• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Drainase A Arahan Kebijakan Pengelolaan Drainase

Dalam dokumen DOCRPIJM 1502250580Bab 7.Rencana Persektor (Halaman 94-102)

KEGIATAN/OUTPUT/SUB

B. Pembangunan Prasarana Persampahan 3R

6.4.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Drainase A Arahan Kebijakan Pengelolaan Drainase

Isu Strategis Pengembangan Drainase

Dalam melakukan rumusan isu strategis ini dilakukan dengan melakukan identifikasi data dan informasi dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait dengan pengembangan permukiman tingkat nasional maupun daerah, seperti dokumen RPJMN, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, Renstra Dinas, Dokumen RP2KP,

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 97

Rencana Induk Drainase dan dokumen lainnya yang selaras menyatakan isu strategis pengembangan Drainase di Kabupaten/Kota.

Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaandi Indonesia antara lain:

1. Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase

Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan kelebihan air permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga berfungsi sebagai saluran air limbah permukiman (“grey water”). Sedangkan fungsi dan karakteristik sistem drainase berbeda dengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalah pada daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada sampah yang dibuang kesaluran akibat penanganan sampah secara potensial oleh pengelola sampah dan masyarakat.

2. Pengendalian debit puncak

Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga mengurangi luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan untuk menyiapkan penampungan air sementara untuk menghindari aliran puncak. Penampungan-penampungan tersebut dapat

Dilakukan dengan membuat sumur-sumur resapan, kolam-kolam retensi diatap- atap gedung, didasar-dasar bangunan, waduk, lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan secara bertahap.

3. Kelengkapan perangkat peraturan

Aspek hukum yang harus dipertimbangkan dalam rencana penanganan drainase permukiman didaerah adalah:

x Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan seperti pencegahan pengambilan air tanah secara besar- besaran, pembuangan sampah disaluran, pelarangan pengurugan lahan basah dan penggunaan daerah resapan air (wetland), termasuk sanksi yang diterapkan.

x Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur, kedalaman, posisinya, agar dapat saling menunjang kepentingan masing-masing.

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 98

dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.

x Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas personil yang dibutuhkan dalam penanganan drainase harus dirumuskan dalam peraturan daerah.

4. Peran Serta Masyarakat dan DuniaUsaha/Swasta

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah kedalam saluran drainase, kurang peduli dalam perawatan saluran, maupun penutupan saluran drainase dan pengalihan fungsi saluran drainase sebagai bangunan, kolam ikan dll.

5. Kemampuan Pembiayaan

Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan drainase baik dari segi pembangunan maupun biaya operasi dan pemeliharaan. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya kualitas pengelolaan drainase perkotaan.

6. Penanganan Drainase Belum Terpadu

Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang belum terpadu, terutama masalah peil banjir,disain kala ulang, akibat banjir terbatasnya masterplan drainase sehingga pengembang tidak punya acuan untuk sistem lokal yang berakibat pengelolaan sifatnya hanya pertial di wilayah yang dikembangkannya saja.

Setiap Kabupaten/Kota wajib merumuskan isustrategis yang ada didaerah masing-masing. Isu strategis dalam pengembangan drainase perkotaan menjadi dasar dalam pengembangan infrastruktur, serta akan menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2- JM) yang lebih berpihak kepada pencapaian MDGs, yang diharapkan dapat mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan nasional.

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 99 B. Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase

Kondisi umum pembangunan Drainase di Indonesia dapat diuraikan secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Proporsi rumah tangga yang telah terlayani saluran drainase dengan kondisi berfungsi baik/mengalir lancar mencapai 52,83%

b. Proporsi rumah tangga dengan kondisi saluran drainase mengalir lambat atau tergenang mencapai 14,49%

c. Proporsi rumah tangga yang tidak memiliki saluran drainase 32,68%.

Kondisi eksisting pengembangan drainase yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan :

a. Aspek teknis

Sistem drainase dalam wilayah perkotaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Sistem drainase major/makro, yaitu sistem saluran yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan.

2. Sistem drainase minor/mikro, adalah sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan dimana sebagian di dalam wilayah kota.

Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang termasuk dalam drainase lokal (mikro) adalah saluran di sepanjang sisi jalan protokol (saluran drainase sekunder) dan saluran di lingkungan pemukiman (saluran drainase tersier/drainase lingkungan). Karakteristik sistem saluran di wilayah perkotaan sudah permanen, pada umumnya tertutup dan dimensi sekitar 0,5 – 1 m. Pada umumnya saluran drainase mengikuti alur jalan yang ada dan belum terbagi menurut hirarki sistem blok pelayan.

b. Kelembagaan

Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan selaku operator layanan air minum saat ini adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Struktur organisasi operator layanan air minum yaitu sebagai berikut:

Pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja PDAM Kabupaten Hulu Sungai Selatan diatur dalam Peraturan Bupati Hulu Sungai Selatan nomor 17 Tahun 2009 tanggal 2009.

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 100

LAPO

RAN

AKHI

R

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 102

c. Peran Serta Masyarakat dan Swasta

Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan secara keseluruhan masih kurang, hal ini terlihat dari prilaku masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Akan tetapi sudah ada keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pembersihan saluran drainase lingkungan yang sudah dikelola oleh masyarakat (RT & RW).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam pengelolaan drainase lingkungan antara lain:

1. Pembersihan saluran dengan cara kerja bakti di setiap lingkungan yang dilakukan secara rutin maupun spontanitas.

2. Membuat saluran pembuangan air limbah rumah tangga ke belakang rumah

C. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Drainase

i. Identifikasi Permasalahan Drainase Perkotaan

Permasalahan yang dihadapi adalah adanya genangan yang terjadi saat musim penghujan yang beberapa wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Hal ini memerlukan penanganan yang cukup serius dari Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Permasalahan Drainase di Kabupaten Hulu Sungai Selatan saat ini sangat mendesak untuk ditangani, ada tiga bagian wilayah yang harus ditangani yaitu wilayah pegunungan, perkotaan dan wilayah rawa. Sarana drainase yang telah dibangun di ketiga wilayah tersebut masih fokus di wilayah kecamatan.

Adapun permasalahan yang ada sebagai berikut :

1. Belum adanya master plan sistem drainase Kabupaten Hulu Sungai Selatan

2. Belum semua wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang terlayani sistem drainase

3. Sebagian saluran drainase di wilayah perkotaan sudah rusak dan belum berfungsi secara optimal.

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 103

4. Adanya sebagian besar wilayah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang merupakan rawa dengan lama genangan >6 bulan

5. Dibeberapa saluran (drainase) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah sehingga akan menghambat laju aliran air (debit air)

6. Pemeliharaan saluran/drainase yang terbatas

7. Dimensi saluran/drainase yang kurang sesuai dengan kondisi lapangan, sebagian besar terlalu sempit.

8. Masih tingginya debit air yang langsung ditampung oleh penampang saluran drainase dan sungai akibat kurangnya kesadaran masyarakat untuk menampung air hujan

Beberapa hal masih terlihat perilaku masyarakat terhadap sarana drainase adalah sebagai berikut :

1. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai jaringan pembuangan limbah baik limbah domestic maupun limbah home industri tanpa melalui proses pengolahan limbah terlebih dahulu.

2. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai TPS (tempat pembuangan sampah)

3. Masih terlihat masyarakat memanfaatkan drainase lingkungan sebagai jamban untuk BAB.

4. Masih tingginya debit air yang langsung ditampung oleh saluran drainase dan sungai akibat kurangnya kesadaran masyarakat untuk menampung, resapkan dan mengolah air hujan.

Tantangan Pengembangan Drainase

Tantangan yang dihadapi secara umum di Indonesia adalah mencegah penurunan kualitas lingkungan permukiman diperkotaan, optimalisasi fungsi pelayanan dan efisiensi prasarana dan sarana drainase yang sudah terbangun, peningkatan dan pengembangan sistem yang ada, pembangunan baru secara efektif dan efisien yang menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah dan menunjang terwujudnya lingkungan perumahan dan permukiman yang bersih dan sehat serta meningkatkan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.

LAPO

RAN

AKHI

R

7 - 104

Tantangan lainnya adalah adanya Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggung jawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk subbidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2-JM CK yangmerupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Drainase. Target pelayanan dasar bidang Drainase sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui Tabel 7.44 Tabel 7.26 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen

PU No.14/PRT/M/2010

Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem Drainase A. Pembangunan Prasarana Drainase

Kriteria kegiatan infrastruktur drainase perkotaan

Kriteria Lokasi:

ƒ Kota-kota yang sudah memiliki Master Plan Drainase Perkotaan dan DED untuk tahun pertama;

ƒ Kawasan-kawasan permukiman dan strategis di perkotaan (Metropolitan/ Kota Besar) yang rawan genangan.

Batas

Dalam dokumen DOCRPIJM 1502250580Bab 7.Rencana Persektor (Halaman 94-102)

Dokumen terkait