• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PENYUSUNAN DOKUMEN DAFTAR RENCANA

A.2. Asian Development Bank (ADB)

A.2.1. Siklus Kegiatan ADB

a. Penyusunan Country Strategy and Program (CSP) b. Identifikasi Proyek (Project Identification)

c. Persiapan (Preparation) d. Penilaian (Appraisal)

e. Negosiasi dan Persetujuan Direksi (Loan Negotiation and Board Approval)

f. Pelaksanaan (Implementation) g. Evaluasi (Evaluation)

A.2.2. Latar Belakang

ADB merupakan lembaga pendanaan pembangunan multilateral. Didirikan pada tahun 1966 dengan tujuan untuk meningkatkan pembangunan dibidang sosial dan ekonomi negara-negara berkembang (developing member countries/DMCS) yang menjadi anggotanya di wilayah Asia dan Pasifik. Pinjaman ADB kepada Indonesia dimulai pada tahun 1969. Pada tahun-tahun menjelang krisis, pinjaman tahunan ADB mencapai jumlah USD 1-1,2 milyar. Selama krisis komitmen peminjaman meningkat cukup besar. Sejak tanggal 31 Desember 2000 ADB sudah menyetujui 254 pinjaman (tidak termasuk pinjaman sektor swasta tanpa jaminan pemerintah) berjumlah USD 17,9 milyar.

1

2

3

4

5

6

Identification Preparation Appraisal

Loan Negotiatioan & Board Approval Evaluation

Implementation

Gambar 4 Siklus Proyek ADB

Berikut ini dijelaskan mengenai alur tahapan kegiatan yang digunakan oleh ADB dalam menjalankan misinya.

A.2.3. Penyusunan Country Strategy and Program (CSP)

Country Strategy and Program untuk Indonesia disusun oleh ADB berdasarkan masalah yang terjadi dan kegiatan bantuan yang akan diberikan kepada Indonesia selama periode CSP tersebut. CSP menjadi arahan bagi ADB dalam melaksanakan kegiatannya yang disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Indonesia. CSP memiliki dua agenda utama yaitu mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program pengaturan dan anti korupsi menjadi perhatian ADB dalam kegiatan operasinya di lima bidang,

yaitu infrastruktur dan pelayanannya, sektor keuangan, desentralisasi, percepatan MDG, dan manajemen sumber daya alam. Selain sasaran kegiatan yang akan dilakukan, CSP juga memuat hambatan dan tantangan yang terjadi pada daerah kerjanya. Hambatan dan tantangan tersebut menjadi masukan dalam menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan.. Selain itu pula, hal-hal yang menjadi bahan pelajaran (lesson-learned) dari pelaksanaan berbagai kegiatan sebelumnya juga disampaikan pada CSP.

Strategi dan program bantuan terhadap Indonesia dijelaskan lebih rinci dan dilengkapi dengan bidang strategis dan hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan bantuan. Arahan bantuan ADB juga dijabarkan untuk setiap bidang strategis yang menjadi prioritas. Selain itu, indikasi kebutuhan dan permintaan sumber daya lokal (indicative internal resource requirements) dijelaskan dalam program bantuan ADB. Manajemen resiko dan kinerja pengawasan dan evaluasi dijelaskan pada bagian akhir CSP yang menjelaskan rencana pelaksanaan dan pengawasan.

A.2.4. Identifikasi Proyek (Identification)

Suatu proyek biasanya diidentifikasi selama periode konsultasi antara pihak Bank (ADB) dengan pihak negara peminjam. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu kajian tentang situasi ekonomi negara tersebut, rencana kedepan dan prioritas yang ditetapkan dalam Country Programming Mission ADB.

Tahap Identifikasi Proyek ini terbagi dalam dua tahap: • Economic and Sector Work

Tahap I ini merupakan pengkajian makroekonomi, kebijakan ekonomi, sektor lingkungan, dan masalah sosial ekonomi negara anggota.

• Country Operational Program

Informasi yang diperoleh dari tahap I kembali dikaji dan dikaitkan dengan prioritas strategi Bank yang digunakan untuk menyusun tahap II ini. Tahap I dan II kemudian dipakai sebagai dasar identifikasi area khusus untuk kerjasama yang meliputi pengembangan kebijakan, penguatan institusi, dan kemungkinan investasi.

A.2.5. Tahap Persiapan Proyek (Preparation)

Pada tahap ini dilakukan Misi Fact-Finding untuk mendapatkan informasi yang lebih detil mengenai seluruh aspek dari proyek yang diusulkan, sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan kelanjutan proyek ke tahap berikutnya. Tahap persiapan ini meliputi studi kelayakan teknis, ekonomi, dan kemampuan keuangan sebuah proyek. Persiapan ini dapat dilakukan oleh Pemerintah, atau lembaga lain. Bank sering menyediakan bantuan teknis (technical assistance) untuk studi kelayakan yang dilakukan oleh konsultan. Hasil kerja konsultan berupa draft final report diperiksa oleh wakil Pemerintah, dan Bank, hal ini disebut sebagai project fact-finding.

Kotak 7 Kategori Technical Assistance ADB

Technical Assistance (TA) Bank terdiri dari empat macam kategori yaitu: a. Project Preparatory Technical Assistance (PPTA)

Bantuan teknis ini biasanya digunakan untuk menyusun proyek-proyek yang dapat dibiayai oleh ADB atau sumber lainnya. Pada beberapa kasus seperti penyiapan survey pendahuluan sektor, masterplan, atau review untuk mengidentifikasi permasalahan sektoral yang akan dihadapi oleh proyek dapat juga menggunakan fasilitas PPTA.

PPTA dapat dimanfaatkan untuk:

• Feasibility study yang mencakup disain pendahuluan (preliminary design), rekayasa pendahuluan (preliminary engineering), perkiraan biaya (cost estimates), serta analisa teknis, lingkungan, ekonomi, dan sosio-ekonomi, studi dampak sosial, studi untuk inisial benchmark indicator, dan

• Rekayasa Detil (Detail engineering) mencakup detil desain, spesifikasi, detil perkiraan harga, dokumen tender dan prakualifikasi penawaran.

b. Project Implementation Technical Assistance (PITA)

Untuk membantu implementasi, operasi dan manajemen suatu proyek yang dibiayai oleh ADB. PITA menyediakan bantuan untuk:

Penyiapan tender dokumen, prakualifikasi penawaran, evaluasi penawaran,

pengawasan konstruksi dan operasi awal sebuah proyek.

Training proyek untuk personil lokal.

c. Advisory Technical Assistance (ADTA)

Untuk membiayai institution building, plan-formulation, dan studi kajian mengenai sektor, kebijakan atau permasalahan lain. ADTA umumnya diterapkan pada konteks sektor atau ekonomi yang luas. ADTA berfungsi untuk membantu negara-negara anggotanya dalam hal:

• Perkuatan lembaga

• Mempersiapkan rencana program pembangunan sektoral dan nasional. • Melakukan kajian kebijaksanaan, kajian sektoral dan kajian

permasalahan-permasalahan terkini.

• ADTA memegang peran penting dalam upaya-upaya ADB untuk meningkatkan kemampuan manajemen, teknis dan finansial negara-negara berkembang yang menjadi anggota.

d. Regional Technical Assistance (RETA)

RETA merupakan kegiatan bantuan teknis yang mencakup lebih dari satu negara yang mempunyai kepentingan atau permasalahan atas hal yang sama. Bantuan teknis RETA diklasifikasikan dalam lima kategori:

• Studi/kajian • Training • Konferensi • Simposium /workshop • Riset • Kegiatan lainnya.

A.2.6. Penilaian Proyek (Appraisal)

Seluruh aspek dari proyek yang diusulkan serta sektor dan sub sektor yang terkait turut dikaji dan dianalisa. Pada tahap ini, selain mengkaji persyaratan (terms and conditions), Bank (ADB) dan Pemerintah juga mengkaji aspek teknik, keuangan, ekonomi, lingkungan, pemasaran, dan manajemen, serta potensi dampak sosial.

A.2.7. Negosiasi & Persetujuan Pinjaman (Loan Negotiation & Board Approval)

Setelah pihak ADB mengetahui bahwa proyek tersebut sesuai dengan persyaratan untuk dibiayai, maka akan dilakukan negosiasi pinjaman secara formal. Setelah tercapai kesepakaan dalam negosiasi, proposal pinjaman akan diajukan ke Dewan Direktur ADB untuk mendapatkan persetujuan. Saat persetujuan tercapai, dilakukan penandatangan Nakah Perjanjian oleh Presiden ADB dan wakil resmi dari pihak peminjam (pemerintah).

A.2.8. Implementasi Proyek (Implementation)

Proyek dilaksanakan oleh executing agency sesuai dengan jadwal dan prosedur yang telah disetujui. Proses perekrutan konsultan, disain teknik, penyiapan dokumen lelang dan proses pengadaan/konstruksi dilaksanakan pada tahap ini. Pencairan dana dilakukan untuk pembiayaan kegiatan yang telah disetujui sesuai dengan Naskah Perjanjian (loan agreement).

Umumnya pinjaman akan berlaku efektif sesudah 90 hari setelah penandatanganan Naskah Perjanjian dilakukan. Namun untuk persiapan proyek (pemilihan konsultan, penyiapan detail desain,

penyusunan dokumen tender, pelelangan, persetujuan kontrak dan pengadaan peralatan) biasanya memakan waktu yang lebih lama.

Dalam kasus khusus ADB mungkin menyetujui permintaan pihak peminjam untuk melakukan kegiatan pengadaan lebih awal selama tahap appraisal untuk mempercepat pelaksanaan proyek.

Jika pembiayaan retro-aktif belum disetujui, ADB tidak akan membiayai pengeluaran untuk pengadaan hingga tanggal efektif pinjaman meskipun sebelumnya telah disetujui untuk melakukan percepatan pengadaan lebih awal.

A.2.9. Evaluasi Pasca Pelaksanaan Proyek (Evaluation)

Misi pasca-evaluasi dilaksanakan pada interval tertentu setelah penyiapan Project Completion Report (PCR). Misi akan memeriksa persiapan, desain, appraisal dan aspek-aspek implementasi dari proyek seperti cost dan benefit dan manfaat yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Misi tersebut juga akan mempelajari permasalahan-permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek. Hasil temuan dari misi akan disusun bersama-sama dengan PCR untuk membentuk Project Performance Audit Report (PPAR).

A.2.10. Penyelesaian Proyek (Completion)

Setelah proyek selesai dilaksanakan, Bank menyiapkan Project Completion Report. Bank melakukan evaluasi formulasi dan pelaksanaan proyek. Kemudian Bank juga menyiapkan Project Performance Audit Report yang berisikan penilaian (assessment) terhadap project formulation and implementation termasuk faktor manfaat ekonomi, finansial, dan sosial serta dampak lingkungan.

Dokumen terkait