• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asas ini menerangkan bahwa setiap orang harus diperlakukan sama didepan hukum, tida ada pilih kasih, semuanya mendapat perakuan yang sama, dengan asas ini SPP selalu mengedepankan kesamaan sehingga siapapun dan bagaimanapun kondisi setiap subyek hukum yang menghendaki pelayanan dalam penyelesaian permasalahan hukum harus dipandang sama dan dengan perlakuan yang sama pula, harus menghindari diskriminatif dengan tidak mendahulukan dan mengutamakan yang beruang atau berkuasa sementara mengabaikan atau meninggalkan yang tidak atau kurang berdaya.57

Lembaga pengadilan adalah pelaksanaan atau penerapan hukum terhadap suatu perkara dengan sutau putusan hakim yang bersifat melihat putusan mana dapat berupa pemidanaan, pembebasan maupun pelepasan dari hukum terhadap pelaku tindak pidana. Lembaga pengadilan sangat penting, dikarenakan pada hakekatnya pengadilan merupakan tempat pengujian dan perwujudan negara hukum, merupakan barometer daripada kemampuan bangsa melaksanakan norma-norma hukum dalam negara, sehingga tampa pandang bulu siapa yang melanggar hukum akan menerima hukuman yang

57

setimpal dengan perbuatannya, dan semya kewajiban yang berdasarkan hukum akan terpenuhi.58

Berbicara tentang lembaga pengadilan maka sudah pasti akan berbicara tentang hakim, hakim dengan kekuasaan kehakiman yang dimiliki mempunyai peranan yang sangat besar juga menentukan dalam pelaksanaan sistem peradilan pidana dan akses public pencari keadilan keperadilan pidana. Peranan yang besar dan menentkan tersebut tidak hanya terkait dengan pelaksanaan dari sistem peradilan pidana itu, tapi yang utama juga adalah usaha dari sistem peradilan pidana dalam mencapai tujuannya, yaitu; usaha yang rasional dari masyarakat dalam upaya penanggulangan atau pencegahan kejahatan.59

Hakim memiliki kedudukan demi tegaknya hukum, oleh karena itu ada beberapa nilai yang dianut wajib dihormati oleh hakim dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Nilai-nilai tersebut sebagai berikut;60

a. Profesi hakim adalah profesi yang bebas guna menegakan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila demi terselenggaranya negara hukum Republik Indonesia.61

58 Djoko Prakoso, Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, Dalam Proses Hukum Acara Pidana,

Jakarta, Bina Aksa, 1987

59

Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Semarang, Badan Penerbit Undip, 1995, hal Vii

60 C.S.T. Kansil Dan Chritine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Etika Profesi Hukum, Jakarta, Pradnya

Pramita, 1996, hal 46-48

61

b. Nila keadilan tercermin dari kewajiban hakim dalam meneyelenggarakan peradilan secara sederhana, cepat dan biaya ringan agar keadilan tersebut dapat dijangkau semua orang.

Dalam mengadili, hakim yang sedang menjalani persidangan tidak boleh mebeda-bedakan orang dan wajib menghormati asas praduga tak bersalah. Menegakan keadilan tidak hanya dipertanggungjwabkan secara horissontal, yaitu ditujukan kepada sesama manusia, tetapi juga ditujukan pada lembaga peradilan yang tinggi maupun kepada masyaakat luas dan secara vertical, menegakan keadilan dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.62

a. Hakim tida boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara yang diajukan dengan dalil hukumnya tidak ada atau kurang jelas.63 Apabila melihat adanya kekosongan hukum karena tidak ada atau kurang jelasnya hukum yang mengatur suatu hal, hakim wajib menggali nilai-nilai hukum dalam masyarakat. Nilai ini dinamakan sebagai nilai keterbukaan.64

b. Hakim wajib menjunjung tinggi kerja sama dan kewibawaan. Prinsip menjunjung tinggi harga diri hakim dinilai mampu mendorong dan membentuk pribadi yang kuat dan tangguh sehingga terbentuk pribadi yang senantiasa menjaga kehormatan dan martabat sebagai aperatur peradilan.65

c. Hakim wajib menjunjung tinggi nilai objektivitas.

Profesi hakim sering digambarka sebagai pemberi keadilan. Oleh karena itu hakim dapat digolongkan sebagai profesi luhur (officium nobile) yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat selaku pencari keadilan. Selain itu hakim dituntut untuk memiliki keahlian khusus sekaligis memahami secara mendalam ruang lingkup tugas , kewajiban, serta tanggung jawabnya sebagai wakil Tuhan dengan menyempurnakan takaran dan timbangan yang adil,

62

Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Prespektif Hukum Profresif, Jakarta, Sinar Grafika, 2010, hal 3

63 Lihat Pasal 10 Ayat (1) UU No 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman 64 Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim, Op,.Cit, hal 7

65

kendatipun tersangka yang telah melanggar hukum adalah saudara, kerabat dekat, ataupun atasannya.66

Pengertian tanggung jawab sangat bervariatif, adakalahnya tanggung jawab dikaitkan dengan keharusan unntuk berbuat sesuati dan tanggung jawab dihubungkan dengan kesedihan untuk menerima konsekuensi dari suatu perbuatan. Namun pengertian tanggung jawab lebih berkisar pada kesadaran untuk melaukan, kesediaan untuk melakukan, dan kemampuan untuk melakukan. Tanggung jawab dalam profesi hukum dapat menjadi tiga jenis, yaitu;

a. Tanggung jawab moral

Tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kehidupan profesi yang bersangkutan, baik bersifat pribadi maupun bersifat kelembagaan bagi suatu lembaga yang merupakan wadah para aparat bersangkutan.67

b. Tanggung jawab hukum

Diartikan sebagi tanggung jawab yang menjadi beban aparat untuk melaksanakan tugasnya dengan tida melanggar rambu-rambu hukum

c. Tanggung jawab profesi

Merupakan tuntutan bagi aparat penegak hukum untuk melaksanakan tuganya secara professional sesuai dengan criteria

66Hari Pratama Tegug Dan Usep Saepullah, Teori Dan Praktik………Loc.Cit., hal 303-304 67

teknis yang berlaku dalam bidang profesi, baik bersifat umum maupun khusus dalam lembaganya.68

Tanggung jawab tidak terlepas dari kewajiban seseorang yang tidak dapat dipisahkan dari kapasitas dan kapabilitas sebagai pribadi ataupun anggota masyarakat dalam berinteraksi. Tanggung jawab dapat melahirkan tuntutan hukum, tuntutan moral dan etika bersifat pribadi, seperti penyalagunaan jabatan atau wewenang yang erat dengan kualitas moral dan etika, oleh karena itu perlu dipertegas kembali asas-asas moraltas yang mendasari profesi hakim sebagai pegangan dalam bersikap dan bertindak selama mengemban profesi sebagai hakim peradilan.69

Dokumen terkait