ESTIMATES AND ASSUMPTIONS
15. ASET TETAP (lanjutan) FIXED ASSETS (continued)
Penambahan aset dalam penyelesaian termasuk kapitalisasi biaya pinjaman untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar nihil (2013 sebesar US$35.181).
The additions to construction in progress include capitalized borrowing costs for the year ended December 31, 2014 amounting to nil (2013: US$35,181).
Penyusutan yang dibebankan pada usaha masing-masing sebesar US$176.975.708 dan US$185.636.321 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Catatan 29 dan 30).
Depreciation charged to operations amounted to US$176,975,708 and US$185,636,321 for the years ended December 31, 2014 and 2013, respectively (Notes 29 and 30).
Pada tanggal 31 Desember 2014, aset tetap Perusahaan diasuransikan terhadap kerugian akibat kebakaran dan risiko lain berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan total nilai pertanggungan untuk pipa onshore sebesar US$50.000.000 untuk setiap kejadian kerugian
atas nilai pertanggungan sebesar
US$887.288.450 dan pipa offshore sebesar US$340.040.079 untuk setiap kejadian kerugian dan US$35.169.518 dan Rp15.048.774.516.777 untuk aset lainnya.
As of December 31, 2014, fixed assets are covered by insurance against losses from fire and other risks under certain blanket policies for with sum insured for onshore pipeline of US$50,000,000 for any one accident or occurrence of sum insured totaling US$887,288,450 and offshore pipeline of US$340,040,079 for anyone accident or occurrence and US$35,169,518 and Rp15,048,774,516,777 for other assets.
Aset tetap Entitas Anak diasuransikan terhadap kerugian akibat kebakaran dan risiko lain berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan total nilai pertanggungan untuk pipa onshore sebesar US$348.251.088 dan pipa offshore sebesar US$702,878,121 untuk setiap kejadian kerugian, sebesar US$11.163.897 dan Rp6.959.323.867 untuk aset lainnya.
The Subsidiaries’ fixed assets are covered by insurance against losses from fire and other risks under certain blanket policies for with sum insured for onshore pipeline of US$348,251,088 and offshore pipeline of US$702,878,121 for any one accident or occurrence, US$11,163,897 and Rp6,959,323,867 for other assets.
Manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
The management of the Group believes that the sum insured are adequate to cover possible losses from such risks.
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, jumlah harga perolehan aset tetap Kelompok Usaha yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan dalam kegiatan operasional adalah masing-masing sebesar US$110.467.795 dan US$91.879.491.
As of December 31, 2014 and 2013, the cost of the Group's fixed assets which have been fully depreciated and still used in the operational activities amounted to US$110,467,795 and US$91,879,491, respectively.
Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, nilai wajar aset tetap Perusahaan masing-masing adalah sekitar sebesar US$3.956.367.305 dan US$7.005.143.594.
As of December 31, 2014 and 2013, the fair values of the Company’s fixed assets approximately
amounted to US$3,956,367,305 and
US$7,005,143,594, respectively.
Berdasarkan penilaian manajemen Kelompok Usaha, tidak ada kejadian-kejadian atau
perubahan-perubahan keadaan yang
mengindikasikan penurunan nilai aset tetap pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.
Based on the assessment of the management of the Group, there are no events or changes in circumstances which may indicate impairment in value of fixed assets as of December 31, 2014 and 2013.
Aset kerjasama operasi merupakan tanah milik Perusahaan di Surabaya yang digunakan oleh PT Citraagung Tirta Jatim untuk pembangunan pusat perbelanjaan dan tanah milik Kantor Pusat di Jakarta yang akan digunakan oleh PT Winatek Sinergi Mitra Bersama untuk pembangunan pusat perbelanjaan, fasilitas parkir dan fasilitas pendukung lainnya (Catatan 40.7).
Joint venture assets represent the Company’s land in Surabaya which is used by PT Citraagung Tirta Jatim for shopping centre development and Head Office’s land in Jakarta which is used by
PT Winatek Sinergi Mitra Bersama for
development of shopping center, parking facility and other supporting facilities (Note 40.7).
Jangka waktu hak atas tanah (Hak Guna Bangunan) yang dimiliki oleh Kelompok Usaha akan berakhir pada berbagai tanggal mulai dari Mei 2022 sampai April 2039 dan dapat diperpanjang.
The terms of the landrights (“Hak Guna Bangunan”) owned by the Group will be expired in
various dates from May 2022 to
April 2039 and can be extended.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, perincian dari aset dalam penyelesaian terdiri dari:
As of December 31, 2014 and 2013, the details of construction in progress consist of:
31 Desember/December 31, 2013 Disajikan kembali/ 2014 As restated
Bangunan Kantor 331.437 411.796 Office Building
Pipa Baja Steel Pipe
Project Management Office (‘’PMO’’) 1 172.457.556 99.625.303 Project Management Office (‘’PMO’’) 1
PMO2 250.016.232 51.839.736 PMO 2
PMO3 286.324.300 235.821.606 PMO 3
PMO4 22.404.174 - PMO 4
Mesin dan Peralatan Machinery and equipment
PMO3 11.377.334 - PMO 3
Lain-lain 1.209.316 54.549.381 Others
Sub-total 744.120.349 442.247.822 Sub-total
Entitas Anak 58.387.722 5.072.146 Subsidiaries
Total 802.508.071 447.319.968 Total
PMO 1 PMO 1
Aset dalam penyelesaian dari PMO 1 terdiri dari: Construction in progress from PMO 1 consist of:
• Jalur pipa Cikande – Bitung (CP3B): 78,54% (tidak diaudit);
• Jalur pipa baja Muara Bekasi – Muara Karang (CP 9): 19,20% (tidak diaudit);
• Paket Penyediaan Penyaluran Gas Muara Karang – Muara Bekasi (PPGMM): 6,86% (tidak diaudit);
• Upgrading Garawangi & Sunyaragi Offtake
Station (CP 12): 19,03% (tidak diaudit).
• Cikande – Bitung pipeline (CP3B) construction:
78.54% (unaudited);
• Muara Bekasi - Muara Karang (CP 9): 19.20%
(unaudited);
• Gas supply distribution Muara Karang – Muara
Bekasi (PPGMM): 6.86% (unaudited);
• Upgrading Garawangi & Sunyaragi Offtake
Station (CP 12): 19.03% (unaudit).
Pada tanggal 31 Desember 2014, manajemen
Perusahaan memperkirakan persentase
penyelesaian proyek dalam aspek keuangan adalah sebesar 48% (tidak diaudit) (Catatan 47).
As of December 31, 2014, the Company’s management estimated the percentage of completion of the project in financial terms is 48% (unaudited) (Note 47).
15. ASET TETAP (lanjutan) 15. FIXED ASSETS (continued)
PMO 2 PMO 2
Aset dalam penyelesaian dari PMO 2 terdiri dari: Construction in progress of PMO 2 consists of:
• Proyek Konsultan Manajemen (PMC) untuk
relocation project SBU 2 dengan penyelesaian
fisik sebesar 30,64% (tidak diaudit);
• Pengadaan pipa region Jawa dengan penyelesaian fisik sebesar 7,54% (tidak diaudit);
• Pemasangan Pipa CP 19 terkait dengan pekerjaan konstruksi jalur pipa Otsuka – Purwosari dengan penyelesaian fisik sebesar 53,84% (tidak diaudit).
• Project Management Consultancy (PMC) for
relocation project of SBU 2 with physical settlement of 30.64% (unaudited);
• Procurement of pipes Java region with physical
settlement of 7.54% (unaudited);
• Installation of CP 19 pipe in relation to
construction of Otsuka – Purwosari pipeline
with physical completion of 53.84%
(unaudited).
Pada tanggal 31 Desember 2014 manajemen
Perusahaan memperkirakan persentase
penyelesaian Wilayah 2 dalam aspek keuangan adalah sebesar 27% (tidak diaudit) (Catatan 47).
As of December 31, 2014 the Company’s management estimated the percentage of completion in financial terms of Area 2 is 27% (unaudited) (Note 47).
PMO 3 PMO 3
Aset dalam penyelesaian dari PMO 3 terdiri dari:
• Proyek LNG Floating Storage And
Regasification Facilities (FSRF)
Proyek ini mencakup:
• Pembangunan pipa offshore sepanjang kurang lebih 21 km dari fasilitas penambat (mooring system) ke landfall
dan pipa onshore dengan panjang kurang lebih 1 km dari landfall ke Fasilitas Penerima Onshore (ORF) di Labuhan Maringgai;
• Pembagunan Fasilitas Penerima
Onshore (ORF) di Labuhan Maringgai
dengan kapasitas 240 mmfcfd;
• Pembangunan Off-Take Station (OTS) di Labuhan Maringgai dengan kapasitas 80 mmscfd.
Construction in progress of PMO 3 consists of:
• LNG Floating Storage And Regasification
Facilities (FSRF) The project is consists of:
• Construction of offshore pipeline in which
the approximate length is 21 km from mooring system to landfall area and offshore pipeline with approximate length is 1 km landfall area to Onshore receiving Facilities (ORF) in Labuhan Maringgai;
• Construction of Onshoe receiving Facilities
(ORF) in Labuhan Maringgai with capacity of 240 mmfcfd;
• Construction of Off-Take Station (OTS) in
Labuhan Maringgai with a capacity of 80 mmscfd.
LNG FSRF ini merupakan fasilitas untuk
menunjang Floating Storage and
Regasification Unit (FSRU). FSRU adalah
sebuah vessel dengan kapasitas
penyimpanan 170.000 m3. FSRU tersebut memiliki kapasitas send out rate LNG sampai dengan 240 mmfscd dengan send out
pressuresebesar 1140 Psig. Proses transfer
LNG dari LNG carrier ke FSRU menggunakan metode ship to ship transfer dengan kapasitas tingkat muatan 5.000 m3 per jam. Pembangunan FSRU ini dilengkapi dengan
mooring system.
LNG FSRF is a facility to support Floating
Storage and Regasification Unit (FSRU).
FSRU is a vessel with storage capacity
170,000 m3. The FSRU will have send out rate LNG up to 240 mmscfd with send out pressure up to 1140 Psig. LNG transfer system from LNG carrier to FSRU by ship to ship transfer method with capacity of loading rate 5,000 m3 per hour. The construction of FSRU is supported with mooring system facility.
PMO 3 (lanjutan) PMO 3 (continued)