• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.3. Metode Penelitian

3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dengan bantuan komputer. Data dan informasi dikelompokkan terlebih dahulu ke dalam komponen arus biaya dan manfaat, dan disajikan dalam bentuk tabulasi yang digunakan untuk mengklasifikasi data yang ada serta untuk mempermudah analisis data.

Analisis data dalam penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan budidaya cacing tanah. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis kelayakan finansial dari pelaksanaan kegiatan budidaya cacing tanah oleh Magenta Farm. Data yang diperoleh diolah secara manual dengan menggunakan program komputer Ms. Excel.

1. Analisis Aspek Teknis

Aspek teknis dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi, teknis, dan proses operasional kegiatan distribusi.

2. Aspek Manajemen

Aspek ini dapat dilihat berdasarkan struktur pengelola proyek, spesifikasi keahlian dan tanggung jawab pihak yang terlibat dalam proyek dan pelaksanaan distribusi di lapangan. 3. Analisis Aspek Pasar

Analisis aspek pasar dapat dilihat dari sisi produk yang dihasilkan dimana adanya permintaan yang terjadi akan berpotensi untuk menghasilkan penerimaan yang diharapkan menguntungkan dari kegiatan pemasaran.

4. Analisis Aspek Sosial dan Lingkungan

Aspek sosial dianalisis dengan melihat dampak yang ditimbulkan dari kegiatan usaha budidaya cacing tanah terhadap lingkungan sekitar yang mungkin terpengaruh oleh aktivitas perusahaan, maupun manfaat bagi perusahaan sendiri. 5. Analisis Aspek Finansial

Penerapan kelayakan investasi dilakukan dengan membandingkan antara besarnya biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diterima dalam suatu proyek investasi untuk jangka waktu tertentu. Analisis investasi dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun aliran tunai. Dalam analisis finansial diperlukan kriteria investasi yang digunakan untuk melihat kelayakan suatu usaha. Sebagai kriteris investasi digunakan beberapa indikator kelayakan investasi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP).

22

a. Net Present Value (NPV)

Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut: NPV = = BtCt (1+i)i t=1 n

………. (1) Keterangan:

Bt = Penerimaan (Benefit) pada tahun ke-t Ct = Biaya (Cost) pada tahun ke-t

i = Discount rate (%) n = umur proyek

Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria kelayakan investasi, yaitu:

1. Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima 2. Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak

3. Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walaupun proyek diterima ataupun ditolak.

b. Internal Rate Return (IRR)

Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut : IRR =i 1+ NPV1 NPV 1NPV 2 x(i 2i 1)………..…. (2) Keterangan :

NPV1 = NPV yang bernilai positif NPV2 = NPV yang bernilai negatif

i1 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif i2 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif c. Net Benefit Cost Ratio (NBCR)

Kriteria Net B/C ratio yaitu nilainya harus >1 untuk menunjukan suatu proyek layak dilaksanakan atau tidak. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Net B/C = Bt (1+i)i t=1 n

Ct (1+i)i t=1 n

……….. (3) Keterangan :

Bt = Penerimaan pada tahun ke-t Ct = Biaya pada tahun ke-t n = umur proyek (tahun) i = Discount rate d. Payback Period (PBP)

Secara sistematis Payback Period dapat dirumuskan sebagai berikut :

PBP =V

I ………..…………(4)

Keterangan :

V = Nilai biaya investasi I = Benefit bersih per periode

e. Analisis Swicthing Value (Nilai Pengganti)

Analisis switching value digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan pada nilai penjualan dan biaya variabel yang akan menghasilkan keuntungan normal yaitu NPV sama dengan nol atau mendekati, IRR sama dengan tingkat suku bunga berlaku, dan Net B/C sama dengan satu.

Variabel yang akan dianalisis dengan switching value merupakan variabel yang dianggap signifikan dalam proyek. Adapun variabel-variabel yang dimaksud antara lain nilai input dan biaya variabel, sehingga dengan analisis ini akan dicari tingkat harga penjualan minimum dan peningkatan biaya maksimum agar proyek masih dapat dikatakan layak.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Usaha

Unit usaha tani dengan nama Magenta Farm ini merupakan usaha

tani yang baru dibentuk pada pertengahan tahun 2010. Usaha ini dibentuk oleh Shandi Gozali, SE yang kemudian merekrut beberapa anggota dari masyarakat sekitar lokasi usaha untuk menjadi tenaga kerja tetap di

Magenta Farm. Jumlah tenaga kerja pada Magenta Farm ini yaitu

sebanyak 5 (lima) orang yang terdiri dari 1 orang pemilik, 1 orang pada bagian Keuangan dan Administrasi, 1 orang pada bagian Pemasaran, dan 2 orang bagian Pemeliharaan.

Usaha tani ini merupakan unit usaha baru yang sangat optimis pada bisnis produk cacing tanah dengan melihat jumlah permintaan pasar yang belum dapat dipenuhi oleh para peternak cacing tanah, khususnya pada

pasar lokal. Magenta Farm bergerak pada bidang produksi sekaligus

pemasaran produk cacing tanah jenis Lumbricus rubellus yang sebenarnya

sudah umum dipasarkan, khususnya di Indonesia. Fokus orientasi dari produksi cacing tanah ini adalah untuk dijual dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak, khususnya ternak unggas yang berada di kawasan Bogor. Sebagai target pasar pada usia usaha yang masih muda, perusahaan memilih kawasan yang terletak tidak terlalu jauh dari lokasi usaha.

Lokasi Magenta Farm ini terletak di daerah Leuwiliang Bogor,

tepatnya di desa Nanggung. Lokasi ini digunakan atas dasar beberapa alasan, yaitu lokasi milik pribadi untuk meminimalkan biaya investasi, kondisi lingkungan yang sangat mendukung pertumbuhan cacing tanah, dan lokasi usaha tidak terlalu jauh dari lokasi pasar yaitu daerah Nanggung itu sendiri, Cigudeg, Desa Kalong, Cirangsad, Pabuaran, Wates, Bunar, dan Leuwisadeng yang merupakan daerah dimana banyak terdapat peternakan ayam dan ikan.

a. Bidang Produksi

Cacing tanah sering dianggap sebagai makhluk tidak berguna dan menjijikkan. Namun, cacing tanah ternyata memiliki potensi

yang besar untuk dibudidayakan secara komersial yang berorientasi agribisnis. Agribisnis cacing tanah ini dapat bermanfaat untuk diaplikasikan untuk kepentingan persediaan industri pakan ternak dan ikan nasional, memasok kebutuhan industri farmasi dan obat-obatan, mengubah limbah organik menjadi media tanam yang baik dan murah dalam mendukung usaha pertanian, serta menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Cacing tanah sendiri dapat menghasilkan 2 (dua) jenis produk, yaitu cacing tanah segar untuk konsumsi langsung atau untuk keperluan agroindustri, dan dalam bentuk kascing yang merupakan kotoran cacing tanah dan dapat digunakan sebagai pupuk untuk keperluan perkebunan.

Bidang produksi yang digeluti oleh Magenta Farm ini adalah

bidang produksi cacing tanah yang meliputi beberapa kegiatan, mulai dari penyiapan wadah, pembuatan medium (tempat hidup cacing tanah), penyiapan bibit, penebaran, pemeliharaan, pengendalian hama, penggantian medium, panen, dan pascapanen yang kemudian akan dipasarkan ke para peternak ayam dan ikan di daerah-daerah yang menjadi target pemasaran produk cacing tanah.

Magenta Farm tidak hanya beraktivitas atas dasar tujuan

keuntungan (profit oriented) semata, tetapi juga atas dasar tujuan

sosial (social oriented) dimana perusahaan memiliki tujuan untuk

membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar lokasi usaha yang umumnya masih hidup dengan tingkat kesejahteraan yang minimal. Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membantu masyarakat sekitar yang banyak menggantungkan hidupnya dengan cara berkebun yaitu dengan memberikan kascing yang dihasilkan oleh perusahaan kepada masyarakat sekitar tanpa harus membayar kascing tersebut dengan uang. Pemberian kascing difokuskan kepada masyarakat yang ikut memberikan kontribusi kepada perusahaan, yaitu dengan memberikan rumput atau batang pisang yang dapat diperoleh dengan sangat mudah di sekitar rumahnya. Rumput dan batang pisang ini akan digunakan

  26

oleh perusahaan sebagai campuran bagi medium untuk tempat hidup cacing tanah yang diternakkan.

b. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan misi perusahaan merupakan salah satu pedoman bagi perusahaan untuk tetap fokus pada tujuan didirikannya perusahaan dan berbagai aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut.

1) Visi Perusahaan

Memenuhi kebutuhan pasar lokal, khususnya daerah Bogor akan produk cacing tanah dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, khususnya di sekitar lokasi usaha Magenta Farm.

2) Misi Perusahaan

Magenta Farm akan berusaha mencapai visi dengan cara :

a. Melakukan kegiatan produksi cacing tanah dengan volume

yang memadai jumlah permintaan di pasar, khususnya daerah Bogor.

b. Melakukan kegiatan pemasaran cacing tanah, khususnya di

daerah Bogor.

c. Menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya bagi masyarakat

di sekitar lokasi usaha.

d. Memberikan bantuan berupa kascing kepada masyarakat di

sekitar lokasi usaha yang membutuhkannya untuk melakukan usaha.

Dokumen terkait