• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Ketersediaan, Distribusi dan Harga Pangan

BAB II PROGRAM DAN KEGIATAN DANA APBD

B. Aspek Ketersediaan, Distribusi dan Harga Pangan

Kegiatan yang dilaksanakan pada aspek ketersediaan, distribusi dan harga pangan pada tahun 2012 adalah:

1) Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat

Ketersediaan pangan dapat diwujudkan melalui produksi dalam negeri atau daerah, pemasukan dari luar negeri atau luar daerah, dan cadangan pangan yang dimiliki pemerintah atau masyarakat, Salah satu upaya untuk mewujudkan cadangan pangan masyarakat adalah

dengan mengaktifkan cadangan pangan masyarakat di lumbung-lumbung pangan.

Tujuan, sasaran dan output dari kegiatan ini sebagai berikut : Tujuan:

 Meningkatkan peran kelembagaan lumbung selain berperan sebagai fungsi sosial dalam penyediaan cadangan pangan masyarakat diharapkan juga berperan sebagai fungsi ekonomi (agribisnis) bagi kesejahteraan anggota dan masyarakat disekitar desa sasaran.

 Berkembangnya usaha pengembangan sagu sebagai cadangan pangan dan alternatif pangan pengganti beras. Sasaran :

 Menguatnya permodalan usaha kelompok;

 Menguatnya posisi tawar (bargaining position) anggota dalam penjualan hasil usaha tani;

 Berkembangnya keterampilan teknis anggota kelompok dari fungsi sosial menjadi fungsi ekonomi;

 Berkembangnya usaha kelompok menuju skala yang mampu memberikan peningkatan pendapatan yang layak bagi anggotanya;

 Meningkatnya cadangan pangan minimal sebesar 3 bulan kebutuhan konsumsi masyarakat;

 Pengembangan pangan alternatif pengganti beras (sagu). Output :

 Tersedianya cadangan pangan di masyarakat baik dalam bentuk beras ataupun pangan alternative pengganti beras (sagu).

 Berkembangnya organisasi, administrasi dan jaringan usaha lumbung pangan dalam bentuk penggilingan padi sehingga menjadi lumbung berbasis sosial dan agribisnis (lumbung modern).

 Berkembangnya usaha tani produktif dan percepatan upaya diversifikasi pangan.

Kegiatan yang dilakukan pada Pengembangan Cadangan Pangan Daerah Tahun 2012 adalah :

 Identifikasi dan Verifikasi

 Pelatihan Manajemen/Motivator Kelompok Lumbung Pangan  Pelatihan Manajemen/Motivator Kelompok Sagu

 Pembinaan dan Monitoring Cadangan Pangan  Pencairan Dana bantuan Sosial

.Realisasi kegiatan ini Rp. 1.043.499.980,- (94,86%) dari dana Rp. 1.100.000.000,-

Tabel Kelompok Penerima BANSOS Pengembangan Cadangan Pangan Daerah Tahun 2012

BANTUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN MASYARAKAT (APBD ) 2012

No. Nama Kelompok Jumlah Bantuan Keterangan

1. Kabupaten : Indragiri Hulu Kelompok Lumbung Pangan 3.000 Kg Beras untuk Kelompok

Kecamatan : Kuala Cenaku Berkat Usaha II Lumbung Pangan

Desa : Kuala Cenaku

2. Kabupaten : Indragiri Hilir Kelompok Moga Abadi 1 Unit Alat Pengolahan Sagu Modifikasi Lokal

Kecamatan : Gaung Anak Serka (bangsal pengolahan, mesin penggerak,

Desa : Idaman bak pengaduk, bak pengendapan dan lain-lain

3. Kabupaten : Indragiri Hilir Kelompok Tani Sayang Jaya 1 Unit Mesin Pengolahan Gabah Beserta

Kecamatan : Keritang Kelengkapannya

Desa : Kuala Keritang

4. Kabupaten : Pelalawan Kelompok Lumbung Pangan 3.000 Kg Beras untuk Kelompok

Kecamatan : Pangkalan Kuras Karya Bersama Lumbung Pangan

Desa : Betung

5. Kabupaten : Siak Kelompok Lumbung Pangan 1 Unit Mesin Pengolahan Gabah Beserta

Kecamatan : Sabak Auh Gapoktan Harapan Maju Kelengkapannya

Desa : Belading

6. Kabupaten : Kampar Kelompok Lumbung Pangan 3.000 Kg Beras untuk Kelompok

Kecamatan : Bangkinang Seberang Sumber Rezeki Lumbung Pangan

Desa : Pulau

7. Kabupaten : Kampar Kelompok Lumbung Pangan 3.000 Kg Beras untuk Kelompok

Kecamatan : Kampar Kiri Hilir Mekar Sari Lumbung Pangan

Desa : Sungai Simpang Dua

8. Kabupaten : Rokan Hulu Kelompok Tani Sri Manunggal 3.000 Kg Beras untuk Kelompok

Kecamatan : Rambah Samo Lumbung Pangan

Desa : Rambah Baru

9. Kabupaten : Rokan Hulu Kelompok Karya Jaya 3.000 Kg Beras untuk Kelompok

Kecamatan : Rambah Samo Lumbung Pangan

Desa : Rambah Utama

10. Kabupaten : Rokan Hulu Kelompok Mitra Karya Mukti 2.799 Kg Beras untuk Kelompok

Kecamatan : Rambah Lumbung Pangan

Desa : Pasir Maju Kabupaten/Kecamatan/Desa

2) Pemberdayaan Gapoktan dalam Penyediaan Pangan Masyarakat Riau

Kebijakan yang mendasari kegiatan Penumbuhan LDPM adalah penguatan ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, untuk petani produksi pangan. Kebijakan tersebut diarahkan untuk : (a) mendukung upaya petani memperoleh harga produksi yang lebih baik, (b) meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah dari hasil produksi untuk perbaikan pendapatan, dan (c) memperkuat kemampuan pengelolaan cadangan pangan Gapoktan sehingga dapat meningkatkan akses pangan bagi anggotanya pada saat menghadapi paceklik.

Pendekatan yang diterapkan adalah pemberdayaan masyarakat secara partisipatif agar mereka mampu mengenali dan memutuskan cara yang tepat untuk mengembangkan kegiatan produktif secara berkelanjutan. Kelompok masyarakat disadarkan agar dapat bekerjasama dalam kelompok, menghimpun dan mengelola dana kelompok secara transparan, dengan aturan dan sanksi yang ditetukan sendiri secara musyawarah. Disamping itu juga ditingkatkan kemampuan membangun kemitraan dan bernegosisasi dengan pihak lain untuk memperjuangkan hak dan kepentingannya. Strategi yang dilaksanakan antara lain : (a) memberikan dukungan kepada unit usaha Gapoktan untuk memperkuat kemampuan mengelola distribusi hasil panen anggotanya secara berkelanjutan; dan (b) memperkuat kemampuan Gapoktan dalam mengelola cadangan pangan sehingga mudah diakses dan tersedia setiap waktu secara berkelanjutan.

Berdasarkan strategi tersebut maka komponen kegiatan Penumbuhan LDPM : (a) Penguatan Kelembagaan Gapoktan; (b) penguatan unit usaha distribusi/pemasaran/pengolahan dalam

panen raya. Harga pembelian ; (c) peningkatan kemampuan mengelola sebagian gabah/beras untuk cadangan pangan Gapoktan sehingga mendekatkan akses pangan bagi anggotanya saat paceklik dan (d) peningkatan kemampuan unit usaha mengembangkan volume cadangan pangan secara berkelanjutan.

Kegiatan penumbuhan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) merupakan pemberian bantuan sosial kepada gabungan kelompok tani (gapoktan), pada tahun 2010 merupakan tahap penumbuhan diberikan bansos sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) yang digunakan untuk pembelian gabah/beras petani yang tergabung dalam gapoktan (18 Gapoktan) dan pada tahun 2011 menjadi tahap pengembangan dan diberikan bansos sebesar Rp. 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah). Bila gabah/beras anggota gapoktan tidak ada maka gapoktan dapat membeli gabah/beras di daerah lain dan dijual kembali kepada anggota gapoktan atau pihak lainnya. Kemudian pada tahun 2011 diberikan bansos kepada 4 (empat) Gapoktan tahap penumbuhan sebesar Rp. 50.000.000,- yang digunakan untuk pembelian gabah/pembangunan atau renovasi gudang.

Realisasi kegiatan ini Rp. 229.176.000,- (63,66 %) dari Anggaran Rp. 360.000.000,-

Nama Gapoktan, Lokasi Dan Jumlah Bansos LDPM Tahun 2010 1. KABUPATEN ROKAN HILIR

No. Nama

Gapoktan

Alamat Jumlah

Anggota

Nama Pengurus Jumlah Dana (Rp.)

Penambaha n Bansos 2011 (Rp.) 1. Al Hikmah Desa Teluk Pulau

Hulu 376 Orang Ketua : H. Zaini 50.000.000 . 30.000.000 Kec. Rimbo Melintang 2. Mukti Jaya

Desa Mukti Jaya 349 Orang

Ketua : Ruwarto 50.000.000

30.000.000

Kec. Rimba Melintang

3. Cahaya Baru Desa Serusa 381 Orang Ketua : Miskun 50.000.000 30.000.000 Kec. Bangko

4. Sumber

Rezeki Desa Parit Aman 204 Orang

Ketua : Supratno. 50.000.000

30.000.000

Kec. Bangko 5.

Bakti Mulya

Desa Pedamaran 834 Orang

Ketua : Rajudin Nst 50.000.000 30.000.000 Kec. Bangko 6. Mandiri Desa Sungai Manasib 323 Orang Ketua : Syamsuri 50.000.000 30.000.000 Kec. Bangko Pusako 7. Sido Mulyo

Desa Rokan Baru 242 Orang

Ketua : Heri Susanto 50.000.000

30.000.000

Kec. Bangko 8.

Maju Bersama

Desa Jumrah 200 Orang

Ketua : Ruslan A. Gani 50.000.000

30.000.000 Kec. Rimbo Melintang 9. Surya Kencana Desa Suak Temenggung 325 Orang Ketua : Wagimin 50.000.000 30.000.000 Kec. Bangko

2. KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

Gapoktan Penerima Bansos LDPM Tahun 2011

NO Nama Gapoktan Desa/Kecamatan Kabupaten Jumlah Bansos

1. Sidomulyo Desa Nusanatara/Kecamatan Keritang Indragiri Hilir 50.000.000

2. Mekar Sari Desa Raja Bejamu/Kecamatan Sinaboi Rokan Hilir 50.000.000

3. Sumber Rejeki Desa Bunga Raya/Kecamatan Bunga

Raya

Siak 50.000.000

4. Selera Tani Desa Api-Api/Kecamatan Bukit Batu Bengkalis 50.000.000

No. Nama

Gapoktan Alamat Anggota Jumlah Nama Pengurus

Jumlah Dana (Rp.)

Penambaha n Bansos 2011 (Rp.) 1. Teska Desa Teluk

Sungka 130 Orang Ketua : Marsum 50.000.000. 30.000.000 Kec. Gaung Anak Serka 2.

Sepakat II Desa Teluk Pinang 106 Orang Ketua : Abdul Satari 50.000.000 30.000.000 Kec. Gaung

Anak Serka

3. Muara Baru Desa Benteng 229 Orang Ketua : H. Baharuddin. 50.000.000 30.000.000 Kec. Sungai

Batang 4.

Usaha Baru Desa Benteng Utara 211 Orang Ketua : Ibnu Hasim 50.000.000 30.000.000 Kec. Sungai

Batang 5. Isna Utama

Mandiri

Desa Kota Baru Reteh 157 Orang Ketua : Syahrani 50.000.000 30.000.000 Kec. Keritang 6. Setia Kawan Desa Kotabaru Reteh 160 Orang Ketua : Muliadi 50.000.000 Kec. Keritang

7. Mekar Usaha Desa Sanglar 322 Orang Ketua : Mahmud Khoiri 50.000.000 30.000.000 Kec. Reteh

8. Mawar Indah Desa Sanglar 158 Orang Ketua : Nur Amin 50.000.000 30.000.000 Kec. Reteh 9. Bina Tani Desa Kuala Sebatu 72 Orang

Ketua : Mahmud Khoiri 50.000.000

30.000.000

Kec. Batang Tuaka

PERKEMBANGANGAN DANA BANSOS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT/PEMBERDAYAAN GAPOKTAN DALAM PENYEDIA PANGAN MASYARAKAT di PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2012 ANGGARAN APBD

1 Mukti Jaya Rimba Melintang Mukti Jaya 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 98.440.947 2.173,00 2 Sumber Rezeki Bangko Parit Aman 80.000.000 32.000.500 42.999.500 5.000.000 94.064.700 2.200,01 3 Cahaya Baru Bangko Serusa 80.000.000 33.400.000 41.600.000 5.000.000 84.866.971 2.190,91 4 Al Hikmah Rimba Melintang Teluk Pulau 80.000.000 30.050.000 44.950.000 5.000.000 98.331.568 2.000,00 5 Bakti Mulia Bangko Pedamaran 80.000.000 28.000.000 47.000.000 5.000.000 93.544.400 2.300,91 6 Maju Jaya Rimba Melintang Jumrah 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 90.177.866 2.100,00 7 Surya Kencana Bangko Suak Tumenggung 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 98.440.947 373,91 8 Sido Mulyo Bangko Rokan Baru 80.000.000 29.500.000 45.500.000 5.000.000 84.810.662 2.103,00 9 Mandiri Sungai Manasib Bangko Pusako 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 92.834.614 173,91 11 Mekar Sari Sinaboi Raja Bejamu 50.000.000 - 45.000.000 5.000.000 98.440.947 73,91

770.000.000

272.950.500 447.049.500 50.000.000 933.953.620 15.689,56 12 Muara Baru Sungai Batang Benteng 80.000.000 33.400.000 41.600.000 5.000.000 91.003.186 1.470,59 13 Mekar Usaha Reteh Sanglar 80.000.000 32.000.500 42.999.500 5.000.000 94.064.700 1.562,50 14 Maw ar Reteh Sebarang Sanglar 80.000.000 35.000.000 40.000.000 5.000.000 81.602.857 1.501,50 15 Karya Mandiri Keritang Seberang Pabenaan 80.000.000 30.050.000 44.950.000 5.000.000 98.331.568 1.449,28 16 Isna Utama Mandiri Keritang Kotabaru Reteh 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 89.563.787 1.470,59 17 Bina Tani Batang Tuaka Kuala Sebatu 80.000.000 25.000.000 50.000.000 5.000.000 100.197.628 1.470,59 18 Suka Maju Gaung Anak Serka Sungai Empat 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 98.440.947 1.470,59 19 Teska Gaung Anak Serka Teluk Sungka 80.000.000 33.500.000 41.500.000 5.000.000 77.354.779 1.470,59 20 Sepakat II Gaung Anak Serka Teluk Pinang 80.000.000 29.750.000 45.250.000 5.000.000 93.350.362 1.538,46 21 Sido Mulyo Keritang Nusantara 50.000.000 - 45.000.000 5.000.000 98.440.947 1.572,33 Indragiri Hilir --- 770.000.000 278.700.500 441.299.500 50.000.000 922.350.761 14.977,01 22 Sumber Rejeki Bunga Raya Bunga Raya 50.000.000 - 45.000.000 5.000.000 56.753.731 1.572,33

50.000.000

- 45.000.000 5.000.000 56.753.731 1.572 23 Selera Tani Bukit Batu Api-api 50.000.000 - 45.000.000 5.000.000 55.919.118 1.572,33

50.000.000 - 45.000.000 5.000.000 55.919.118 1.572 1.640.000.000 551.651.000 978.349.000 110.000.000 1.968.977.230 33.811 Siak Bengkalis Riau

---Unit Usaha Cadangan Pangan Perputaran Penggunaan Dana selama periode pelaporan (Des- 2012)

Stok Beras yang ada digudang

KECAMATAN DESA

Rokan Hilir

---NO NAMA KELOMPOK

ALAMAT

TOTAL BANSOS (Rp.) Pembangunan/ Rehab Gudang

Unit Usaha Distribusi

3) Pemantauan dan Analisis Distribusi dan Harga Pangan

Dalam aspek distribusi, ketersediaan dan keterjangkauan dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kondisi dan struktur sarana dan prasarana, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, serta kelembagaan yang terkait dengan sistem distribusi pangan. Dalam kerangka sistem distribusi, harga pangan sangat menentukan terjadinya aliran barang melalui proses perdagangan. Pada sisi suplay, harga pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor determinan seperti volume produksi, harga internasional dan volume impor. Pada sisi dimana harga ditentukan oleh dinamika permintaan baik untuk konsumsi maupun permintaan industri, selain itu harga pangan juga dipengaruhi oleh dinamika harga barang substitusi dan komplementernya serta kebijakan-kebijakan yang berlaku.

Pemantauan dan analisis distribusi dan harga pangan menjadi penting untuk dilaksanakan agar tidak terjadi hambatan distribusi pangan sehingga ketersediaan pangan dapat terjamin dengan baik dan tidak terjadi gejolak harga sehingga tetap terjangkau daya beli masyarakat.

Sistem distribusi yang menghubungkan produsen dengan konsumen akan memberikan nilai tambah yang besar dalam perekonomian, namun konsekuensinya akan mengakibatkan biaya distribusi dan besar kecilnya biaya distribusi akan menentukan harga pangan ditingkat pedagang pengecer.

Tujuan dari kegiatan pemantauan dan analisis distribusi dan harga pangan antara lain:

 Lancarnya distribusi pangan dalam mempertahankan ketersediaan pangan untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat

 Dipertahankannya stabilitas harga sehingga tidak terjadi gejolak harga yang dapat mempengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan masyarakat

 Terjadinya koordinasi yang baik antar daerah dan antar instansi yang terkait dengan distribusi dan harga pangan

 Terumuskannya kebijakan distribusi dan harga pangan Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah :

Teridentifikasinya masalah maupun hambatan tentang ketersediaan dan distribusi pangan serta dirumuskannya upaya meminimalisasi hambatan tersebut.

Tersedianya data dan informasi mengenai pemasukan/penyaluran bahan pangan dari dan keluar Provinsi Riau melalui pintu masuk jembatan timbang dan pelabuhan.

Tersedianya data dan informasi harga pangan di masing-masing kabupaten/kota sebagai bahan pengendalian kebijakan stabilitas harga.

Kemudian keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :

 Tersusunnya data dan informasi distribusi dan harga pangan di masing-masing kabupaten / kota di Provinsi Riau.

 Laporan distribusi dan harga pangan wilayah.

Hasil pelaksanaan kegiatan ini dapat dijelaskan dalam 2 bagian yaitu distribusi dan harga pangan :

1). Distribusi

Kelancaran distribusi pangan di Provinsi Riau merupakan factor penting dalam menjaga kestabilan ketersediaan dan harga pangan, mengingat sebagian besar kebutuhan pangan Provinsi Riau dipasok dari luar Provinsi, sehingga ketergantungan dan kelamcaran distribusi menjadi vital. Kelancaran distribusi pangan biasanya berkaitan dengan cuaca/iklim pada suatu daerah, curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di sebagian besar

daerah di Provinsi Riau, mengingat wilayahnya merupakan dataran rendah.

Informasi yang didapat dari Badan Metereologi dan Geofisika, dipredksi sampai akhir tahun 2012 terjadi curah hujan yang tinggi, sehingga akan mengakibatkan terjadinya banjir dan berpengaruh terhadap kelancaran distribusi pangan dengan putusnya jalur distribusi seperti prasarana jalan dan infrastruktur lainnya.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan Provinsi Riau, produksi pangan yang berasal dari produksi dala daerah belum mampu memenuhi kebutuhan dan masih didatangkan dari luar Provinsi Riau seperti Sumatera Utara, Sumetera Barat, Jambi dan Sumatera Selatan. Ketergantungan Provinsi Riau dalam rangka ketersediaan pangan cukup tinggi, hal ini disebabkan karena Provins iRiau bukan daerah potensial penghasil padi serta pangan lainnya, karena sumberdaya alamnya kurang mendukung disebabkan oleh kondisi tanah Podsolik Merah Kuning dan daerah pasang surut.

Dengan keterbatasan sumberdaya alam yang ada, fungsi distribusi menjadi sangat vital didalam mentransformasikan bahan pangan dari daerah prodisen ke daerah konsumen, baik melalui jalan darat maupun laut. Pemasukan bahan pangan melalui pintu masuk pelabuhan serta jembatan timbang setiap tahunnya mengalami penigkatan.

Tabel Pemasukan Bahan Pangan ke Provinsi Riau Tahun 2007-2011

No Komoditi Pangan Pemasukan Bahan Pangan (TON)

2007 2008 2009 2010 2011 1 Beras 455.650 466.631 477.612 489.123 496.363 2 Jagung 7.750 8.433 9.116 8.652 8.696 3 Kedelai 52.357 61.558 70.759 64.423 65.389 4 Kc. Tanah 11.345 12.613 13.881 13.550 13.618 5 Kc. Hijau 9.765 9.674 9.583 10.949 11.004 6 Ubi Jlar 1.225 1.446 1.668 1.977 2.026 7 Ubi Kayu 3.755 4.042 4.329 4.057 4.077 8 Buah-buahan 105.765 119.621 133.478 155.172 160.603 9 Sayuran 234.765 252.765 270.765 292.675 297.065 10 Daging 6.457 8.170 9.883 11.826 12.004 11 Telur 37.575 41.352 45.130 48.897 50.120 12 Ikan 27.500 52.495 77.490 132.442 134.428 13 Terigu 35.211 37.596 40.110 41.313 42.553 14 Minyak Goreng 59.192 60.904 62.656 63.596 56.345 1). Harga

Perkembangan harga pangan di Kabupaten/Kota Provinsi Riau sejak Januari – Desember 2012 relatif stabil, kecuali beberapa komoditi seperti pangan olahan pabrik mengalami kenaikan sebesar 4,35 – 8 % pada bulan Maret, hal ini dipengaruhi kenaikan harga BBM, sedangkan untuk sayuran seperti bawang merah dan cabe merah dipengaruhi oleh cuaca/iklim. Fluktuasi harga dapat terjadi pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional seperti bulan Ramadhan dan Hari Raya dengan kenaikan antara 5 – 10 % untuk komoditi daging, telur dan tepung terigu karena tingginya permintaan.

Kenaikan harga yang cukup signifikan adalah Bawang merah dan cabe merah disebabkan karena rendahnya pasokan dari daerah pemasok seperti Brebes, Sumatera Barat dan pulau jawa lainnya akibat adanya gangguan produksi (gagal panen) disebabkan tingginya curah hujan sehingga bawang merah dan cabe merah busuk.

Khusus untuk komoditi daging sapi kenaikan harga cukup tinggi karena disebabkan adanya pembatasan impor sapi dari Australia. Komoditi pabrikan seperti susu, gula pasir dan tepung terigu terjadi perbedaan harga masing-masing daerah karena aspek distribusi, yaitu adanya biaya transportasi dari lokasi distributor ke tujuan pemasaran. Harga bahan pangan pokok seperti beras juga mengalami fluktuasi harga hal ini dipengaruhi oleh pola panen di saerah sentra

Tabel Perkembangan Rata-rata Harga Pangan Tingkat Pengecer Provinsi Riau Tahun 2012

Komoditi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

Beras Premium 11.688 12.000 12.000 12.000 12.000 11.500 12.000 11.667 12.000 12.000 12.222 12.389 Beras Medium 11.250 12.000 10.500 10.500 10.500 10.200 10.500 10.300 11.250 11.250 11.883 12.358 Beras Termurah 8.800 8.700 8.500 8.500 8.500 8.000 8.500 8.100 8.500 8.500 8.767 8.967 Rata-rata Harga Beras 10.579 10.900 10.333 10.333 10.333 9.900 10.333 10.022 10.583 10.583 10.957 11.238 % Kenaikan rata-rata

Harga beras Tahun 2012 2,60

Komoditi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

Cabe Merah 53.750 21.875 21.875 24.250 34.000 23.250 21.000 22.500 16.250 16.500 18.250 24.500 Bawang Merah 20.000 13.000 13.000 14.000 18.000 14.000 18.000 13.000 10.750 18.000 19.000 19.750 Bawang Putih 21.500 12.000 12.000 12.000 15.000 12.000 20.000 15.333 14.500 18.000 20.000 20.000 Tomat 7.000 5.750 5.750 5.750 5.000 5.750 6.000 6.000 5.250 8.000 5.750 6.000 Wortel 7.750 7.250 7.250 7.250 8.000 7.250 8.000 6.867 5.875 9.000 8.250 8.500 Kentang 7.750 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 6.000 6.467 5.250 6.500 5.750 6.000 Daging Sapi 62000 66.500 75.000 74.000 75.800 75.750 86.250 88.333 85.000 87.500 90.000 90.000 Daging Ayam 22250 19.750 19.750 20.000 20.500 20.000 21.250 21.333 18.750 19.250 18.500 19.750 Telur Ayam 1025 1.000 1.000 1.000 37.800 1.000 1.035 1.057 1.093 950 900 925 Ikan Tangkapan a. Kakap 45.000 45.000 55.000 54.250 51.000 54.250 55.500 54.000 58.250 55.750 55.000 59.125 b. Kembung 29.500 24.250 29.000 29.500 29.500 29.500 31.250 30.000 34.250 33.500 28.000 29.500 c. Tongkol Sisik 28.500 24.250 23.563 25.875 30.000 25.875 28.375 26.167 35.000 36.500 35.000 35.000 d. Serei 26.500 19.250 27.750 27.750 22.000 27.750 29.500 28.667 30.500 30.500 30.000 28.500 e. Udang Sedang 49.500 45.000 65.000 65.000 60.500 65.000 70.000 68.333 67.500 70.000 75.000 75.000 Ikan Budidaya a. Patin 15000 16.250 17.000 17.000 15.300 17.000 17.500 17.000 15.500 16.500 17.000 17.000 b. Ikan Mas 21000 24.500 25.000 25.000 21.800 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 c. Mujair 23500 25.000 26.000 25.500 22.600 25.500 25.000 24.667 23.750 22.750 22.000 22.500 d. Lele 15000 16.250 15.000 15.000 13.500 15.000 15.500 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Realisasi Kegiatan Pemantauan dan Analisis Distribusi dan Harga Pangan sebesar Rp. 233.041.400,- (93,22%) dari anggaran Rp. 250.000.000,-

4) Pembinaan dan Analalisis Akses Pangan Masyarakat Desa

Akses pangan adalah kemampuan rumah tangga untuk secara periodic memenuhi sejumlah pangan yang cukup melalui kombinasi cadangan pangan mereka sendiri dan hasil dari rumah/pekarangan sendiri, pembelian, barter, pemberian, pinjaman atau bantuan pangan.

Tujuan dan sasaran dari kegiatan Analisis Akses Pangan Masyarakat Desa sebagai berikut:

a). Tujuan

 Meningkatkan kemampuan petugas dalam menganalisis Akses pangan Masyarakat

 Meningkatkan kemampuan petugas dalam mengidentifikasi besaran Ketersediaan pangan wilayah

 Meningkatkan kemampuan petugas dalam mengidentifikasi lokasi dan rumah tangga yang mengalami masalah akses pangan

 Meningkatkan kemampuan petugas dalam mengidentifikasi factor factor yang mempengaruhi akses pangan masyarakat dan pengaruhnya terhadap kerawanan pangan wilayah.

b). Sasaran :

 Terbangunya jaringan data dan informasi akses pangan yang terintegrasi

 Tersedianya data dan informasi untuk bahan pengambilan kebijakan dalam rangka mengantisipasi dan menanggulangi masalah akses pangan masyarakat

 Teridentifikasinya lokasi dan rumah tangga yang mengalami masalah akses pangan

 Teridentifikasinya tingkat kedalaman dan penyebab masalah akses pangan masyarakat pedesaan.

Analisis akses pangan dilandaskan kepada kemampuan analisis di tingkat indicator penentu yaitu:

 Indikator Fisik (ketersediaan pangan pokok)

 Indikator Ekonomi (ukuran kemampuan masyarakat rata-rata pendudu dalam membeli pangan) yaitu meliputi :

o Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan;

o Persentase penduduk yang bekerja kurang dari 36 Jam per minggu;

o Nilai Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) per kapita

Indikator social yang mencakup persentase penduduk yang tidak tamat sekolah dasar;

Penilaian kondisi akses pangan dibagi dalam 6 tingkatan mulai dari sangat rendah - rendah - cukup rendah - cukup tinggi – tinggi – sangat tinggi berdasarkan nilai indeks komposit sebagai berikut:

>=0,08 Akses Pangan Sanagat Rendah = Prioritas 1 0,64 - < 0,8 Akses Pangan Rendah = Prioritas 2 0,48 - < 0,64 Akses Pangan Cukup Rendah = Prioritas 3 0,32 - < 0,48 Akses Pangan Cukup Tinggi = Prioritas 4 0,16 - < 0,32 Akses Pangan Tinggi = Prioritas 5 < 0,16 Akses Pangan Sangat Tinggi= = Prioritas 6

Tabel Komposit Akses Pangan Tahun 2011

No Kabupaten Ketersediaan Pangan

% Panjang jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan roda 4 % desa yang berjarak > 3km dari pasar % Penduduk miskin % Penduduk yang bekerja < 15 % daya beli % Peduduk Tidak

Tamat SD komposit Indek 1 Kuantan Singingi 237,27 3,10 23,65 14,42 21,23 67,82 32,68 0,50 2 Indragiri Hulu 84,14 16,70 13,37 10,25 17,80 58,80 27,12 0,40 3 Indragiri Hilir 312,36 69,32 4,15 11,11 20,20 71,83 27,34 0,50 4 Pelalawan 345,29 19,71 8,08 16,71 21,95 60,94 28,85 0,58 5 Siak 153,49 7,29 8,26 5,71 17,84 58,78 24,87 0,29 6 Kampar 121,85 4,83 11,33 10,04 20,09 60,88 20,90 0,33 7 Rokan Hulu 196,21 8,60 8,66 15,49 26,84 68,70 29,62 0,49 8 Bengkalis 144,43 21,56 5,71 7,91 13,69 54,88 20,22 0,27 9 Rokan hilir 464,30 15,21 12,00 9,32 9,89 67,05 27,43 0,42 10 Dumai 93,84 4,00 8,62 6,08 7,53 40,12 11,58 0,04

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa infrastruktur dan kemiskinan sangat mempengaruhi masyarakat dalam akses pangan sampai ditingkat rumah tangga.

Realisasi pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 221.940.700,- (88,78%) dari dana sebesar Rp. 250.000.000,-

Dokumen terkait