / maskapai penerbangan untuk dititipkan pada pilot melalui proses security item. Penumpang dilarang membawa senjata api / senjata tajam dan bahan-bahan berbahaya di dalam kabin pesawat. 5. Untuk kenyamanan dan pelayanan penumpang dalam pesawat pihak maskapai

penerbangan menggunakan jasa ketering untuk pengadaan snack penumpang. Snack penumpang diantar oleh jasa katering dengan menggunakan kendaraan masuk kebandar udara Internasional Polonia Medan. Perjalanan kendaraan katering sampai ke lokasi parkir pesawat, harus diawasi oleh petugas security untuk menghindari adanya sabotase.

6. Gerbang masuk merupakan titik awal bagi orang maupun alat transportasi memasuki wilayah Bandar udara Internasional Polonia Medan. Di sinilah di mulai pemeriksaan kondisi kendaraan yang masuk bandar udara apakah kendaraan di maksud membawa bahan peledak / bahan-bahan berbahaya. Dibutuhkan adanya petugas security dan polisi di pintu gerbang Bandar Udara Internasional Polonia Medan. Pada bagian ini pintu gerbang terbagi menjadi 3 titik, yaitu pintu gerbang masuk keberangkatan internasional, pintu gerbang masuk keberangkatan domestik yang terdiri dari 2 alur (untuk mencegah kemacetan) dan 1 pintu keluar bandar udara. Pada pintu gerbang ini dilengkapi pula pos keamanan, CCTV dan Unit Anjing Pelacak Polri (K.9) serta mirror detector (belum ada). Bilamana terjadi gangguan pada keamanan bandar udara maka jalur masuk ke bandar udara yang diaktifkan hanya 1 aliran.