BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA 2.1 Gambaran Umum Daerah 2.1.3 Aspek Pelayanan Umum a. Pendidikan Sementara itu untuk Rata – rata Lama Sekolah, meski secara angka terjadi peningkatan, namun peningkatan yang terjadi tidaklah terlalu signifikan. Pada tahun 2009 rata– rata lama sekolah penduduk Kabupaten Aceh Timur adalah 8,49 tahun atau setara dengan SMP kelas 2. Pada tahun 2013 rata – rata lama sekolah mengalami peningkatan meski tidak sampai 9 tahun, atau lebih tepatnya menjadi 8,58 tahun (setara dengan SMP kelas 3 jika dilakukan pembulatan ke atas). Angka Partisipasi Sekolah (APS) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase.Untuk melihat berapa banyak jumlah penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan yang telah ada dapat dilihat dari persentase penduduk yang masih sekolah pada usia tertentu yang lebih dikenal dengan angka partisipasi sekolah. Meningkatnya angka tingkat partisipasi sekolah berarti menunjukkan adanya keberhasilan dibidang pendidikan terutama yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan yang menyeluruh serta merata. 2 Jumlah Organisasi Olahraga 0 0 0 Unit 3 Jumlah Lapangan Olah Raga 0 172 191 Unit Gambar 2.38 Rata – rata Lama Sekolah (Tahun) Penduduk Kabupaten Aceh Timur, 2009 - 2013 Grafik 2.39 Angka Partisipasi Sekolah (Persen) Kabupaten Aceh Timur, 2011 – 2013 Untuk melihat seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan, dapat dilihat dari penduduk yang masih sekolah pada umur tertentu atau lebih dikenal dengan Angka Partisipasi Sekolah (APS). Dalam kurun waktu 2011 – 2013 APS untuk masing – masing kelompok umur relatif meningkat kecuali kelompok umur 13 – 15 tahun. Jika kita melihat grafik di samping, maka terlihat bahwa APS tertinggi ada pada kelompok umur 7 – 12 tahun. Sayangnya seiring dengan peningkatan kelompok umur APS semakin menurun, bahkan pada kelompok umur 19 – 24 tahun APS hanya berkisar 9,88 persen pada tahun 2011 sedangkan pada tahun 2013 sebesar 11,87 persen. Disamping partisipasi pada pendidikan formal, partisipasi pendidikan Pra Sekolah saat ini menjadi tidak kalah penting karena menyangkut pengelolaan penduduk sejak usia balita yang di dalamnya ada masa keemasan. Dari tabel di samping terlihat bahwa mayoritas penduduk 3 – 6 tahun masih belum mengikuti pendidikan Pra Sekolah meski demikian trend dalam mengikuti pendidikan pra sekolah cenderung meningkat dalam kurun waktu 2011 – 2013. Rasio Ketersediaan Sekolah – Guru dan Murid - Analisa Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah digunakan untuk mengukur ketersediaan sekolah pada jenjang pendidikan (SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA) untuk setiap 10.000 penduduk usia sekolah. Sesuai data Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur, pada tahun 2013 jumlah sekolah SD/MI yang tersedia Kabupaten Aceh Timur terdapat 202 unit bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 60 unit bangunan TK, 319 unit bangunan SD/sederajat, 90 unit bangunan SMP/sederajat, dan 49 unit bangunan SMA/sederajat. Sementara itu, tenaga pengajar yang tersedia untuk masing –masing jenjang pendidikan yakni, 1.144 tenaga pengajar pada tingkat PAUD, 358 pengajar TK, 4.348 pengajar SD/sederajat, 1.881 pengajar SMP/sederajat, dan 1.432 pengajar SMA/sederajat. Sedangkan untuk peserta didiknya, ada 7.312 orang murid PAUD, 2.825 orang murid TK, 56.318 orang murid SD/sederajat, 21.132 orang murid SMP/ sederajat, dan 12.656 murid SMA. Dari angka tersebut, secara kasar dapat terlihat beban mengajar guru pada masing– masing jenjang, yakni 6 orang pada jenjang PAUD, 8 orang pada jenjang TK, 13 orang pada jenjang SD, 11 orang pada jenjang SMP, dan 9 pada jenjang SMA. Tabel. 2.13 Angka Partisipasi Sekolah (Persen) Berdasarkan Kelompok Usia Kabupaten Aceh Timur, 2011 – 2013 Tabel 2.14 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 Fasilitas Sekolah Tahun Satuan 2011 2012 2013 SEKOLAH NEGERI TK/RA 13 14 25 Unit SD/MI 229 301 307 Unit SMP/MTS 62 67 74 Unit SMA/MA 21 24 25 Unit SMK 8 8 10 Unit Perguruan Tinggi 0 0 0 Unit SEKOLAH SWASTA TK/RA 43 40 46 Unit SD/MIN 16 16 17 Unit SMP/MTS 19 23 22 Unit SMA/MA 12 11 14 Unit SMK 8 1 1 Unit Perguruan Tinggi 1 2 2 Unit Sumber: Aceh Timur Info 2013 Tabel 2.15 Jumlah Guru, Ruang Kelas dan Murid di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 Uraian Tahun Satuan 2011 2012 2013 Tenaga Pendidikan TK/RA 258 211 342 Orang SD/MI 4.217 4.384 4.403 Orang SLTP/MTS 1.7442 1.859 1.907 Orang SLTA/MA/SMK 1.307 1.379 1.368 Orang Jumlah Ruang Kelas TK/RA 137 106 142 Orang SD/MI 2.047 1.905 2.080 Orang SLTP/MTS 723 755 810 Orang SLTA/MA/SMK 427 433 523 Orang Jumlah Murid TK/RA 2.527 2.719 3.355 Orang SD/MI 57.463 56.232 56.551 Orang SLTP/MTS 20.598 19.713 22.267 Orang SLTA/MA/SMK 14.234 13.377 12.921 Orang Tabel 2.16 Jumlah Guru Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 Uraian Tahun Satuan 2011 2012 2013 SLTP 24 40 54 Orang SLTA 438 1.359 74 Orang Diploma/D1 14 80 1.220 Orang Diploma/D2 384 1.963 1.704 Orang Diploma /D3 298 355 312 Orang Strata/S1 11.276 4.017 4.546 Orang Strata/S2 10 24 39 Orang Strata/S3 - - - Orang JUMLAH 12444 7838 7949 Orang Sumber: Aceh Timur Info 2013 b. Kesehatan Indikator utama yang dapat digunakan untuk melihat derajat kesehatan penduduk adalah dengan dua indikator yaitu Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup. Selain itu ada aspek penting lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas fisik penduduk adalah status kesehatan yang dapat diukur melalui angka kesakitan dan rata-rata lama sakit. Sedangkan untuk melihat gambaran kemajuan dalam upaya peningkatan dan status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari indikator penolongan persalinan bayi, ketersediaan sarana kesehatan dan jenis pengobatan yang dilakukan. 1. Derajat dan Status Kesehatan Penduduk Untuk melihat derajat kesehatan penduduk yaitu melalui salah satunya melalui indikator Angka Harapan Hidup, dengan kata lain meningkatnya Angka Harapam Hidup mengindikasikan meningkatnya derajat kesehatan penduduk. Indikator selanjutnya adalah rata-rata lama sakit dan persentase angka kesekitan di Kabupaten Aceh Timur. Masalah status kesehatan merupakan masalah yang sangat urgen selain menghabiskan biaya yang besar dan merupakan salah satu dari tujuan kesejahteraan masyarakat. Tabel 2.17 Angka Kesakitan dan Rata-Rata Lama Sakit Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 Tahun Angka Kesakitan(%) Rata-rata Lama Sakit(Hari) 2010 40,84 4,11 2011 39,45 3,86 2012 37,29 39,45 Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Aceh Timur 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa Pada tahun 2010 angka kesakitan yang terjadi di Kabupaten Aceh Timur sebesar 40,84 persen dengan rata-rata lama sakit 4,11 hari, pada tahun 2012 angka kesakitan sebesar 39,45 persen dengan rata – rata lama sakit 3,36 hari dan pada tahun 2012 angka kesakitan yang terjadi di Kabupaten Aceh Timur terjadi penurunan dari tahun 2011 menjadi 37,29 akan tetapi terjadi kenaikan rata – rata lama sakit yaitu 39,45 hari. 2. Pemanfatan Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting oleh semua orang/kalangan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang baik serta nyaman, baik dikota maupun didesa semua membutuhkan fasiltas kesehatan. Fasilitas kesehatan yang di miliki oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Timur priode 2011-2013 dalam memenuhi pelayanan bagi masyarakatnya dengan tujuan semua masyarakat berhak mendapat pelayanan kesehatan yang layak. Tabel 2.18 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 Fasilitas Kesehatan Tahun Satuan 2011 2012 2013 Rumah Sakit 2 2 2 Unit Puskesmas 26 26 26 Unit Puskesdes/Polindes 103 160 204 Unit Pustu 68 77 81 Unit Klinik Dokter Bersama/Perorangan 18 18 22 Unit Apotik 8 8 11 Unit Ambulance 26 26 33 Unit Praktek Alternatif 1 1 2 Unit Tenaga kesehatan yang tersedia di Kabupaten Aceh Timur tahun 2011-2013 dalam melayani masyarakat masih sangat terbatas sehingga kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang didapatkan oleh masyarakat masih sangat terbatas jika dilihat dengan jumlah penduduk Kabupaten Aceh Timur dan luas wilayah Kabupaten Aceh Timur yang luas. Pada tabel 2.20 berikut ini dapat kita lihat data tenaga kesehatan yang ada dalam wilayah Kabupaten Aceh Timur. Tabel 2.19 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 Tenaga Kesehatan Tahun Satuan 2011 2012 2013 Dokter Umum 83 85 85 Orang Bidan 0 927 558 Orang Tenaga Para medis Lain 0 208 0 Orang Perawat 462 538 0 Orang Dukun Bersalin 0 271 300 Orang Tenaga Kesehatan Masyarakat 0 35 610 Orang Dokter Spesialis 0 21 21 Orang Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Aceh Timur 2013 Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dijelaskan bagaimana perkembangan tenaga kesehatan yang tersedia di Kabupaten Aceh Timur selama priode 2011-2013 dalam memenuhi kebutuhan peningkatan pelayan kesehatan kepada masyarakat masih dikatakan kurang dari pada kebutuhan yang harus tersedia dalam memenuhi kebutuhan penduduk yang berobat atau yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan. Apabila dibandingkan dengan jumlah luas wilayah Kabupaten Aceh Timur 6.040,60 KM² dan jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak 433.211 jiwa. Hingga tahun 2011-2013 fasilitas sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Aceh Timur adalah RSUD 2 unit (RSU Pemerintah 2 unit dan RSU Swasta 1 unit), Puskesmas Induk, Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu 26 unit, Posyandu tahun 2011-2013 sebanyak 674 Unit, Poskesdes tahun 2011-2013 sebanyak 204 Unit dan pengobatan alternative sebanyak 2 Unit mulai tahun 2013. Untuk tenaga kesehatan yang tersedia masih relatif sedikit. Pada tahun 2011-2012 Dokter Spesialis 13 orang, Dokter Umum 85 orang, Dokter Gigi 21 orang. Bidan 917 orang dan Perawat 588 orang. Selain tenaga medis, ada juga tenaga kesehatan pada tahun 2011-2013 seperti tenaga apoteker sebanyak 38 orang, ahli kesehatan masyarakat 61 orang, tenaga ahli gizi 21 orang, analis laboratorium 21 orang, Ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan dipandang masih kurang terutama dalam mewujudkan Kabupaten Aceh Timur yang sehat. Tabel 2.20 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 No Sarana Kesehatan 2011 2012 2013 Satuan 1 Posyandu 651 659 674 Unit 2 Poskesde/Polindes 103 160 204 Unit 3 Puskesmas - Pembantu - Keliling - Induk 26 26 26 Unit 4 Rumah Sakit Umum 2 2 2 Unit 5 Rumah Sakit Swasta 1 1 1 Unit 6 Pengobatan Aternatif 1 1 2 Unit Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Aceh Timur 2013 c. Sarana dan Prasarana Berbagai program dan kegiatan pembangunan daerah yang dijalankan oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Aceh Timur selama ini diantaranya adalah dengan terus berupaya meningkatkan kualitas maupun kuantitas sarana transportasi sebagai urat nadi roda perekonomian yang menunjang aktifitas sektor lainnya. Meningkatnya perjalanan menggunakan sarana darat akan memberikan dampak bagi perekonomian baik langsung maupun tidak langsung. Tentu saja, ketersediaan sarana jalan harus menyeimbangkan antara kuantitas dan kualitas sehingga frekuensi perjalanan menggunakan sarana darat diharapkan akan terus meningkat. Sarana jalan raya berdasarkan domain dan tanggung- jawab pengelolaannya dibedakan menjadi 6 (enam) kelas, yaitu : 1. Kolektor Primer K1 (Jalan Nasional); 2. Kolektor Primer K2 (Jalan Nasional High Way Trans Sumatera); 3. Kolektor Primer K3 (Jalan Provinsi); 4. Jalan Lingkungan Kabupaten Aceh Timur; 5. Jalan Lingkungan Kabupaten Aceh Timur; dan 6. Jalan Khusus Kabupaten Aceh Timur. Gambaran keadaan jalan berdasarkan status, kondisi dan jenis permukaan di Kabupaten Aceh Timur ini dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut : Tabel 2.21 Status, Jenis dan Panjang Jalan di Kabupaten Aceh Timur No. Jaringan Jalan Panjang (Km) 1. Kolektor Primer K1 (Jalan Nasional) 106,10 2. Kolektor Primer K2 (Jalan Nasional High Way Trans Sumatera) 99,69 3. Kolektor Primer K3 (Jalan Provinsi) 110,93 4. Kolektor Primer K4 (Jalan Kabupaten) 902,01 5. Jalan Lingkungan Kab. Aceh Timur 56,14 6. Jalan Khusus Kab. Aceh Timur 414,48 Jumlah 1.689,35 Sumber : RTRW Kabupaten Aceh Timur, 2012-2032 Pada tahun 2013, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Timur mencatat panjang jalan dan jembatan di wilayah Kabupaten Aceh Timur sepanjang 2.638,25 Km, terdiri dari 2.633,92 Km panjang jalan dan 4,33 Km panjang jembatan. Panjang jalan yang tercatat merupakan jalan kabupaten yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten.Berdasarkan kondisinya, 1.218,72 Km jalan dalam kondisi baik, 652,20 km dalam kondisi sedang, dan selebihnya dalam kondisi rusak. Sementara untuk kondisi jembatan, 3,45 km dalam kondisi baik, 0,33 km dalam kondisi sedang, dan 0,55 km lainnya dalam kondisi rusak, baik itu rusak ringan maupun rusak berat. Dari jenis permukaanya, mayoritas jalan di Kab. Aceh Timur masih berupa jalan kerikil, yakni sepanjang 1.658,03 km, untuk jalan yang sudah diaspal baru 403.80 km, dan selebihnya masih berupa jalan tanah dan jalan permukaan jenis lain. Tabel 2.23 Kondisi Jembatan di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011 – 2013 Sumber : Aceh Timur dalam Angka, 2014 2011 2012 2013 A JALAN Baik Km 864.79 1,176.07 1,218.72 Sedang Km 973.60 724.65 652.20 Rusak ringan Km 284.83 542.49 496.70 Rusak berat Km 43.33 189.20 266.30 JUMLAH 2,166.55 2,632.41 2,633.92 B JEMBATAN Baik M 2,613.10 3 454.60 3,454.60 Sedang M 510.98 327.48 327.48 Rusak ringan M 683.10 473.16 473.16 Rusak berat M 65.00 79.36 79.36 JUMLAH 3,872.18 4 334.60 4,334.60 Jumlah A dan B Km 2,170.42 2,636.74 2,638.25 PANJANG JALAN / JEMBATAN SATUAN d. Perumahan / Pemukiman Dari segi perumahan, mayoritas rumah tangga di Kabupaten Aceh Timur pada tahun 2013 menguasai rumah dengan status milik sendiri, yakni sebanyak 84,18 persen. Kemudian mereka yang menguasai rumah dengan status Bebas Sewa Milik Orang Tua/ Sanak/ Saudara ada sebanyak 8,07 persen. Dilihat dari jenis rumah, ada beberapa indikator yang digunakan, diantaranya jenis lantai terluas, jenis atap terluas, dan jenis dinding terluas. Pada tahun 2013, mayoritas rumah tangga di Kabupaten Aceh Timur menguasai rumah dengan lantai dari jenis semen, yakni ada sebanyak 56,03 persen. Kemudian rumah tangga dengan jenis lantai terluas dari Tanah ada sebanyak 19,68 persen dan dari kayu sebanyak 15,44 persen. Sedangkan yang menggunakan Marmer/ Keramik/ Granit ada sebanyak 7,07 persen. Dari jenis dinding, pada tahun 2013 mayoritas rumah tangga di Kabupaten Aceh Timur menguasai rumah dengan jenis dinding terluas berupa kayu, yakni sebanyak 73,98 persen, disusul oleh rumah tangga yang menguasai rumah dengan jenis dinding terluas berupa tembok, yakni sebanyak 21,48 persen. Sementara itu dari jenis atap, mayoritas rumah tangga di Kabupaten Aceh Timur pada tahun 2013 menguasai rumah dengan jenis atap terluas berupa seng, yakni sebanyak 60,59 persen, kemudian terbanyak kedua adalah rumah tangga yang menguasai rumah dengan jenis atap terluas berupa Ijuk/ Rumbia dengan persentase sebanyak 24,83 persen. Kata terluas dari ketiga indikator perumahan memiliki pengertian jika rumah tersebut memiliki lebih dari satu jenis dinding, misalnya dari kayu dan tembok, maka dilihat mana yang lebih luas digunakan apakan kayu atau temboknya. Begitu pula untuk menilai jenis lantai dan atap yang digunakan. Dan dari ketiga indikator tersebut, secara umum dapat dinilai jenis bangunan rumah di Kabupaten Aceh Timur mayoritas menggunakan lantai semen, dinding dari kayu, dan atap dari seng. Dari segi sanitasi salah satunya adalah fasilitas tempat buang air besar. Pada tahun 2013 di Kabupaten Aceh Timur, mayoritas rumah tangga sudah memiliki fasilitas buang air besar sendiri, namun secara persentase baru sebanyak 69,49 persen, bahkan 21,81 persen mengaku tidak memiliki fasilitas buang air besar. Gambar 2.40 Persentase Status Kepemilikan Rumah di Kabupaten Aceh Timur, 2013 Sebanyak 6,52 persen menyatakan menggunakan fasilitas buang air besar bersama. Fasilitas buang air besar bersama memiliki arti ada 1 tempat buang air besar yang digunakan secara bersama oleh beberapa rumah tangga. Sementara itu sebanyak 2,18 persen menggunakan fasilitas buang air besar umum. Dari segi penggunaan air minum, mayoritas rumah tangga menggunakan Sumur Terlindung sebagai Sumber Air Minum yakni sebanyak 26,48 persen rumah tangga, kemudian 25,54 persen menggunakan Sumur Tak Terlindung, dan 22,59 menggunakan Air Isi Ulang sebagai Sumber Air Minum. e. Perhubungan. Salah satu fasilitas umum yang sangat menunjang proses pembangunan adalah kondisi jalan dan jenis permukaan jalan. Berdasarkan tanggungjawab pengelolaannya, terbagi menjadi 3, yakni Jalan Negara, Jalan Provinsi, dan Jalan Kabupaten. Secara keseluruhan, panjang jalan kabupaten di Kabupaten Aceh Timur pada tahun 2013 adalah sepanjang 2.633,92 km dan meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 yang panjang jalan kabupatennya sepanjang 2.632,41 km. Berdasarkan jenis permukaannya, pada tahun 2013, mayoritas jalan kabupaten di Kabupaten Aceh Timur masih berupa jalan kerikil, yakni sebanyak 62,95 persen. Untuk jalan yang sudah diaspal baru sebanyak 15,33 persen. Selebihnya, yakni jenis permukaan tanah dan lainnya, masing – masing 6,92 persen dan 14,80 persen.Sedangkan apabila dilihat berdasarkan kondisinya, mayoritas jalan pada tahun 2012 dan 2013 berada dalam kondisi baik. Dan secara perbandingan, panjang jalan yang berada dalam kondisi baik mengalami kenaikan. Gambar 2.41 Persentase Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Aceh Timur, 2013 Gambar 2.42 Panjang Jalan Menurut Kondisi (Kilometer) di Kabupaten Aceh Timur, 2012 - 2013 2.1.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan a. Jumlah Nilai Investasi / Pembentukan Modal tetap Bruto Berdasarkan angka PDRB sangat sementara, pada tahun 2013, nilai PDRB Kabupaten Aceh Timur dengan migas adalah sebesar 7,72 triliun rupiah dan berada pada urutan kelima di Provinsi Aceh. Urutan pertama adalah Kabupaten Aceh Utara yang juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Timur, dimana nilai PDRB dengan migasnya mencapai 12,53 triliun rupiah. Peranan sektor migas untuk beberapa kabupaten/ kota memang cukup signifikan mempengaruhi nilai PDRB kabupaten/ kota tersebut, seperti terjadi di Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, dan Kabupaten Aceh Tamiang. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan angka PDRB dengan migas dan tanpa migas. Apabila sektor migas dikeluarkan, maka nilai PDRB Kabupaten Aceh Timur menjadi 5,29 triliun rupiah dan berada pada urutan ketujuh se- Provinsi Aceh. Kabupaten/ kota yang memiliki nilai PDRB tanpa migas tertinggi adalah Kota Banda Aceh, dimana nilai PDRB tanpa migasnya sebesar 11,78 persen. b. Rasio daya serap tenaga kerja Peningkatan jumlah pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka pada tahun 2013 lebih disebabkan karena pertambahan yang cukup signifikan dari jumlah angkatan kerja baru di tahun 2013. Pada tabel di samping terlihat pada tahun 2013 jumlah angkatan kerja sebanyak 163.282 jiwa atau mengalami peningkatan 8.010 jiwa dibandingkan tahun 2012, begitu pula pada tingkat partisipasi angkatan kerjanya, dimana pada tahun 2012 TPAK sebesar 62,96 persen, sedangkan pada tahun 2013 naik menjadi 65,13 persen. Penambahan angkatan kerja di tahun ini tidak mampu direspon positif oleh berbagai sektor ekonomi, sehingga mengakibatkan angkatan kerja baru tersebut malah masuk dalam kategori pengangguran. Secara perbandingan jenis kelamin, mayoritas mereka yang menganggur adalah laki – laki, yakni 52,01 persen. Tabel 2.25 Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Aceh Timur, 2011 – 2013 Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Aceh Timur, 2014 Indikator 2011 2012 2013 Angkatan Kerja 154,020 155,272 163,282 - Bekerja 141,738 143,999 144,642 - Pengangguran 12,282 11,273 18,640 Bukan Angkatan Kerja 87,946 91,341 87,420 TPAK (%) 63.65 62.96 65.13 TPT (%) 7.97 7.26 11.42 Dalam dokumen PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN ( RKPK ) ACEH TIMUR TAHUN 2016 (Halaman 56-67)