• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.1 Data Teoritis/Aktual

2.1.4 Aspek Teknis Perwujudan

Disini akan dibahas mengennai tata letak unsur-unsur yang ada pada media dan juga aspek perwujudan diantaranya bahan dan teknik cetak.

a. Tata Letak dan Komposisi (Layout)

Layout menurut arti katanya adalah tata letak, sedangkan menurut teorinya layuot adalah usaha untuk menyusun, menata atau memadukan unsur-unsur

komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dan lain- lain) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik (Hendratman, 2008: 85). Me-layout adalah salah satu proses atau tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan ba hwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjanya (Surianto, 2009: 1). Penempatan elemen desain yang baik akan mendukung konsep/pesan yang di bawanya serta memberi kenyamanan bagi pembacanya. Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu

39 sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa me-layout itu sama dengan mendesain.

Berikut ialah macam- macam format tata letak dan karakteristiknya : 1). Format Diagonal

Menghasilkan ruang kosong yang terlalu banyak, kesannya sepi dan banyak informasi tidak termuat.

Ga mbar 2.31 Fo rmat Diagonal

(Su mber: Graphics Design, Hendratman Hendi, 2008: 86)

2). Format Horisontal

Ga mbar 2.32 format horisontal

(Su mber: Graphics Design, Hendratman Hendi, 2008: 86)

3). Format Vertikal

Cukup dinamis, sirkulasi ruang gerak cukup dan kesan pandangan sudah diarahkan.

Ga mbar 2.33 Fo rmat vertika l

40 4). Format Radial

Menghasilkan keseimbangan dinamis dengan kesan pandangan terarah.

Ga mbar 2.34 Fo rmat rad ial

(Su mber: Graphics Design, Hendratman Hendi, 2008: 87)

5). Format acak

Menghasilkan sirkulasi ruang gerak yang kurang dengan kesan pandangan tidak terarah.

Ga mbar 2.35 Fo rmat acak

(Su mber: Graphics Design, Hendratman Hendi, 2008: 87)

Dari beberapa jenis layout yang disebutkan tadi ada banyak kemungkinan muncul layout lain yang didapat dari bereksperimen. Dari media promosi yang akan dirancang akan diterapkan keseimbangan yang baik antar unsur desain yang ada sehingga menimbulkan kesan yang serasi.

b. Bahan

Salah satu aspek yang berperan penting dalam sebuah perancangan media desain adalah bahan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia definisi Bahan adalah barang yang akan dibuat menjadi barang lain atau yang akan dicetak, seperti kertas, nilon dan tekstil. Bahan adalah sukat atau bentuk dasar, selayaknya,

41 bakal barang yang dipakai untuk barang yang lain: sesuatu yang dibutuhkan untuk bahan cetak. Penggunaan bahan harus disesuaikan dengan kebutuhan agar bisa sesuai dengan tujuan atau keperluan yang akan dipakai nantinya. Ada beberapa bahan yang digunakan yaitu kertas, kayu, logam, plastik dan sebagainya (Schender, 1977 : 43).

c. Teknik Cetak

Setelah pemilihan bahan yang digunakan sebagai media desain sebagai seorang desainer, pengetahuan tentang teknik mencetak mutlak perlu diketahui. Secara garis besar teknik cetak dibagi menjadi 4 yaitu :

Teknik cetak terdiri dari:

1). Teknik cetak tinggi adalah teknik cetak di mana bagian yang akan memindahkan gambar ke kertas dibuat lebih tinggi contoh: wood cut, stempel.

2). Teknik cetak dalam adalah teknik cetak bagian yang akan memindahkan gambar dibuat lebih rendah dan diisi tinta acuan cetaknya terbuat dari plat besi.

3). Teknik cetak datar adalah suatu teknik cetak dimana bagian yang mencetak dan bagian yang tidak mencetak datar. Prinsip cetak pada teknik ini adalah saling tolak menolak antara air dan lemak.

4). Teknik cetak saring adalah teknik mencetak dengan menggunakan alat saringan (screen) dan rakel, dimana acuan cetak pada screen berlubang, bisa juga disebut dengan teknik sablon.

Selain teknik cetak diatas berikut ini teknik cetak yang banyak digunakan di kalangan industri percetakan meliputi:

a). Cetak Datar (Offset)

Cetak Offset jika ditinjau dari arti katanya berasal dari bahasa inggris yaitu

Off (mati, tidak bekerja), dan Set (meletakkan, menaruh, mengisi). Jadi offset

merupakan teknik cetak yang prinsip kerjanya secara tidak langsung, maksudnya tidak langsung bertemunya acuan cetak dengan bahan yang akan dicetak. Teknik cetak offset yang biasanya sering digunakan dalam mencetak buku, poster,

42 selebaran, brosur dan kartu undangan dalam jumlah yang cukup banyak, mencapai ratusan. Perbedaan dasar antara proses offset dengan proses cetak yang adalah :

(1). Tinta (berbasis minyak) tidak bercampur dengan air.

(2). Tinta pada awalnya dipindahkan dari plat ke blanket (karet) lalu ke kertas yang akan dicetak. Proses pemindahan tinta dari plat melalui

blanket terlebih dahulu baru kemudian ke kertas itulah yang

menyebabkan proses itu dinamai offset.

Cetak offset termasuk kedalam seni cetak datar atau Planografi. Dalam seni cetak Planografi bagian yang dicetak maupun bagian yang tidak dicetak (positif/negatif) pada acuan cetak memiliki permukaan yang sama datar. Prinsip yang digunakan yaitu tolak menolak antara lemak dan air. Ada dua seni cetak yang termasuk kedalam seni cetak planografi, lothografi dan offset (Kusrianto, 2007: 131)

Ga mbar 2.36 Bagan mesin cetak offset.

(Su mber:Kusrianto, Pengantar Desain Ko munikasi Visual, 2007 : 132).

b). Cetak Saring (Screen)

Merupakan teknik cetak saring yaitu karena acuan cetaknya terbuat dari sutera/nilon yang biasa disebut dengan screen. (Kusrianto, 2007:133). Teknik ini pada awalnya, dibuat dengan sangat sederhana yaitu Stainless Steel atau Dacron dijadikan sebuah frame, kemudian screen dipasang membentang dengan bantuan

frame. Alat untuk menyapukan tinta di atas screen disebut dengan rackel yang

permukaannya terbuat dari karet.

Cetak saring adalah perkembangan dari tek nik sablon yang biasanya untuk membuat motif tekstil atau membuat motif yang berulang-ulang. Biasanya dalam proses sablon diperlukan bahan untuk proses afdruck, tinta dan penghapus untuk

43

screen, dan juga diperlukan alat-alat seperti rakel, screen dan yang terbaru saat ini

adalah mesin sablon rotary. Mesin ini dapat mengatur dengan tepat ketebalan cetak yang diinginkan (Kusrianto, 2007 : 133). Contoh teknik cetak saring seperti gambar berikut:

Ga mbar 2.37 Te knik mencetak Flat Screen Printing.

(Su mber: Kusrianto, Pengantar Desain Ko munikasi Visual, 2007 : 133).

d). Cetak digital

Cetak digital adalah proes mencetak secara langsung dari komputer dengan menggunakan mesin cetak portable maupun mesin cetak yang berskala besar (large scale printer). Printing digital karena kemampuannya mencetak dalam jumlah terbatas sesuai dengan kebutuhan, maka disebut juga dengan istilah

print on demamnd (Kusrianto, 2009: 141).

Digital printing mulai muncul di Indonesia pada percetakan-percetakan banner dan baliho untuk iklan out door. Mesin- mesin besar dengan lebar 3 hingga 5 meter yang dipakai pada percetakan ini meliputi merek- merek Grand jet (tahun 1996) atau model- model yang lebih baru seperti skytek maupun Hewlett Packard keluaran tahun 2003-2003 yang berkecepatan 50 meter perjam hingga printer-printer produk cina yang harganya semakin terjangkau akhir-akhir ini.

Tehnik cetak digital printing akan memudahkan dalam mencetak media-media yang memerlukan bagian-bagian yang harus direvisi yang memperkirakan wujud jadinya karena jumlah cetakannya tidak harus banyak sehingga biayanya terjangkau.

44

Ga mbar 2.38 Mesin Digita l Printing.

(Su mber: www.4.bp.blogspot.com, 11/ 03/ 2011, 02:09PM).

2.1.5 Teori Sosial Yang Mendukung Kasus

Dokumen terkait