• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Analisis Aktivitas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.6. Analisis Rasio Keuangan PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati

4.8.1. Aspek Keuangan

Penilaian kinerja dalam aspek keuangan meliputi penilaian terhadap indikator-indikator di dalam aspek keuangan. Indikator aspek keuangan yang dinilai yaitu Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE), Imbalan Investasi (ROI), Rasio Kas, Rasio Lancar, Collection Period, Perputaran Persediaan, Perputaran total asset, dan Rasio modal sendiri terhadap total aktiva. Untuk setiap indikator yang dinilai, diberikan bobot atau skor sesuai dengan nilai indikator yang diperoleh. Hasil penilaian terhadap aspek keuangan pada PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati empat periode terakhir (2003-2005) dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Penilaian Indikator-indikator Aspek Keuangan PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati Periode 2003-2005.

Indikator 2003 2004 2005 Rata2 Skor

ROE (%) -19,9 -17,5 -10 -15,8 1 ROI (%) -19,7 -17 -9,6 -15,43 0 Cash Ratio (%) 4,4 3,2 1,05 2,88 0 Current Ratio (%) 101,2 50,8 14,2 55,4 0 Collection Period (hari) 1,56 0 0,01 0,52 4 Inventory Turn Over (hari) 1,93 4,96 5 3,96 4 Total Asset Turn Over (%) 1 2 1 1 0,5 Equity to Total Asset (%) 95,6 96,8 98,9 97,1 3,5

Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati Periode 2003 –2005 (diolah)

a. Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)

Tingkat pengembalian ekuitas (ROE) atau dalam istilah yang digunakan dalam SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 yakni imbalan kepada pemegang saham merupakan suatu indikator rasio yang mengukur besarnya tingkat imbalan yang diterima oleh pemegang saham atas modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Nilai rata-rata indikator ini adalah sebesar -15,8 persen. Hal ini berarti setiap Rp. 100,- modal yang ditanamkan, akan menghasilkan rugi bersih (imbalan) sebesar Rp. 15,8,- Sesuai dengan standar kementrian BUMN nilai ini berada pada kisaran yang paling rendah dengan nilai rata-rata yang lebih dari -15 persen.

Walaupun untuk indikator ini kinerja perusahaan sudah termasuk tidak baik namun perkembangan indikator ini dari tahun ke tahun mengalami kenaikan seperti yang terlihat dalam gambar 15.

-20 -18 -16 -14 -12 -10 -8 -6 -4 -2 0 (%) 2003 2004 2005 Tahun ROE ROI

Gambar 15. Perkembangan (Trend) Rasio Profitabilitas PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati Periode 2003-2005

b. Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Investment)

Tingkat pengembalian investasi atau dalam istilah yang digunakan dalam SK. Menteri BUMN No. Kep-100/M-BUMN/2002 yakni imbalan investasi merupakan suatu indikator rasio yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (laba) atas investasi yang ditanamkan ke dalam perusahaan dan untuk melihat keefektifan dari kegiatan operasi perusahaan. Nilai rata-rata dari indikator ini adalah sebesar -15,43 %, yang berarti bahwa setiap Rp. 100,- aktiva yang diinvestasikan perusahaan mampu menghasilkan kerugian sebesar Rp. 15,43,-. Sesuai dengan standar kementrian BUMN nilai ini berada direntang terendah dengan nilai rata-rata lebih dari -15 %.

Rasio kas merupakan indikator rasio yang paling likuid dalam mengukur kemampuan sesungguhnya dari perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Nilai rata-rata rasio kas PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati adalah 2,88 %. Ini menunjukkan setiap Rp. 100,- utang lancar perusahaan dijamin dengan Rp. 2,88,- uang kas dan bank, nilai untuk rasio ini berada pada kisaran terendah dengan skor 0 menurut standar kementerian BUMN. Situasi ini memberikan gambaran bahwa kemampuan perusahaan kurang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan komponen aktiva yang sangat likuid. Jika dilihat dalam gambar 16 dibawah, perkembangan indikator rasio kas dalam tiga perode terakhir cenderung menurun.

d. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancarnya. Dari hasil analisis, rata- rata rasio lancar PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati adalah 55,4 % yang berarti bahwa setiap Rp. 100,- utang lancar dijamin dengan Rp. 55,4,- aktiva lancar. Bila dilihat dari nilainya, skor yang diperoleh berada pada tingkat terendah, juga selama tiga periode terakhir menunjukkan tren menurun.

0 20 40 60 80 100 120 (%) 2003 2004 2005 Tahun Rasio Lancar Rasio Kas

Gambar 16. Perkembangan (Trend) Rasio Likuiditas PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati Periode 2003- 2005

e. Collecting Period (CP)

Rasio perputaran piutang menunjukkan berapa kali waktu yang diperlukan perusahaan untuk melakukan penagihan terhadap piutangnya dalam suatu periode atau juga waktu atau hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Secara keseluruhan rata-rata dari rasio ini adalah 0,52 hari. Hal ini berarti dalam satu periode perusahaan mampu melakukan kegiatan penagihan piutang dalam waktu 0,52 hari. Terlihat dalam gambar 17 nilai rasio ini yang berfluktuasi selama tiga periode terakhir. Kecilnya nilai ini di sebabkan karena rendahnya jumlah piutang perusahaan karena jarangnya penjualan yang dilakukan secara kredit.

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 Hari 2003 2004 2005 Tahun Collection Period Perputaran Persediaan

Gambar 17. Perkembangan (Trend) Rasio Aktivitas PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati Periode 2003- 2005

f. Tingkat Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Tingkat perputaran persediaan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memutarkan produknya. Selain itu indikator ini juga digunakan untuk menunjukkan efisiensi pengelolaan persediaan produk yang dilakukan perusahaan. Dalam gambar 17 terlihat tingkat perputaran persediaan PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati yang menunjukkan perkembangan yang meningkat. Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam tiga periode terakhir telah melakukan efisiensi dalam mengelola persediaan produknya sehingga tingkat perputaran persediaan perusahaan menjadi meningkat. Nilai rata-rata indikator ini adalah sebesar 3,96 hari. Ini berarti bahwa rata-rata dalam satu tahun, persediaan PT. PLN (Persero) AJ Kramat Jati disimpan selama kurang lebih 4 hari. Tingkat perputaran persediaan yang semakin tinggi atau lama hari penyimpanan persediaan yang semakin rendah menunjukkan semakin efisiennya kegiatan operasi perusahaan karena modal kerja yang tertanam dalam persediaan semakin sedikit. Dan sebaliknya tingkat perputaran persediaan yang rendah menunjukkan tidak efisiennya kegiatan operasi perusahaan dalam

mengoptimalkan penggunaan modal kerja sehingga hanya akan memperkecil keuntungan yang diperoleh perusahaan. Skor yang didapatkan untuk rasio ini merupakan skor yang tertinggi karena berada pada kisaran <60.

g. Rasio Perputaran Total Aktiva (Assets Turn Over Ratio)

Rasio perputaran total aktiva menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya untuk melakukan penjualan dan memperoleh keuntungan (laba). Perkembangan nilai perputaran aktiva cenderung stabil dengan rata-rata sebesar 1 %. Angka ini menunjukkan bahwa dalam satu periode proses produksi, aktiva yang digunakan untuk melakukan penjualan adalah sebanyak 1 %. Rendahnya nilai rasio ini menunjukkan belum efisiennya perusahaan dalam pemanfaatan aktiva perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki banyak aktiva yang menganggur atau belum beroperasi, salah satunya adalah tujuh gardu induk yang masih dalam proses pembangunan. Nilai yang diperoleh sebesar 0,5 karena berada pada rentang terendah.

0

0.5

1

1.5

2

(%)

2003 2004 2005

Tahun

Total Asset Turn

Dokumen terkait