• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Aspek Reproduksi 1 Rasio kelamin

4.4.2. Tingkat kematangan gonad (TKG)

Analisis terhadap tingkat perkembangan gonad kerang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara morfologi dan histologis. Secara morfologi tingkat kematangan gonad ditentukan berdasarkan kuantitas luasan gonad yang menutupi dinding visceral mass (Guilbert 2007). Visceral mass adalah bagian utama tubuh yang terdiri atas organ seperti hati, ginjal, usus dan gonad. Jika luasan daerah gonad hampir menutupi visceral mass, maka individu tersebut memiliki tingkat kematangan gonad yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang memiliki luasan daerah gonad yang sempit dan cara morfologi juga dapat dilakukan dengan dasar mengamati morfologi gonad antara lain ukuran panjang gonad, bentuk gonad, berat gonad, dan perkembangan isi gonad (Effendie 2002). Syandri (1996) menyatakan bahwa selama perubahan yang terjadi di dalam ovarium dan testis, maka terjadi pula perubahan bobot dan volume gonad yang menjadi tolak ukur dalam penentuan tingkat kematangan gonad (TKG). Jaringan gonad jantan yang matang kelamin berwarna putih kusam atau krem, sedangkan gonad betina yang matang kelamin berwarna orange kemerahan. Adapun tahap perkembangan

kematangan gonad kerang secara morfologi pada kerang jantan dan kerang betina, disajikan pada Gambar 9 dan 10.

TKG 1 TKG 2

TKG 3 TKG 4

Gambar 9. Tingkat kematangan gonad kerang darah Jantan

TKG 1 TKG 2

TKG 3 TKG 4

Gambar 10. Tingkat kematangan gonad kerang darah Betina

Gonad Gonad

Berdasarkan Gambar 9 dan 10 terdapat perbedaan tingkat kematangan gonad antara kerang jantan dan kerang betina. TKG IV memiliki luasan daerah gonad yang lebar, bahkan hampir menutupi dinding visceral mass, sedangkan berdasarkan ukuran gonad serta bentuk gonad lebih besar dan lebih jelas TKG IV dibandingkan dengan TKG III, TKG II, dan TKG I. Menurut Cruz (1987) in Guilbert (2007) kerang darah jantan memiliki warna gonad putih atau krem, sedangkan warna gonad betina adalah oranye atau kemerahan.

Analisis histologis digunakan untuk mengamati tingkat perkembangan secara mikroskopis bagian-bagian telur yang meliputi kuning telur, ukuran telur, posisi nukleus, dan membran telur. Perkembangan testis dan ovarium dapat dilihat berdasarkan gambar analisia histologi gonadnya (Lampiran 10). Penentuan tingkat kematangan gonad (TKG) pada kerang darah yang diteliti dilakukan berdasarkan analisis foto preparat histologi gonad dengan berpatokan berdasarkan kriteria menurut Shain et al. (2006) dan Chipperfield (1953) in Setyobudiandi (2004) terhadap gonad kerang hijau (Perna viridis) yang membagi tingkat kematangan goand kerang darah menjadi 4 tingkatan. Komposisi tingkat kematangan gonad pada kerang darah dapat dilihat berdasarkan perubahan warna dan bentuk yang kemudian diklasifikasikan ke dalam tingkat perkembangan gonad.

Tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan kerang yang akan melakukan reproduksi dan tidak melakukan reproduksi. Berdasarkan tahap kematangan gonad juga akan diketahui bilamana organisme itu akan memijah, baru memijah atau sudah memijah (Effendie 2002), maka hasil pengamatan selama tiga bulan diperoleh beberapa tingkat kematangan gonad. Pengamatan tingkat kematangan gonad dapat dibedakan berdasarkan lokasi penelitian yang dilakukan. Adapun tahap perkembangan kematangan gonad kerang secara histologis pada kerang jantan dan kerang betina dilihat berdasarkan perkembangan gonad yang diambil setiap bulan di sajikan pada Gambar 11 dan 12.

a. Jantan

TKG I : Secara histologi gonad dimana pada fase ini terjadi tahap pembentukan folikel (Fo) dalam jaringan penghubung dan tahap pembawaan spermatogonium pada folikel

TKG II : Gonad termasuk stadium berkembang yang didominasi oleh oogonium dengan rongga lobolus yang masih kecil dan telah terisi oleh sel sperma

TKG III: Seluruh rongga lobolus terisi oleh spermatozoa dengan ekornya, jaringan semakin jelas, warna mantel krem kekuningan dan sperma masih immature

TKG IV : Pada stadia ini secara histologi disebut stadia memijah pada stadia ini menunjukan sebagian atau separuh rongga Lobolus telah mulai mengosong karena sel sperma telah dikeluarkan

Gambar 11a. Perkembangan gonad pada kerang darah Jantan berdasarkan metode Chipperfield (1991) in Setyobudiandi (2004) di Perairan Bondet ( perbesaran 10x10)

Fo

50 µm

Sp

b. Betina

TKG I : Secara histologi gonad dimana pada fase ini terjadi tahap pembentukan folikel (Fo) dalam jaringan penghubung dan tahap pembawaan spermatogonium pada folikel

TKG II : Gonad termasuk stadium berkembang yang didominasi oleh oogonium dengan rongga lamella yang masih kecil dan telah terisi oleh sel telur

TKG III : Seluruh rongga lamella terisi oleh sel telur yang bentuknya polygonal, jaringan semakin jelas, warna mantel orange kemerahan dan sel telur masih immature

TKG IV : Pada stadia ini secara histologi disebut stadia memijah pada stadia ini menunjukan sebagian atau separuh rongga Lamella telah mulai mengosong karean sel telur telah dikeluarkan

Gambar 11b. (lanjutan) Perkembangan gonad pada kerang darah Betina

berdasarkan metode Chipperfield (1991) in Setyobudiandi (2004) di Perairan Bondet ( perbesaran 10x10)

Fo

50 µm

50 µm Ov

a. Jantan

TKG I : Secara histologi gonad dimana pada fase ini terjadi tahap pembentukan folikel (Fo) dalam jaringan penghubung dan tahap pembawaan spermatogonium pada folikel

TKG II : Gonad termasuk stadium berkembang yang didominasi oleh oogonium dengan rongga lobolus yang masih kecil dan telah terisi oleh sel-sel gamet (spermatozoa)

TKG III : Seluruh rongga lobolus terisi oleh spermatozoa dengan ekornya, jaringan semakin jelas, warna mantel krem kekuningan dan sperma masih immature

TKG IV : Pada stadia ini secara histologi disebut stadia memijah pada stadia ini menunjukan sebagian atau separuh rongga Lobolus telah mulai mengosong karean gamet telah dikeluarkan

Gambar 12a. Perkembangan gonad pada kerang darah Jantan berdasarkan metode Chipperfield (1991) in Setyobidiandi (2004) di Perairan Mundu ( perbesaran 10x10)

Fo

50 µm

Sp

b. Betina

TKG 1 : Secara histologi gonad dimana pada fase ini terjadi tahap pembentukan folikel (Fo) dalam jaringan penghubung dan tahap pembawaan spermatogonium pada folikel

TKG II : Gonad termasuk stadium berkembang yang didominasi oleh oogonium dengan rongga lamella yang masih kecil dan telah terisi oleh sel-sel gamet (sel telur)

TKG III : Seluruh rongga lamella terisi oleh sel telur yang bentuknya polygonal, jaringan semakin jelas, warna mantel orange kemerahan dan sel telur masih immature

TKG IV : Pada stadia ini secara histologi disebut stadia memijah pada stadia ini menunjukan sebagian atau separuh rongga Lamella telah mulai mengosong karean gamet telah dikeluarkan

Gambar 12b. (lanjutan) Perkembangan gonad pada kerang darah Betina

berdasarkan metode Chipperfield (1991) in Setyobudiandi (2004) di Perairan Mundu ( perbesaran 10x10)

Berdasarkan Gambar 11 dan 12 diketahui adanya perkembangan gonad kerang darah jantan. Pada TKG I terjadi tahap pembentukan folikel (Fo) dalam jaringan penghubung dan tahap pembawaan spermatogonium pada folikel. Pada TKG II

Fo

50 µm

Ov

gonad lebih berkembang dimana terjadi pengurangan jaringan penghubung dan terdapat spermatosit primer. Pada TKG III spermatosit primer berkembang menjadi spermatosit sekunder yang berukuran lebih besar dibandingkan pada TKG II dan folikel mencapai ukuran maksimum, sedangkan pada TKG IV spermatosit sekunder berkembang menjadi spermatozoa (Sp) dari hasil pembelahan meiosis dan siap dikeluarkan untuk membuahi sel telur.

Perkembangan gonad kerang darah betina pada TKG I terjadi perkembangan dinding folikel (Fo) dan oosit terbentuk dalam jumlah sedikit. Pada TKG II diameter folikel meningkat dan oosit mengisi folikel dengan jumlah relatif banyak. Pada TKG III folikel terisi oosit yang berkembang menjadi ootid dan diameter telur terlihat lebih besar, sedangkan pada TKG IV folikel mulai kehilangan struktur tipiknya, dimana ootid berkembang menjadi ovum (Ov).

Gambar 13. Perkembangan sel-sel kelamin kerang di dalam folikel gonad (Tranter 1957 in Tetelepta 1990)

Berdasarkan pengamatan perkembangan gonad baik kerang darah jantan maupun kerang darah betina menemukan bahwa hampir setiap tingkat perkembangan gonad pada saat pengamatan ditemukan TKG I, II, III, dan IV. Hal ini memperlihatkan bahwa proses pemijahan kerang darah berlangsung terus

menerus (sepanjang tahun) atau dapat menunjukan terjadinya pematangan gonad secara perlahan-lahan dan tidak serentak dari stadia belum matang (immature) ke stadia matang (mature). Hal ini juga semakin diperjelas selama penelitian ditemukan adanya perbedaan warna gonad dalam satu individu. Dimana warna yang tua dominan mempunyai perkembangan kematangan yang lebih cepat dibandingkan warna yang lebih muda.

Penentuan ukuran pertama matang gonad pada kerang darah merupakan faktor penting dalam pengelolaan perikanan. Ukuran pertama matang gonad dapat ditentukan berdasarkan tingkat kematangan gonad kerang darah pada setiap selang kelas panjang cangkang dan metode Spearman-Karber. Persentase tingkat kematangan gonad kerang darah berdasarkan lokasi penelitian disajikan pada Gambar 14 dan 15.

Gambar 14. Persentase tingkat kematangan gonad kerang darah pada setiap selang kelas panjang cangkang di perairan Bondet

0 20 40 60 80 100 T K G ( % ) Jantan N = 92 0 20 40 60 80 100 T K G ( % )

Selang kelas panjang (mm) Betina TKG IV TKG III TKG II TKG I N = 86

Gambar 15. Persentase tingkat kematangan gonad kerang darah pada setiap selang kelas panjang cangkang di perairan Mundu

Berdasarkan Gambar 14 dan 15 diperoleh informasi bahwa diperairan Bondet diperoleh hasil bahwa kerang darah jantan pertama kali matang gonad berdasarkan selang kelas panjang cangkang pada ukuran panjang cangkang (27,20 mm) atau berada pada selang 26,96-29,78 mm dan kerang darah betina pertama kali matang gonad pada ukuran panjang cangkang (30,50 mm) atau berada pada selang 29,76- 32,61 mm. Hal ini menunjukan bahwa kerang darah jantan lebih cepat mengalami perkembangan gonad dibandingkan kerang darah betina. Hal ini sesuai dengan peryataan Afiati (2007) bahwa individu jantan dalam proses gametogenesis

0 20 40 60 80 100 P er se n tase T K G Jantan N = 32 0 20 40 60 80 100 P er se n tase T K G

Selang kelas panjang (mm) Betina TKG IV TKG III TKG II TKG I N = 36

membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan betina, Sedangkan pada perairan Mundu kerang jantan pertama kali matang gonad pada ukuran panjang cangkang (29,50 mm) atau berada pada selang 29,76-32,61 mm dan kerang darah betina pertama kali matang gonad pada ukuran panjang cangkang (22,30 mm) atau berada pada selang 21,30-24,12 mm. Hal ini diduga bahwa kerang darah betina lebih cepat mengalamai perkembangan gonad dibandingkan kerang darah jantan. Menurut penelitian yang telah dilakukan Broom (1985) diperoleh data bahwa kerang darah pertama kali matang gonad pada selang ukuran panjang cangkang 18-20 mm. Berbeda halnya pada spesies kerang darah lainnya, yaitu pada A. Antiquata ukuran pertama kali matang gonad pada kerang jantan adalah 31 mm dan pada kerang betina pada ukuran 35 mm (Mzhighani 2005).

Berdasarkan analisis dengan menggunakan metode Spearman-Karber (Udupa 1986 in Solihatin 2007), di perairan Bondet diduga kerang darah jantan dan betina yang pertama kali matang gonad (TKG IV) pada ukuran panjang cangkang masing- masing 34,74-37,67 mm dan 38,67-43,99 mm. Dengan demikain kerang darah jantan cenderung mengalami kematangan gonad lebih pendek dari pada kerang darah betina. Sedangkan pada perairan Mundu diduga kerang darah jantan dan betina pertama kali matang gonad pada ukuran panjang cangkang masing –masing 32,50-35,04 mm dan 29,69-34,12 mm (Lampiran 7 dan 8). Dengan demikian kerang darah betina cenderung mengalami kematangan gonad pada ukuran panjang cangkang lebih pendek daripada kerang darah jantan.

Perbedaan hasil ukuran pertama kali matang gonad yang diperoleh pada kerang darah jantan maupun betina berdasarkan hasil pengamatan dengan analisis statistik diduga karena perolehan hasil tangkapan yang tidak merata pada setiap ukuran panjang cangkang. Selain itu, kematangan gonad berhubungan dengan pertumbuhan dan faktor lingkungan terutama ketersediaan makanan baik kualitas maupun kuantitas (Toelihere 1985 in Affandi dan Tang 2000). Pengukuran panjang pertama kali matang gonad dan periode pemijahan adalah pengetahuan dasar untuk mempertahankan kelanjutan stok ( Sahin et al. 2006). Effendie (2002) menyatakan faktor yang mempengauhi pertama kali matang gonad ada dua yaitu faktor luar seperti suhu dan arus serta faktor dari dalam seperti umur, jenis kelamin, sifat-sifat fisologis seperti kemampuan beradaptasi dengan lingkungan serta ukuran. Jika

dibandingkan dengan kerang darah dari perairan Bondet dan perairan Mundu maka kerang darah dari perairan Mundu lebih cepat mencapai matang gonad dimana kerang darah betina dari peraiaran Mundu pada kelompok ukuran panjang cangkang lebih kecil yaitu 22,30 mm ditemukan dalam kondisi TKG IV yang berarti siap untuk memijah. Hal ini salah satunya diduga berkaitan dengan tingginya tingkat eksploitasi kerang darah di perairan Mundu.

Tahapan tingkat kematangan gonad (TKG) merupakan proses penting dalam reproduksi kerang, oleh karena itu sangat dibutukan pencatatan perubahan terhadap tahap-tahap kematangan gonad tersebut untuk mengetahui waktu pemijahan kerang di perairan. Penentuan waktu pemijahan dapat dilihat pada saat kapan persentase TKG IV (Gambar 16).

Gambar 16. Persentase tingkat kematangan gonad kerang darah Jantan dan Betina berdasarkan waktu dan lokasi pengamatan

0 20 40 60 80 100 P er se n tase T K G Bondet Jantan N= 92 0 20 40 60 80 100 P er se n tase T K G Mundu Jantan N= 32 0 20 40 60 80 100

April Mei Juni

P er se n tase T K G Waktu Pengamatan Bondet Betina TKG IV TKG III TKG II TKG I N= 86 0 20 40 60 80 100

April Mei Juni

P er se n tase T K G Waktu Pengamatan Mundu Betina TKG IV TKG III TKG II TKG I N= 36

Komposisi tingkat kematangan gonad pada kerang darah dapat dilihat berdasarkan perubahan warna dan bentuk yang kemudian diklasifikasikan ke dalam tingkatan perkembangan kematangan gonad. Gambar 16 menunjukan perubahan komposisi TKG tiap bulannya. TKG ini menunjukan fase-fase kematangan gonad kerang darah. Dengan memperhatikan komposisi TKG tersebut dapat dilihat waktu pemijahannya kerang darah. Musim pemijahan dapat ditentukan dengan melihat kecenderungan komposisi TKG III terbesar dari salah satu bulan diantara waktu pengamatan. Persetase komposisi TKG pada setiap saat dapat digunakan untuk menduga musim pemijahan (Effendie 2002). Selanjutnya menurut Effendie (2002) ikan yang mempunyai satu musim pemijahan akan ditandai dengan peningkatan persentase TKG III yang tinggi pada setiap akan mendekati musim pemijahan.

Berdasarkan Gamabar 15 komposisi kerang jantan di perairan Bondet TKG I dominan pada bulan April Juni (20%), TKG II pada bulan Mei (30,77%), TKG III pada bulan April (50%), dan TKG IV pada bulan Juni (40%). Sedangkan pada kerang darah betina TKG I dominan pada bulan April (20,83%), TKG II pada bulan Mei (43,64%), TKG III pada bulan Juni (57,14%), dan TKG IV pada bulan Juni (28,57). Di perairan Bondet terlihat bahwa tingkat kematangan gonad III dan IV pada kerang darah betina dan jantan ditemukan pada setiap bulan pada waktu pengamatan, namun tertinggi pada bulan Juni, sehingga dapat diduga puncak perkembangan gonadnya pada bulan Juni, yang kemudian akan menjadi proses pemijahan kerang darah.

Komposisi kerang darah jantan di perairan Mundu TKG I dominasi pada bulan Juni (50%), TKG II pada bulan April (16,67%), TKG III pada bulan April (53,33%), dan TKG IV pada bulan Juni (50%). Sedangkan pada kerang darah betina TKG I dominan pada bulan April (13,79%), TKG II pada bulan April (20,69%), TKG III pada bulan April (42,86%), dan TKG IV pada bulan Juni (42,86%). Dengan demikian pada perairan Mundu pada bulan April baik kerang jantan maupun betina didominasi oleh kerang TKG III dan IV. Hal ini menunjukan bahwa pada bulan April merupakan puncak perkembangan gonad, yang kemudian akan menjadi proses pemijahan kerang darah. Hal ini dapat menunjukan bahwa TKG kerang darah yang ditemukan setiap bulannya hampir mencakup semua TKG I - TKG IV. Hal ini memperlihatkan bahwa proses pemijahan kerang darah berlangsung terus menerus

(sepanjang tahun) atau dapat menunjukan terjadinya pematangan gonad secara perlahan-lahan dan tidak serentak dari stadia belum matang (immature) ke stadia matang (mature)

Perkembangan telur yang sudah memasuki TKG III dan IV mengindikasikan kerang darah akan melakukan pemijahan. Penentuan waktu pemijahan serta puncak pemijahan didukung juga dengan hubungan nilai TKG, IKG, dan faktor kondisi rata- rata kerang darah betina dan jantan terhadap waktu penelitian. Jika dibandingkan kan kerang darah antara di perairan Bondet dan Mundu maka kerang darah dari perairan Mundu lebih cepat puncak musim pemijahannya.

4.4.3. Indeks kematangan gonad (IKG)

Perkembangan kematangan gonad berhubungan dengan perkembangan ukuran panjang dan berat yang kemudian dijelaskan dengan kematangan gonad. Indeks kematangan gonad (IKG) menunjukkan perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh. Indeks kematangan gonad merupakan tanda utama membedakan kematangan gonad berdasarkan berat gonad. Sejalan dengan pertumbuhan gonad maka gonad akan bertambah berat dengan bertambah besarnya tubuh sampai batas tertentu. Sehingga pada perkembangan gonad ke arah yang lebih matang akan menyebabkan volume dan berat gonad bertambah yang selanjutnya akan meningkatkan nilai IKG-nya. Nilai indeks kematangan gonad yang mengalami perubahan tiap bulan menunjukan adanya perkembangan gonad. Nila rata-rata Indeks kematangan gonad kerang darah pada dua lokasi penelitian disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Nilai rata-rata IKG kerang darah berdasarkan waktu pengamatan

Lokasi

JK Nilai rata-rata IKG(gram) SD

Penelitian April Mei Juni April Mei Juni

Bondet Jantan 21,1458 17,6096 18,6652 4,6761 3,5393 3,2237 Betina 19,3580 18,1658 19,4854 2,8255 3,6864 2,7652 Mundu Jantan 18,9589 15,2636 5,6524 5,6921 Betina 18,6436 17,1515 3,5404 4,1987

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat rata-rata nilai IKG kerang darah jantan di perairan Bondet pada bulan April 21,1458 gram, bulan Mei 17,6096 gram dan bulan Juni sebesar 18,6652 gram, sedangkan pada kerang darah betina rata-rata nilai IKG pada bulan April adalah 19,3580 gram, bulan Mei adalah 18,1658 gram dan pada bulan Juni sebesar 19,4854 gram. Rata-rata nilai IKG kerang darah jantan di perairan Mundu pada bulan April adalah 18,9589 gram. Dimana pada bulan Mei pada penelitian di perairan Mundu tidak ditemukannya kerang darah sehingga nilai IKGnya tidak di hasilkan, pada bulan Juni sebesar 15,2636 gram, sedangkan kerang darah betina rata-rata nilai IKG pada bulan April 18,6436 gram dan Juni 17,1515 gram.

Nilai indeks kematangan gonad jantan maupun betina yang ditemukan di dua lokasi penelitian terlihat nilai IKG bulan April lebih besar dibandingkan bulan Mei dan Juni, kecuali pada bulan Juni di perairan Bondet dimana nilai IKG kerang darah betina lebih besar. Perairan Bondet IKG rata-rata kerang jantan tertinggi ditemukan pada bulan April sedangkan pada kerang betina ditemukan pada bulan Juni. Hal ini menunjukkan bahwa kerang jantan diduga lebih awal proses pemijahan dibandingkan dengan kerang betina. Perbedaan ini diuga disebabkan oleh awal kematangan gonad yang berbeda tiap individu kerang darah dan faktor lingkungan yang memacu percepatan kematangan gonad, Sedangkan pada perairan Mundu nilai IKG rata-rata kerang jantan maupun betina tertinggi pada bulan April. Hal ini menunjukan bahwa proses pemijahan kerang darah jantan maupun betina terjadi pada waktu yang sama. Hal ini diduga merupakan strategi pemijahan kerang di lokasi tersebut.

Nilai rata-rata IKG kerang darah jantan dan betina tertinggi di perairan Bondet daripada di perairan Mundu. Hal ini diduga karena di perairan Bondet ukuran kerang darah jantan dan betina yang tertangkap lebih besar dibandingkan dengan perairan Mundu, juga diduga karena kerang darah jantan maupun betina yang matang gonad pada saat penelitian banyak ditemukan sehingga ukuran berat gonadnya rata-rata lebih besar. Dilihat dari tingkat kematangan gonadnya, perairan Bondet paling banyak terdapat TKG III dan IV sehingga nilai IKG semakin besar. Hal ini terkait dengan semakin tinggi tingkat kematangan gonad maka semakin besar nilai IKG-nya.

Indeks kematangan gonad sangat berkaitan erat dengan tingkat kematangan gonad, maka semakin tinggi tingkat kematangan gonad akan semakin besar juga nilai IKG-nya. Hal ini terkait dengan ukuran gonad yang bertambah besar seiring dengan perkembangan gonad. Semakin berkembangnya gonad maka akan semakin besar dan bertambah berat gonad tersebut, kemudian pada saat mencapai kematangan gonad nilai IKG-nya akan semakin besar. Indeks kematangan gonad kerang darah berdasarkan tingkat kematangan gonad disajikan pada Gambar 17.

Gambar 17. Indeks Kematangan gonad (IKG) kerang darah berdasarkan tingkat kematangan gonad 0,0000 5,0000 10,0000 15,0000 20,0000 25,0000 30,0000 TKG I TKG II TKG III TKG IV IK G Perairan Bondet 0,0000 5,0000 10,0000 15,0000 20,0000 25,0000 30,0000 TKG I TKG II TKG III TKG IV IK G Perairan Mundu

Berdasarkan Gambar 17 terlihat bahwa indeks kematangan gonad dapat menyatakan perubahan yang terjadi dalam gonad. Perubahan IKG sangat erat kaitanya dengan tahap perkembangan telur. Umumnya gonad akan semakin bertambah berat dengan bertambahnya ukuran gonad. Peningkatan nilai IKG seiring dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad merupakan hal yang lazim terjadi. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad menyebabkan ukuran diameter telur dan berat gonad juga meningkat. Dengan meningkatnya berat gonad menyebabkan nilai IKG meningkat. Indeks Kematangan Gonad (IKG) akan mencapai batas maksimum pada saat akan terjadi pemijahan, kemudian menurun dengan cepat sampai selesai pemijahan. Pada saat sebelum terjadi pemijahan sebagian besar energi hasil metabolisme digunkanan untuk perkembangan gonad sehingga berat gonad bertambah dengan semakin matangnya gonad.

Dokumen terkait