B. Segmen Sekunder
23. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
Beban pemutusan hubungan kerja 1.844.186.463 1.431.889.679
Amortisasi biaya ditangguhkan 2.788.760.315 3.061.583.722
Nilai wajar kredit pemasok 626.621.199 -
Denda pajak 10.240.148 48.281.345
Lain-lain 1.697 -
Jumlah 5.269.809.822 4.541.754.746
23. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki aset dan liabilitas dalam mata uang asing sebagai berikut:
Mata Uang Asing Rupiah ASET
Kas dan setara kas AS$1.881.542 16.600.843.037
EUR2.279 27.250.491
Piutang usaha AS$4.657.174 41.090.248.055
Pembayaran dimuka AS$652.813 5.759.765.040
Jumlah 63.478.106.623
LIABILITAS
Hutang Bank AS$23.191.977 204.622.813.071
Hutang usaha AS$7.862.738 69.372.935.222
EUR124.135 1.484.165.149
¥446.080 51.407.642
Biaya yang masih harus dibayar AS$32.033 282.626.968
Liabilitas jangka panjang AS$2.526.837 22.294.281.527
EUR424.759 5.078.444.807
Jumlah 303.186.674.386
Liabilitas Bersih 239.708.567.763
sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal.
Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan:
a. Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi
Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai wajar mengacu pada harga kuotasi yang dipublikasikan pada pasar aktif. Hutang jangka panjang kepada pemasok dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga pinjaman tambahan pada pasar saat ini untuk jenis pinjaman yang sama.
b. Instrumen keuangan dengan jumlah tercatat yang mendekati nilai wajarnya
Nilai wajar untuk kas dan bank, piutang usaha dan piutang lancar lain-lain, piutang pihak-pihak berelasi, hutang usaha dan hutang lancar lain-lain, hutang bank, beban masih harus dibayar dan hutang dividen mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Jumlah tercatat dari hutang jangka panjang dan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala.
Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 30 September 2011.
Pinjaman Nilai wajar Kewajiban Yang diberikan Melalui laporan biaya perolehan
Dan Piutang Laba rugi Diamaortisasi Jumlah Aset Keuangan
Kas dan setara kas Piutang usaha
Piutang pihak-pihak berelasi Piutang lain-lain
Investasi jangka pendek
23.126.826.170 77.895.700.566 533.580.504 240.000.000 - - - - - 13.970.000 - - - - 23.126.826.170 77.895.700.566 533.580.504 240.000.000 13.970.000 Jumlah 101.796.107.240 13.970.000 - 101.810.077.240 Liabilitas Keuangan Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang dividen Hutang bank
Beban yang masih harus dibayar Liabilitas jangka panjang
- - - - - - - - - - - - 79.633.634.560 49.727.665 966.696.138 204.622.813.071 4.700.817.334 28.221.350.334 79.633.634.560 49.727.665 966.696.138 204.622.813.071 4.700.817.334 28.221.350.334 Jumlah - - 318.195.039.102 318.195.039.102
Instrumen keuangan utama Perusahaan dan Anak Perusahaan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha, hutang bank, hutang usaha dan kredit pemasok.
Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Perusahaan dan Anak Perusahaan menghadapi berbagai macam risiko keuangan, antara lain risiko mata uang, risiko suku bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Tujuan dari manajemen risiko Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah untuk menghadapi ketidakpastian yang dihadapi dalam pasar keuangan dan meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan
Penelaahan direksi dan kebijakan yang disetujui untuk mengelola masing-masing risiko ini dijelaskan secara detail sebagai berikut:
1. Risiko Mata Uang
Mata uang pelaporan Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah Rupiah. Hampir sekitar 75% pendapatan dan 76% biaya produksi Perusahaan dan Anak Perusahaan dalam mata uang dolar AS, sekitar 60% beban operasi perusahaan dalam mata uang Rupiah, sedangkan seluruh pinjaman Perusahaan dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Apabila pendapatan dan biaya produksi Perusahaan dan Anak Perusahaan di dalam mata uang selain Rupiah, dan tidak seimbang dalam hal kuantum dan/atau pemilihan waktu, Perusahaan dan Anak Perusahaan harus menghadapi risiko mata uang asing.
Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk laju pertukaran mata uang asing. Bagaimanapun, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf di atas, fluktuasi dalam nilai tukar Rupiah dan Dolar AS menghasilkan lindung nilai natural untuk laju nilai tukar Perusahaan dan Anak Perusahaan
2. Risiko Suku Bunga
Perusahaan dan Anak Perusahaan dibiayai melalui pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang dan pinjaman lainnya, seperti kredit pemasok dan uang muka dari pihak ketiga.
Oleh karena itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki risiko pasar untuk perubahan tingkat suku bunga terkait atas liabilitas pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang. Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki kebijakan untuk mendapatkan suku bunga tersedia yang paling menguntungkan tanpa meningkatkan risiko mata uang asing mereka.
Tabel berikut menyajikan nilai tercatat berdasarkan, jatuh tempo, instrumen keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dipengaruhi oleh suku bunga:
Kurang dari 1 tahun
Lebih dari
1 tahun Jumlah
Kas dan setara kas Hutang bank
Hutang bank jangka panjang
23.126.826.170 204.622.813.071 3.973.293.353 - - 662.216.176 23.126.826.170 204.622.813.071 4.635.509.529
Risiko kredit yang dihadapi Perusahaan dan Anak Perusahaan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk meringankan risiko ini, Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan kebijakan yang jelas untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan dengan kondisi keuangan yang kuat , dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik.
Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah diberikan, Perusahaan dan Anak Perusahaan akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah jatuh tempo. Tergantung pada penilaian manajemen, pencadangan khusus akan dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko kredit, Perusahaan dan Anak Perusahaan akah menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan sebagai akibat gagal bayar.
4. Risiko likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang muncul dalam situasi dimana posisi arus kas Perusahaan dan Anak Perusahaan dari pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk memenuhi arus kas keluar untuk pengeluaran jangka pendek. Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati berarti mempertahankan kas dan bank yang memadai untuk mendukung kegiatan bisnis secara tepat waktu. Manajemen memonitor dan menjaga level kas dan bank yang diperkirakan cukup untuk mendanai kegiatan operasional, menjaga keseimbangan antara kesinambungan penagihan piutang dan fleksibilitas penggunaan pinjaman bank dan pinjaman lainnya.
5. Risiko harga
Perusahaan dan Anak Perusahaan terkena dampak risiko harga terutama diakibatkan oleh pembelian bahan baku dan bahan pendukung. Kenaikan harga bahan baku yang tinggi akan memberikan dampak negatif bila tidak didukung dengan kenaikan harga jual barang produksi. Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa cara mengelola risiko harga yang paling baik adalah dengan cara meningkatkan efisiensi biaya produksi dan mengawasi tingkat optimal persediaan bahan baku untuk produksi yang berkelanjutan. Selain itu, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah melakukan konversi bahan bakar diesel menjadi bahan bakar gas sehingga bisa tercipta efisiensi pada biaya energi.
26. REKLASIFIKASI
Beberapa angka perbandingkan dalam laporan keuangan interim konsolidasi yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2011/31 Desember 2009 dan sembilan bulan yang berakhir 30 September 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan posisi keuangan interim konsolidasi yang berakhir pada tanggal 30 September 2011.