• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

6.1. Aspek Pasar

6.1.1. Analisis Peluang Pasar 1. Permintaan

Informasi dari berbagai sumber misalnya media menyatakan bahwa permintaan itik tinggi dan semakin meningkat. Walaupun data mengenai hal tersebut belum pasti, namun dari beberapa pengakuan dari pemasok dan penjual, mereka mengkonfirmasi hal tersebut. Menurut pemilik CV. Usaha Unggas, daerah Jakarta yang menjadi salah satu tujuan pemasarannya pun masih mengalami kekurangan pasokan. Dari permintaan masing-masing pengumpul yang berjumlah 3 orang, sampai saat ini hanya terpenuhi 1/5 saja7. Berapapun hasil DOD yang ditawarkan selalu dibagi rata pada para pengumpul tersebut. Sebagai contohnya, kebutuhan DOD oleh satu orang pengumpul sebanyak 2000 ekor per minggunya, namun yang diterima dari CV. Usaha Unggas hanyalah sebanyak 400 ekor saja. Kekurangan dari permintaan ini dipenuhi dari peternakan serupa.

7

Pada CV. Usaha Unggas peluang pasar diperoleh dari adanya jalinan kemitraan dengan beberapa peternakan dan pengumpul. Pengumpul yang datang untuk mengambil pasokan dari CV. Usaha Unggas ini biasanya menyuplai itik ke restoran ataupun menjualnya langsung ke pasar. Permintaan dari restoran di Jakarta mencapai 100 ekor itik per hari dari satu restoran. Dan untuk permintaan pasar, satu lapak membutuhkan 100 ekor per hari, sedangkan jumlah lapak di satu pasar jumlahnya mencapai 48 lapak.

Permintaan tidak hanya datang dari daerah Jabodetabek, melainkan dari dalam dan luar Pulau Jawa. Untuk beberapa mitra tetap terdapat kesepakatan. Namun bila terjadi penurunan produksi, perusahaan hanya bisa membagi rata hasil produksinya. Hal ini biasanya diterima dengan baik oleh para mitranya mengingat mitra tersebut rata-rata sudah berpengalaman dan mengetahui kondisi yang terjadi.

2. Penawaran

Seperti halnya permintaan, data mengenai penawaran itik di tingkat industri juga belum lengkap. Namun berdasarkan pemberitaan di berbagai media baik elektronik ataupun cetak menginformasikan bahwa penawaran itik lebih kecil dibandingkan dengan permintaannya. Begitu juga dengan pernyataan dari pemasok.

Penawaran di tingkat perusahaan yaitu pada CV. Usaha Unggas, ditunjukan dengan kemampuan peternakan melakukan produksi. Kemampuan produksi tersebut didasarkan dari jumlah indukan sebanyak 500 ekor. Dalam satu minggu, DOD yang dihasilkan berjumlah 1.000 sampai 1.500 ekor.

6.1.2. Analisis Pesaing

Pesaing utama dari CV. Usaha Unggas yaitu peternak lain yang mampu mempertahankan kestabilan stoknya. Loyalitas mitra sangat berperan dalam hal ini. Biasanya bila terjadi kekurangan stok, mitra akan mendapatkan jumlah yang lebih sedikit dari pada awalnya. Kekurangan stok menjadikan harga melambung. Namun biasanya, karena faktor utama penyebab kekurangan stok adalah cuaca

yang memburuk, maka peternak lain pun mengalami hal yang sama. Maka kenaikan harga sama-sama terjadi.

Mitra yang kekurangan produk dapat meminta ke CV. Usaha Unggas, begitu juga sebaliknya, CV. Usaha Unggas dapat mengambil produk dari mitranya, salah satunya yaitu peternak yang berada di wilayah Jawa Timur, karena terdapat perbedaan keadaan cuaca. Selain itu, dengan berkembangnya kemitraan, CV. Usaha Unggas mendapatkan pelanggan dari rekomendasi mitra yang lain dan juga sebaliknya. Persaingan terjadi apabila ada peternak yang bernegosiasi dengan pelanggan yang sama. Namun, karena adanya kemitraan, jadi sejauh ini tidak terdapat masalah dalam pemasaran produk. Terjadinya kelebihan permintaan juga menyebabkan stok yang disediakan selalu habis.

6.1.3. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran yang diterapkan oleh CV. Usaha Unggas meliputi price, product, place, dan promotion. Tujuan menerapkan bauran pemasaran diharapkan mengetahui tingkat intensitas persaingan sesama pelaku usaha, sehingga produk yang dihasilkan ketika dipasarkan dapat diterima oleh konsumen. Selain itu juga menguntungkan bagi pelaku usaha yang akan menjalankan suatu usaha.

1. Harga (price)

CV. Usaha Unggas menghasilkan produk utama yaitu DOD dijual dalam satuan ekor. Harga DOD yang ditetapkan berkisar antara Rp 6.000,00 hingga Rp 6.500,00 per ekor. Sedangkan satu ekor itik dengan berat 1,2 kilogram dijual dengan harga Rp 22.000,00, dengan penambahan rata-rata Rp 1.000,00 untuk setiap kenaikan 0,1 kilogram bobotnya. Itik afkir dijual dengan harga Rp 35.000,00 per ekor.

2. Produk (product)

Produk utama yang dihasilkan dari CV. Usaha Unggas adalah DOD, itik petelur, dan itik pedaging. Produk yang dapat dihasilkan dalam satu minggu produksi sebesar 1.000 hingga 1.500 ekor DOD.

Gambar 4. DOD Hibrida

Selain itu untuk pembesaran itik diperlukan waktu hingga dua bulan untuk mencapai berat rata-rata 1,2 kilogram. Produk dijual dalam bentuk DOD dikemas box. Selain itu perusahaan juga menjual itik afkir yang telah berusia dua tahun.

3. Tempat (place)

Dalam mendistribusikan produk ke pelanggan terdapat beberapa cara yang disesuaikan dengan permintaan dari pelanggan tersebut. Pelanggan ataupun mitra dapat mengambil sendiri DOD ataupun itik dari CV. Usaha Unggas. Cara lain ialah dilakukan pengiriman produk untuk mitra ataupun pelanggan. Jika daerah pengiriman disekitar wilayah Jabodetabek, biasanya mitra tidak dikenakan biaya, namun jika lokasi mitra diluar wilayah ini maka mereka pun dikenai biaya pengiriman. Sebagian besar mitra yang membeli langsung adalah pedagang pengumpul.

Rantai pemasaran pada peternakan ini ada empat dalam mendistribusikan produk yang dihasilkan, yaitu:

a. Rantai pertama yaitu dari CV. Usaha Unggas  Mitra pembesaran  CV. Usaha Unggas  Pengumpul  Konsumen.

b. Rantai kedua yaitu dari CV. Usaha Unggas  Mitra pembesaran  Konsumen.

c. Rantai ketiga adalah CV. Usaha Unggas  Mitra pembesaran  Restoran.

d. Rantai keempat adalah CV. Usaha Unggas  Pengumpul  Konsumen.

Dalam perencanaannya peternakan memilih rantai pertama yaitu dari CV. Usaha Unggas memberikan DOD ke mitra untuk dibesarkan, setelah besar diambil lagi untuk dijual pada pengumpul, setelah itu pengumpul biasanya akan menjual pada konsumen akhir di pasar. Cara ini dipilih karena dinilai paling efisien dan tidak menguras banyak tenaga kerja di kandang. Selain itu juga sesuai dengan misi perusahaan yaitu mengembangkan kemitraan yang menguntungkan.

Daerah tujuan pemasaran utama yaitu daerah Jabodetabek dengan daerah pemasaran utama Jakarta. Antara lain daerah Tanjung Priok, Klender, dan Pos (Tanggerang). Peternakan ini juga melayani permintaan dalam dan luar Jawa. Alternatif distribusi bisa melalui jalur darat dan udara.

4. Promosi (promotion)

Proses promosi dilakukan dengan media internet. CV. Usaha Unggas memiliki beberapa situs website internet, salah satunya usahaunggas.blogspot.com. Selain itu juga terdapat media facebook dan layanan email. Promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang terus berlangsung membuat CV. Usaha Unggas dikenal masyarakat. Pelatihan dan sharing yang rutin diagendakan secara tidak langsung juga menjadi salah satu saluran promosi peternakan ini. Selain itu, terdapat juga beberapa stasiun TV yang datang untuk meliput dan tidak mengenakan biaya promosi pada peternakan ini, antara lain tvOne dan transTV.

6.1.4. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian, yaitu segmentation, targetting, dan positioning. Pasar dari produk CV. Usaha Unggas disegmentasikan berdasarkan georgafis, skala usaha, dan kepemilikan modal. Dari segi geografis, pasar dibedakan menjadi pasar Jabodetabek, luar Jabodetabek, Jawa Barat, Pulau Jawa, dan luar Pulau Jawa. Dari segi skala usaha, dalam kemitraan dibedakan menjadi usaha skala kecil dan menengah.

Target pemasaran utama CV. Usaha Unggas pada saat ini yaitu mitra CV. Usaha Unggas, peternak kecil, dan peternak menengah yang mandiri. Sesuai dengan tujuan perusahaan untuk memberdayakan masyarakat, maka mitra yang

dipilih adalah mitra yang mampu mengelola produksi, namun kekurangan suplai dan pengalaman. CV. Usaha Unggas memposisikan diri sebagai peternakan penghasil unggas, mulai dari bibit hingga dewasa di wilayah Bogor.

Berdasarkan analisis aspek pasar, dapat dikatakan bahwa CV. Usaha Unggas layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan masih terbukanya peluang pasar dari DOD dan itik pedaging. Bahkan menurut pemilik, berapapun jumlah produk yang dihasilkan, pasti akan terserap oleh pasar.