• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN MUNDU, CIREBON, JAWA BARAT

DAFTAR PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Aspek Reproduksi Kerang Darah

Hewan ini termasuk hewan berumah dua (dioecious). Menurut Wilmoth (1987), pada umumnya bivalvia dioecious, namun ada beberapa yang hermaprodit seperti pada Ostrea (oysters: tiram), pecten (scallops: kerang) dan Anadonta (kerang air tawar). Pada hewan dioecious terjadi pemisahan antara jantan dan betina dan jenis kelamin terpisah secara sempurna. Produk genital (gonad) terhubung dengan rongga ginjal, adapula yang terpisah dekat dengan genital duct. Umumnya rongga terbuka kelapisan suprabranchial, dimana gamet dibawah keluar dan pembuahan ini terjadi secara eksternal dan perkembangan terjadi secara tidak langsung (Brusca &

Richard 1990). Dua gonad mencakup intestinal loops, yaitu bagian yang berhubungan dengan usus dan keduanya dalam kondisi yang sulit untuk dideteksi (Barnes 1987).

Pelepasan gamet pada pembuhan eksternal sangat di pengaruhi oleh lingkungan, gamet disalurkan secara langsung ke bagian luar oleh gonaduct yang terpisah, dimana tidak berhubungan dengan nephridia. Reproduksi jenis kerang darah ini terjadi secara eksternal. Telur yang menetas akan berkembang menjadi larva yang bersifat planktonik sampai beberapa minggu, kemudian akan mengalami metamorphosis. Larva ini kemudian berkembang menjadi spat (juvenil), hingga menjadi kerang yang sempurna sampai dewasa (Barnes 1987).

2.3.1. Rasio kelamin

Berdasarkan Hamilton (1967) rasio kelamin adalah perbandingan antara individu jantan dan betina dalam suatu populasi. Secara ideal perbandingan antara individu jantan dan betina adalah 1:1 (50% jantan dan 50% betina), namun pada kenyataannya di alam perbandingan antara jantan dan betina terjadi penyimpangan dari pola 1:1 yang disebabkan olah pola tingkah laku bergerombol antara jantan dan betina. Hal ini di pengaruhi oleh pola hidup yang disebabkan oleh ketersediaan makanan, kepadatan populasi, dan keseimbangan rantai makanan (Effendie 2002). Menurut Ball dan Rao (1984) in Effendie (2002), penyimpangan dari kondisi ideal disebabkan oleh faktor tingkah laku, perbedaan laju mortalitas, dan pertumbuhanya. Keseimbangan rasio kelamin dapat berubah menjelang pemijahan.

Perbandingan jumlah jenis kelamin dapat digunakan untuk menduga tingkat keberhasilan dalam pemijahan, yaitu dengan melihat proporsi kerang jantan dan kerang betina. Perbandingan jenis kelamin juga dapat mempelajari struktur populasi di dalam menduga kesimbangannya. Menurut Purwanto et al. (1986) in Novitriana (2004) menyatakan bahwa untuk mempertahankan populasi diharapkan memiliki perbandingan ikan jantan dan ikan betina berada dalam kondisi seimbang atau ikan betina lebih banyak. Rasio kelamin penting diketahui karena berpengaruh terhadap kestabilan suatu populasi.

2.3.2. Tingkat kematangan gonad (TKG)

Tingkat kematangan gonad adalah tahap-tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan dengan cara morfologi dan histologis. Dengan cara morfologi tidak akan sedetail cara histologi akan tetapi cara morfologi banyak dan mudah dilakukan dengan dasar mengamati morfologi gonad antara lain ukuran panjang gonad, bentuk gonad, berat gonad, dan perkembangan isi gonad (Effendie 2002). Syandri (1996) menyatakan bahwa selama perubahan yang terjadi di dalam ovarium dan testis, maka terjadi pula perubahan bobot dan volume gonad yang menjadi tolak ukur dalam penentuan tingkat kematangan gonad (TKG), sedangkan dengan cara histologi, anatomi perkembangan gonad dapat dilihat lebih jelas dan akurat perkembangan gonad dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan dan hormon (Affandi dan Tang 2002).

Mubarak (1987) menyampaikan kembali penelitian mengenai reproduksi kerang darah A. granosa L. di Malaysia yang dilakukan oleh Pathansali (1966), bahwa gonad kerang tersebut mulai berkembang pada ukuran terkecil 15 sampai 16 mm. Perkembangan gonad mencapai maksimum pada bulan Juli atau Agustus. Kematangan gonad terjadi pada saat kerang darah mencapai ukuran panjang 18-20 mm dan berumur kurang dari satu tahun. Adapun pemijahan mulai terjadi pada ukuran 20 mm dan kerang darah memijah sepanjang tahun dengan puncaknya biasanya terjadi pada bulan Juni sampai Agustus ketika suhu air laut sekitar 27°C sampai 28°C (Broom 1985). Informasi mengenai tingkat kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan kerang yang matang gonad dengan kerang yang belum matang gonad dari stok kerang di perairan, selain itu dapat mengetahui waktu pemijahan, lama pemijahan dalam setahun, frekuensi pemijahan dan umur atau ukuran kerang pertama matang gonad.

Tingkat kematangan gonad dapat memberikan informasi atau keterangan apakah kerang akan memijah, baru memijah atau selasai memijah. Afiati (2007) menyebutkan bahwa kerang darah memijah sepanjang tahun secara bertahap (partial spawner). Di Penang, Thailand periode utama proses pemijahan kerang darah terjadi antara bulan Juli hingga Oktober, puncak pemijahan pada bulan Agustus atau

September (Broom 1985). Secara alamiah TKG akan berjalan menurut siklusnya sepanjang kondisi makanan dan faktor lingkungan tidak berubah (Handayani 2006).

Pendugaan ukuran pertama kali matang gonad merupakan salah satu cara untuk mengetahui perkembangan populasi dalam suatu perairan. Menurut penelitian yang telah dilakukan Broom (1985) diperoleh data bahwa kerang darah pertama matang gonad pada selang ukuran panjang cangkang 18-20 mm dan berumur kurang dari satu tahun. Berdasarkan penelitian Marliana (2010) menyatakan bahwa kerang darah jantan pertama matang goand pada ukuran panjang cangkang 18,5 mm dan kerang darah betina pertama kali matang gonad pada ukuran panjang cangkang 19,9 mm. Narasimham (1988) menambahkan bahwa kerang darah memijah sepanjang tahun dan bulan pemijahan berbeda pada setiap tahunnya. Siklus pemijahan dapat mencapai 2-4 kali dalam satu tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi saat pertama kali kerang matang gonad adalah faktor internal (perbedaan spesies, umur, ukuran, serta sifat-sifat fisiologis dari kerang tersebut dan faktor eksternal (makanan, suhu, arus, serta adanya individu yang berlainan jenis kelamin yang berbeda dan tempat memijah yang sama) (Atmadja 2007).

2.3.3. Indeks kematangan gonad (IKG)

Indeks Kematangan Gonad (IKG) adalah persentase perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan (Effendie 2002 ). Menurut Niskolsky (1997) in Effendie (2002) menggunakan tanda utama untuk membedakan kematangan gonad berdasarkan berat gonad secara alamiah. Hal ini berhubungan dengan ukuran dan berat tubuh secara keseluruhan. Indeks kematangan gonad merupakan cara untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad pada setiap kematangan secara kuantitatif.

Perubahan IKG erat kaitnya dengan tahap perkembangan telur. Sejalan dengan pertumbuhan gonad, gonad akan semakin bertambah berat dan bertambah besar mencapai ukuran maksimum ketika ikan memijah (Atmadja 2007), kemudian menurun dengan cepat sampai selesai pemijahan. Adakalanya nilai IKG dihubungkan dengan TKG yang pengamatanya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan gonad. Perbandingan itu akan tampak hubungan antara perkembangan

di dalam dan luar gonad. Menurut Marliana (2010) bahwa kerang jantan pertama kali matang gonad pada ukuran yang lebih kecil daripada kerang betina.

Dokumen terkait