• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN ( RKPK ) ACEH TIMUR TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN ( RKPK ) ACEH TIMUR TAHUN 2016"

Copied!
312
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR

NOMOR 25 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN

( RKPK )

ACEH TIMUR TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR

TAHUN 2015

Komplek Pusat Pemerintahan

Jln. Banda Aceh – Medan Km. 370 Idi

Kode Pos 24454 Telp. (0646) 24454 Fax.(0646) 21115

(2)

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ...

i

DAFTAR TABEL ...

iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... ... 1

1.2 Landasan Hukum ... 5

1.3 Hubungan Antar Dokumen ... 7

1.4 Sistematika Dokumen RKPK ... 7

1.5 Maksud, Tujuan dan Fungsi Penyusunan RKPK ... 8

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA

PENYELENGGARAAN PEMERINTAH ... 9

2.1 Gambaran Umum Daerah ... 9

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi ... 9

2.1.1.1. Batas Administrasi dan Kondisi Geografis ... 9

2.1.1.2. Topografi ... 10

2.1.1.3. Geologi ... 11

2.1.1.4. Hidrologi ... 12

2.1.1.5. Klimatologi ... 12

2.1.1.6 Penggunaan Lahan ... 13

2.1.1.7. Potensi Pengembangan Wilayah ... 13

2.1.1.8. Wilayah Rawan Bencana ... 17

2.1.1.9. Demografi ... 18

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... 21

2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Masyarakat ... 21

2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial ... ... 35

2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga ... 46

2.1.3 Aspek Pelayanan Umum ... 48

2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib ... 48

(3)

2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah ... 59

2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ... 59

2.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah / Infrastruktur ... ... 61

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan ... 81

2.2.1 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2014 ... 81

2.2.2 Target Capaian Program dan Kegiatan Tahun 2014 ... 84

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah ... 188

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ... 189

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... 189

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... 191

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 ... 200

4.1 Arah Kebijakan Pembangunan Nasional ... 200

4.2 Prioritas Pembangunan Daerah ... 207

4.3 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah ... 208

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2016 ... 212

5.1 Plafon Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung SKPK ... 212

(4)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1. Struktur Pusat Pelayanan Menurut Hirarki Fungsional Kabupaten Aceh Timur Tahun

2012 – 2032 ... 14

Tabel 2.2.

Statistik Kependudukan Kabupaten Aceh Timur, 2010 - 2013 ... 19

Tabel 2.3.

Luas Kecamatan Serta Jumlah Penduduk Berdsarkan Jenis Kelamin Kabupaten Aceh

Timur Tahun 2013 ... 20

Tabel 2.4.

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Banda Aceh Mei 2015, Tahu Kelender 2015 dan Tahun ke

Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)... 33

Tabel 2.5.

Inflasi Bulanan, Tahun Kelender dan Tahun ke Tahun (Persen) ... 33

Tabel 2.6.

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh dan Nasional

Tahun 2009 - 2013 ... 34

Tabel 2.7

Jumlah Keluarga Penerima Program Bantuan Rumah Tangga Sasaran Penerima

Manfat Program Beras Miskin (Raskin) dalam Wilayah Kabupaten Aceh Timur

Tahun 2014 ... 40

Tabel 2.8

Kecamatan Penerima Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Aceh

Timur Tahun 2015 ... 41

Tabel 2.9

Kecamatan Penerima Bantuan Program BAYA Kabupaten Aceh Timur Tahun 2014 42

Tabel 2.10 Jumlah Keluarga Penerima Program BLSM Dalam Wilayah Kabupaten Aceh Timur

Tahun 2014 ... 43

Tabel 2.11 Kecamatan Penerima Bantuan Pembangunan dan Rehab Ringan Rumah Dhuafa

dalam Wilayah Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015 ... 44

Tabel 2.12 Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2012-2014 47

Tabel 2.13 Angka Partisipasi Sekolah (Persen) Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 ... 49

Tabel 2.14 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 ... 50

Tabel 2.15 Jumlah Guru, Ruang Kelas dan Murid di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 50

Tabel 2.16 Jumlah Guru Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Aceh Timur

Tahun 2011-2013 ... 51

Tabel 2.17 Angka Kesakitan dan Rata-rata Lama Sakit Kabupaten Aceh Timur Tahun

2011-2013 ... 52

Tabel 2.18 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 ... 52

Tabel 2.19 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 ... 53

Tabel 2.20 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 ... 54

(5)

Tabel 2.22 Kondisi Jembatan di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 ... 55

Tabel 2.23 Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Aceh Timur, Tahun 2011-2013 ... 58

Tabel 2.24 Rekapitulasi Program SKPK dan Alokasi Anggaran serta Realisasi dalam Urusan

Wajib dan Pilihan Tahun Anggaran 2014 ... 83

Tabel 3.1

Perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Aceh Timur

Tahun 2011 – 2015 ... 191

Tabel 3.2

Proyeksi Anggaran Pendapatan Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 dan

Perbandingan Tahun 2015 ... 192

Tabel 3.3

Proyeksi Anggaran Belanja Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 dan Perbandingan

Tahun 2015 ... 195

Tabel 3.4

Proyeksi Anggaran Pembiayaan Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 dan

Perbandingan Tahun 2015 ... 197

Tabel 3.5

Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

dan Perbandingan Tahun 2015 ... 198

Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Berdasarkan Misi Daerah Tahun 2016 208

Tabel 5.1

Pagu Indikatif Plafon Anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung

(6)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1.

Hubungan dan Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan ...

7

Gambar 2.1.

Peta Administrasi Kabupaten Aceh Timur ... 10

Gambar 2.2.

Peta Geologi Kabupaten Aceh Timur ... ... 11

Gambar 2.3.

Peta Rawan Bencana Kabupaten Aceh Timur ... 18

Gambar 2.4.

Perkembangan Jumlah Penduduk Kbupaten Aceh Timur, Tahun 2009-213 ... 19

Gambar 2.5.

PDRB Kabupaten Aceh Timur ADHB 2010 – 2013 (Trilliun Rp) ... 22

Gambar 2.6

PDRB Kabupaten Aceh Timur ADHK 2010 – 2013 (Trilliun Rp) ... 22

Gambar 2.7

Perkembangan Struktur Ekonomi Kabupaten Aceh Timur 2010-2013 (Persen) . 22

Gambar 2.8

Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Kabupaten Aceh Timur 2013

(Persen) ... 22

Gambar 2.9

Kontribusi Sektor Pertanian dan Subsektor Pendukungna, 2010- 2013

(Persen) ... 23

Gambar 2.10 Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Subsektor Pendukungna, 2013 (Persen) ... 23

Gambar 2.11 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian serta Subsektor

Pendukungnya, 2010-2013 ... 24

Gambar 2.12 Pertumbuhan Sektor Pertambangan dan Penggalian serta Subsektor

Pendukungnya, Tahun 2013 ... 24

Gambar 2.13 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Tahun 2013 (Persen) ... 25

Gambar 2.14 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Serta Subsektor Pendukungya

Tahun 2013 ... 25

Gambar 2.15 Kontribusi Sektor Listrik Serta Subsektor Pendukungnya Tahun 2010 - 2013

(Persen) ... 26

Gambar 2.16 Pertumbuhan Sektor Listrik Serta Subsektor Pendukungnya Tahun 2013

(Persen) ... 26

Gambar 2.17 Kontribusi Sektor Konstruksi Tahun 2010 - 2013 (Persen) ... 27

Gambar 2.18 Pertumbuhan Sektor Konstruksi Tahun 2013 (Persen) ... 27

Gambar 2.19 Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Subsektor

Pendukungnya Tahun 2010 - 2013 (Persen) ... 28

Gambar 2.20 Pertumbuhan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Subsektor

Pendukungnya Tahun 2013 ... 28

Gambar 2.21 Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta Subsektor

Pendukungnya Tahun 2010 - 2013 (Persen) ... 29

(7)

Gambar 2.22 Pertumbuhan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta Subsektor

Pendukungnya Tahun 2013 (Persen) ... 29

Gambar 2.23 Kontribusi Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan serta Subsektor

Pendukungnya Tahun 2010 - 2013 (Persen) ... 30

Gambar 2.24 Pertumbuhan Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan serta Subsektor

Pendukungnya Tahun 2013 (Persen) ... 30

Gambar 2.25 Kontribusi Sektor Jasa-Jasa serta Subsektor Pendukungnya Tahun 2013

(Persen) ... 31

Gambar 2.26 Pertumbuhan Sektor Jasa-Jasa serta Subsektor Pendukungnya Tahun 2013

(Persen) ... 31

Gambar 2.27 Perkembangan Inflasi Banda Aceh, Lhokseumawe, Meulaboh, Provinsi Aceh dan

Nasional, Mei 2014 – Mei 2015 ... 32

Gambar 2.28 Angka Melek Huruf dan Buta Huruf Kabupaten Aceh Timur, 2009-2013 (Persen) 35

Gambar 2.29

Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 (Persen) ... 35

Gambar 2.30

Angka Partisipasi Murni Kabupaten Aceh Timur Tahun 2011-2013 (Persen) .... 36

Gambar 2.31

Angka Harapan Hidup Kabupaten Aceh Timur Tahun 2009-2013 ... 36

Gambar 2.32

Persentase Penduduk yang memiliki Keluhan Kesehatan dan Tempat Berobat

Utama di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013 ... 37

Gambar 2.33

Angka Kematian Ibu (AKI) Kab. Aceh Timur Tahun 2010-2014 (Persen) ... 37

Gambar 2.34

Angka Kematian Bayi Kabupaten Aceh Timur, Tahun 2010-2014 (Persen)... 38

Gambar 2.35

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin

Kabupaten Aceh Timur, 2011-2013 ... 38

Gambar 2.36

Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh,

Tahun 2012-2013 ... 39

Gambar 2.37

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Penduduk Kabupaten Aceh Timur, 2009-2013 48

Gambar 2.38

Angka Partisipasi Sekolah (Persen) Kabupaten Aceh Timur, 2011 – 2013 ... 48

Gambar 2.39

Persentase Status Kepemilikan Rumah di Kabupaten Aceh Timur, 2013 ... 56

Gambar 2.40

Panjang Jalan Menurut Kondisi (Kilometer) di Kabupaten Aceh Timur,

2012-2013 ... 57

Gambar 2.41

Persentase Jenis Perukaan Jalan di Kabupaten Aceh Timur, 2013 ... 57

Gambar 2.42

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Timur Tahun 2012-2013 ... 59

Gambar 2.43

Pertumbuhan Rill Sektor Ekonomi Kab. Aceh Timur Tahun 2013 ... 59

(8)

Gambar 2.45

Pendapatan Per Kapita Kabupaten Aceh Timur Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah) 60

Gambar 2.46

Perkembangan Konsumsi Per Kapita (Rupiah) Kabupaten Aceh Timur Tahun

2011-2013 ... 61

Gambar 2.47 Rencana dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh

Timur Tahun 2014 ...

84

Gambar 2.48 Laporan Realisasi dan Aktivitas Pengadaan Bulanan Kabupaten Aceh Timur

Per Desember Tahun 2014 ... 86

Gambar 3.1

Perkembangan Struktur Ekonomi Kabupaten Aceh Timur Tahun 2010-2013 ... 190

Gambar 3.2

Kontribusi Sektor Ekonomi terhadap Total PDRB Kabupaten Aceh Timur

Tahun 2013 ... 190

Gambar 3.3

Perkembangan Dana Otonomi Khusus dan TDBH Migas Kabupaten Aceh

(9)

BAB

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten pada dasarnya memuat rancangan kerangka

ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaan pembangunan daerah,

baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong

partisipasi masyarakat. Perencaaan pembangunan daerah yang baik juga diharapkan mampu

mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sehingga berdampak terhadap peningkatan daya beli dan

pendapatan riil masyarakat serta peningkatan kesejahteraan masyarakat baik dalam berbagai aspek

pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap sosial ekonomi yang lebih baik.

Perencanaan pembangunan daerah tidak terlepas antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Provinsi mengingat perencanaan pembangunan disetiap tingkatan pemerintah haruslah bersinergi

dalam upaya menciptakan harmonisasi dan sinkronisasi arah kebijakan pembangunan sejak proses

perencanaan hingga kepada proses implementasinya agar dapat terlaksana dengan baik. Sinergi

kebijakan pembangunan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota

tersebut dituangkan ke dalam salah satunya dokumen perencanaan yang disebut Rencana Kerja

Pembangunan Kabupaten (RKPK) dimana substansi RKPK mengacu kepada RPJM Daerah, RPJP

Daerah, RPJM Nasional serta RKP sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang

Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Disamping itu, Rencana Kerja

Pembangunan Kabupaten (RKPK) merupakan pedoman bagi daerah untuk penyusunan

rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK) Tahun Anggaran 2016.

RPJMN Tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 2

Tahun 2015 berfungsi salah satunya sebagai bahan penyusunan dan penyesuaian RPJM Daerah

dengan memperhatikan tugas dan fungsi pemerintah daerah dalam mencapai sasaran nasional yang

termuat dalam RPJM Nasional.

Visi Misi Pembangunan Nasional untuk Tahun 2015 – 2019 adalah :

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN

BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG

(10)

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang

kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negera kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negera hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negera maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negera maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan

kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Sejalan dengan Visi Misi Pembangungan Nasional Tahun 2015 – 2019 yang telah

dituangkan ke dalam Nawacita, maka RKPK Aceh Timur Tahun 2016 disusun dengan

memperhatikan keselarasan program dan kegiatan dalam mencapai prioritas pembangunan nasional

dan pembangunan kabupaten Aceh Timur. Nawacita adalah sembilan agenda pembangunan Jokowi –

JK yang terdiri dari :

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh

warga negara. Melalui pelaksanaan politik luar negeri bebas-aktif.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,

efektif, demokratis, dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas

korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program Indonesia Pintar dengan wajib

belajar 12 tahun bebas pungutan. Dan program Indonesia Sehat untuk peningkatan layanan

kesehatan masyarakat. Serta Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dengan mendorong

program kepemilikan tanah seluas sembilan juta hektar.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi dan

domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalu penataan kembali kurikulum pendidikan nasional.

9. Memperteguh Keb-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui penguatan

(11)

Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016 dijelaskan bahwa RKP Tahun 2016 merupakan

penjabaran tahun kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2015-2019 dan juga merupakan kesinambungan upaya pembangunan yang terencana dan sistematis

serta

dilaksanakan

baik

masing-masing

maupun

seluruh

komponen bangsa dengan

memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif dan akuntabel

dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara

berkelanjutan.

RKP memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro,

program-program kementerian/lembaga, lintas kementerian, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan

kerangka pendanaan yang bersifat indikatif sesuai maksud Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tema RKP Tahun 2016 adalah “Mempercepat

Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Pondasi Pembangunan Yang Berkualitas”. Sasaran

Pokok RKP Tahun 2016 disusun :

1.

Sasaran Makro;

2.

Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat;

3.

Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;

4.

Sasaran Dimensi Pemerataan;

5.

Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antar Wilayah;

6.

Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.

Sesuai dengan Tema dan Sasaran Pokok RKP Tahun 2016 tersebut, maka:

1.

Pertumbuhan ekonomi ditargetkan untuk tumbuh sekitar 6,6 persen;

2.

Inflasi ditargetkan pada kisaran 3,0 persen sampai dengan 5,0 persen;

3.

Jumlah penduduk miskin berkisar antara 9,0 persen sampai dengan 10,0 persen;

4.

Tingkat pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 5,2 persen sampai dengan 5,5 persen.

Untuk itu, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota harus mendukung

tercapainya sasaran dan bidang-bidang pembangunan nasional tersebut sesuai dengan potensi

dan kondisi masing-masing daerah, mengingat keberhasilan pencapaian sasaran dan

bidang-bidang pembangunan nasional dimaksud sangat tergantung pada sinkronisasi kebijakan antara

pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Pemerintah kabupaten/kota yang dituangkan dalam

Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten.

Sejalan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagai

upaya pemerintah dalam memberi kewenangan kepada desa dalam menyelenggarakan

pemerintahannya sendiri yang meliputi kewenangan di bidang pembangunan desa, pembinaan

kemasyarakatan desa, pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak

(12)

asal usul dan adat istiadat desa maka Pemerintah Daerah perlu mengambil kebijakan baik dalam

hal kebijakan anggaran maupun kebijakan dalam teknis pelaksanaannya demi mewujudkan desa

yang maju dan mandiri. Untuk itu implementasi pelaksanaan undang-undang dimaksud perlu

mendapat perhatian khusus agar dapat terlaksana dengan baik di tahun 2016 mendatang.

Terkait dengan pelaksanaan undang-undang dimaksud Pemerintah Kabupaten Aceh Timur

telah melakukan sosialisasi kepada seluruh aparatur desa yang terlibat langsung dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa terutama dalam memberi pembinaan hal-hal yang bersifat

teknis terhadap penganggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban keuangan agar dapat

terlaksana secara efektif dan efisien.

Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten sebagai suatu dokumen resmi rencana daerah

mempunyai kedudukan yang strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah mengingat

beberapa hal sebagai berikut:

1. RKPK merupakan dokumen yang secara substansial merupakan penerjemahan dan penjabaran

dari visi, misi dan program kepala daerah yang ditetapkan dalam RPJM kedalam program dan

kegiatan pembangunan tahunan daerah.

2. RKPK memuat arahan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahunan bagi Seluruh

Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja

Perangkat Kabupaten (Renja-SKPK).

3. RKPK merupakan acuan Kepala Daerah dan DPRK dalam menentukan Kebijakan Umum APBK

dan penentuan prioritas serta pagu anggaran sementara yang selanjutnya digunakan sebagai

acuan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK).

4. RKPK juga salah satu instrumen evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Melalui

evaluasi terhadap pelaksanaan RKPK ini dapat diketahui sampai sejauh mana capaian kinerja

RPJM sebagai wujud dari kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah hingga tahun

berkenaan dikarenakan RKPK merupakan dokumen yang menjembatani antara perencanaan

strategis jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan.

Mengingat posisi strategis dokumen RKPK dalam penyelenggaraan pemerintahan maka

keseriusan sangatlah dibutuhkan sejak awal tahapan penyusunan hingga penetapan dokumen RKPK

sehingga dapat dihasilkan dokumen RKPK yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan

arah kebijakan pembangunan pada Tahun Anggaran 2016. RKPK juga memuat kebijakan publik dan

arah kebijakan pembangunan daerah selama setahun, yang diharapkan dapat menciptakan kepastian

kebijakan sebagai komitmen Pemerintah Daerah yang harus dilaksanakan secara konsisten.

Adapun keselarasan dokumen baik nasional, provinsi dan daerah yang memenuhi kriteria

sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, antara

lain :

(13)

1. Program prioritas dalam RKPK harus sesuai dengan program prioritas sebagaimana tercantum

dalam dokumen RPJM pada tahun berkenaan.

2. Program dan kegiatan prioritas dalam RKPK harus konsisten dengan program dan kegiatan

yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan dalam forum Musrenbang.

3. Program dan kegiatan prioritas dalam RKPK harus dilengkapi dengan indikator kinerja hasil

(outcome) untuk program dan indikator kinerja keluaran (output) untuk kegiatan, yang bersifat

realistis dan terukur.

4. Program dan kegiatan RKPK dilengkapi dengan pendanaan yang menunjukkan prakiraan maju

dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten (RKPK) Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

disusun dengan memperhatikan kesesuaian antara Visi dan Misi serta Program Daerah yang telah

dituangkan kedalam RPJM Kabupaten Aceh Timur Periode 2012 – 2017 melalui pengoptimalan

kemampuan keuangan daerah yang nantinya dapat memberikan dampak yang cukup singnifikan

yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

1.2

Landasan Hukum

Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam penyusunan RKPK Aceh

Timur Tahun 2016 adalah :

1. Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom

Kabupaten-kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara;

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi

Daerah Istimewa Aceh;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

5. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;

9. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

(14)

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59

tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;

14. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 1 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Sekretariat Kabupaten dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Timur

sebagaimana telah diubah dengan Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 20 Tahun 2008

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabupaten dan Sekretariat DPRK Aceh

Timur menjadi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten dan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Timur;

15. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Dinas-Dinas Kabupaten Aceh Timur sebagaimana telah diubah dengan Qanun Kabupaten

Aceh Timur Nomor 2 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas

Kabupaten Aceh Timur menjadi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah

Kabupaten Aceh Timur;

16. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 3 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Lembaga Teknis Kabupaten Aceh Timur sebagaimana telah diubah dengan Qanun

Kabupaten Aceh Timur Nomor 3 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Teknis Kabupaten Aceh Timur menjadi Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Teknis Daerah Kabupaten Aceh Timur;

17. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 4 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur sebagaimana telah diubah dengan Qanun

Kabupaten Aceh Timur Nomor 4 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Timur;

18. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) Kabupaten Aceh Timur Tahun 2008 - 2028;

19. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah;

20. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Kabupaten Aceh Timur Periode 2012 - 2017;

(15)

1.3

Hubungan Antar Dokumen

RKPK disusun dalam rangka mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis

antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten/kota sehingga substansi RKPK

Tahun 2016 harus selaras dengan dokumen perencanaan tingkat pusat dan dokumen perencanaan

tingkat provinsi serta memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan di Kabupaten Aceh Timur

sehingga terwujud sinergi perencanaan.

Gambar 1.1.

Hubungan dan Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan

1.4

Sistematika Dokumen RKPK

Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016, disusun dengan

sistematika :

BAB I

: Pendahuluan, menguraikan mengenai pengertian dan latar penyusunan RKPK,

dasar hukum penyusunan, kedudukan dan keterkaitan antara dokumen RKPK

dengan dokumen perencanaan lainnya, landasan hukum, maksud, tujuan dan fungsi

penyusunan RKPK.

BAB II

: Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPK Tahun Lalu dan Capaian Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintahan

memuat tentang gambaran umum kondisi

daerah berkenaan dengan aspek geologi dan demografi, aspek kesejahteraan

masyarakat, aspek pelayanan umum serta aspek daya saing daerah, evaluasi

pelaksanaan program/kegiatan serta pencapaian kinerja pembangunan daerah,

perkembangan APBK, permasalahan pembangunan daerah.

BAB III

: Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah,

memuat arah kebijakan ekonomi dan kebijakan keuangan daerah yang meliputi

kebijakan pendapatan,belanja dan pembiayaan daerah.

RENSTRA SKPK

RENJA SKPK

RKA SKPD

RPJM

RKPK / P- RKPK

APBK / P-APBK

KEPUTUSAN BUPATI

PENJABARAN APBK / P-APBK

DOKUMEN

PELAKSANAAN ANGGARAN

VISI, MISI DAN PRIORITAS BUPATI / WAKIL BUPATI

RPJM NASIONAL

(16)

BAB IV

: Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah, memuat arah dan kebijakan

pembangunan nasional, isu strategis pembangunan nasional, tujuan dan sasaran

pembangunan serta prioritas pembangunan daerah yang akan dicapai pada Tahun

2016.

BAB V

:

Rencana Kerja dan Pendanaan,

memuat rincian program dan kegiatan beserta

pagu indikatif berdasarka urusan dan SKPK.

BAB VI

: Penutup, memuat arahan kepala daerah dalam rangka pelaksanaan RKPK dan

kaidah pelaksanaan.

1.5

Maksud, Tujuan dan Fungsi Penyusunan RKPK

Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016 dimaksudkan

untuk tersedianya landasan arah dan prioritas pembangunan Kabupaten Aceh Timur Tahun 2016

serta dalam rangka menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Tahun

Anggaran 2016 dan juga dipedomani oleh SKPK dalam menyusun Renja SKPK dan RKA-SKPK.

Sedangkan tujuan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Kabupaten Aceh Timur Tahun

2016 itu sendiri adalah untuk mewujudkan sinergitas yang sejalan, selaras, seimbang, dan

berkesinambungan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan

antar wilayah, antar sektor pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan

efisiensi alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah.

RKPK Tahun 2016 dharapkan dapat berfungsi sebagai :

1. Menjabarkan rencana strategis ke dalam rencana operasional dan memelihara konsistensi antara

capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah dengan tujuan perencanaan dan

penganggaran tahunan pembangunan daerah;

2. Memberikan arah bagi seluruh stakeholder pembangunan daerah dalam merumuskan dan

menyusun perencanaan serta partisipasi dalam pembangunan daerah tahun 2016;

3. Menyatukan tujuan kegiatan semua Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dalam rangka

pencapaian visi dan misi Pemerintah Kabupaten Aceh Timur;

4. Memberikan arah dan pedoman bagi SKPK di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur

dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) dan RKA SKPK Tahun Anggaran 2016.

5. Menjadi pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan

Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran dan

Pendapatan Belanja Kabupaten (RAPBK) Aceh Timur Tahun Anggaran 2016.

6. Instrumen bagi pemerintahan daerah untuk mengukur target kinerja penyelenggaraan fungsi

dan urusan wajib dan pilihan pemerintahan daerah;

7. Instrumen bagi pemerintah daerah sebagai acuan penyusunan laporan (LPPD dan LKPJ);

8. Menciptakan kepastian kebijakan arah pembangunan Kabupaten Aceh Timur pada Tahun 2016.

(17)

BAB

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPK TAHUN LALU

DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN

PEMERINTAH

2. 1 Gambaran Umum Daerah

Kabupaten Aceh Timur memiliki letak yang strategis sebagai penghubung antara Provinsi

Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara setelah Kota Langsa. Secara geografis, Kabupaten Aceh

Timur terletak pada posisi 04o 09’ 21,08” - 05o 06’ 02,16” Lintang Utara dan 97° 15’22,07” - 97

o

34’47,22” Bujur Timur. Iklim Kabupaten Aceh Timur sangat dipengaruhi oleh perubahan arah

angin. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli. Curah hujan

rata-rata setahun berkisar antara 47 hingga 277 milimeter, dengan jumlah hari hujan selama bulan

Januari hingga Desember sebanyak 122 hari.

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1.1. Batas Administrasi dan Kondisi Geografis

Batas administrasi daerah Kabupaten Aceh Timur secara administratif berbatasan dengan

beberapa daerah Kabupaten/Kota lainnya di Wilayah Provinsi Aceh, yaitu :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan Selat Malaka;

2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah ;

3) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka, Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Tamiang ;

4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues.

Kabupaten Aceh Timur di bagian barat-selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten

Gayo Lues dan Kabupaten Aceh Tengah. Perbatasan wilayah ini secara fisik merupakan kawasan

Gunung Leuser, sehingga tidak dapat digunakan sebagai kawasan budidaya sepenuhnya tetapi

digunakan sebagai kawasan budidaya terbatas.

Kabupaten Aceh Timur terletak di bagian timur Provinsi Aceh memiliki akses yang dekat

ke Provinsi Sumatera Utara. Hal ini menguntungkan bagi perkembangan wilayah ini karena

berdasarkan letak geografis Kabupaten Aceh Timur berbatasan langsung dengan Selat Malaka,

sehingga memiliki akses langsung ke negara lain terutama Malaysia.

Kabupaten Aceh Timur memiliki luas wilayah yang sangat besar ± 6.040 km

2

yang terbagi ke dalam

24 Kecamatan sebagaimana tertulis pada tabel berikut :

(18)

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Aceh Timur

Sumber : RTRW Kabupaten Aceh Timur, 2012

2.1.1.2 Topografi

Kondisi Topografi di Kabupaten Aceh Timur dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Datar (2-8%), luas daerah ini 48,15% dari luas Kabupaten Aceh Timur.

2. Landai (8-15%), luas daerah ini 16,01% dari luas Kabupaten Aceh Timur.

3. Bergelombang (15-25%), luas daerah ini 12,00% dari luas Kabupaten Aceh Timur.

4. Berbukit (25-40%), luas daerah ini 13,07% dari luas Kabupaten Aceh Timur.

5. Bergunung (>40%), luas daerah ini 10,75% dari luas Kabupaten Aceh Timur.

Secara morfologi Kabupaten Aceh Timur terbagi atas tiga karakteristik wilayah, yaitu :

1.

Morfologi pegunungan dan perbukitan terdiri dari Kecamatan Serbajadi, Simpang Jernih dan

Peunaron yang merupakan wilayah yang berada pada kawasan lindung Leuser.

2.

Morfologi dataran sampai perbukitan terdiri dari Kecamatan Birem Bayeun, Rantau Seulamat,

Banda Alam, Indra Makmur, Pantee Bidari dimana wilayahnya sebagian besar termasuk dalam

kawasan lindung Leuser.

3.

Morfologi pesisir yang terdiri dari Kecamatan Birem Bayeun, Rantau Seulamat, Sungai Raya,

Peureulak, Peureulak Barat, Peureulak Timur, Peudawa, Idi Rayeuk, Idi Timur, Darul Aman,

Nurussalam, Darul Falah, Julok, Simpang Ulim dan Madat.

(19)

2.1.1.3. Geologi

Kondisi geologi Kabupaten Aceh Timur terdiri dari beberapa jenis batuan yang sebagian

besar terdiri dari batuan sedimen dengan lapisan horizontal, yang luasnya 490.882 Ha dan hampir

tersebar merata di beberapa kecamatan. Jenis batuan yang ada di Kabupaten Aceh Timur antara lain

yaitu :

1. Batuan endapan baru dan endapan jaman quarter seluas 241.263 Ha yang penyebarannya hampir

di semua kecamatan di Kabupaten Aceh Timur, kecuali di Kecamatan Serbajadi dan Ranto

Peureulak.

2. Batuan resen seluas 3.264 Ha hanya terdapat di Kecamatan Serbajadi.

3. Batuan vulkanik tersier dan quarter serta batuan beku dalam seluas 22.080 Ha terdapat di

Kecamatan Serbajadi.

4. Batuan sedimen terlipat seluas 63.580 Ha terdapat di Kecamatan Serbajadi.

Gambar 2.3. Peta Geologi Kabupaten Aceh Timur

Sumber : RTRW Kabupaten Aceh Timur, 2012

Kabupaten Aceh Timur memiliki tujuh jenis tanah yang struktur kimianya berbeda-beda.

Jenis tanah aluvium/organosol dan gley humus terdapat pada bagian wilayah yang relatif rendah

(datar) dan merupakan jenis tanah yang dominan, yaitu seluas 266.656 Ha. Jenis tanah di Kabupaten

Aceh Timur adalah :

1.

Podsolik Merah Kuning, jenis tanah ini terbentuk pada tipe iklim basah dengan curah hujan

2.500-3.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Terletak pada topografi bergelombang sampai

berbukit-bukit pada elevasi 10-100 meter (m) di atas permukaan laut (dpl), solumnya agak dalam

(1-2 m) dengan warna merah hingga kuning. Reaksi tanah sangat masam (pH 3,4 - 5,0) dan

(20)

sangat peka terhadap erosi, mempunyai tingkat kesuburan rendah. Jenis tanah ini relatif luas

dan terdapat hampir di semua kecamatan.

2.

Mediteran, tanah ini terbentuk pada iklim dengan curah hujan 800-2.500 mm/tahun. Tersebar

pada elevasi 0-400 m dpl. Solumnya agak dalam (1-2 m), erosi sedang hingga besar. Jenis tanah

ini cocok untuk persawahan, rerumputan, tegalan, dan kebun buah-buahan.

3.

Organosol/Alluvial, terbentuknya tanah ini tidak dipengaruhi iklim. Terletak pada topografi

datar sampai sedikit bergelombang di dataran rendah. Warna tanah kelabu tua atau hitam.

Reaksi tanah sangat masam (pH 3,5 - 5). Cocok untuk persawahan, ladang, tambak, palawija dan

kebun kelapa. Jenis tanah ini tersebar di semua kecamatan.

4.

Latosol, tanah ini terletak pada iklim basah dengan curah hujan 2.000-7.000 mm/thn, dengan

bulan kering kurang dari tiga bulan. Terletak pada topografi bergelombang. Solumnya dalam

(1,5-10 m) dengan warna merah coklat hingga kuning. Reaksi tanah masam sampai agak masam

(pH 4,5 - 6,5) dan kepekaan terhadap erosi kecil. Jenis tanah ini cocok untuk persawahan,

tanaman palawija, sayuran dan buah-buahan, kebun karet, lada dan tegalan. Tersebar di

Kecamatan Idi Rayeuk, Rantau Seulamat, Ranto Peureulak, Birem Bayeun dan Serbajadi.

5.

Podsolik Coklat Kelabu, tanah ini berkembang pada iklim dengan curah hujan di atas 1.500

mm/thn tanpa bulan kering tersebar pada topografi datar, bergelombang, landai dan berbukit

pada elevasi 10-2.000 m dpl, berwarna kelabu, kehitaman, coklat tua hingga kekuningan. Reaksi

tanah masam hingga netral (pH 5,0 - 7,0). Jenis tanah ini tersebar di Kecamatan Idi Rayeuk,

Rantau Seulamat, Ranto Peureulak, Birem Bayeun dan Serbajadi.

2.1.1.4 Hidrologi

Hidrologi Aceh Timur memiliki banyak aliran sungai yang tersebar dari hulu hingga ke

muara selat Malaka. Beberapa sungai utama di wilayah Kabupaten Aceh Timur masih menunjukkan

tingginya nilai konsentrasi parameter-parameter kualitas air seperti biochemical oxygen demand (BOD),

chemical oxygen dan ammonia. Aset sumber daya air berupa waduk yang difungsikan sebagai

pengendali banjir adalah bangunan yang berfungsi menahan semua atau sebagian air banjir dalam

tampunganya dan mengalirkan sesuai dengan kapasitas sungai, memiliki seluas 12.649,10 Ha,

meliputi Kecamatan simpang Jernih, Pante Bidari, Penarun dan Serbajadi. Kabupaten Aceh Timur

meiliki 2 wilayah Sungai (WS), meliputi WS Jambo Aye dan WS Tamiang 2.

2.1.1.5 Klimatologi

Iklim di Kabupaten Aceh Timur sangat dipengaruhi oleh arah angin yang senantiasa

bertukar setiap tahunnya, sehingga terdapat dua musim yang berbeda yaitu musim hujan dan

musin kemarau. Musim hujan terjadi dari bulan September sampai dengan bulan

Februari,sedangkan musim kemarau terjadi di Bulan Maret sampai dengan Bulan Agustus. Suhu

udara berkisar antara 26ºC - 30ºC dengan kelembaban ralatif (RH) rata-rata 75%.

(21)

2.1.1.6 Penggunaan Lahan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013, maka pola

penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Aceh Timur dibedakan berdasarkan penggunaannya, yaitu

tanah sawah, tanah ladang, kolam/tambak, perkebunan, bangunan / pekarangan, dan penggunaan

lainnya. Luas tanah sawah memiliki luasan 42.086 Ha atau sekitar 6,97 % dari luas wilayah

Kabupaten Aceh Timur dan tanah ladang memiliki luas dominan sebesar 64.822 Ha atau 10,73 %

dari luas wilayah Kabupaten Aceh Timur.

2.1.1.7 Potensi Pengembangan Wilayah

Rencana pembangunan dengan konsep pengembangan kewilayahan didukung dengan ketersediaan

lahan potensial atau lahan non terbangun, yang luasnya mencapai 529.976,71 ha atau 97,65 persen

dari jumlah luas lahan Kabupaten Aceh Timur. Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian dan

dukungan dari semua pihak untuk mewujudkan pembangunan wilayah Kabupaten Aceh Timur ke

depan secara lebih terpadu, terarah dan bersinergi.

1. Kawasan Strategis sudut kepentingan Pertumbuhan Ekonomi meliputi :

a.

Kawasan Minapolitan

Kawasan minapolitan di Kabupaten Aceh Timur akan dikembangkan di beberapa

kecamatan yang meliputi : Kecamatan Darul Aman, Idi Rayeuk, Peudawa, Peureulak Barat

dan Peureulak. Kawasan minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan

perikanan berbasis wilayah. Dengan konsep minapolitan, maka dengan produk unggulan

yang dimiliki akan mendorong berkembangnya kegiatan usaha mulai dari hulu hingga hilir

yang nantinya diharapkan kawasan minapolitan berkembang menjadi pusat pertumbuhan

ekonomi di Kabupaten Aceh Timur.

b. Kawasan Kota Idi Baru

Kawasan Kota Idi Baru merupakan kawasan perkotaan yang menjadi pusat pemerintahan

dan perkantoran di Kabupaten Aceh Timur. Rencana struktur pemanfaatan ruang untuk

pengambangan fasilitas dan utilitas diwujudkan dalam Rencana Detail Tata Ruang Untuk

rencana pola pemanfaatan ruang, kawasan kota baru Idi akan dibagi menjadi kawasan

lindung dan kawasan budidaya berdasarkan Permen PU No.16 Tahun 2009. Pola

peruntukan lahan kawasan kota baru Idi secara fungsional dan spasial meliputi:

Permukiman dan perumahan, pemerintahan dan pelayanan umum, perdagangan dan jasa,

fasilitas umum-sosial, rekreasi dan RTH.

Status Kota Idi sebgai pusat pertumbuhan dan pelayanan utama bagi wilayah di Kabupaten

Aceh Timur secara teoritis akan berdampak pada peningkatan intensitas kegiatan

perdagangan. Penyediaan kebutuhan fasilitas jasa perdagangan diklasifikasian menjadi

pasar/perdagangan regional, pusat pertokoan kota, pusat pertokoan desa, areal warung dan

kios.

(22)

c.

Kawasan Agropolitan

Kawasan agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang, serta mampu

memacu berkembangnya sistem usaha agribisnis, sehingga dapat melayani, mendorong,

menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian di wilayah sekitarnya. Pengembangan

kawasan agropolitan di Kabupaten Aceh Timur yang dipusatkan di beberapa kecamatan

yaitu Kecamatan Simpang Ulim, Kecamatan Pante Bidari dan Kecamatan Madat

diharapkan bisa membangkitkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh

Timur.

2. Kawasan Strategis sudut kepentingan sosial budaya di Kabupaten Aceh Timur meliputi :

a.

Kawasan Budaya/Sejarah Tugu Monisa dan Makam Sultan Alaiddin Muhammad

b. Kawasan Budaya/Sejarah Meriam Turki

c.

Kawasan Budaya/Sejarah Makam Nurul ’ala

3. Kawasan Strategis sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi

tinggi di Kabupaten Aceh Timur berupa Kawasan Waduk Serbaguna Jambo Aye. Lokasi waduk

Jambo Aye secara administrasi berada di perbatasan Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten

Aceh Timur atau tepatnya di Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara dan di

Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh, tepatnya di Desa Blang

Seunong Dusun Sijuk, Puring, dan Sarah Gala/Sarah Raja.

Tabel 2.1

Struktur Pusat Pelayanan Menurut Hirarki Fungsional

Kabupaten Aceh Timur Tahun 2012 – 2032

Hirarki

Pusat Pelayanan

Fungsi Utama

I. PKL

Pusat Pemerintahan Kabupaten

Perdagangan dan Jasa serta

Transportasi Darat dan Laut Regional

Permukiman Perkotaan

Idi Rayeuk

Pelayanan Jasa Pariwisata

Pendidikan Umum dan Kejuruan

Pariwisata

Industri Perikanan

Peternakan

Perkebunan

Pertanian Tanaman Pangan

II. PKLp

Perdagangan dan Jasa

Permukiman Perkotaan

(23)

Peureulak

Pelayanan Jasa Pariwisata

Pariwisata

Pertambangan

Perikanan

Perkebunan

Pertanian Tanaman Pangan

III. PPK

Pertanian

1. Peunaron

Perkebunan

Pertambangan

Kehutanan

2. Simpang Ulim

Pertanian Tanaman Pangan

Pariwisata

Perikanan

Perdagangan dan jasa

3. Bireun Bayeun

Perdagangan dan Jasa

Permukiman Perkotaan

Pendidikan Umum

Pertanian

Perkebunan

Peternakan

Perikanan

Industri dan Agroindustri

Pertanian Tanaman Pangan

Pertambangan

IV. PPL

1. Julok

Perdagangan dan Jasa

Permukiman Perkotaan

Pendidikan Umum

Perikanan

Peternakan

Pertambangan

Perkebunan

2. Sungai Raya

Perikanan

Peternakan

Pertambangan

(24)

3. Peureulak Barat

Perikanan

Pendidikan Umum

4. Rantau Peureulak

Peternakan

Perkebunan

Pertanian Tanaman Pangan

Pertambangan

5. Banda Alam

Perkebunan

Pertanian Tanaman Pangan

Perikanan

Kehutanan

6. Darul Aman

Perikanan

Pertanian

7. Pante Bidari

Pertanian Tanaman Pangan

Peternakan

Pertambangan

Perkebunan

Kehutanan

8. Rantau Selamat

Industri

Pariwisata

Pertambangan

Perikanan

Perkebunan

Kehutanan

9. Peurelak Timur

Perikanan

Perkebunan

10. Peudawa

Perikanan

Pertanian

11. Idi Tunong

Pertanian

12. Darul Ikhsan

Perkebunan

13. Idi Timur

Pertanian Tanaman Pangan

Perkebunan

14. Nurussalam

Perikanan

(25)

Perkebunan

15. Darul Falah

Pertanian

Perkebunan

16. Indra Makmur

Perkebunan

Peternakan

Pertambangan

Kehutanan

17. Madat

Pertanian Tanaman Pangan

Perikanan

Peternakan

18. Simpang Jernih

Perkebunan

Pertambangan

Kehutanan

19. Serba Jadi

Kehutanan

Pariwisata

Peternakan

Pertambangan

2.1.1.8 Wilayah Rawan Bencana

Kondisi topografi lahan di Kabupaten Aceh Timur yang sebagian besarnya merupakan

dataran rendah juga dinilai memiliki potensi dan sangat rawan terhadap bencana alam banjir dan

tanah longsor sehingga perlu diwaspadai dan penanggulangan secara khusus.

1.

Kawasan rawan bencana banjir

Kawasan rawan banjir di Kabupaten Aceh Timur diperkirakan mencapai 630,05 Ha, terutama,

Kecamatan Simpang seluas 37,71 Ha meliputi Gampong Teupin Breuh, Kecamatan Julok

seluas 86,41 Ha meliputi Gampong Nalueng dan Lhok Sentang, Kecamatan Nurussalam seluas

45,14 Ha meliputi Gampong Teupin Pukat dan Kuala Bagok, Kecamatan Simpang Jernih

seluas 331,23 Ha meliputi Gampong Tampoor Paloh, Tampoor Boor, Melidi, Pante Kera, Batu

Sumbang dan Simpang Jernih dan Kecamatan Ranto Peureulak seluas 27,4 Ha meliputi

Gampong Beurandang.

2.

Kawasan rawan bencana tanah longsor

Kawasan rawan akan bencana ini hampir seluas 114,97 Ha, terutama, Kecamatan Serbajadi

seluas 28,57 Ha meliputi Gampong Umah Taring, Sunti, Ujong Karang, Leles dan Keude

Lokop, Kecamatan Pante Bidari seluas 81,34 Ha meliputi Gampong Seuneubok Saboh,

Seuneubok Tuha, Pante Rambong, Buket Rata, Grong-Grong, Blang Seunong dan Pante

Labu, Kecamatan Sungai Raya seluas 1,1 Ha meliputi Gampong Bukit Drien, Kecamatan

(26)

Peureulak seluas 7.66 Ha meliputi Gampong Cek Mbon, Blang Bitra dan Leugeu, Kecamatan

Ranto Peureulak seluas 2,46 Ha meliputi Gampong Bhom Lama, Kecamatan Julok seluas 13,36

Ha meliputi Gampong Blang Gleum dan Tanjung Tok Blang, Kecamatan Simpang Ulim

seluas 10,46 Ha meliputi Gampong Arakundo Cot, Arakundo dan Blang Me.

Gambar 2.4.

Peta Rawan Bencana Kabupaten Aceh Timur

Sumber : RTRW Kabupaten Aceh Timur, 2012

2.1.1.9. Demografi

Luas wilayah Kabupaten Aceh Timur ± 6.040,60 km

2

atau 10,53 % dari luas Provinsi Aceh

yang terdiri dari 24 Kecamatan, 513 Desa, 54 Mukim yang terdiri dari 1.596 Dusun. Luas wilayah

terbesar adalah Kecamatan Serbajadi yaitu seluas 216.566 Ha dan yang terkecil adalah Kecamatan

Darul Falah seluas 4.240 Ha. Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Timur pada tahun 2013 adalah

sebanyak 393.135 jiwa, dimana 196.568 jiwa berjenis kelamin laki – laki dan 196.567 jiwa

berjenis kelamin perempuan. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak 380.876 jiwa,

maka pertumbuhan penduduk pada tahun 2013 adalah sebesar 3,22 persen. Pada tabel di bawah,

terlihat beberapa indikator kependudukan tahun 2010 – 2013. Berdasarkan tingkat kepadatannya,

pada tahun 2010 – 2013, kepadatan penduduk Kabupaten Aceh Timur mengalami penambahan,

namun tidak terlalu signifikan, dimana kepadatan penduduk tahun 2010 adalah 60 jiwa per km2

sedangkan pada tahun 2013 kepadatannya sebesar 65 jiwa per km2.

(27)

Dari sex ratio, dalam kurun waktu 2010 – 2013, tidak ada perubahan komposisi

penduduk laki – laki dan perempuan, dimana dalam kurun waktu tersebut jumlah penduduk laki–

laki dan perempuan relatif sama, terlihat dari nilai sex ratio sebesar 100. Begitu pula untuk rata –

rata ART (Anggota Rumah Tangga), dimana dalam kurun waktu 2010 – 2013 rata – rata ART

adalah 4 orang, artinya penambahan penduduk disertai pula dengan penambahan rumah tangga.

Tabel 2.2

Statistik Kependudukan Kabupaten Aceh Timur, 2010 – 2013

Indikator

2010

2011

2012

2013

Jml Penduduk (jiwa)

360 475

368 728

380 876

393 135

Pertumbuhan (%)

3,16

2,29

3,29

3,22

Kepadatan (jiwa/km2)

60

61

63

65

Sex ratio (L/P)

100

100

100

100

Jml Rumah Tangga

81 576

83 444

86 193

87 994

Rata-rata ART (jiwa)

4

4

4

4

Sumber : Aceh Timur Dalam Angka 2014

Sedangkan luas kecamatan serta jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin pada masing

– masing kecamatan pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Gambar 2.5

Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Timur,

Tahun 2009 - 2013

(28)

Tabel 2.3

Luas Kecamatan Serta Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

No.

Kecamatan

Luas

Wilayah

(Km2)

Jumlah Penduduk

Laki-Laki

Perempuan

Total

1

SERBA JADI

2.165,66

3.110

3.179

6.289

2

SIMPANG JERNIH

844,63

1.876

1.872

3.748

3

PEUNARON

79,74

4.795

4.389

9.184

4

BIREM BAYEUN

253,68

14.172

13.387

27.559

5

RANTAU SELAMAT

159,80

6.352

6.115

12.467

6

SUNGAI RAYA

189,00

6.010

5.802

11.812

7

PEUREULAK

318,02

21.630

21.666

43.296

8

PEUREULAK TIMUR

182,70

6.878

6.901

13.779

9

PEUREULAK BARAT

92,30

7.389

7.649

15.038

10

RANTO PEUREULAK

129,00

12.229

11.878

24.107

11

IDI RAYEUK

79,60

17.889

17.889

35.778

12

PEUDAWA

78,90

5.693

5.612

11.305

13

BANDA ALAM

90,95

4.111

4.064

8.175

14

IDI TUNONG

74,70

4.783

4.874

9.657

15

DARUL IHSAN

54,50

3.033

3.006

6.039

16

IDI TIMUR

55,15

2.801

2.925

5.726

17

DARUL AMAN

131,50

9.276

9.391

18.667

18

NURUSSALAM

137,07

8.135

8.372

16.507

19

DARUL FALAH

42,40

1.549

1.614

3.163

20

JULOK

234,36

12.632

12.998

25.630

21

INDRA MAKMUR

89,05

8.789

8.377

17.166

22

PANTE BIDARI

233,25

11.570

11.823

23.393

23

SIMPANG ULIM

123,80

9.581

9.871

19.452

24

MADAT

200,84

12.285

12.913

25.198

Jumlah / 2013

6.040,60

196.568

196.567

393.135

Jumlah / 2012

190.858

190.018

380.876

Jumlah / 2011

184.527

184.201

368.728

(29)

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Salah satu upaya pembangunan ekonomi sebagai suatu kebijaksanaan pembangunan adalah

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui perluasan lapangan kerja, pemerataan

pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional sehingga pendapatan

ekonomi masyarakat dapat dipacu peningkatan secara adil dan merata.

2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Masyarakat

Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan regional

yang diarahkan pada kemajuan pembangunan dan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi daerah

serta mengangkat tingkat kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan daerah harus dapat

dilakukan secara selaras, terpadu, serasi dan seimbang, agar pembangunan yang sedang berlangsung

di setiap daerah atau wilayah pembangunan dapat berjalan sesuai dengan ruang geografis (polarisasi

spasial) ekonomi dan potensi dari alokasi sumber daya (capital investment) yang ada di daerah tersebut.

a. Pertumbuhan PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Timur dihitung dalam dua

bentuk yaitu penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan penghitungan Atas Dasar

Harga Konstan (ADHK) 2000. Produk Domestik Regional Bruto ADHB masih dipengaruhi oleh

faktor kenaikan harga dan inflasi, sedangkan ADHK memperlihatkan perkembangan PDRB

tanpa dipengaruhi perkembangan harga yang biasanya cenderung naik dari tahun ke tahun.

Produk Domestik Regional Bruto merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang timbul

akibat adanya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah. Data PDRB Kabupaten Aceh

Timur menggambarkan kemampuan Kabupaten Aceh Timur dalam mengelola sumber daya

daerah yang dimiliki menjadi suatu proses produksi.

Dalam kurun waktu 2010 - 2013, nilai PDRB Kabupaten Aceh Timur atas dasar harga

berlaku (ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2000 menunjukkan tren yang

cenderung meningkat setiap tahun. Hal ini dapat dilihat pada grafik 2.1 dan 2.2 yang

bergerak ke arah kanan atas. Atas dasar harga berlaku, peningkatan PDRB ADHB Kabupaten

Aceh Timur mencerminkan perkembangan nilai tambah dari 6,72 triliun rupiah di tahun

2010 hingga terjadi peningkatan mencapai 7,72 triliun rupiah di tahun 2013. Hal ini

mengindikasikan bahwa selama tahun 2010 - 2013 telah terjadi peningkatan produktivitas

yang diiringi juga peningkatan harga komoditas agregat sektor ekonomi.

Berdasarkan Grafik 2.7 pada tahun 2010, sembilan sektor ekonomi di Kabupaten

Aceh Timur mampu menciptakan PDRB ADHK sebesar 2,43 triliun rupiah pada tahun 2010

dan terus meningkat hingga sebesar 2,58 triliun rupiah pada tahun 2013. Hal ini

mengindikasikan bahwa selama kurun waktu 2010 - 2013 telah terjadi peningkatan

produktivitas (output) agregat seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Aceh Timur.

(30)

Jika membandingkan pertumbuhan PDRB dengan migas dan tanpa migas, pada grafik 2.7

terlihat angka pertumbuhan PDRB tanpa migas lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan PDRB dengan migas. Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan

sektor migas yang dalam beberapa tahun terakhir kurang memberikan kontribusi positif dari

segi pertumbuhannya. Padahal sektor migas merupakan salah satu sektor yang memiliki

pengaruh signifikan terhadap PDRB Kabupaten Aceh Timur.

Grafik 2.8 menunjukkan peranan sektor primer, sekunder dan tersier dalam perekonomian

Kabupaten Aceh Timur. Dari grafik tersebut terlihat bahwa kontribusi sektor primer yang

semakin menurun, sedangkan sektor sekunder dan tersier terus meningkat. Meningkatnya

kontribusi sektor sekunder dan tersier dari tahun ke tahun yang mengindikasikan bahwa

terjadi transformasi struktural pada perekonomian Kabupaten Aceh Timur.

Gambar 2.7

PDRB Kabupaten Aceh Timur ADHK 2010-2013

(Triliun Rp)

Gambar 2.6

PDRB Kabupaten Aceh Timur ADHB 2010-2013

(Triliun Rp)

Gambar 2.9

Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB

Kabupaten Aceh Timur 2013 (persen)

Gambar 2.8

Perkembangan Struktur Ekonomi Kabupaten Aceh

Timur 2010-2013 ( Persen)

(31)

Sebagaimana pergeseran struktur ekonomi yang terjadi dalam waktu yang tidak singkat, begitu

pula pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Aceh Timur. Meski terjadi penurunan

kontribusi sektor primer, namun sektor primer yang terdiri dari sektor pertanian dan

pertambangan dan penggalian masih menjadi leading sector. Kontribusi sektor primer pada

tahun 2013 berdasarkan grafik 2.8 masih di atas 65 persen, dimana peran sektor pertanian

sebesar 34,29 persen dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 32,27 persen.

Persentase tersebut cukup jauh dibandingkan kontribusi 7 sektor lainnya.

b. Tinjauan Ekonomi PDRB menurut sektor

1. Pertanian

Sektor Pertanian merupakan leading sector yang memegang peranan penting dan strategis

dalam perekonomian Kabupaten Aceh Timur. Patut dicermati bahwa kontribusi sektor

(kontribusi sektor pertanian terhadap seluruh

nilai

PDRB

ADHB

ini

memiliki

kecenderungan meningkat dari 33,60 persen

pada tahun 2010 menjadi 34,29 persen pada

tahun 2013. Hal ini sejalan dengan peranan

Kabupaten Aceh Timur sebagai salah satu sentra

pertanian di Provinsi Aceh, terutama kawasan

Pantai Timur Aceh. Dari kelima subsektor dalam

Sektor Pertanian, Subsektor Tanaman Bahan

Makanan (tabama) merupakan subsektor yang

memberikan kontribusi terbesar dibandingkan

dengan empat subsektor lainnya, yakni sebesar

9,99 persen terhadap PDRB pada tahun 2013.

Pada grafik di atas juga terlihat bahwa 4

subsektor memiliki kontribusi di atas lima persen

terhadap PDRB Kabupaten Aceh Timur, yakni

subsektor tabama, subsektor perikanan, subsektor

perkebunan, dan subsektor peternakan serta hasil

hasilnya.

Sedangkan

kontribusi

subsektor

kehutanan relatif tidak terlalu besar dibandingkan

dengan 4 subsektor lain. Hal tersebut dikarenakan

sektor kehutanan relatif belum terkelola secara baik

dibandingkan dengan 4 subsektor lain di dalam

sektor pertanian. Dari segi pertumbuhan, kelima

Gambar 2.10

Kontribusi Sektor Pertanian dan Subsektor

Pendukungnya, 2010-2013 (persen)

Gambar 2.11

Pertumbuhan Sektor Pertanian dan Subsektor

Pendukungnya, 2013 (persen)

Referensi

Dokumen terkait

Peranan kegiatan Promosi Untuk Menarik Minat Pengguna Menjadi Anggota Perpustakaan Pada Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara.. Medan:

As elaborated in Chapter 1, CRMP country programs have typically (but not always) followed the same sequence—the establishment of tangible ICM demonstrations at the local level

Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa publikasi merupakan kegiatan promosi yang dilakukan dalam bentuk penyajian gagasan, barang atau jasa melalui media

Hasil penelitian yang diperoleh persepsi tentang peran suami yaitu menyalahkan istri karena tidak bisa menjaga kehamilannya dan kurangnya dukungan suami seperti tidak

Tujuan ditetapkan manual prosedur teknis pelaksanaan praktikum adalah menetapkan suatu prosedur pelaksanaan praktikum mahasiswa di Laboratorium di lingkungan

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B7, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

(6) Atasan PPID dapat menghadiri langsung proses persidangan ajudikasi/mediasi yang dilakukan oleh Komisi Informasi atau memberikan Surat Kuasa kepada PPID Utama,

So let’s look at the types of search that you could provide: Boolean search used in RDBMS s, full-text keyword search used in frameworks such as Apache Lucene, and