• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Aspek Non Finansial

6.1.1 Aspek Pasar .1 Peluang Pasar

6.1.2.2 Ketersediaan bahan baku

Bahan baku utama dalam usaha yang dilakukan oleh PG Kremboong adalah tebu. Restrukturisasi mesin yang akan dilakukan akan meningkatkan kapasitas giling sehingga pasokan bahan baku juga harus ditingkatkan. Mesin lama dengan kapasitas sebesar 1.600 TCD akan diganti dengan mesin-mesin baru yang akan meningkatkan kapasitas hingga 2.750 TCD. Oleh karena itu, pasokan bahan baku akan ditingkatkan dengan melakukan intensifikasi dan perluasan lahan. Selama ini, bahan baku dipasok oleh petani di beberapa kecamatan sekitar PG Kremboong dan petani dari luar Sidoarjo. Tebu luar diperoleh dari Lumajang, Pasuruan, dan Malang. Selain dari petani, pihak PG Kremboong juga mengusahakan kebun tebu dari lahan yang disewa. Rekapitulasi per wilayah perkebunan tebu dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rekapitulasi Per Wilayah Perkebunan Tebu

Wilayah Luas (Ha) Dalam PG Luar PG Ku atau Ha Ku Tebu

Prambon 251,576 179,724 71,852 878 220.760 Krembung 545,814 498,331 47,483 856 466.957 Porong 247,893 233,240 14,653 868 215.175 Jumlah SDA 1.045,283 911,295 133,988 864 902.892 Kutorejo 206,353 118,999 87,354 689 142.121 Mojosari 175,685 95,680 80,005 783 137.519 Pungging 158,378 142,256 16,122 792 125.421 Ngoro 247,196 233,405 11,791 798 197.245 Bangsal 284,850 269,773 15,077 841 239.496 Pacet/Trawas 148,419 71,559 76,860 728 108.090 Jumlah MJK 1.220,881 933,672 287,209 728 949.892 Pengembangan 206,423 - 206,423 954 196.899 Total 2.472,587 1.844,967 627,620 829 2.049.683

Peningkatan kapasitas produksi hingga 2.750 TCD pada tahun 2014 harus didukung oleh ketersediaan pasokan bahan baku sebanyak 4.400.000 ku tebu. Penyediaan tebu sebanyak itu harus diperoleh dari 5.176 Ha lahan dengan asumsi produktivitas lahan 850 ku tebu per Ha. Saat ini, lahan petani ditambah dengan lahan sewa hanya sebesar 2.500 Ha sehingga perusahaan harus mencari lahan seluas 2.600 Ha untuk memenuhi kapasitas produksi. Perusahaan terus meningkatkan luas lahan hingga mencapai 4.680,50 Ha saat restrukturisasi mesin selesai. Selisih antara pasokan tebu yang tersedia dengan kapasitas produksi pabrik akan dipenuhi dari tebu luar. Tebu luar adalah tebu yang diperoleh dari petani bukan mitra yang berasal dari Malang, Lumajang, dan Pasuruan. Salah satu cara peningkatan pasokan tebu selain memperluas lahan adalah dengan meningkatkan produktivitas lahan melalui intensifikasi. Intensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil pertanian tanpa meningkatkan luas lahan, yaitu dengan cara pemilihan bibit unggul, pemupukan, pengairan yang baik, pemberantasan hama, pengolahan lahan secara tepat, penanaman serta pemeliharaan tebu sesuai dengan standar perusahaan. Selama ini perkebunan tebu yang dikelola petani masih belum memenuhi standar penanaman yang ditentukan oleh perusahaan sehingga produktivitas maupun rendemennya belum sesuai dengan harapan perusahaan. Usaha peningkatan kuantitas bahan baku juga dilakukan oleh PTPN X dengan membuka lahan untuk perkebunan tebu di Madura seluas 500-1000 Ha. Tebu yang akan digiling di PG Kremboong memiliki persyaratan tersendiri. Tebu yang diterima PG Kremboong hanya tebu dengan mutu A dan B sedangkan tebu dengan mutu C akan dikembalikan. Macam-macam mutu tebu yaitu:

A. Masak, bersih, besar, segar, lurus. B. Masak, bersih, segar sedikit daduk.

C. Kotor, banyak sogolan, pucukan, daduk, akar, tanah, tebu kecil, wayu, varietas BZ 148.

D. Tebu terbakar.

Tebu yang masuk untuk digiling sebagian besar berasal dari tebu petani di sekitar PG Kremboong. Selain tebu petani, pasokan tebu juga berasal dari Malang, Lumajang, dan Pasuruan. Perusahaan menjalin kemitraan dengan para petani sehingga pabrik tidak membeli tebu petani yang masuk, namun menerapkan

sistem bagi hasil. Perusahaan dan petani sepakat membagi gula hasil produksi pabrik berdasarkan rendemen tebu petani. Selain gula, petani juga mendapat bagi hasil produk sampingan yang berupa tetes tebu, yaitu 3 kg per ku tebu. Proporsi bagi hasil gula antara petani dengan perusahaan dapat dilihat lebih jelas pada tabel 10.

Tabel 10. Proporsi Bagi Hasil Antara Petani dan PG Kremboong

Rendemen (%) Petani (%) PG Kremboong (%)

≤ 6,99 66 34

7-7,99 68 32 >8 70 30 Sumber: Data Primer PG Kremboong (2010)

Selain tebu, input lain dalam kegiatan usaha pabrik gula antara lain belerang, kapur, pupuk, pestisida, dan bibit tebu. Belerang dan kapur didapatkan langsung dari rekanan PTPN X dan dikirim ke PG Kremboong. Penyediaan kapur dilakukan oleh CV Sedar di Malang dan belerang oleh PT Inja Perkasa Tama dan PT Candi Ngrimbi. Di samping bahan baku untuk proses produksi gula, PG Kremboong juga membutuhkan pupuk, pestisida, dan bibit tebu untuk penanaman tebu sendiri (TS). PG Kremboong memperoleh pupuk dan pestisida dari rekanan yang ditunjuk oleh Direksi, sedangkan bibit tebu dari Kebun Bibit Datar (KBD) dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gula (P3GI).

Kapasitas giling PG Kremboong sampai tahun 2014 direncanakan menjadi 2.750 TCD dengan 160 hari giling maka BBT (Bahan Baku Tebu) yang dibutuhkan 440.000 ton tebu. Saat ini (giling tahun 2010), dengan kapasitas giling 1.600 TCD jumlah tebu TAD (Tebu Asli Daerah) hanya 203.000 Ton. Pemasukan PC (Plant Cane) terutama TR harus sebanyak mungkin sehingga pada tahun 2014 bila terjadi kekurangan areal TAD tidak terlalu besar. Penyelenggaraan PC oleh petani saat ini banyak terkendala biaya sewa tanah yang terlalu tinggi, petani mengharapkan adanya pinjaman dana untuk membantu biaya sewa. PG Kremboong menanggulangi kendala tersebut dengan melaksanakan program

TRKS (Tebu Rakyat Kerjasama Operasional). Adapun syarat calon petani dan calon lahan TRKS sebagai berikut :

1. Selektif petani (petani tidak punya tunggakan MT yang lalu).

2. Tebang angkut oleh panitia TA apabila belum terbentuk atau ada sesuatu hal maka diserahkan ke PG.

3. Areal PC ex padi, palawija masa tanam maksimal 07B.

4. Bibit berasal dari KBD varietas bina masak awal dan tengah (varietas direkomendasi oleh PG Kremboong).

5. Biaya kebun terdiri :

a. Sewa lahan : Rp. 8.000.000,00

b. Biaya garap : Rp. 10.965.000,00

c. Bibit : Rp. 3.500.000,00

d. Pupuk + Kompos : Rp. 2.535.000,00

Jumlah : Rp. 25.000.000,00 (Dua Puluh lima Juta Rupiah)

6. Lahan berada dalam wilayah kerja PG Kremboong.

7. Agunan diharapkan lebih dari 100% dari pinjaman biaya garap + sewa dan dinotariskan.

8. Lahan direkomendasi SKW setempat. 9. Luas minimal per kebun 2 Ha.

10. Lahan yang diajukan digambar melalui GPS.

11. Petani sanggup menerima paket teknologi dan taat melaksanakan.

12. Dibuatkan AUT (Analisis Usaha Tani atau Potensi Bisnis, RDKK serta pengajuan yang lain).

13. Pembayaran dilakukan di pabrik gula, bertahap sesuai dengan pembayaran sewa lahan dan pekerjaan kebun.

14. Wajib aplikasi paket teknologi yang terdiri dari: a. Kompos dengan dosis 3 Ton per Ha.

b. Pupuk NPK lengkap dan ZA. 15. Maksud dan tujuan TRKS adalah:

a. Rehabilitasi tanaman tebu. b. Penguatan modal petani.

d. Perguliran areal tanaman. e. Peningkatan pendapatan petani.