III. METODE PENELITIAN
4.2 Analisis Kelayakan Usaha
4.2.5 Aspek Finansial
Aspek finansial ditinjau dari jumlah manfaat yang diperoleh dan jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Sumber
modal yang digunakan Magenta Farm yaitu modal sendiri yang
berasal dana pribadi pemilik usaha budidaya cacing tanah ini, tanpa mengadakan pinjaman dana ke lembaga keuangan tertentu.
46
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Harga cacing tanah Magenta Farm Rp 45.500 per kg diambil
dari harga rata-rata pasar di Jawa Barat yang berkisar antara Rp 30.000 – Rp 60.000. Serta lebih murah dari harga yang berlaku di pasar wilayah Bogor yaitu Rp 50.000.
2. Produk kascing tidak dijual, melainkan diberikan secara
cuma-cuma bagi masyarakat sekitar yang memberikan kontribusi
kepada Magenta Farm.
3. Produksi cacing tanah Magenta Farm diawali dengan bibit
cacing tanah sebanyak 14 kg, dimana per kg bibit cacing tanah mampu menghasilkan 10 kg cacing tanah per bulan. Sehingga dihasilkan 560 kg cacing tanah per periode produksi (4 bulan) atau sebanyak 1.680 kg cacing tanah per tahun.
4. Survival Rate (SR) atau tingkat bertahan hidup cacing yang dibudidayakan diasumsikan sebesar 90 persen hidup dan layak panen.
5. Harga-harga peralatan dan bahan operasional Magenta Farm
diambil dari harga yang berlaku di pasar wilayah Bogor.
6. Tingkat suku bunga untuk perhitungan Net Present Value
digunakan tingkat suku bunga kredit Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang berlaku saat ini, yaitu 13,5 persen.
7. Periode proyek diasumsikan selama 2 (dua) tahun, mengacu
pada umur teknis maksimal dari asset yang digunakan.
8. Pada analisis Switching Value diasumsikan terjadi penurunan
harga jual produk sebesar 4,13 persen. Penurunan harga ini diasumsikan akibat dari semakin bertambahnya produk pakan ternak sebagai subtitusi cacing tanah yang terdapat di pasar, sehingga harga produk dituntut untuk bersaing lebih rendah.
1) Biaya Pra-Investasi dan Investasi
Biaya yang harus dikeluarkan untuk pra-investasi dan
sebesar Rp 22.522.000,- dengan rincian yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Biaya yang dikeluarkan yaitu untuk kebutuhan survey pasar, transportasi saat survey, dan untuk berbagai aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan usaha budidaya cacing tanah.
2) Biaya Operasional
Kebutuhan operasional terdiri dari dua jenis biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Total biaya operasional yang dibutuhkan untuk satu periode produksi (4 bulan) adalah sebesar Rp 21.057.000,- dengan rincian yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Biaya variabel yaitu biaya yang dapat berubah apabila terjadi perubahan volume produksi, pada usaha ini meliputi biaya untuk peralatan dan bahan. Sedangkan biaya tetap merupakan biaya nominalnya yang tidak terpengaruh oleh jumlah produksi, pada usaha ini meliputi biaya tenaga kerja dan administrasi.
3) Laporan Laba/Rugi
Laporan keuangan berupa income statement atau
laporan laba/rugi Magenta Farm dengan kapasitas produksi
1,68 ton per tahun. Harga jual cacing tanah Rp 45.500,- per kilogram menghasilkan keuntungan sebesar Rp 9.235.260,- untuk tahun pertama dan Rp 15.426.900,- untuk tahun kedua dengan rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 5. Keuntungan ini diperoleh dari selisih antara pendapatan dari penjualan produk dengan biaya operasional serta pajak yang harus dikeluarkan.
4) Analisis Finansial
a.Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
Suatu usaha dikatakan layak jika R/C Ratio lebih besar dari satu (R/C > 1). Hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R/C maka tingkat keuntungan suatu usaha
48
semakin tinggi. Perhitungan untuk Magenta Farm adalah sebagai berikut : R/C Ratio = R TFC+TVC = 61.916.400 30.960.000+18.057.000 = 1,263
Artinya, setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,263 atau sama dengan memperoleh keuntungan sebesar Rp 0.263.
b.Break Even Point (BEP)
BEP dapat dinyatakan dalam BEP harga dan BEP produksi. Usaha akan dikatakan layak jika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini atau nilai BEP harga lebih rendah dari harga yang berlaku saat ini.
a) BEP (unit) = TVC P−VCU = 18.057.000 45.500− 18.057.000 1.680 = 18.057.000 45.500−10.748,214 = 18.057.000 34.751, 786 = 519,599 kg
Artinya, usaha tidak akan mengalami kerugian maupun perolehan keuntungan saat produksi cacing tanah mencapai 519,599 kg.
b) BEP (harga) = TFC 1−VCU P = 30.960.000 1− 10.748,214 45.500 = 30.960.000 1−0,236 = 30.960.000 0, 764 = Rp 40.523.560,21 per 1.680 kg = Rp 24.121,167 per kg
Artinya, usaha tidak akan mengalami kerugian maupun perolehan keuntungan saat menjual hasil produksi dengan harga Rp 40.523.560,21 per 1680 kg cacing tanah; atau sama dengan Rp 24.121,167 per kg.
c. Net Present Value (NPV)
Berdasarkan perhitungan cash flow pada Lampiran 6,
nilai NPV Magenta Farm adalah Rp. 4.047.441,-. Artinya pada masa mendatang yaitu saat waktu akhir proyek, nilai keuntungan Magenta Farm yang dikonversikan pada nilai saat ini adalah sebesar Rp. 4.047.441,-.
d. Internal Rate Return (IRR)
Berdasarkan perhitungan cash flow pada Lampiran 6,
nilai IRR Magenta Farm adalah 53 persen. Artinya tingkat
nilai pengembalian investasi usaha Magenta Farm ini adalah
sebesar 53 persen.
e. Net Benefit Cost Ratio (NBCR)
Kriteria Net B/C ratio yaitu nilainya harus >1 untuk
menunjukan suatu proyek layak dilaksanakan atau tidak.
Berdasarkan perhitungan cash flow pada Lampiran 6, nilai Net
50
sekarang dari pengelaran sebesar Rp 1 akan memberikan manfaat sebesar Rp 1,530.
e. Payback Period (PBP)
Berdasarkan perhitungan cash flow pada Lampiran 6,
nilai PBP Magenta Farm adalah 1,26 tahun. Artinya modal investasi yang dimiliki dapat dikembalikan dalam jangka waktu 1,26 tahun atau sekitar 15 bulan. Angka ini
menunjukkan Magenta Farm layak melaksanakan proyek
karena angka PBP lebih kecil dari angka 2 tahun umur proyek.
f. Analisis Switching Value (Nilai Pengganti)
Analisis kepekaan dalam penelitian ini diasumsikan apabila terjadi penurunan harga jual produk cacing tanah sebesar 4,13 persen. Angka 4,13 persen ini diperoleh dari perkiraan perhitungan kemungkinan terjadinya penurunan harga yang dapat menyebabkan angka NPV mendekati nol.
Berdasarkan perhitungan dengan penurunan harga jual produk sebesar 4,13 persen, diperoleh nilai Net B/C sebesar 1,004; IRR 0 persen; PBP 14,3 tahun; dan NPV mendekati nol, yaitu sebesar Rp 34.731,-. Ditinjau dari angka-angka tersebut maka dapat disimpulkan saat terjadi penurunan harga jual produk cacing tanah mencapai 4,13 persen maka sebaiknya usaha ini dihentikan karena tidak layak jika dilihat dari berbagai kriteria aspek finansial.
1. Kesimpulan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat membudidayakan cacing tanah, yaitu penyiapan wadah, pembuatan medium/media, penyiapan bibit, penebaran, dan pemeliharaan. Satu periode kegiatan budidaya cacing tanah adalah selama 4 (empat) bulan, setelah berbagai kegiatan pemeliharaan dilakukan, maka dapat dilakukan kegiatan panen kemudian pascapanen, dan akhirnya dipasarkan. Ditinjau dari aspek kelayakan bisnis yang meliputi aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek dampak lingkungan, dan aspek finansial maka Magenta
Farm dapat dinyatakan layak untuk melaksanakan usaha budidaya cacing
tanah.
Analisis kelayakan investasi Magenta Farm menunjukan nilai R/C
Ratio 1,263; BEP unit 519,599 kg; BEP harga Rp 24.121,167 per kg; NPV Rp. 4.047.441; IRR 53 persen; Net B/C 1,530; PBP 1,26 tahun. Dengan
demikian Magenta Farm ini dapat dinyatakan layak untuk melaksanakan
usaha budidaya cacing tanah. Analisis switching value dengan asumsi
apabila terjadi penurunan harga jual produk cacing tanah sebesar 4,13 persen menghasilkan nilai Net B/C sebesar 1,004; IRR 0 persen; PP 14,3 tahun; dan NPV mendekati nol, yaitu sebesar Rp 34.731. Dari hasil
analisis switching value dapat dibuat pernyataan bahwa saat terjadi
penurunan harga jual produk cacing tanah mencapai 4,13 persen maka sebaiknya usaha ini dihentikan karena tidak layak jika dilihat dari berbagai kriteria aspek finansial.