• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.3 Aspek Sosiologis

Indikator aspek-aspek tingkat kepatuhan wajib pajak yang ketiga adalah aspek sosiologis yaitu kepatuhan wajib pajak dilihat dari aspek sosial perpajakan. Indikator aspek sosiologis terdiri dari empat sub indikator yaitu kebijakan publik, kebijakan fiskal, kebijakan perpajakan, dan administrasi perpajakan. Peneliti menanyakan sebagai berikut :

1. Apakah kantor pajak sudah memberikan penyuluhan terkait adanya perubahan PBB-P2 menjadi pajak daerah ?

Hasil wawancara I1.1 Bapak Andry Effendy, ST sebagai kasi penagihan dan keberatan PBB-P2 dan BPHTB mengemukakan sebagai berikut :

“Iya sudah. Melakukan penyuluhan terkait PBB menjadi pajak daerah ke kecamatan-kecamatan melalui aparatur camat dan ke kelurahan atau desa melalui aparatur desa. Seperti yang kami bilang penyuluhan yang kami lakukan masih dipusat tingkat kelurahan dan kecematan” (Selasa, 1 November 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor dinas pendapatan daerah kabupaten pandeglang)

I2.1 Bapak Tb. Saepul Bahri sebagai lurah di kelurahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Beberapa waktu lalu dari Dinas pernah melakukan penyuluhan tetapi hanya di Kecamatan dan Kelurahan tidak langsung ke masyarakat kami. Dinas memberikan sosialisasi terkait PBB yang diterima Daerah akan dikembalikan lagi ke masyarakat untuk pembangunan daerah dsb” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul 09:30 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

kolektor pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai dan cijeruk kelurahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Udah, bahkan PBB diserahkan ke daerah dan aturan bahwa PBB itu akan kembali ke masyarakat dengan melalui pembangunan” (Rabu, 26 Oktober 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang) I3.4 Bapak Arif Irawan sebagai masyarakat di desa kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang berbeda, yakni :

“Tidak ada penyuluhan tentang itu” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 09:00 WIB di desa kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh kasi penagihan dan keberatan PBB-P2 dan BPHTB, lurah kelurahan kadomas, kasi kesos sekaligus sebagai kolektor pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai, dan cijeruk kelurahan kadomas, dan masyarakat desa kadomas, dapat peneliti simpulkan bahwa tidak ada nya penyuluhan yang dilakukan baik dari dispenda maupun aparat desa setempat. Hal ini dibuktikan dengan jawaban yang peneliti terima dari masyarakat bahwa tidak ada nya penyuluhan terkait tentang adanya perubahan PBB-P2 menjadi pajak daerah.

2. Apakah sudah mengetahui alur pembayaran PBB-P2 ?

Menurut I3.1 Bapak Suparman sebagai Rt 03 Rw 07 di desa kadomas keluarahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Iya, dari Kelurahan ke RT dari RT Terus ke masyarakat . di kolektif di rt jika sudah terkumpul semua, langsung disetorkan ke kelurahan” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 09:30 WIB di desa kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Soal pembayaran dilakukan dengan cara kolektif di RT” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 10:00 WIB di desa pakalongan kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I3.3 Bapak Suparto sebagai Rt 02 Rw 05 di desa pabuaran kelurahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Pembayaran di kolektif di RT. Kalau masyarakat belum ada yang bayar sesuai jangka waktu yang ditentukan, saya yang mesti keliling mengambil SPPT yang harus dibayar. Nanti dari kelurahan datang lagi dalam jangka 1 bulan untuk mengambil SPPT dan uang nya yang sudah terkumpul. Kalau ga saya yang nganterikan ke kelurahan” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 10:30 WIB di desa pabuaran kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I3.4 Bapak Arif Irawan sebagai masyarakat desa kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Kalau soal pembayaran itu di kolektif oleh RT” (Senin, 10 Januari 2016 Pukul 09:00 WIB di desa kadomas kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh ketua Rt 03 Rw 07 di desa kadomas kelurahan kadomas, ketua Rt 02 Rw 02 di desa pakalongan kelurahan kadomas, ketua Rt 02 Rw 05 di desa pabuaran kelurahan kadomas, dan masyarakat di desa kadomas, dapat peneliti simpulkan bahwa alur pembayaran PBB-P2 dilakukan secara kolektif yang dikumpulkan di ketua Rt atau Rw. Dalam jangka 1 bulan dari pihak kelurahan datang untuk mengambil SPPT yang sudah terkumpul.

Berdasarkan hasil wawancara dengan I1.1 Bapak Andry Effendy, ST sebagai kasi penagihan dan keberatan PBB-P2 dan BPHTB mengemukakan sebagai berikut :

“Ada beberapa permasalahan diantaranya : adanya double abstrak, kesadaran wajib pajak masih kurang, objek pajak tidak ada sppt ada, wajib pajak yang berada di luar daerah sehingga kami kesulitan untuk menagihnya dan keberatan dan ketetapan pajak” (Selasa, 1 November 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor dinas pendapatan daerah kabupaten pandeglang)

I2.1 Bapak Tb. Saepul Bahri sebagai lurah di kelurahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan hal yang serupa, yakni :

“Ada kami memilki beberapa permasalahan diantaranya yaitu, adanya double abstrak, tidak sesuai dengan luasnya, tidak ada kepemilikan dan kepemilikannya diluar daerah” (Rabu, 26 oktober 2016 Pukul 09:30 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I2.2 Bapak Moch. Nursan sebagai kasi pemerintahan sekaligus kolektor pemungutan PBB-P2 di desa pakalongan dan cicalung di kelurahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Permasalahannya yah mata pencarian masyarakat tidak menentu sehingga masyarakat susah untuk membayar pajak” (Rabu, 26 oktober 2016 Pukul 11:00 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

I2.3 Bapak Wisnu Supardan, SHI. MM sebagai kasi kesos sekaligus kolektor pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai dan cijeruk kelurahan kadomas kabupaten pandeglang mengemukakan sebagai berikut :

“Permasalahan dari pajak ini terutama dari sosialisasinya yang kurang, terus peran kantor pajak pun dalam mengisi untuk memberi penyuluhan ke masyrakat itu pun sedikit hanya berapa persen sehingga dari tingkat kelurahan pun hanya bisa menyampaikan saja bahwa ini wajib pajak” (Rabu, 26 oktober 2016 Pukul 10:00 WIB di kantor kelurahan kadomas kabupaten pandeglang)

PBB-P2 dan BPHTB, lurah kelurahan kadomas, kasi pemerintahan sekaligus kolektor pemungutan PBB-P2 di desa pakalongan dan cicalung di kelurahan kadomas, dan kasi kesos sekaligus kolektor pemungutan PBB-P2 di desa kadomas, jajawai dan cijeruk kelurahan kadomas, dapat peneliti simpulkan bahwa masih banyaknya permasalahan yang terdapat di kelurahan kadomas yaitu adanya double abstrak, tidak sesuai dengan luasnya, mata pencaharian masyarakat yang tidak menentu sehingga masyarakat susah untuk membayar pajak. Sosialisasi dari kantor pajak pun sangat kurang untuk memberikan penyuluhan terkait kewajiban wajib pajak untuk membayar PBB-P2.

Dokumen terkait