• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Aspek Non Finansial

6.2.1. Arus Penerimaan (Inflow)

Arus penerimaan merupakan aliran kas masuk ke usaha dan ini merupakan pendapatan bagi usaha. Penerimaan pelaku usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan berasal dari penjualan jamur tiram putih segar, penjualan baglog jamur tiram putih, dan nilai sisa dari investasi yang diperhitungkan pada akhir umur usaha.

1. Skenario I (Menjual Log Jamur Tiram Putih)

Penerimaan log jamur tiram putih merupakan penerimaan yang bersumber dari produksi log yang dilakukan pelaku usaha. Pada penelitian ini, jumlah produksi log yang dihasilkan pelaku usaha sebanyak 52.000 log per bulan. Produksi sebanyak 52.000 log berdasarkan pada kapasitas mesin produksi, yaitu oven pengukusan yang mampu mengukus baglog sebanyak 2000-2200 log per hari. Harga jual log jamur tiram putih sebesar Rp 1.800 per log. Harga tersebut ditetapkan berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi log jamur

tiram putih sebesar Rp 1.200 per log. Adapun penerimaan log jamur tiram putih dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Penerimaan Log Jamur Tiram Putih Pelaku Usaha di Desa Tugu Selatan (Skenario I)

Tahun Produksi Log (Bulan)

Harga (Rp)

Siklus Penjualan Log (Bulan) Penerimaan/Tahun (Rp) 1 52.000 1.800 6 561.600.000 2 52.000 1.800 12 1.123.200.000 3 52.000 1.800 12 1.123.200.000 4 52.000 1.800 12 1.123.200.000 5 52.000 1.800 12 1.123.200.000

Total Penerimaan Log 5.054.400.000

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 14, dapat dilihat bahwa penerimaan dari penjualan log jamur tiram putih yang dihasilkan pada tahun pertama sebesar Rp 561.600.000. Angka tersebut diperoleh dari jumlah produksi log sebanyak 52.000 per bulan dikali dengan harga jual sebesar Rp 1.800 per log dan siklus penjualan log pada tahun pertama sebanyak enam kali sama dengan Rp 561.600.000. Penjualan log pada tahun pertama sebanyak enam kali disebabkan pelaku usaha melakukan kegiatan investasi pada enam bulan pertama. Pada tahun kedua sampai tahun kelima pelaku usaha telah mampu memproduksi log jamur tiram putih setiap bulannya, sehingga penerimaan yang diperoleh pelaku usaha tetap sebesar Rp 1.123.200.000. Angka tersebut diperoleh dari jumlah produksi log sebanyak 52.000 per bulan dikali dengan harga jual sebesar Rp 1.800 per log dan siklus penjualan log setiap tahunnya sebanyak dua belas kali sama dengan Rp 1.123.200.000. Dari hasil usaha jamur tiram putih pada skenario I total penerimaan dari penjualan log jamur tiram putih sebesar Rp 5.054.400.000. 2. Skenario II (Membeli Log Jamur Tiram Putih)

Penerimaan yang diperoleh pelaku usaha pada skenario II dengan membeli log jamur tiram putih sebanyak 100.000 log per tiga bulan, yaitu jamur tiram putih segar sebanyak 8.000 kg setiap siklus panennya. Siklus panen setiap log jamur tiram sebanyak lima kali selama tiga bulan dengan menghasilkan 0,1 kg jamur tiram putih segar setiap siklusnya dimana tingkat kegagalan log sebesar 20% dari total log. Tingkat kegagalan log sebesar 20% tersebut didasarkan pada pengalaman pelaku usaha dalam melakukan budidaya jamur tiram putih. Angka

8.000 kg diperoleh dari total log jamur tiram putih sebanyak 100.000 log dikali dengan 80% log jamur yang berhasil tumbuh dan jumlah panen setiap log sebesar 0,1 kg per siklus sama dengan 8.000 kg. Log tersebut diperoleh pelaku usaha dari petani jamur tiram putih di sekitar Kecamatan Cisarua diluar petani yang diteliti.

Pemanenan dapat dilakukan setelah log berumur tujuh hari sampai sepuluh hari setelah pembelian log di petani jamur tiram putih. Pelaku usaha dapat melakukan pemanenan selama sekitar 70 hari dengan siklus panen lima kali. Jamur tiram putih segar yang dihasilkan dijual dengan harga Rp 6.500 per kilogram. Penjualan dilakukan kepada pedagang pengumpul yang datang ke lokasi usaha. Pedagang pengumpul akan menjual jamur tiram putih tersebut ke pasar di daerah Jakarta, Depok, dan Tangerang. Adapun penerimaan jamur tiram putih segar pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Penerimaan Jamur Tiram Putih Segar Pelaku Usaha di Desa Tugu Selatan (Skenario II)

Tahun Total Panen (Kg/3 bulan)

Harga (Rp)

Periode Produksi Penerimaan/Tahun (Rp) 1 40.000 6.500 2 520.000.000 2 40.000 6.500 4 1.040.000.000 3 40.000 6.500 4 1.040.000.000 4 40.000 6.500 4 1.040.000.000 5 40.000 6.500 4 1.040.000.000

Total Penerimaan Log 4.680.000.000

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 15, dapat dilihat bahwa penerimaan dari penjualan jamur tiram putih segar yang dihasilkan pada tahun pertama sebesar Rp 520.000.000. Angka tersebut diperoleh dari total panen jamur tiram putih segar pada satu periode (tiga bulan) sebanyak 40.000 kg dikali dengan harga jual sebesar Rp 6.500 per kilogram dan periode produksi pada tahun pertama sebanyak dua kali sama dengan Rp 520.000.000. Periode produksi pada tahun pertama sebanyak dua kali disebabkan pelaku usaha melakukan kegiatan investasi pada enam bulan pertama. Pada tahun kedua sampai tahun kelima periode produksi yang telah dilakukan pelaku usaha sebanyak empat kali dalam satu tahun, sehingga penerimaan yang diperoleh pelaku usaha sebesar Rp 1.040.000.000. Angka tersebut diperoleh dari total panen jamur tiram putih segar pada satu periode (tiga bulan) sebanyak 40.000 kg dikali dengan harga jual

sebesar Rp 6.500 per kilogram dan periode produksi pada tahun kedua sampai tahun kelima sebanyak empat kali kali sama dengan Rp 1.040.000.000. Dari hasil usaha jamur tiram putih pada skenario II total penerimaan dari penjualan jamur tiram putih segar sebesar Rp 4.680.000.000.

3. Skenario III (Menjual Log dan Jamur Tiram Putih Segar)

Penerimaan yang diperoleh pelaku usaha pada skenario III dengan memproduksi log jamur tiram putih sebanyak 85.280 log per bulan, yaitu log jamur tiram putih dan jamur tiram putih segar. Proporsi penjualan log jamur tiram putih dari total baglog yang diproduksi sebesar 44 % dan jumlah baglog yang akan dibudidayakan memiliki proprosi sebesar 56 %. Proporsi yang diperoleh tersebut diasumsikan sama dengan perbandingan jumlah log jamur tiram putih yang dijual dengan jumlah log yang dibudidayakan oleh pelaku usaha di Desa Tugu Selatan.

Dengan proporsi tersebut jumlah log jamur tiram putih yang dijual sebanyak 37.523 log per bulan dan yang dibudidayakan sebanyak 47.757 log per bulan. Harga jual log jamur tiram putih sebesar Rp 1.800 per log dan harga jual jamur tiram putih segar sebesar Rp 6.500 per kilogram. Adapun penerimaan dari penjualan log jamur tiram putih dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Penerimaan Log Jamur Tiram Putih Pelaku Usaha di Desa Tugu Selatan (Skenario III)

Tahun Produksi Log (Bulan)

Harga (Rp)

Siklus Penjualan Log (Bulan) Penerimaan/Tahun (Rp) 1 37.523 1.800 6 405.248.400 2 37.523 1.800 12 810.496.800 3 37.523 1.800 12 810.496.800 4 37.523 1.800 12 810.496.800 5 37.523 1.800 12 810.496.800

Total Penerimaan Log 3.647.235.600

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 16, dapat dilihat bahwa penerimaan dari penjualan log jamur tiram putih yang dihasilkan pada tahun pertama sebesar Rp 405.248.400. Angka tersebut diperoleh dari jumlah produksi log sebanyak 37.523 per bulan dikali dengan harga jual sebesar Rp 1.800 per log dan siklus penjualan log pada tahun pertama sebanyak enam kali sama dengan Rp 405.248.400. Pada tahun kedua sampai tahun kelima pelaku usaha telah mampu

memproduksi log jamur tiram putih setiap bulannya, sehingga penerimaan yang diperoleh pelaku usaha sebesar Rp 810.496.800. Angka tersebut diperoleh dari jumlah produksi log sebanyak 37.523 per bulan dikali dengan harga jual sebesar Rp 1.800 per log dan siklus penjualan log setiap tahunnya sebanyak dua belas kali sama dengan Rp 810.496.800. Dari hasil perhitungan tersebut total penerimaan dari penjualan log jamur tiram putih pada skenario III sebesar Rp 3.647.235.600.

Pada skenario ini jumlah jamur tiram segar yang diperoleh setiap siklusnya sebesar 3.820,56 kg dan log jamur tiram putih yang akan dibudidaya, diproduksi setiap bulan (Lampiran 3). Siklus panen setiap log jamur tiram sebanyak lima kali selama tiga bulan dengan menghasilkan 0,1 kg jamur tiram putih segar setiap siklusnya dimana tingkat kegagalan log sebesar 20% dari total log. Tingkat kegagalan log sebesar 20% tersebut didasarkan pada pengalaman pelaku usaha dalam melakukan budidaya jamur tiram putih. Angka 3.820,56 kg diperoleh dari total log jamur tiram putih sebanyak 47.757 log dikali dengan 80% log jamur yang berhasil tumbuh dan jumlah panen setiap log sebesar 0,1 kg per siklus sama dengan 3.820,56 kg, sehingga pada tahun pertama diperoleh penerimaan dari penjualan jamur tiram putih segar sebesar Rp 521.506.440 dan pada tahun kedua sampai kelima sebesar Rp 1.490.018.400. Dari hasil perhitungan tersebut total penerimaan dari penjualan jamur tiram putih segar pada skenario III sebesar Rp 6.481.580.040 dan total penerimaan dari keseluruhan hasil usaha jamur tiram putih pada skenario III sebesar Rp 10.128.815.640.