• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1.3. Aspek Kelayakan Proyek 1. Aspek Pasar

Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli atau saling bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran sehingga membentuk harga. Menurut Umar (2001), analisis permintaan yang menghasilkan perkiraan permintaan terhadap suatu produk merupakan salah satu alat penting bagi manajemen perusahaan. Dari perkiraan penjualan, perusahaan dapat memperkirakan anggaran perusahaan, dan dari anggaran perusahaan dapat ditentukan, misalnya jumlah dan macam tenaga kerja yang dibutuhkan, kecukupan alat-alat produksi, ketersediaan bahan mentah dan daya tampung gudang. Dengan menganalisis aspek pasar maka perusahaan mampu menentukan produk atau jasa yang akan dijadikan benchmark bagi rancangan produk atau jasa yang akan dijual, mampu menentukan jenis pasar yang akan dipilih baik dari sisi produsen maupun dari sisi konsumen, mampu melakukan analisis untuk dapat menentukan pergerakan permintaan konsumen akan produk yang akan dijual serta pergerakan kemampuan para produsen dalam penawarannya di pasar, dan mampu memberikan informasi tentang pangsa pasar (market share) produk-produk sejenis yang dianggap sebagai pesaing baik untuk saat ini maupun perkiraan ke depan.

Dari sudut pandang output, analisis pasar untuk hasil proyek sangat penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada suatu harga yang menguntungkan. Sedangkan dari sudut input, rencana-rencana

yang cocok untuk meyakinkan tersedianya bahan baku dan bahan penolong yang diperlukan untuk dapat menggunakan teknologi baru atau proses produksi baru (Gittinger, 1986). Pengkajian aspek pasar berfungsi menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan pasar bersangkutan melalui informasi. Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan serta permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan pemasaran. Dengan demikian, hal itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan-keputusan yang akan diambil (Soeharto, 2002).

3.1.3.2. Aspek Manajemen

Masalah-masalah dalam persiapan proyek berkisar di antara aspek-aspek institusional, organisasional, dan manajerial yang tumpang tindih (overlapping), yang secara jelas mempunyai pengaruh yang penting terhadap pelaksanaan proyek (Gittinger, 1986). Manajemen dalam pembangunan proyek bisnis maupun manajemen dalam implementasi rutin bisnis adalah sama saja dengan manajemen lainnya. Manajemen berfungsi untuk aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Hasil studi aspek manajemen dapat memberikan informasi dalam dua kegiatan pokok, yaitu manajemen dalam pembangunan proyek bisnis dan manajemen dalam implementasi bisnis rutin dalam hal perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian, dan mengakhiri pembangunan proyek (Umar, 2001).

Menurut Soeharto (2002), dari sejumlah pemikiran manajemen modern, sedikitnya dua yang merupakan dasar dari konsep manajemen proyek dan operasi. Kedua pemikiran manajemen itu adalah manajemen klasik dan pemikiran sistem. Manajemen klasik atau disebut general management menjalankan tugas-tugas manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Pemikiran sistem adalah pemikiran yang memandang segala sesuatu dari wawasan totalitas dan ditandai oleh orientasi keberhasilan misi total sistem. Semua keputusan harus didasarkan atas optimasi kinerja total sistem. Misalnya, untuk operasi suatu perusahaan tujuannya adalah memenuhi kepentingan perusahaan bukan kepentingan unsur-unsurnya, seperti divisi logistik, pemasaran, dan manufaktur.

3.1.3.3. Aspek Teknis

Aspek teknis dikaji untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin (Umar, 2001). Pengkajian aspek teknis dalam studi kelayakan dimaksudkan untuk memberikan batasan atas garis besar parameter-parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik proyek. Pengkajian aspek teknis amat erat hubungannya dengan aspek-aspek lain, terutama aspek ekonomi, finansial, dan pasar. Hubungan yang erat diartikan sebagai saling memberi masukan, di mana keputusan mengenai aspek yang satu tergantung pada bagaimana dampaknya terhadap aspek yang lain atau sebaliknya. Aspek teknis mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkiraan biaya dan jadwal, karena akan memberikan batasan-batasan lingkup proyek secara kuantitatif (Soeharto, 2002).

Menurut Gittinger (1986), analisis secara teknis berhubungan dengan penyediaan input (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa. Aspek teknis sangat penting, karena analisis proyek hanya akan dapat berjalan bila analisis secara teknis dapat dilakukan.

3.1.3.4. Aspek Sosial Ekonomi

Aspek ini didasarkan atas landasan yang lebih luas, yaitu melihat biaya dan manfaat proyek dari sudut kepentingan sosial atau masyarakat yang dapat diasosiasikan dengan kepentingan sosial atau masyarakat secara menyeluruh. Analisis sosial ekonomi terutama digunakan untuk mengkaji kelayakan proyek-proyek publik (public projects) yang umumnya disponsori pemerintah, seperti pembuatan bendungan, saluran irigasi, jalan, jembatan, pelabuhan, perbaikan, perkampungan, dan lingkungan hidup (Soeharto, 2002).

Aspek-aspek ekonomi persiapan dan analisis proyek membutuhkan pengetahuan mengenai apakah suatu proyek yang diusulkan membutuhkan pengetahuan mengenai kontribusi proyek secara nyata terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam menentukan penggunaan sumber daya yang diperlukan. Sudut pandang yang diambil dalam analisis ekonomi adalah masyarakat keseluruhan (Gittinger, 1986).

3.1.3.5. Aspek Finansial

Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang, seringkali berdampak besar terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi, salah satu syarat terpenting adalah mengkaji aspek finansial dan ekonomi. Langkah ini lebih ditujukan untuk memilih dan menyaring jenis proyek atau investasi yang memiliki potensi keberhasilan paling besar. Dasar dan tujuan analisis aspek finansial berbeda dengan aspek sosial-ekonomi (Soeharto, 2002).

Menurut Umar (2001), tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus.

Gittinger (1986), menjelaskan bahwa ada tiga laporan yang dipersiapkan untuk industri berbasiskan pertanian yaitu neraca, laporan laba rugi, serta laporan sumber dan penggunaan dana. Apabila proyek melakukan perluasan pengadaan fasilitas, maka perhitungan-perhitungan mencakup informasi historis sejak lima tahun sebelumnya sampai pada permulaan proyek. Baik pada perluasan perusahaan maupun perusahaan yang baru, laporan akan diproyeksikan hingga melewati umur proyek.

1) Neraca

Neraca memberikan suatu gambaran mengenai harta dan kewajiban dari perusahaan pengolahan pada akhir tiap-tiap periode akutansi yang biasanya setahun dan berupa potret laporan finansial perusahaan pada saat tertentu (Gittinger, 1986).

2) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan ringkasan penerimaan dan pembiayaan perusahaan setiap periode akuntansi dan memberikan suatu gambaran tentang kegiatan-kegiatan dari waktu ke waktu (Gittinger, 1986). Jadi, dari laporan laba rugi dapat dilihat berapa besar keuntungan atau kerugian

yang dialami oleh perusahaan pada kurun waktu tertentu, per tahun, per kuartal, atau waktu yang lain (Soeharto, 2002).

3) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana

Laporan sumber dan penggunaan dana merupakan ringkasan transaksi finansial yang berlangsung selama tiap-tiap periode akuntansi. Laporan sumber dan penggunaan dana menjelaskan perpindahan dana investasi selama umur proyek. Hal ini merupakan suatu sarana untuk mengukur jumlah arus ke dalam atau ke luar sumber-sumber finansial perusahaan selama periode akuntansi dan untuk memproyeksikan arus dana pada saat-saat mendatang. Laporan sumber dan penggunaan dana juga disebut laporan sumber dan pengetrapan dana, laporan dana, laporan perubahan modal kerja atau kadang-kadang hanya disebut arus uang tunai karena arus dana dicerminkan di dalam analisis akhir perubahan-perubahan posisi uang tunai suatu perusahaan. Akan tetapi, definisi akuntansi untuk uang tunai ini berbeda dengan definisi yang digunakan pada analisis proyek yang mengukur pengembalian sumber-sumber yang terpakai di dalam proyek (Gittinger, 1986). Menurut Soeharto (2002), laporan arus kas memberikan gambaran mengenai jumlah dana yang tersedia setiap saat yang dapat dipakai untuk berbagai kebutuhan operasional perusahaan, termasuk investasi yang juga memuat jumlah pemasukan serta pengeluaran yang disusun dengan menelusuri dan mengkaji laporan laba rugi (income statement) dan neraca (balance sheet).

3.1.4. Analisis Kelayakan Investasi