• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Keterampilan: Merancang penerapan metode LAC untuk menentukan

BAB II MATERI MODUL MENJELASKAN PROGRAM PARIWISATA

3 Elemen Kompetensi: Menjelaskan cara mengelola dampak pengunjung

3.4 Aspek Keterampilan: Merancang penerapan metode LAC untuk menentukan

Seperti yang disebutkan di atas, LAC telah berevolusi secara spesifik untuk menindaklanjuti kekurangan dari konsep daya dukung lingkungan bagi pariwisata, meski LAC juga telah diaplikasikan ke situasi pengelolaan yang lebih umum.

Seperti dibahas di atas, LAC menerima perubahan yang tidak dapat dihindari, tetapi menerapkan batas perubahan yang dapat diterima. Untuk mengimplementasikan metodologi LAC, pengelola KKP harus berkonsultasi dengan pihak terkait untuk menentukan visi bersama tentang kondisi lokasi yang dapat diterima; membuat indikator dan standar terkait dengan jumlah perubahan yang dianggap tidak dapat diterima oleh pihak terkait; dan memantau secara berkesinambungan efek pariwisata pada standar yang telah ditentukan.

Jika sebuah indikator melewati ambang-batas yang sudah disepakati, maka pengelola harus bertindak untuk memitigasi dampak negatif. Pendekatan LAC memaksa para pengelola untuk

memahami secara rinci pengelolaan dengan cara yang jauh lebih mendalam dari sekedar angka-angka yang mencerminkan daya dukung lingkungan secara keseluruhan. Selain itu, dengan

membuat batas perubahan yang bisa diterima yang melibatkan sebanyak mungkin pihak terkait, pengelola bisa mendapatkan kredibilitas lebih tinggi ketika mereka me minta atau membutuhkan perubahan pengelolaan yang berdampak pada orang lain, seperti penyedia jasa perjalanan, pemandu, dan anggota masyarakat.

Hand-out 6.8: Jenis dan contoh indikator dampak pengunjung

Hand-out 6.9: Contoh indikator standar

Langkah-langkah proses penerapan LAC

(1) Mengidentifikasi kekhawatiran dan masalah yang terkait dengan suatu kawasan. Bersama

dengan pihak terkait, diskusikan nilai-nilai unik lokasi anda, atraksi, peluang, ancaman, dan masalah.

(2) Definisikan dan jabarkan peluang pariwisata. Pertimbangan beragam tipe kegiatan yang

dapat dilakukan dimana pariwisata berkelanjutan dapat terlibat. Kegiatan yang diinginkan harus diterapkan pada lokasi/zona tertentu. Misalnya, pertimbangkan di mana wisatawan dapat menyelam, melakukan ski-air, memancing, di mana mereka dapat berinteraksi dengan masyarakat lokal dan bagaimana caranya, dan lain-lain.

(3) Pilih indikator. Indikator harus dipilih sesuai parameter dengan masalah terbesar pada suatu

lokasi. Indikator harus terkait langsung dengan kegiatan pengunjung yang dapat dikendalikan. Pertanyaan berikut harus dijawab ketika mengidentifikasi indikator:

(a) Apakah indikator telah memberitahu apa yang ingin kita ketahui? Pertanyaan apa yang ingin dijawab?

(b) Apakah indikator terkait langsung dengan sumberdaya, kondisi sosial, atau ekonomi yang penting?

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan

Kode Modul KKP.KP.03.002.01

(d) Dapatkah indikator memperingatkan pengelola terhadap penurunan kondisi sebelum mencapai tingkat yang tidak dapat diterima?

(e) Dapatkah indikator diukur tanpa berdampak pada kualitas pengalaman pengunjung? (f) Akankah indikator menyediakan informasi yang pantas, sesuai dengan waktu dan biaya

yang dikeluarkan?

(g) Siapakah yang akan melakukan pemantauan yang perlu dilakukan?

Indikator dapat terdiri dari campuran parameter biologi, fisik, dan sosial. Berikut adalah beberapa contoh indikator:

(a) Tingkat kesuksesan berbiak burung laut atau koloni mammalia laut (b) Ada tidaknya species kunci dalam KKP

(c) Erosi pantai (d) Kualitas air (e) Suara berisik (f) Tingkat kejahatan

(g) Kecelakaan lalu lintas terkait pariwisata

(h) Jumlah penduduk lokal yang memiliki pekerjaan terkait pariwisata (i) Kepuasan penduduk lokal

(j) Kepuasan wisatawan

(4) Kaji kondisi lokasi saat ini untuk setiap indikator. Anda tidak dapat menetapkan standar

perubahan jika kondisi awal (baseline) tidak diketahui. Misalnya, jika salah satu indikator adalah “jumlah singa laut dalam koloni berbiak” Anda perlu mengetahui berapa banyak singa laut yang berbiak di dalam koloni sekarang. Anda juga perlu menilai apakah kondisi saat ini bisa diterima, atau apakah mereka sudah di bawah patas penerimaan. Ini adalah kondisi garis-dasar (baseline) atau T0 yang akan diacu bila kita ingin melihat ada tidaknya perubahan.

(5) Buat nilai standar untuk setiap indikator. Standar harus membatasi perubahan yang dapat

diterima. Beberapa dampak tidak dapat dihindari, tetapi pengelola harus bisa berkata seberapa besar mereka akan menoleransi dampak sebelum mengubah pola pengelolaan. Jika jalan setapak tererosi lebih cepat dari kemampuan mempertahankannya, jika tempat pengamatan menjadi semakin besar, jika beberapa hewan mengubah perilakunya hingga tidak dapat diterima, maka tindakan pengelolaan harus dilakukan (misalnya, pengurangan ukuran kelompok pengunjung, memperkeras jalan setapak di beberapa lokasi, pemagaran, meningkatkan patroli). Membuat standar membutuhkan dua indikator dari langkah sebelumnya dan diberikan nilai kuantitatif: misalnya, dua longsor per tahun; 90% pengunjung menganggap kunjungannya “sangat menyenangkan”; dua pengusaha pariwisata per tahun dalam masyarakat X; 25 ekor kupu-kupu monarch terlihat di sepanjang jalur X antara jam 10 hingga 11 tangga 20 Juli.

Ingatlah bahwa nilai kuantitatif mewakili batas yang dapat diterima; kurang dari 90% pengunjung yang “sangat puas”, atau kurang dari 25 kupu-kupu yang terlihat pada suatu

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan

Kode Modul KKP.KP.03.002.01

lokasi di waktu tertentu, berarti pengelola harus menentukan apa yang salah dan upaya

memberbaikinya. Membuat standar indikator harus melibatkan sebanyak mungkin pihak

terkait sehingga standar yang disepakati mencerminkan upaya semua orang, dan mereka akan berkomitmen untuk mencapai batas tersebut. Beberapa standar dan indikator harus dipilih dari setiap tipe umum yang disebutkan indikator. Mereka juga harus dipilih bagi tiap tipe lingkungan yang dikunjungi, biasanya dengan sistem zonasi dalam rencana pengelolaan. Tipe lingkungan pengunjung (atau zona) berkisar dari lokasi penggunaan intensif, di mana banyak pengunjung ditemukan (dan akan menyebabkan dampak besar) ke zona primitif dan mungkin perawan dengan tingkat isolasi tinggi dibutuhkan dan dikelola (dan dampak wisatawan biasanya lebih kecil).

Pertimbangan penting lainnya dalam memilih standar dan indikator adalah tersedianya

informasi dasar. Jika hanya terdapat sedikit atau tidak ada informasi yang menjadi dasar

standar Anda, maka Anda hanya akan menebak secara subjektif tentang standar apa yang realistis. Pertama, mungkin terlihat cukup sesuai untuk menerapkan standar dan selanjutnya menyesuaikan jika perlu. Membawa spesialis, misalnya biolog yang sangat mengenal beragam jenis hewan atau tumbuhan dengan ketergantungan tinggi, dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

(6) Tetapkan suatu tindakan yang sesuai jika nilai standar dilewati. Ini akan menjadi proses

menjelajahi berbagai kemungkinan strategi dan memilih yang terbaik. Tindakan pengelolaan yang spesifik, langkah demi langkah harus didefinisikan bagi setiap indikator. Tindakan berbeda dapat dipicu oleh berbagai tingkat perubahan, misalnya, jika polusi air melewati batas, maka tindakan yang dipilih adalah membatasi jumlah pengunjung dalam su atu kawasan, jika polusi melewati batas kedua yang lebih parah, maka kawasan dapat ditutup seluruhnya.

(7) Monitor kondisi dan terapkan tindakan. Jika batas yang dapat diterima telah dilewati,

terapkan perubahan strategi yang telah disepakati yang dapat mengembalikan kondisi sumberdaya, sosial, atau ekonomi kembali ke batas yang dapat diterima.

Kasus 6.2: Taman Nasional Komodo, Indonesia

Pengelola Taman Nasional Komodo membuat daftar indikator dan standar yang komprehensif bagi beragam kegiatan wisatawan yang mungkin terjadi di kawasan, yang meliputi pengamatan kehidupan liar, dan interaksi dari beragam anggota masyarakat. Beberapa indikator dan standar telah didaftar pada hand-out pendukung.

Hand-out 6.10: Indikator LAC untuk Taman Nasional Komodo Latihan 6.2: Mengembangkan LAC bagi KKP Anda.

Tujuan: untuk memahami bahwa elemen kunci LAC adalah (1) menentukan standar atau ambang-batas dampak, dan (2) menentukan indikator untuk mengetahui apakah ambang-ambang-batas sudah terlampaui.

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi

Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan

Kode Modul KKP.KP.03.002.01

(1) Bekerjalah di dalam tim, menggunakan lembar kerja (dalam Handout) yang disediakan dan ikutilah metode yang dideskripsikan sebelumnya, diskusikan, dan kembangkan lima LAC bagi KKP Anda.

(2) Untuk setiap indikator, buatlah standar dan tindakan yang sesuai juga batas dilewati. (3) Data dasar apa yang perlu didapat sebelum batas yang berarti dapat ditetapkan? (4) Bandingkan ide Anda dengan anggota kelompok lainnya.

Waktu: 45 menit

Hand-out 6.11: Membuat indikator LAC