• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asal Mula Kehidupan Di Bumi (The Origin of Life on Earth)

Dalam dokumen Ilmu Kealaman Dasar. SAHLAN.,S.P.,M.Si. (Halaman 99-155)

BAB 5 KEANEKARAGAMA MAKHLUK HIDUP DAN

B. Asal Mula Kehidupan Di Bumi (The Origin of Life on Earth)

1. Kehidupan di Bumi

Sebelum makhluk hidup muncul di permukaan bumi yang ada hanya bakal biosfer (lingkungan fisik saja).

Para pakar membuat hipotesis tentang kehidupan di bumi yaitu ribuan juta tahun yang lalu atmosfer Bumi terdiri dari sejumlah gas yang selanjutnya berubah menjadi molekul-molekul penyususnan protein dengan bantuan radiasi kilat/ sinar ultraviolet. Gabungan protein tersebut menjadi sesuatu yang hidup yang disebut bubur asal.

Kehidupan di bumi ini ada yang berpendapat dimulai sejak zaman purba (arkeozoikum), yaitu organisme sederhana secara revolusioner mengalami perubahan yang lebih kompleks/ modern pada masa sekarang. Hampir sekitar 600 juta tahun yang lelu, kehidupan di Bumi hanay berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya. Sebelum organisme hidup multiseluler muncul, terjadi ledakan keanekaragaman hayati secara cepat, tetapi secara periodik terjadi pula kepunahan secara besar akibat aktivitas Bumi, iklim dan luar angkasa.

2. Teori Asal Mula Kehidupan di Bumi

94

a. Teori Cosmozoa

Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang ada di Bumi ini datang dari bagian alam semesta lain. Diduga suatu benda yang berat telah menyebarkan benda hidup yang berupa partikel-partikel kecil.

Teori ini berasumsi :

a) Benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini.

b) Hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antarbenda angkasa ke bumi

b. Teori Pfluger

Teori ini menyatakan bahwa Bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, selanjutnya dari materi itu mengandung karbon dan nitrogen, ter, terbentuk senyawa cyanogen (CN). Senyawa CN terjadi pada suhu yang sangat tinggi, kemudian terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.

c. Teori Moore

Teori ini mengatakan bahwa hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang sangat kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai, maka selanjutnya muncullah kehidupan. d. Teori Allen

Teori ini menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis bumi seperti keadaan saat ini, beberapa reaksi terjadi seperti energi yang datang dari sinar matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi, Interaksi antara N, C, H, O, dan S dalam genangan air di muka bumi, akan membentuk zat-zat yang difusi dan berakhir terbentuknya protoplasma benda hidup.

95 e. Teori Transedental

Teori ini menyatakan bahwa benda atau makhluk hidup itu diciptakan oleh tuhan di luar jangkauan sains/ ilmu pengetahuan. Manusia, tumbuhan, dan hewan telah hidup di planet bumi sejak jutaan tahun yang lalu. Ketiganya saling ketergantungan satu sama lainnya dalam suatu sinergi kehidupan yang kompleks.Keragaman makhluk hidup sengaja diciptakan Tuhan dalam bentuk yang kompleks dan rumit. Semuanya diciptakan dalam suatu proses dan waktu yang tepat dan disusun dari komponen yang seimbang dan akurat.

f. Teori Modern

Asal mula kehidupan di bumi berdasarkan hipotesis atau teori modern, ada 1) Generatio Spontanea = abiogenesis

Sebelum abad ke-17 orang beranggapan bahwa makhluk hidup terbentuk secara spontan/ dengan sendirinya. Contoh : Ulat/belatung muncul dari bangkai tikus/hewan yang mati, cacing muncul dengan sendirinya dari lumpur, dan lain-lain. Paham ini disebut abiogenesis yaitu makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan makhluk hidup. Paham ini dicetuskan oleh Aristoteles.

2) Omne Vivum Ex Ovo

Fransisco Redi (1626 – 1597 M) bangsa Italia, seorang ahli biologi membuktikan bahwa ulat dan bangkai tikus berasal dari telur lalat yang diletakkan pada bangkai tikus tersebut. Dengan demikian, asal mula kehidupan adalah telur atau Omne vivum ex ovo, jadi bukan muncul dengan sendirinya.

3) Omne Ovo Ex Vivo

Lazzaro Spallanzani (1729 – 1799 M), bangsa Italia membuktikan bahwa jasad renik/ mikroorganisme yang mentebabkan kaldu busuk, bila ditutup rapat setelah dipanaskan sampai mendidih, tidak terjadi pembusukan. Kesimpulannya: adalah telur harus ada jasad hidup lebih

96

dahulu. Maka muncul teori Omne Ovo Ex Vivo atau telur berasal dari makhluk hidup.

4) Omne Vivum Ex Vivo

Louis Pasteur (1822 – 1895 M), bangsa Perancis, sarjana kimia melanjutkan percobaan Spallanzani. Dengan percobaan mikroorganisme, tumbuh kehidupan yang baru kemudian dikenal dengan Omne Vivum Ex

Vivo atau biogenesis. Akan tetapi, asal mula kehidupan kembali jadi

masalah, yang belum terjawab sampai sekarang. Walaupun hampir semua para ahli sependapat bahwa asal mula kehidupan itu tumbul di Bumi, bukan dari angkasa luar.

5) Cosmozoa

Ada pendapat lain yaitu makhluk hidup di Bumi ini asal-usulnya dari luar bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup yang datang di Bumi mungkin berbentuk spora yang aktif jatuh ke Bumi lalau berkembang biak. Pendapat ini dianggap tidak realistik dan lemah kebenarannya.

6) Teori Uray

Harold Uray (1893 M) bangsa Amerika seorang ahli kimia, mengatakan bahwa atmosfer Bumi pada awalnya kaya akan gas-gas metana, amoniak, hidrogen dan air. Zat-zsat ini merupakan unsur-unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup lainnya. Diduga karena adanya energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos, unsur-unsur tersebut mengadakan reaksi kimia membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula terbentuk adalah sama dengan virus yang ada sekarang. Zat itu berjuta-juta berkembang menjadi berbagai jenis organisme.

97

C. Keanekaragaman Makhluk Hidup (Diversity of Living Things) 1. Pengertian

Keanekaragaman makhluk hidup/ hayati atau biodiversitas adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup.

Orang juga sering menyebut keanekaragaman hayati adalah kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kekayaan berbagai kehidupan di bumi ini, mulai organisme bersel tunggal (satu) sampai tingkat tinggi. Selain itu keanekaragaman hayati dapat dipakai sebagai ukuran kesehatan biologis.

Sebagai gambaran yang mudah adalah kalau kita sedang ada di pekarangan ada tanaman pisang, mangga, jambu air, nangka, ada rumput bayam, kunyi, luntas dan lain-lain. Lalu hewannya ada semut, belalang, kupu-kupu, kambing, sapi, ayam, itik, rayap dan sebagainya. Di laut ada rumput laut dan jenis tumbuhan lain yang hidup di laut. Ini menunjukkan adanya keanekaragaman tumbuhan dan hewan.

2. Nomenklatur dan Klasifikasi

a. Dunia Makhluk Hidup

Keanekaragaman makhluk hidup terjadi karena adanya mekanisme evolusi. Evolusi adalah perubahan secara perlahan dan berlangsung terus. Pemikiran tentang adanya evolusi kehidupan didasarkan pada temuan adanya kemiripan antar spesies makhluk hidup. Perbedaan yang sifatnya gradual sangat mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Oleh karena itu, hanya keturunan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang akan mampu bertahan. Walaupun demikian, generasi yang telah beradaptasi dengan segala perubahan fisiknya tetap membawa sifat-sifat pokok dari induknya.

98

Teori Evolusi

Ada beberapa teori evolusi antara lain :

1. Lanmarck : Evolusi disebabkan karena adanya adaptasi. Contoh : leher jerapah menjadi panjang

2. Darwin : Evolusi disebabkanoleh seleksi alam. Contoh : oleh karena adanya seleksi alam, maka jerapah yang berleher panjang yang mampu terus hidup, sedangkan jerapah yang berleher pendek punah.

3. Weisman : Evolusi merupakan masalah genetika. Jadi, evolusi adalah seleksi alam terhadap faktor genetika.

4. De Vries : Evolusi disebabkan oleh adanya mutasi gen.

Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang ada di muka bumi ini dari masa ke masa perlahan-lahan akan berubah bentuknya ke bentuk lainnya, sehingga setiap jenis makhluk hidup memperlihatkan kecenderungan untuk bervariasi. Variasi adalah penampakan dari sifat tertentu yang menyebabkan satu organisme berbeda dengan organisme lain dalam satu jenis. Variasi adalah hasil adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya. Berikut ini dicantumkan beberapa gejala adaptasi :

1) Homolog

Dua organ (alat tubuh) dikatakan homolog jika mereka mempunyai asal (secara embriologik) yang sama. Misalnya alat gerak (ekstremitas) ikan paus dan kuda adalah homolog. Homologi ini dipakai sebagai ukuran kekerabatan makhluk hidup.

2) Analogi

Dua organ dikatakan analog bila mereka menunjukkan fungsi yang sama. Misalnya, insang ikan dan paru-paru kadal, fungsinya sama yaitu sebagai alat bernafas. Dua organ ini dikatakan analog. Ada satu kaidah evolusi yang mengatakan bahwa kesamaan struktur dari makhluk hidup

99 yang bukan bersumber dari satu nenek moyang memiliki persamaan fungsi. Secara singkat dapat dikatakan “persamaan struktur, persamaan fungsi”. 3) Homoplasi

Dua organ dikatakan homoplastik bila mereka memiliki persamaan bentuk walaupun asalnya berbeda (tidak homolog). Gejala homoplastik adalah hasil (akibat) dari adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya kaki belakang belalang dan kaki belakang kuda.

4) Transformasi

Dua organ atau lebih dikatakan menunjukkan gejala transformasi bila mereka adalah homolog tetapi bentuk dan fungsinya berbeda. Misalnya, sirip depan ikan paus (untuk berenang dan berbentuk dayung), sayap burung (untuk terbang dan berbentuk kipas), dan tangan manusia (untuk memegang dan berbentuk tongkat).

5) Konvergensi

Dua atau lebih makhluk hidup dikatakan berkonvergensi bila mereka berbeda dalam jenis, tetapi struktur atau bentuk badannya sangat mirip. Persamaan struktur ini adalah akibat dari adaptasi dengan lingkungan hidupnya. Misalnya, amati dan bandingkan semua hewan laut, yang bersama-sama hidup disuatu lautan. Bentuk tubuhnya sama semua seperti kapal selam. Bandingkan bentuk tubuh: ikan hiu, ikan paus, anjing laut, semua ikan ( pisces ), dan lumba-lumba. Semua bentuk tubuhnya streamline (seperti kapal selam). Artinya, ujung depan dan ujung belakang lancip. 6) Divergensi

Adalah gejala yang menunjukkan struktur yang bervariasi, walaupun meraka sama-sama berasal dari satu nenek moyang, satu sumber. Inipun adalah akibat dari adaptasi terhadap lingkungannya. Perhatikan perbedaan struktur antara: kelelawar, ikan paus, lumba-lumba, kanguru, dan sapi. Bentuk tubuhnya (struktur) sangat bervariasi (berbeda-beda) walaupun

100

mereka semua termasuk mamalia (hewan menyusui). Inilah yang disebut gejala divergensi.

7) Filogeni

Adalah sejarah perkembangan filum atau takson makhluk hidup (menggambarkan sejarah keturunan atau silsilah semua makhluk hidup yang sekarang masih ada), misalnya variasi struktur pada filogeni kuda.

8) Ontogeni

Adalah sejarah perkembangan satu individu. Misalnya variasi struktur pada ontogeni manusia.

Nomenklatur adalah cara pemberian nama ilmiah makhluk hidup guna memudahkan mempelajari keanekaragmannya. Dari waktu ke waktu semakin bertambah banyak spesies organisme yang ditemukan, sehingga manusia melakukan klasifikasi/ pengelompokan berdasarkan ciri khas yang dimiliki organisme tersebut. Dunia makhluk hidup saat ini dibagi menjadi dua, yaitu dunia tumbuhan dan hewan.

Para ahli guna mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, menggunakan suatu sistem yang disebut klasifikasi. Ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan makhluk hidup disebut taksonomi.

Pengelompokan makhluk hidup didasarkan adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku dan lain-lain. b. Tata Nama Makhluk Hidup

Pembuatan Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi dan cara perkembangbiakan. Dengan klasifikasi akan terbentuk kelompok-kelompok makhluk hidup yang disebut takson. Setelah selesai diklasifikasi, makhluk hidup diberi nama berdasarkan kelompok yang dimilikinya. Sistem tata nama yang digunakan pada saat ini adalah sistem tata nama biner (binomial nomenclatur) yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus.

101 Nama ilmiah makhluk hidup menggunakan bahsa latin, terdiri dari dua kata yang menunjukkan nama genus dan spesies. Huruf pertama pada kata pertama ditulis memakai huruf besar (kapital) dan pada kata kedua ditulis dengan menggunakan huruf kecil. Kedua kata ini ditulis miring. Contohnya : jagung (Zea mays) tikus (Rattus argitiventer), dan lain-lain.

c. Klasifikasi Makhluk Hidup

Berdasarkan taksonomi yang dikembangkan oleh Linnaeus, dunia tumbuhan dan hewan dibagi menjadi beberapa takson, yaitu kingdom (kerajaan), filum (keluargabesar), class (kelas), ordo (bangsa), famili

(suku), genus (marga), dan spesies (jenis). Urutan kingdom ke spesies berdasarkan persamaan ciri-ciri yang paling umum, kemudian makin ke bawah persamaan ciri-ciri semakin khusus dan perbedaan semakin kecil. 1) Klasifikasi Klasik

Aristoteles, seorang filosof Yunani membagi makhluk hidup ke dalam dua kerajaan besar, yaitu tumbuhan dan hewan. Tanaman diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan perawakan yaitu rumput-rumputan, semak dan pohon. Sebaliknya hewan dikelompokkan berdasarkan tempat hidup yaitu golongan hewan air, darat dan terbang. Sistem klasifikasi ini hanya bersifat empirik dan hanya berdasarkan pengamatan belaka.

John Ray menyusun suatu system klasifikasi dengan mendefinisikan apa yang disebut jenis. John Ray mengatakan bahwa jenis itu adalah sekelompok individu sejenis yang bersumber dari satu nenek moyang. Metode klasifikasi Ray menunjukkan kombinasi empiris dan pengetahuan teoritik (hipotesis tentang jenis).

Corollus Linnaeus, mengembangkan sistem klasifikasi Ray. Linnaeus mendefinisikan jenis sebagai sekelompok organisme yang menunjukkan satu tipe ideal tertentu. Sistem Linnaeus mengelompokkan jenis-jenis yang mirip menjadi satu kelompok yang lebih besar, yang disebut marga. Marga yang mirip ditempatkan ke dalam kelompok yang besar yaitu famili (suku).

102

Famili yang mirip ditempatkan ke dalam satu filum, dan filum-filum yang mirip ditempatkan dalam satu Kingdom (kerajaan).

Sistem Klasifikasi Linnaeus memberi dua kata untuk tiap nama jenis organisme. Sistem pemberian nama dengan dua kata dikenal dengan nomenklatur binomial.

Setelah zaman Linnaeus, banyak biologiwan yang melakukan pengamatan pada organisme dalam usahanya menyusun sistem klasifikasi yang lebih cermat. Pengertian jenis pasca Linnaeus adalah sekelompok organisme yang memiliki kesamaan struktur dan dapat saling kawin dengan menghasilkan keturunan yang fertil (subur).

2) Klasifikasi Modern

Klasifikasi modern adalah klasifikasi yang berdasarkan teori evolusi dan berpegang pada asumsi bahwa bentuk- bentuk makhluk hidup berubah sepanjang waktu geologis.

Teori evolusi menjelaskan dengan cara yang lebih baik terhadap klasifikasi biologi daripada teori- teori masa lampau. Teori evolusi dapat menjelaskan keanekaragaman makhluk hidup dan variasi terhadap tipe ideal. Teori evolusi dapat menjelaskan bahwa bentuk-bentuk makhluk hidup purba adalah nenek moyang makhluk hidup masa kini. Walaupun klasifikasi modern bersandar atas teori evolusi namun para biologiwan masih menggunakan persamaan struktur untuk dapat menjelaskan cara makhluk hidup itu berevolusi.

d. Sistem Klasifikasi Kingdom

Sistem Klasifikasi makhluk hidup telah dikenal sejak zaman dahulu (Ancient Time, BC) . Ahli filosof Yunani, Aristoteles (384-322 BC) mengelompokan makhluk hidup kedalam dua kelompok besar yaitu kelompok hewan dan kelompok tumbuhan, namun keberadaan organisme mikroskopis belum dikenal pada saat itu. Sistem klasifikasi makhluk hidup terus mengalami kemajuan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan

103 teknologi. Sistem klasifikasi makhluk hidup dikelompokan dalam satu-satuan kelompok besar yang disebut kingdom. Sistem kingdom yang pertama diperkenalkanoleh Linnaeus. Sistem kingdom pun terus mengalami perubahan dan perbaikan hingga sekarang dan sering menjadi pro dan kontra bagi para ilmuwan.

1) Sistem Dua kingdom

Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

Sistem ini dikembangkan oleh ilmuwan Swedia C. Linnaeus tahun 1735. Kelemahannya adalah penggolongan ini masih terlalu umum dan kurang spesifik sehingga terdapat beberapa makhluk hidup lainnya yang tidak dapat digolongkan dalam kedua kingdom ini. Kelebihan sistem ini pada saat itu adalah mampu menggolongkan dua kelompok besar mahkluk hidup di bumi berdasarkan karakter fisiknya yaitu tumbuhan dan hewan dan juga kedua kingdom ini merupakan kunci atau pengarah utama menuju model-model kingdom lainnya.

2) Sistem Tiga Kingdom

Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

Kingdom Protista (Organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana)

Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Jerman Ernst Haeckel tahun 1866. Kelemahannya, bakteri tidak dapat digolongkan ke dalam kingdom protista, karena bakteri adalah organisme mikroskopis yang tidak memiliki inti sel. Sehingga pengelompokan kingdom ini kurang sempurna. Kelebihan sistem ini adalah organisme mikroskopis bersel satu atau multiseluler sederhana dikelompokan kedalam kingdom tersendiri dan berbeda dari animalia atau plantae, penyebabnya karena secara fisiologis,

104

morfologisnya, dan anatomi, kingdom protista memiliki perbedaan dari kedua kingdom lainnya.

3) Sistem Empat Kingdom

Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

Kingdom Protista

Kingdom Monera

Sistem Ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Herbert Copeland tahun 1956. Kelemahannya adalah masih terdapat makhluk hidup lainnya yang tidak dapat digolongkan kedalam keempat kingdom ini seperti fungi (Mycota). Mycota memiliki perbedaan karakter yang cukup unik, ukurannya bervariasi ada yang menyerupai prostista namun bukan protista, cara makan dan pencernaan berbeda dengan tumbuhan maupun hewan. Selain itu kelemahan lainnya juga terdapat pada kingdom monera karena di dalam kingdom monera masih terdapat perbedaan yang cukup berarti dalam klasifikasi kingdom. Kelebihan sistem ini adalah melengkapi kingdom sebelumnya, yaitu dengan mengelompokan monera sebagai kingdom tersendiri, karena organisme mikroskopis ini tidak memiliki inti sel atau termasuk jenis prokariotik dan berbeda dengan protista, animalia, dan plantae.

4) Sistem Lima Kingdom

Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

Kingdom Protista

Kingdom Monera

Kingdom Fungi (Dunia Jamur)

Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Robert H. Whittaker tahun 1969. Kelemahannya adalah belum mampu mendefinisikan kingdom monera secara tepat sehingga didalam kelompok kingdom monera

105 sendiri masih memiliki perbedaan yang cukup signifikan baik dalam hal RNA polymerase, RNA sequences, Introns, membran lipid dan lainnya. Kelebihan sistem ini adalah jamur digolongkan kedalam kingdom tersendiri karena Jamur tidak mencernakan makanan seperti yang hewan lakukan, atau pun membuat makanan mereka sendiri seperti yang tumbuhan lakukan melainkan mereka mengeluarkan enzim pencernaan di sekitar makanan mereka dan kemudian menyerapnya ke dalam sel. Begitu juga perbedaannya dengan monera jelas terlihat bahwa kingdom fungi merupakan jenis organisme eukariot bukan prokariot. Dengan kata lain kingdom ini melengkapi sistem klasifikasi kingdom sebelumnya .

5) Sistem Enam Kingdom

Kingdom Animalia (Dunia Hewan) Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) Kingdom Protista

Kingdom Mycota (Dunia Jamur) Kingdom Eubacteria

Kingdom Archaebacteria

Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Carl Woese 1977. Kelemahan sistem ini pada dasarnya tidak ada, namun bagi beberapa pakar ilmuwan sering menjadi pro dan kontra, karena kingdom monera merupakan kingdom yang sudah mencakup bakteri archae dan eubacteria sehingga menurut mereka tidak perlu di bagi lagi. Kelebihannya adalah mampu menjelaskan kingdom monera secara spesifik, sehingga memberikan informasi yang cukup signifikan bagi kingdom monera. Perbedaan yang cukup signifikan didalam kingdom monera ini melahirkan kingdom baru yang disebut kingdom eubacteria dan kingdom archaebacteria. Pengklasifikasian ini berawal dari ditemukannya golongan monera archaebacteria di samudera dalam yang memiliki perbedaan dengan kingdom monera lainnya (eubacteria). Analisis archaebacteria menunjukkan

106

bahwa kelompok ini lebih menyerupai eukariota dibanding saudaranya (prokariotik). Hal ini adalah salah satu alasan menagapa kingdom monera membelah menjadi kingdom archaebacteria dan eubacteria.

6) Sistem Tujuh Kingdom

Kingdom Animalia (Dunia Hewan)

Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)

Kingdom Protista (Protozoa)

Kingdom Chromista

Kingdom Eumycota

Kingdom Eubacteria

Kingdom Archaebacteria

Sistem ini diperkenalkan oleh ahli Cavalier-Smith tahun 1998. sistem ini dikembangkan dari sistem kingdom sebelumnya dan secara garis besar digolongkan dalam dua kelas utama prokariot dan eukariot (2 Empires, Chatton 1937) dari kedua golongan besar ini dibagi lagi, eukariot mencakup Animalia, Plantae, Protozoa (protista), Eumycota dan Chromista. Sedangkan golongan prokariot mencakup Eubacteria dan Archaebacteria.

Kelebihan sistem klasifikasi tujuh kingdom ini adalah lebih detail. Lahir kingdom baru yaitu Chromista yang anggotanya merupakan bagian dari kingdom fungi dan protista yaitu Oomycota, Hyphochytriomycota, Bacillariophyta, Xanthophyta, Silicoflagellates, Chrysophyta, dan Phaeophyta. Golongan ini berbeda dari kingdom asalnya karena mereka meiliki klorofil a dan c, tidak menyimpan makanan sebagai kanji melainkan sebagai minyak dan umumnya menghasilkan sel dengan dua flagella yang berlainan. Karena sebagian kingdom mycota sudah digolongkan ke dalam kingdom chromista maka kingdom ini berubah menjadi kingdom eumycota. Kingdom protista lebih akrab dikenal sebagai kingdom protozoa. Klasifikasi system ini lebih sempurna dari kingdom sebelumnya.

107 Kelemahan sistem ini biasanya relatif terhadap sudut pandang mana orang ingin mengelompokan organisme. Biasanya semakin besar tingkat pengklasifikasian maka makin besar pula tingkat kesulitan tetapi hasilnya lebih akurat.

Dari sekian banyak sistem klasifikasi kingdom. Sistem 5 Kingdom yang paling banyak digunakan oleh para ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom didasarkan pada susunan sel dan cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan pakan. Adapun klasifikasinya sebagai berikut :

1. Monera

Monera adalah makhluk hidup uniseluler (bersel tunggal), sel

prokariotik (tidak memiliki membran inti), dan berkembang biak secara aseksual.

a. Bakteri

Bakteri memiliki sel uniseluler dan prokariotik, tak berklorofil, tetapi ada yang berklorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. ukuran bakteri sangat kecil (hanya berupa mikron).

1) Bentuk

Berdasarkan bentuk, bakteri dikelompokkan menjadi tiga yaitu : (a) Kokus (bulat). Contoh : Staphylococcus aureus (penyebab radang

paru-paru)

(b) Basil (batang). Contoh : Bacillus Anthracis (penyebab antraks)

(c) Spiral (Berbengkok-bengkok). Contoh : Treponema Pallidum (penyebab sifilis)

2) Jenis

Jenis bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen :

a) Bakteri aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen dalam hidupnya. Contoh : Nitrosomonas

108

b) Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak membutuhkan oksigen dalam hidupnya, contohnya Clostridium tetani

3) Cara mendapatkan makanan

a) Bakteri heterotrof, makanan yang diperoleh dari organisme lain b) Bakteri saprofit, makanan diperoleh dari sisa-sisa organisme lain.

Contoh : Escherichia

c) Bakteri parasit, makanan diperoleh dari organisme yang ditumpanginya. Biasanya bakteri merugikan. Contoh :

Mycobacterium tuberculosis

d) Bakteri autotrof, makanan diperoleh dengan membuat sendiri e) Bakteri fotoautotrof, bakteri dalam membuat makanannya dengan

bantuan energi cahaya matahari. Contoh : bakteri hijau biru

f) Bakteri kemoautotrof, bakteri dalam membuat makanannya menggunakan energi kimia. Contoh bakteri hidrogen

4) Perkembangbiakan Bakteri

Perkembangbiakkan bakteri dapat terjadi secara kawin maupun tidak kawin. Perkembangbiakan tak kawin dilakukan dengan membelah diri. Pada pembelahan diri, satu sel membelah menjadi dua, kemudian menjadi empat, delapan, enambelas dan seterusnya. Sedangkan kalau secara kawin, bakteri

Dalam dokumen Ilmu Kealaman Dasar. SAHLAN.,S.P.,M.Si. (Halaman 99-155)