• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

6.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan

6.1.4 Aspek Produks

Kegiatan produksi yang diterapkan pada bisnis buah semangka CV SA telah menggunakan Standar Operasional Procedure (SOP) buah semangka yang disusun oleh Bapak Haji Nursalim sendiri. SOP tersebut merupakan adopsi beberapa teknik budidaya modern yang telah dipelajari dari kegiatan budidaya semangka di Malaysia serta berdasarkan atas pengalaman dari Bapak Haji Nursalim. SOP tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman budidaya bisnis buah semangka CV SA dalam membudidayakan buah semangka.

Dalam melakukan kegiatan budidaya buah semangka, CV SA memberikan kepastian input produksi yang terjamin ketersediaannya bagi para petani. Ketersediaan input tersebut terlihat dari adanya sarana kios/outlet. Sehingga proses budidaya dapat berlangsung dan petani budidaya dapat memanfaatkan sarana tersebut. Proses produksi yang dilakukan pada bisnis buah semangka CV SA di lapangan mencakup kegiatan oleh petani mitra dan petani musiman.

- Prosedur kemitraan petani Mitra

Petani mitra bisnis buah semangka CV SA pada saat akan melakukan penanaman dilakukan survei lahan dan usulan lahan yang akan dijadikan tempat budidaya semangka, kemudian, dari pihak CV SA, lahan yang diajukan tersebut di berikan keputusan. Kemudiaan setelah mendapat persetujuan lahan, CV SA akan memberikan biaya sewa lahan dan biaya pembajakan lahan. Biaya sewa lahan per hektar mencapai Rp 2.000.000,-. Biaya kebutuhan pupuk, benih, dan pestisida yang dibutuhkan selama kegiatan budidaya semangka serta pemeliharaan hingga panen secara keseluruhan ditanggung oleh pihak CV SA. Petani mitra mengambil pupuk, benih, pestisida yang diberikan sebagai modal produksi dari CV SA berdasarkan kebutuhan produksi per luas lahan. Biaya produksi buah semangka per hektar mencapai 20 juta rupiah. Pada saat panen buah semangka, petani mitra mencari pasar (konsumen agen buah) dan dapat juga menghubungi pihak CV SA untuk memperoleh konsumen. Hasil panen yang diperoleh petani mitra kemudian digunakan untuk membayar jumlah kebutuhan input selama proses budidaya dilakukan kepada pihak CV SA. Sedangkan kelebihan dari hasil panen sepenuhnya menjadi keuntungan petani mitra. Namun, jika hasil panen tidak mencukupi untuk membayar jumlah kebutuhan input produksi, maka petani mitra dituntut untuk melunasi pembayaran pada musim tanam selanjutnya. Untuk itu, petani mitra memiliki kesempatan yang tidak terbatas dalam melakukan kemitraan dengan pihak CV SA untuk kegiatan budidaya buah semangka.

- Prosedur kemitraan petani musiman

Prosedur kemitraan petani musiman pada dasarnya memiliki kesamaan dengan petani mitra. Pada awalnya pihak CV SA melakukan survei lahan dan usulan lahan yang akan dijadikan tempat budidaya semangka, kemudian dari pihak CV SA sendiri akan dilakukan pengambilan keputusan terhadap lahan yang diajukan tersebut. Selanjutnya CV SA akan memberikan biaya sewa lahan dan biaya pembajakan lahan. Biaya sewa lahan baik petani mitra dan musiman relatif sama yaitu Rp 2.000.000,-. Selanjutnya kebutuhan produksi buah semangka yang dibutuhkan diberikan kepada petani musiman sebagai

modal kegiatan. Hal yang membedakan antara petani mitra dan musiman adalah petani musiman tidak membayar upah tenaga kerja pada saat panen dan pengangkutan. Keseluruhan biaya tersebut menjadi tanggung jawab dari CV SA. Petani musiman hanya membudidayakan semangka saja tanpa melakukan kegiatan panen dan pemasaran. Dalam pembagian hasil panen terhadap petani musiman pada dasarnya memiliki kesamaan dengan petani mitra. Petani musiman mendapatkan upah kerja dari hasil keuntungan penjualan semangka yang dilakukan oleh pihak CV SA. Petani musiman mendapatkan kesempatan untuk melakukan budidaya semangka hanya berdasarkan keputusan dari pihak CV SA saja, apabila pada waktu tertentu kekurangan petani budidaya ataupun tidak ada petani yang ingin bermitra.

Dalam kegiatan produksinya, CV SA mampu berproduksi dengan rata-rata 100 ton/40 ha/bulan. Kegiatan produksi buah semangka CV SA yang dilakukan di lapangan, diberikan tanggung jawab kepada SDM lapangan dalam mengatasi kegiatan dan kendala budidaya. Namun SDM lapangan yang dimiliki oleh CV SA ini kurang berkompeten dalam bidang pendidikan. SDM tersebut hanya berdasarkan pengalaman yang dimiliki dalam budidaya semangka dan tidak menempuh jenjang pendidikan di bidang pertanian. Sehingga sering terjadi kendala dalam hal pemahaman dan tindak lanjut dari suatu masalah yang terjadi di lapangan sehingga membutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang lebih. Hal ini menjadi bagian yang penting bagi perusahaan untuk diperhatikan.

Dalam membudidayakan buah semangka, CV SA masih menggunakan sistem sewa lahan. Hal ini dilakukan perusahaan karena sulitnya mencari lahan untuk dijadikan lahan budidaya yang masih banyak digunakan sebagai lahan perkebunan. Harga sewa lahan sebesar Rp 2.000.000,-/hektar/musim tanam. 6.1.5 Aspek Penelitian dan Pengembangan

Bisnis buah semangka CV SA aktif dalam melakukan penelitian dan pengembangan mengenai buah semangka. Dalam melakukan penelitian buah semangka, CV SA tidak memiliki lahan tersendiri. Dengan lahan yang ada, penelitian masih dapat dijalankan karena penelitian dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan, sehingga menurut perusahaan tidak membutuhkan

lokasi khusus untuk penelitian buah semangka. Meskipun penelitian yang dilakukan membutuhkan biaya yang cukup tinggi, bisnis buah semangka CV SA bekerja sama dengan perusahaan swasta yang bergerak dibidang pestisida untuk melakukan penelitian dalam hal formulator obat, uji residu pestisida, dan uji benih.

Pengembangan yang dilakukan pada bisnis buah semangkaCV SA hingga saat ini adalah telah memiliki usaha yang berbadan hukum (CV) sejak tahun 2010. Sebelum CV SA berbadan hukum, merupakan usaha dagang secara perorangan. CV SA terus melakukan pengembangan dengan mendirikan kios/outlet saprotan. Pendirian kios/outlet ini selain bertujuan untuk menjamin ketersediaan input produksi buah semangka, CV SA juga mampu memperoleh keuntungan lebih dari pemasok benih, pupuk, dan pestisida dengan pembelian input dalam jumlah besar.

Pengembangan lainnya yang dilakukan oleh perusahaan adalah pemasaran produk buah semangka. Bisnis buah semangka CV SA pada awal tahun 2011 menandatangani kontrak kerjasama dengan Kementerian Pertanian untuk kegiatan ekspor buah semangka. Namun kegiatan tersebut hingga saat ini belum dapat dipenuhi oleh perusahaan dikarenakan prosedur ekspor dan kontinuitas produk buah semangka yang belum dapat dipenuhi. Permintaan ekspor buah semangka ke Dubai, Uni Emirat Arab, dan Singapura sebesar kurang lebih 25 ton/minggu (satu kontainer). Pada awalnya permintaan tersebut mampu dipenuhi oleh perusahaan, namun hingga saat ini kontinuitas produk yang dibutuhkan sulit untuk dipenuhi. 6.1.6 Aspek Sistem Informasi Manajemen

Bisnis buah semangka CV SA dalam penerapan sistem informasi manajemen telah menggunakan fasilitas seperti telepon, faksimail dan jaringan internet dalam kegiatan usahanya. Keberadaan fasilitas seperti telepon dan faksimail dapat digunakan dengan baik oleh karyawan sehingga terjalin komunikasi yang baik antar karyawan maupun terhadap para konsumen dan pemasok. Namun jaringan internet yang ada masih kurang dimanfaatkan dengan baik.

Berdasarkan hasil identifikasi faktor internal pada bisnis buah semangka CV SA, dapat diperoleh beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi keberlangsungan bisnis buah semangka CV SA. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Identifikasi Faktor Internal Bisnis Buah Semangka CV Salim Abadi

No. Aspek Faktor Kekuatan/

kelemahan 1. Sumberdaya Manusia Pembagian kerja karyawan

yang jelas

Kekuatan Visi dan misi perusahaan

belum tertulis dan jelas

Kelemahan 2. Pemasaran Kegiatan promosi belum

gencar

Kelemahan Mencakup pasar Jawa dan

Sumatera

Kekuatan Kontrak jual beli belum kuat Kelemahan 3. Keuangan/Akuntansi Memiliki system

pembukuan dan alat pengambilan keputusan

Kekuatan

4. Produksi/Operasi Memiliki SOP buah semangka sendiri

Kekuatan Memiliki petani mitra dan

musiman

Kekuatan Input produksi terjamin

ketersediaannya

Kekuatan SDM lapangan yang kurang

professional

Kelemahan Masih menggunakan system

sewa lahan

Kelemahan 5. Penelitian dan

pengembangan

Belum mampu memenuhi kebutuhan ekspor semangka

Kelemahan 6. Sistem informasi

manajemen

Fasilitas informasi manajemen yang lengkap

Kekuatan