• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN/OUTPUT/SUB

A. Isu Strategis Pengembangan SPAM

1) Aspek Teknis

Sistem Penyediaan air minum eksisting Kabupaten Hulu Sungai Selatan dikelola oleh PDAM Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Secara umum, sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang akan diuraikan meliputi :

 Sumber air baku

 Intake

 Sistem perpipaan transmisi

 Instalasi Pengolahan Air (IPA)

 Sistem Perpipaan Distribusi

 Reservoar

 Daerah Pelayanan

 Mekanikal – elektrikal

 Pelanggan PDAM

 Kehilangan Air

a. Sumber Air Baku

Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan adalah air permukaan dari Sungai Amandit dan Sungai Negara. Debit kedua sungai ini cukup baik pada musim kemarau, tetapi pada musim hujan memiliki tingkat kekeruhan yang cukup tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 7.11 berikut ini

Tabel 7.11 Sumber Air Baku PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan

No Wilayah Pelayanan & lokasi IPA

Sumber Air Kapasitas

Terpasang (lt/det) Sistem Pengambilan 1 BNA Kandangan/Muara Banta Sungai 65 Pompa

2 Kec. Padang Batung Sungai 5 Pompa

3 Kec. Angkinang/Telaga

Lansat

Sungai 5 Pompa

4 Kec. Daha Selatan & Daha Utara

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 41

5 Kec. Kalumpang Sungai 5 Pompa

6 Kec. Simpur & Sungai Raya

Sungai 15 Pompa

JUMLAH 140

Sumber : PDAM Kab. HSS Tahun 2009

Khusus untuk BNA Kandangan yang menggunakan air baku dari sungai Amandit yang memiliki debit 570 liter/detik pada musim kemarau, maka sungai Amandit masih layak digunakan sebagai sumber air baku apabila ditinjau dari segi kuantitas.

b. Intake

Lokasi bangunan intake yang digunakan untuk mengambil air baku dari Sungai Amandit untuk wilayah pelayanan Kota Kandangan berada di Muara Banta.

Intake Muara Banta ini merupakan sumber air baku daripada Instalasi Pengalahan Air (IPA) Muara Banta dan memiliki jarak yang relaif dekat dengan IPA.

Bangunan Intake yang ada pada saat ini terdiri dari :

 Mulut intake yang dilengkapi dengan pompa tipe submersible yang berfungsi untuk mengisap air baku dan mengalirkannya melalui pipa trasmisi ke Bak Sedimentasi

 Dua bua jembatan intake yang berfungsi agar penangkapan air baku agar menjorok ke tepi sungai, sehingga pompa intake yang bertipe submersible memiliki kedalaman yang cukup untuk menyedot air baku.

 Kontrol panel dan travo

Sedangkan perlengkapan pada bangunan yang ada adalah sebagai berikut :

 Empat buah intake, yang berfungsi untuk menangkap air baku dan mensuplai air baku tersebut ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Muara Banta

 Bar screen yang terbuat dari papan kayu ulin dan berfungsi untuk menahan benda-benda kasar yang hanyut pada badan sungai Amandit untuk menghindari kerusakan daripada peralatan pompa.

Hasil Pemeriksaan Kualitas air baku pada sumber air baku dan Intake parameter fisik dan kimia menyajikan suatu data bahwa air baku yang digunakan secara umum tidak memenuhi syarat baktereriologis. Parameter lain yang umumnya tidak memenuhi

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 42

syarat adalah parameter DO dan Mn. Air sampel hasil PDAM secara umum masih memiliki kandungan Fe dan Mn yang tinggi disertai dengan kandungan sisa Chlor yang masih dibawah standard. Pemeriksaan untuk air hasil PDAM didasarkan pada syarat- syarat dari Kep Men Kes RI No. 907/Menkes/Sk/VII/2002 tentang kualitas air minum. Untuk pemeriksaan kualitas air bersih, digunakan baku mutu dari Permenkes RI No. 415/Menkes/Per/IX/1990.

Adanya kandungan Mn diatas standard Baku mutu dapat menimbulkan endapan warna kecoklatan dan rasa yang aneh pada minuman. Endapan yang ditimbulkan dapat menyebabkan kerusaskan pada jaringan hati. Kandungan FE diatas 0,1 mg/lt dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan hati. Kandungan Fe diatas 0,1 mg/lt dapat menyebabkan endapan pada pipa, apabila diatas 0,2 mg/lt dapat menimbulkan noda pada pakaian dan berdampak pada rasa dan bau pada air minum.

Nilai pH ideal berkisar antara 6,5 – 8,5, namun masih harus disesuaikan dengan kondisi proses pengendapan yang dipilih. Sisa Clor akan berpengaruh terhadap kandungan bakteriologis, namun nilai antara 0,6 – 1 ppm dapat mengakibatkan keluhan bau pada konsumen, dan nilai diatas 5 ppm akan berdampak langsung pada kesehatan pengguna air. Namun minimal sisa Chlor pada konsumen terjauh adalah 0,1 mg/lt

Secara umum kualitas air yang dihasilkan oleh PDAM masih memerlukan penurunan kandungan Fe dan Mn secara kimia melalui pengaturan pH dan aerasi. Kandungan bakteriologi dapat ditekan dengan proses desikfeksi yang tepat sebelum didistribusikan kepada masyarakat.

c. Sistem Perpipaan Transmisi

Yang termasuk didalam sistem trasmisi pada PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan adalah perpipaan trasmisi yang berfungsi mengalirkan air baku dari intake (sumber air) ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Muara Banta

Pipa trasmisi air baku dan pipa distribusi air bersih di PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan pada umumna adalah pipa PVC dan pipa Galvanis. Secara lebih detail dapat dilihat pada Tabel 7.12 berikut :

Tabel 7.12 Pipa Transmisi PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan

No BNA/IKK Jenis Diameter

(mm) Panjang (m) Keterangan 1 BNA Kandangan/ Muara Banta Galvanis 200 24 Kondisi Baik

LAPO RAN AKHI R 7 - 43 Galvanis 150 98 Kondisi Baik Galvanis 100 98 Kondisi Baik 2 IKK Angkinang/Telaga langsat Galvanis 100 75 Kondisi Baik

3 IKK Daha Utara/Ds.

Hamayung

Kondisi Baik 4 IKK Daha Selatan/Ds.

Habirau

PVC 150 Kondisi

Baik

5 IKK Kalumpang Galvanis 100 100 Kondisi

Baik

6 IKK Simpur/Sungai

Raya

Galvanis 100 150 Kondisi

Baik Sumber : Corporate Plan PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan

d. Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Instalasi PengolahanAir (IPA) PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan sebagian besar merupakan IPA dengan system paket konstruksi baja dan secara umum kondisinya masih baik, dimana masing-masing paket IPA tersebut juga dilengkapi dengan bak penampung

Instalasi Pengolahan Air (IPA) utama PDAM Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang memproduksi air bersih untuk melayani Kota Kandangan ada di Muara Banta. Dimana IPA ini selain memproduksi air bersih untuk melayani Kota Kandangan ada di Muara Banta. Dimana IPA ini selain memproduksi air bersih untuk melayani pelanggan di Kota Kandangan juga memproduksi air bersih untuk melayani beberapa IKK disekitar Kota Kandangan. IPA Muara Banta ini terdiri atas empat unit IPA dengan sistem pengolahan lengkap. Kapasitas produksi rata-rata IPA Muara Banta adalah sebesar 50,7 lt/det dan rata-rata air yang didistribusikan sebesar 49,3 lt/det.

Instalasi pengolahan Air (IPA) PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan di Muara Banta dibangun pada tahun 1982 dan telah mengalami beberapa kali modifikasi sistem.

Keempat unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Muara Banta merupakan unit dengan sistem pengolahan air lengkap (complete treatment) yang terdiri dari unit-unit sebagai berikut :

LAPO RAN AKHI R 7 - 44 2. Bak pengaduk 3. Bak pengendap 4. Saringan pasir cepat 5. Storage well

6. Bak pencapur/ pembubuh bahan-bahan kimia

e. Sistem Perpipaan Distribusi

Sistem distribusi eksisting yang telah terpasang di Kota Kandangan ini terbagi atas 5 wilayah, yaitu :

 Wilayah Kandangan Kota

 Wilayah Kandangan Utara

 Wilayah Kandangan Barat

 Wilayah Kandangan Selatan

 Wilayah Kandangan Timur

Selain kelima wilayah / pelayanan tersebut, sistem jaringan perpipaan distribusi kota Kandangan ini juga telah diinterkoneksi dengan sistem jaringan perpipaan IKK yang ada di sekitar Kota Kandangan. Titik Interkoneksi antar sistem distribusi ini ditandai dengan adanya water meter yang berfungsi untuk mengetahui besarnya debit air yang disumbangkan oleh sistem distribusi Kota Kandangan kepada sistem distribusi IKK yang bersangkutan. Sistem distribusi IKK yang telah terkoneksi adalah sebagai berikut :

 IKK Badang Batung

 IKK Angkinang – Telaga Langsat

 IKK Kalumpang

 IKK Sempur – Sungai Raya

Sistem jaringan perpipaan distribusi di Kota Kandangan terdiri atas Jaringan Pipa Distribusi Primer (Induk) yang berfungsi mengalirkan air bersih dari ground reservoir di Muara Banta ke wilayah pelayanan di Kota Kandangan dan IKK yan telah terkoneksi. Air Bersih dari jaringan primer tersebut akan dialirkan ke jaringan dsitribusi sekunder, yang kemudian akan ke sambungan rumah (SR) dan Hiran Umum (HU) yang ada.

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 45

Sistem Jaringa pipa distribusi eksisting di Kota Kandangan beserta titik interkoneksinya dapat dilihat pada gambar.4.7 Jenis dan panjang pipa distribusi PDAM Kandangan didalam batas tentatif Kota Kandangan dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel Jenis dan Panjang Pipa Jaringan Distribusi PDAM. Kb.Hulu Sungai Selatan yang berada di dalam batas Kota Kandangan

Untuk wilayah pelayanan Kota Kandangan PDAM Kab. Hulu sungai selatan saat ini memiliki 3 unit ground reservoir dengan kapasiatas terpasang masing-masing sebesar 200 m3. Lokasi ketiga unit ground reservoar ini seluruhnya berada di Muara Banta.

Tabel 7.13 Jenis dan Panjang Jaringan Distribusi PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan Yang Berada di Dalam Batas Tentatif Kota Kandangan

No.

Pipa Distribusi Keterangan

Jenis

Pipa Diameter Panjang

Tahun Pemasangan Umur Pipa (mm) (m) (tahun) 1 ACP 200 3700 1982 22 2 PVC 150 12110 1982 22 3 PVC 100 33290 1982 22 4 PVC 75 60054 1990 14 5 PVC 50 56350 1990 14 6 PVC 40 1700 1990 14

Sumber : Perencanaan Air Bersih Kota Kandangan Tahun 1990 Optimalisasi PDAM di Kalimantan Selatan TA 2003

f. Reservoir

Rerservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih yang diolah oleh IPA, sebelum didistribusikan ke konsumen. Tujuan ditampung air didalam reservoar itu untuk penyimpanan air saat pemakaian minimum (Qmin) dan menyuplai kelebihan air tersebut saat pemakaian puncak (Q peak).Untuk wilayah pelayanan Kota Kandangan, PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan memiliki 3 unit ground reservoir dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 200 m3. Lokasi ketiga unit groud reservoir ini seluruhnya berada di Muara Banta. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 46 Tabel 7.13 Reservoir PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan

No. Nama/Lokasi Ketinggian Kapasitas Jenis Tahun Kondisi

(m) (m) Pembuatan

1 Muara Banta 200 Groud Reservoir 1982 Baik

2 Muara Banta 200 Groud Reservoir 1996 Baik

3 Muara Banta 200 Groud Reservoir 1998 Baik

Sumber : Optimalisasi PDAM di Kalimantan Selatan

g. Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan BNA Kota Kandangan daripada PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan saat ini (tahun 2004) meliputi wilayah pelayanan sebagai berikut :

 Wilayah Kandangan Kota

 Wilayah Kandangan Utara

 Wilayah Kandangan Barat

 Wilayah Kandangan Selantan

 Wilayah Kandangan Timur

Disamping itu juga terdapat daerah pelayanan diluar batas administrasi dan tentatif Kota Kandangan. Hal ini terjadi karena adanya interkoneksi sistem jaringan distribusi dengan beberapa IKK yang menyebabkan meluasnya wilayah pelayanan BNA Kota Kandangan. IKK yang termasuk kedalam wilayah pelayanan BNA Kota Kandangan adalah sebagai berikut :

 IKK Padang Batung

 IKK Angkinang – Telaga Langsat

 IKK Kalumpang

 IKK Simpur – Sungai Raya

Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 7.14 sedangkan secara skematis sistem penyediaan air bersih dapat dilihat pada Gambar.... Tabel 7.14 Cakupan Pelayanan PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan

No BNA/IKK Jumlah Penduduk (jiwa)

Jumlah Penduduk

Terlayani (Jiwa) Prosentase (%)

1 BNA Kandangan 41.453 26.514 63,96

2 IKK Padang Batung 18.180 2.758 15,17

3 IKK Angkinang/

Telaga Langsat

25.617 6.292 24,96

4 IKK Daha Selatan 42.718 7.258 16,99

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 47

No BNA/IKK Jumlah Penduduk (jiwa)

Jumlah Penduduk

Terlayani (Jiwa) Prosentase (%)

6 IKK Kalumpang 6,.155 1.080 17,55

7 IKK Simpur/Sungai

Raya

28.071 2.258 8,01

8 IKK Loksado 7.108

Sumber : Corporate Plan PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan

Gambar Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Kab. Hulu Sungai Selatan (Wilayah Kota Kandangan) Sumber Air baku Sungai Amandit IPA Muara Banta Kapasitas 65 lt/det

Daerah Pelayanan Kota Kandangan

Daerah Pelayanan Kec Padang Batung

Daerah Pelayanan Kec Kalumpang

Daerah Pelayanan Kec Simpur & Simpur Raya

Daerah Pelayanan Kec Angkinang

Daerah Pelayanan Telaga Langsat

Pipa Transmisi Air Baku Dia 150 mm & 200 mm Sumber Air baku Sungai Telaga Langsat IPA IKK Angkinan 5 lt/det Dia 200 mm Dia 100 mm Dia 150 mm Dia 100 mm Dia 100 mm

Pipa Transmisi Air Baku Dia 100 mm

Dia 75 mm

LAPO RAN AKHI R 7 - 48 ii. Kelembagaan

Sistem penyediaan air minum di Kabupaten Hulu Sungai Selatan saat ini dikelola oleh PDAM Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan sistem perpipaan yang melayani masyarakat diperkotaan dan dipedesaan sebagian perpipaan sebagian memfaatkan mata air dan sungai yang ada.

5.3.1.1. Kebijakan Program Dan Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum

Adapun program beserta target, pola pengelolaan, penanganan dan kontribusi pemerintah daerah di sektor Air Minum adalah sebagai berikut:

1. Program Pembangunan Prasarana Air Minum Melalui Pendekatan Masyarakat di Desa Miskin dan Rawan Air

a. Target:

• Desa-desa yang termasuk kategori desa miskin atau desa rawan air.

• Desa-desa yang berlokasi di pesisir atau pulau terpencil.

• Desa yang sudah terbentuk kelompok masyarakat penyelenggara SPAM b. Pola Pengelolaan: Oleh Masyarakat/Koperasi/kelompok masyarakat

c. Penanganan: Unit Air Baku, Unit produksi, Unit Transmisi dan Distribusi Utama d. Kontribusi Pemerintah Daerah:

• Pembinaan kepada pengelola/penyelenggara SPAM dan masyarakat

• Konsisten dalam pengembangan SPAM

• Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan

2. Program Pengembangan Air Minum di Ibukota Kabupaten/Kota Pemekaran a. Target:

• Ibukota kabupaten baru/hasil pemekaran setelah tanggal 1 Januari 2000 dan telah memiliki rencana induk pengembangan SPAM Kabupaten/Kota dan rencana teknis (DED) pengembangan SPAM di lokasi tersebut.

• Kabupaten/Kota pemekaran yang sudah memiliki badan usaha sebagai penyelenggara Air Minum baik yang dibentuk oleh pemerintah Kabupaten/Kota pemekaran atau marupakan penyelenggara SPAM yang telah terbentuk pada Kabupaten/Kota induknya (penyelenggara SPAM lintas Kabupaten/Kota).

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 49

c. Penanganan: Unit air baku, Unit Transmisi dan Produksi d. Kontribusi Pemerintah Daerah:

• Pembinaan kepada pengelola

• Konsisten dalam pengembangan SPAM

• Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan

3. Program Pengembangan Air Minum di Ibukota Kecamatan (IKK) Yang Belum Mempunyai System dan Rawan Air.

a. Target:

• IKK (Ibukota Kecamatan)/kawasan yang belum memiliki sistem penyediaan

Air Minum (SPAM)

• IKK/kawasan yang telah diverifikasi dan memiliki kesiapan sumber air baku, serta telah memiliki rencana teknis (DED) pengembangan SPAM di lokasi tersebut.

b. Pola Pengelolaan: Oleh Institusi (BLU (Badan Layanan Umum)/PDAM/Koperasi) c. Penanganan: Unit air baku, Unit Produksi dan Unit Transmisi

d. Kontribusi Pemerintah Daerah:

• Pembinaan kepada pengelola

• Konsisten dalam pengembangan SPAM

• Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan 4. Program Penyediaan Air Minum Bagi Kawasan RSH/Rusuna

a. Target:

• Kawasan RSH/Komplek Rusuna yang termasuk sasaran berdasarkan

kesepakatan dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen PU dan Kementerian Perumahan Rakyat.

• Kawasan yang menjadi lokasi pembangunan RSH/Rusuna yang telah

dibangun dan telah mulai dihuni dan diperuntukkan bagi PNS/TNUPolri atau masyarakat berpenghasilan rend (R), serta memiliki kesanggupan dan

koordinasi dengan pihak pengguna (developer/pengembang,

Pemkab/Pemkot, swasta, atau PDAM) untuk mengembangkan unit distribusi dan unit pelayanan.

b. Pola Pengelolaan: Oleh PDAM/ BLU (Badan Layanan Umum)IDeveloper

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 50

d. Kontribusi Pemerintah Daerah:

• Pembinaan kepada pengelola

• Konsisten dalam pengembangan SPAM

• Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan

5. Program Penyehatan PDAM

a. Target: PDAM tidak sehat (kurang sehat dan sakit) dengan permasalahan teknis yang dominan dalam memberikan kontribusi ketidaksehatannya.

b. Pola Pengelolaan: Oleh PDAM c. Penanganan:

• Melakukan studi detail permasalahan PDAM secara umum, dan masalah teknis secara khusus serta rekomendasi solusi teknis yang dibutuhkan

• Melaksanakan pembinaan teknis penyusunan corporate plan PDAM yang dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan pengelolaan dan staging pengembangan sistem.

• Pembangunan unit tansmisi dan distribusi utama sebagai bagian dari optimalisasi kapasitas yang tidak terpakai (idle capacity).

• Penyusunan program dan pelaksanaan (zona prioritas) penurunan tingkat kehilangan air termasuk penurunan tingkat air tak berekening (ATR).

d. Kontribusi Pemerintah Daerah:

• Konsisten dalam upaya perbaikan kinerja teknis, keuangan dan administrasi PDAM

• Konsisten dalam upaya perbaikan kinerja SDM

• Konsisten dalam upaya perbaikan tarif

• Tidak mengharuskan PDAM untuk berkontribusi PAD

• Mendorong PDAM agar bsa mandiri dan full cost recovery. 6. Program Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Minum di Perkotaan

a. Target: Kawasan kumuh perkotaan/nelayan yang belum tersedianya SPAM dan sebagian besar penduduknya berpenghasilan rendah.

b. Pola Pengelolaan: Oleh PDAMBLU/Masyarakat/Koperasi

c. Penanganan: Unit Air Baku, Unit produksi, Unit Transmisi dan Distribusi Utama d. Kontribusi Pemerintah Daerah:

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 51

• Pembinaan kepada pengelola

• Konsisten dalam pengembangan SPAM

e. Khusus untuk pelayanan dari PDAM:

• PDAM mempunyai kapasitas yang belum termanfaatkan (idle capacity)

• MBR mendapatkan manfaat dengan subsidi sambungan rumah

• Pendanaan untuk unit distribusi dan pelayanan

Dalam melakukan analisis perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi (geografis) kota bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah dan sebagainya

• Peran kota sebagai pusat kegiatan dan fungsinya

• Memperhatikan petunjuk teknis dan standar nasional yang berkaitan dengan Air Minum yang berlaku dan dikeluarkan oleh instansi yang berwenang septik.

• Tingkat pelayanan, efektifitas dan efesiensi pengelolaan Air Minum pada kota bersangkutan

• Somber pendanaan yang mungkin bisa digunakan seperti pemerintah, masyarakat dan swasta

• Kelembagaan yang mengelola/menyelenggarakan sistem penyediaan Air Minum, sehingga dapat berfungsi sesuai tujuannya secara berkelanjutan.

• Pembangunan dilakukan secara berwawasan lingkungan.

• Memperhatikan sektor unggulan beserta rencana terkait, seperti

diidentifikasikan dalam rencana pembangunan perkotaan dan perdesaan.

• Memperhatikan keterpaduan dengan komponen lainnya seperti Air Minum dan persampahan (PP No. 16/2005).

• Memperhatikan kuantitas dan kualitas ketersediaan dan kehandalan air baku dari somber-somber air yang potensial.

• Sebagai investasi yang bersifat full cost recovery hams dilengkapi dengan analisis kelayakan secara keuangan untuk investasi yang secara jelas mengindikasikan itu.

• Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan atau pengelolaan sarana dan prasarana Air Minum, perlu identifikasi lebih lanjut

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 52

dalam bentuk Pra-Studi Kelayakan (Pra-FS) dan Studi Kelayakan (FS) kerjasama pemerintah dan swasta (KPS).

• Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran.

Tabel 7.15 Contoh Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten/Kota

Dalam dokumen DOCRPIJM 1502250580Bab 7.Rencana Persektor (Halaman 38-50)

Dokumen terkait