• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel: Mengajarkan Tentang Kematian

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 110-114)

Bagaimana seorang guru dapat menanamkan kebaikan Tuhan kepada seorang anak yang telah kehilangan seorang teman atau anggota keluarga karena kematian? Ketika Rasul Paulus menulis untuk Gereja di Korintus, dia menjawab banyak pertanyaan mengenai kematian (1Korintus 15). Apa yang terjadi? Kemana tubuh itu pergi? Akan seperti apakah kebangkitan itu?

Paulus memberikan contoh tentang sebutir biji: biji ini harus mati sebelum biji ini dapat menghasilkan hidup yang baru. Ketika kita melihat sebutir biji tomat dan

membandingkannya dengan buah plum, yang menghasilkan buah yang enak rasanya, sulit bagi kita untuk percaya bahwa mereka adalah bagian dari proses yang sama. Kematian adalah bagian dari rencana Tuhan untuk Yesus. Kebangkitan- Nya

merupakan peringatan yang membuktikan bahwa kematian tidak mempunyai kekuatan apapun bagi orang Kristen. Orang yang mati tidak kembali hidup kecuali diproses untuk hidup yang lebih baik dengan Tuhan. Seorang guru yang mengetahui konsep tersebut dapat menerangkan hal-hal berikut ini kepada anak-anak. Mungkin anak-anak ingat orang yang mereka sayangi dan telah meninggal. Mungkin tubuh orang itu telah terluka atau sakit. Nah, orang yang sudah meninggal itu tidak lagi membutuhkan tubuhnya. Yang lebih istimewa adalah bahwa bagian yang tak terlihat dari orang itu telah pergi ke rumah baru yang indah dengan Tuhan. Orang yang mereka cintai itu akan menerima satu tubuh yang baru yang akan membuat dia bahagia.

Anak-anak juga perlu mengerti bahwa kematian adalah nyata dan akhir. Bagi

kebanyakan orang, pengalaman pertama mereka tentang kematian adalah kematian binatang piaraannya. Mereka mungkin melihat seekor ikan mas yang sekarat selama berjam-jam sebelum mengakui bahwa ikan itu sudah tidak perlu diberi makan lagi. Kemudian suatu hari "peristiwa semacam itu" terjadi pada seorang teman atau keluarganya. Dalam situasi seperti ini, orang yang telah dewasa seharusnya tidak mengatakan kematian dengan istilah "tidur" atau "mereka pergi"; hal itu hanya akan mengajarkan kebohongan pada mereka. Ungkapan yang lembut dari kata "tidur" mungkin memberi pengertian pada anak tentang sebuah kematian yang damai secara alami, dengan kata lain ini bisa menyebabkan seorang anak menjadi takut untuk tidur. Hal ini membuat anak tidak menemukan jawaban ketika dihadapkan pada kematian seseorang karena sakit yang parah.

Dalam perkembangan masyarakat saat ini anak-anak jarang diterangkan tentang melawan kematian seseorang secara alami. Kebanyakan dari kematian yang mereka saksikan adalah orang yang meninggal dengan tenang, yang mereka saksikan di film-film atau acara-acara televisi. Hanya sedikit anak yang disiapkan dan diberitahu mengenai hal-hal yang sesungguhnya mengenai kematian. Orangtua dan guru-guru seharusnya membahas kematian dengan anak-anak sebelum kematian itu terjadi pada orang yang disayangi dan dekat dengan mereka. Orang dewasa harus menjelaskan

111

kenyataan tentang tubuh yang mati, berbagai kenyataan tentang apa yang terjadi dengan orang-orang percaya yang sudah meninggal, dan tentang hidup kekal. Ketika kematian terjadi pada seorang kerabat dekat, orang dewasa seharusnya

memberikan kepada anak, rasa nyaman untuk menghilangkan ketakutan pada diri anak. Hal ini harus dilakukan dengan tidak memberikan kesan negatif dari rasa kehilangan yang dirasakan anak itu. Ada kesukaan yang besar di surga bagi orang yang mati dalam Kristus, tetapi tidak dapat dihindari juga timbulnya kesedihan yang ditunjukkan oleh orang-orang yang ditinggalkan. Itu adalah hal yang wajar. Kita sering melihat orang dewasa menghindarkan anak dari kesedihan karena kematian seorang anggota keluarga atau teman, dengan harapan menghilangkan kesedihan mereka. Ini adalah suatu ketidakadilan. Biarkan dia sejenak mengekspresikan kesedihan hatinya. Karena dengan cara itulah dia ingin menunjukkan rasa cintanya dan rasa kehilangannya kepada orang yang meninggal itu.

Mungkin ada perbedaan antara orangtua dan guru SM dalam menerangkan kematian kepada anak-anak. Orang dewasa yang bermaksud baik dan berharap bisa

melonggarkan perasaan anak, biasanya menjelaskan bahwa temannya yang meninggal itu sedang berlibur atau hanya beristirahat.

Hubungan yang dekat antara orangtua dan guru SM dapat berguna. Para guru dapat membekali orangtua dengan hal-hal yang berhubungan dengan Kitab Suci. Mereka dapat juga memberitahu jawaban yang tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan dari anak mereka dan mengatur pertanyaan bagi orangtua yang ingin membahas topik tersebut di rumah.

Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:

Judul Buku : Children's Ministry: How To Reach and Teach the Next Generation Judul Artikel Asli : Grief and Death

Pengarang : Dr. Robert J. Choun and Dr. Michael S. Lawson Penerbit : Thomas Nelson Publishers, USA, 1993

112

Artikel 2: Kesedihan dan Kematian

Setelah bertahun-tahun menonton televisi tidak banyak lagi hal-hal yang akan mengejutkan anak-anak. Yang menjadi masalah ialah bahwa TV merupakan dunia khayalan. Anak-anak masih harus belajar banyak hal tentang kenyataan hidup, tentang nilai dan mutu kehidupan. Apakah dampak segala kematian dan keadaan menuju kematian yang ditayangkan di TV? Apakah anak-anak percaya bahwa tidak untuk selamanya bintang film yang terbunuh dalam film minggu ini muncul lagi minggu berikutnya di dalam film seri yang lain?

Dr. Roberta Temes, seorang psikiater dan penasihat bagi orang-orang yang kematian berkata,

"Orangtua zaman sekarang membahas pokok tentang seks dengan anak-anak mereka sejak usia muda sekali, dibandingkan zaman dulu. Namun kebanyakan orangtua menghindari pokok tentang kematian. Mereka berbuat demikian karena mereka sendiri merasa tidak tenang membahas pokok itu, maka mereka berbuat seakan-akan mereka akan hidup selamanya. Meskipun demikian kematian adalah hal yang tidak dapat dihindarkan. Kita boleh mengatakan bahwa kehidupan merupakan penyakit yang membawa kematian."

Yani menderita kanker yang mematikan dan rambutnya habis rontok karena kemoterapi (pengobatan dengan zat kimia). Ia masih dapat pergi ke sekolah dan memakai topi setiap hari. Anak-anak lain sering mengolok-olok dia. Kemudian ibunya yang bijaksana berbicara dengan gurunya, dan mereka memutuskan untuk mengambil tindakan. Guru itu menggunakan akhir pekan untuk menyelidiki tentang penyakit kanker. Pada hari Senin sesudah itu Yani pergi ke sekolah tanpa mengenakan topi. Gurunya memanggil dia ke depan kelas dan bersama- sama mereka menjelaskan kepada teman-teman sekelasnya semua yang mereka ketahui tentang kanker (Yani berusia sepuluh tahun. Ia telah mengajukan banyak pertanyaan kepada dokter dan mengetahui banyak tentang penyakit itu). Sejak hari itu sampai Yani tidak dapat pergi ke sekolah lagi, anak-anak memperlakukan dia dengan rasa hormat. Mereka telah belajar tentang kanker; dan yang lebih penting lagi, mereka telah belajar tentang kehidupan ini.

Saudara-saudara kandung dari anak yang telah meninggal tahu bagaimana perasaan sedih dan kehilangan itu. Mereka dapat mengatasinya dan menunjukkan pengertian yang mengagumkan. Namun mereka juga membutuhkan pertolongan. Seorang anak yang sakit sudah sepantasnya mendapat banyak perhatian, namun bagaimana dengan saudara-saudara kandungnya selama berbulan-bulan yang dirasakan panjang itu,

menjelang kematian saudara mereka? Betapa sukarnya bila ada satu lagi anak di dalam keluarga itu. Ia akan merasa ditinggalkan dan tidak dikasihi, atau tidak diperlukan,

karena seluruh usaha dan kegiatan dipusatkan bagi anak yang sedang sakit itu. Dapatkah Anda menolong anak-anak lainnya, saudara-saudara anak yang sakit itu, dengan menjadi temannya? Apakah dengan membawa mereka berjalan-jalan ke luar?

113

Apakah dengan mengundang mereka makan, menginap, atau menonton TV selama satu jam? Buatlah mereka merasa diperlukan, dikasihi dan penting, mungkin biarkan mereka berbicara tentang masalah dan rasa frustasi mereka sendiri. Pernyataan kasih Anda dan kesaksian Anda yang tepat tentang kasih Yesus dapat menolong mereka dalam pergumulan mereka.

"Segera setelah seorang anak cukup besar untuk mengasihi sesuatu yang dapat hilang, ia sudah akan menjadi seorang yang dirundung duka dan mengalami kesedihan yang dalam. (Claypool)" Mereka benar-benar membutuhkan pertolongan dan pengertian kita untuk melalui hari-hari dan minggu-minggu yang sukar sekitar kematian seorang

saudara kandung. Ini juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa Anda mengasihi mereka dengan melanjutkan hubungan Anda dengan mereka, misalnya dengan mengadakan piknik, main bola, memberi hadiah kecil bila Anda berkunjung ke rumah mereka. Mereka yang telah kehilangan saudara yang sangat dikasihinya

mungkin sekarang memperoleh seorang teman yang sangat dibutuhkannya. Semua kepiluan, trauma, dan kepedihan hati, yang ada di dalam dunia yang penuh dengan dosa ini tampaknya terpadu dalam penyakit yang membawa kematian dan meninggalnya seorang anak. Adakah waktu lain yang lebih tepat bagi kita masing-masing untuk membagikan kasih Allah, yang tiada habisnya dan terus mengalir ke luar itu, kepada orang-orang lain?

Sumber:

Judul Buku : Kebutuhan Rohani Anak

Judul Artikel Asli: Pelayanan terhadap Anak yang Mendekati Ajalnya dan Keluarga Mereka

Pengarang : Judith Allen Shelly

Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1982 Halaman : 147 - 149

114

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 110-114)