• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek teknis dianalisa untuk melihat apakah dari segi pembangunan proyek dan segi implementasi rutin bisnis secara teknis dapat dilaksanakan, begitu juga dengan teknologi yang dipakai (Umar, 2005).

Pada penelitian ini, aspek teknis yang akan dikaji meliputi, lokasi perusahaan, spesifikasi bahan baku dan peralatan, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan, proses produksi, dan layout perusahaan.

6.2.1. Lokasi Perusahaan

Lokasi usaha CV WPIU terletak di jalan Sawangan Raya No. 16, kota Depok, Jawa barat. Pemilik usaha membuka usaha di daerah ini karena lokasi ini berdekatan dengan sumber bahan baku, dimana kecamatan Sawangan merupakan salah satu sentra penghasil belimbing manis dan jambu biji merah di kota Depok. Dengan demikian, ketersediaan bahan baku akan terjamin. Selain itu, bahan baku utama CV WPIU adalah produk pertanian berupa buahan-buahan maka bahan baku tersebut memiliki sifat mudah busuk atau rusak, sehingga faktor jarak antara lokasi usaha dengan lokasi bahan baku menjadi suatu yang penting. Karena lokasi usaha yang dekat dengan sumber bahan baku, proses transportasi ataupun pengangkutan bahan baku utama tidak membutuhkan biaya yang besar dan waktu

yang lama. Dengan demikian, CV WPIU akan memperoleh bahan baku buah-buahan yang masih dalam keadaan segar, dimana kualitas bahan baku ini sangat menentukan kualitas jus dan sirup buah yang akan dihasilkan.

Lokasi CV WPIU, dilihat dari kedekatan dengan pasar tidak jauh dari pusat kota dan pasar. Selain itu, CV WPIU terletak di kota Depok yang berdekatan dengan kota besar seperti, Jakarta, dan Bogor. Hal ini juga memudahkan CV WPIU dalam memperoleh bahan baku seperti, botol, gula pasir, bahan tambahan makanan, serta kardus yang harus diperoleh dari luar kota seperti, Jakarta dan Bogor. Kedekatan dengan kota-kota besar juga memudahkan CV WPIU dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Apalagi saat ini, CV WPIU berencana memasarkan produk yang dihasilkan ke supermarket yang ada di dalam kota maupun di luar kota.

Di lokasi usaha CV WPIU sudah tersedia fasilitas seperti, sumber air, listrik, dan jaringan telepon yang baik. Namun, CV WPIU harus membuat saluran pembuangan air sendiri karena di lokasi usaha ini belum terdapat saluran pembuangan air, dimana saluran pembuangan merupakan suatu sarana yang sangat penting.

Letak lokasi CV WPIU, dari sisi transportasi, agak sulit untuk dijangkau. Jalan yang akan dilalui sangat baik dan sudah ada angkutan umum. Namun, lokasi usaha ini terletak di kompleks perumahan, sehingga untuk mencapai lokasi ini perlu jalan kaki terlebih dahulu setelah naik angkutan umum. Melihat kekurangan ini, CV WPIU tahun ini berencana untuk pindah ke lokasi yang lebih mudah untuk dijangkau dan dekat dengan jalan raya, sehingga kegiatan transportasi dan usaha dapat berjalan lancar.

6.2.2. Bahan Baku dan Peralatan

Bahan baku utama CV WPIU untuk memproduksi jus dan sirup buah adalah buah-buahan. Buah-buahan tersebut adalah belimbing manis dan jambu biji merah. Belimbing manis dan jambu biji merah yang diolah menjadi jus dan sirup adalah belimbing manis dan jambu biji merah grade C yang diperoleh dari kelompok tani Makmur Sejahtera yang beranggotakan 30 orang petani, yang memiliki lahan antara 2.000 m2 hingga 9.000 m2 dengan hasil produksi buah-buahan grade C per tahun adalah 100 ton per tahun, serta merupakan kelompok

52 tani terbesar di kecamatan Sawangan. Buah-buahan ini dipasok setiap tiga hari sekali dan diantar langsung oleh kelompok tani kepada CV WPIU. Buah-buahan ini dibeli CV WPIU dengan harga lebih tinggi dari harga yang diperoleh petani dari pihak koperasi dan pasar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Kelompok tani Makmur Sejahtera juga bersedia dan menyanggupi untuk menyuplai belimbing manis dan jambu biji merah jika CV WPIU menambah kapasitas usahanya.

Bahan baku penunjang seperti, gula pasir, Natrium Benzoat, dan Asam Sitrat, perusahaan membeli bahan baku tersebut secara langsung setiap minggunya di toko yang menjual BTM (Bahan Tambahan Makanan) Kampung Melayu, Jakarta Timur, dan Bogor. Untuk karagen, perusahaan membeli melalui UNPAS (Universitas Pasundan) Bandung. Bahan-bahan lainnya, seperti kemasan botol plastik diperoleh dari toko plastik di Jembatan Lima, Jakarta Pusat, kardus diperoleh dari Ibu Yuli di Cimanggis, Depok, sedangkan untuk label kemasan diperoleh dari percetakan Pandora yang dimiliki oleh anak pemilik perusahaan.

Kegiatan usaha memerlukan berbagai peralatan dan perlengkapan usaha untuk melakukan proses produksi. Kegiatan usaha dapat berjalan lancar dengan adanya peralatan dan perlengkapan tersebut. Peralatan produksi dan perlengkapan usaha yang dimiliki CV WPIU dalam melakukan kegiatan usahanya dapat dilihat pada Lampiran 2.

6.2.3. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi adalah jumlah atau volume produk yang seharusnya dibuat oleh perusahaan. Kapasitas produksi yang dimiliki oleh CV WPIU ditentukan oleh peralatan produksi yang dimiliki dan juga tenaga kerja. CV WPIU berproduksi selama 26 hari dalam satu bulan. Tabel 8 akan memaparkan jumlah kapasitas saat ini dan kapasitas yang ingin dicapai CV WPIU.

Tabel 8. Kapasitas Produksi Tahun 2008 dan Kapasitas yang Ingin Dicapai CV Winner Perkasa Indonesia Unggul

Jenis Produk Kapasitas Awal

Per Tahun (Botol)

Kapasitas yang ingin dicapai

Per Tahun (Botol)

Jus Belimbing Manis 86.400 222.172

Jus Jambu Biji Merah 57.600 148.114

Jumlah 144.000 370.286

Sirup Belimbing Manis 17.280 37.029

Sirup Jambu Biji Merah 11.520 24.686

Jumlah 28.800 61.715

Sumber: CV Winner Perkasa Indonesia Unggul (2009)

Tabel 8 menunjukkan bahwa kapasitas CV WPIU saat ini menghasilkan 144.000 botol jus per tahun dan 28.800 botol sirup per tahun dengan kebutuhan bahan baku buah-buahan adalah 33.285 kg. CV WPIU tahun ini berencana untuk memasok sebanyak 164.778 botol jus per tahun dan 20551 botol sirup per tahun ke beberapa supermarket dan 205.508 jus per tahun serta 41.164 botol sirup ke pasar selain supermarket, sehingga total jus yang ingin diproduksi adalah 370.286 botol dan total sirup yang ingin diproduksi adalah 61.715 botol dengan bahan baku buah-buahan yang dibutuhkan adalah 77.990 kg. Padahal, CV WPIU saat ini sudah berproduksi dengan kapasitas maksimum. Karena itu, CV WPIU harus meningkatkan kapasitas produksinya sebesar 150 persen agar dapat memenuhi target untuk memasok jus dan sirup yang dihasilkannya ke beberapa supermarket dan pasar selain supermarket. Dengan demikian, CV WPIU berencana untuk menambah peralatan dan tenaga kerja yang dimiliki serta pindah ke tempat usaha yang lebih luas agar dapat meningkatkan kapasitas produksinya. Dengan adanya peningkatan kapasitas usaha, CV WPIU juga membutuhkan bahan baku yang lebih banyak yaitu, sebesar 77.990 kg dimana kelompok tani Makmur Sejahtera dapat memenuhi kebutuhan CV WPIU karena setiap tahunnya mereka mampu menghasilkan 100 ton buah-buahan grade C.

54 6.2.4. Teknologi yang Digunakan

Proses produksi untuk menghasilkan jus dan sirup belimbing manis dan jambu biji merah yang dihasilkan CV WPIU, masih menggunakan teknologi yang sederhana dan mengandalkan tenaga manusia. Untuk memisahkan buah dengan sari buahnya, CV WPIU menggunakan alat penghancur buah yaitu, mesin pulper. Mesin pulper dapat memisahkan buah dengan sari buahnya secara langsung, sehingga sari buah yang dihasilkan tidak perlu untuk disaring lagi. Kapasitas mesin pulper adalah 6 kg buah. Untuk proses pencucian dan pemotongan buah serta pemasakan jus dan sirup, CV WPIU masih menggunakan alat yang sederhana seperti, pisau, ember, panci besar, kompor gas, dan lain-lain. Demikian juga untuk pembotolan dan pengemasan jus dan sirup, CV WPIU menggunakan tenaga manusia atau bersifat manual.

6.2.5. Proses Produksi

Proses produksi merupakan cara atau metode dan teknik dalam menciptakan suatu produk melalui pemanfaatan sumberdaya yang tersedia. Proses pembuatan jus dan sirup buah hampir sama, hanya dibedakan oleh komposisi bahan baku yang digunakan. Komposisi semua jus buah yang dihasilkan CV WPIU terdiri dari, 30 persen sari buah, 68 persen larutan gula pasir dan karagen, 1 persen Natrium Benzoat, dan 1 persen Asam Sitrat. Sedangkan komposisi dari semua jenis sirup buah yang dihasilkan CV WPIU terdiri dari, 70 persen sari buah, 28 persen larutan gula pasir dan karagen, 1 persen Natrium Benzoat, dan 1 persen Asam Sitrat. Adapun tahapan dalam pembuatan jus dan sirup adalah sebagai berikut:

1) Pemilihan Buah

Tahap pertama yang dilakukan untuk menghasilkan jus dan sirup buah adalah pemilihan buah yang akan diolah. Buah yang diolah menjadi jus dan sirup adalah buah yang matang penuh dan buah yang sehat. Buah yang sehat adalah buah yang tidak busuk dan juga bebas dari hama penyakit. Kondisi buah yang matang penuh diperlukan agar jus dan sirup yang dihasilkan mempunyai aroma yang kuat.

2) Pencucian dan Pemotongan Buah

Buah yang telah dipilih lalu dicuci dan dibersihkan (sortasi) dengan cara mencuci buah menggunakan air bersih. Buah yang telah bersih kemudian dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses penghancuran buah dengan blender ataupun alat pengepres buah (pulper). Alat yang digunakan CV WPIU untuk menghancurkan buah adalah pulper. Buah-buah yang akan dihancurkan, ada baiknya dikukus (blansir) terlebih dahulu dalam panci selama 15 menit. Pengukusan dilakukan untuk menghilangkan warna cokelat akibat getah sehabis dipotong.

3) Penghancuran

Buah yang telah dicuci dan dipotong kemudian dihancurkan menggunakan

pulper hingga menjadi puree (bubur buah). Penghacuran buah dilakukan

dengan menambahkan air secukupnya. Proses penghacuran dilakukan hingga buah benar-benar hancur, sehingga dapat memudahkan pengolahan berikutnya.

4) Pemasakan

Buah yang telah dihancurkan tersebut kemudian dimasak. Pemasakan dimulai dengan mendidihkan karagen dengan air dengan suhu api 1000C. Untuk jus, kandungan larutan air dan karegan adalah 68 persen sedangkan untuk sirup, kandungan larutan air dan karagen adalah sebesar 28 persen. Setelah mendidih, masukkan gula pasir putih dan kecilkan suhu api hingga 800 C. Selanjutnya, tambahkan Natrium Benzoat dan Asam Sitrat. Asam Sitrat berfungsi untuk menjaga pH dalam larutan sari buah agar tetap berada pada tingkat keasaman yang sesuai sedangkan natrium benzoat bertujuan untuk mengawetkan jus dan sirup.

Setelah itu, sari buah dimasukkan kedalam larutan mendidih tersebut. Untuk jus, kandungan sari buahnya adalah 30 persen sedangkan untuk sirup, kandungan sari buahnya adalah 70 persen. Total waktu proses mendidihkan larutan karagen hingga masuknya sari buah adalah sekitar 20 menit. Setelah 30 menit, jus buah diangkat dan didinginkan. Namun, untuk sirup waktu

56 pemasakan setelah sari buah dimasukkan adalah satu jam. Lalu, sirup buah diangkat dan didinginkan

5) Pengemasan

Larutan jus dan sirup buah yang telah dimasak kemudian didinginkan hingga mencapai suhu 800C lalu dimasukkan ke dalam botol. Hal ini bertujuan agar jus dan sirup tidak terkontaminasi.

Kemasan yang digunakan untuk jus buah adalah kemasan botol berukuran 250 mililiter. Pemilihan bahan kemasan disesuaikan dengan aspek kesehatan dan lingkungan. Botol plastik yang digunakan harus dapat menahan panas dari sari buah yang telah melalui proses pemasakan. Sedangkan untuk sirup, botol yang digunakan terbuat dari kaca berukuran 620 ml.

Botol dipasteurisasi dengan direndam dengan air sebatas leher botol hingga dingin yaitu, sekitar 30 menit setelah jus dan sirup dimasukkan ke dalam botol. Setelah itu, botol siap diberi label dan dimasukkan ke dalam kardus. Satu kardus jus berisi 24 botol jus buah dan satu kardus sirup berisi 12 buah sirup buah. Jus dan sirup buah pun siap dipasarkan. Gambar 3 menunjukkan alur proses pembuatan jus dan sirup buah.

Gambar 3. Alur Proses Pembuatan Jus dan Sirup CV Winner Perkasa Indonesia Unggul

Sumber: CV Winner Perkasa Indonesia Unggul (2009) Pemilihan Buah-buahan

Pencucian dan Pemotongan Buah

Penghancuran Buah

Pemasakan n

Pembotolan Jus dan Sirup

6.2.6. Layout Perusahaan

Saat ini, perusahaan belum memiliki layout yang sesuai dengan alur produksi. Hal ini dikarenakan kondisi bangunan yang dimiliki perusahaan yang terbatas atau tidak begitu luas, dimana luas bangunan adalah 127, 5 m2 dengan panjang 15 m dan lebar 8,5 m. Namun sejauh ini, hal tersebut tidak mengganggu proses produksi.

Perusahaan memiliki tiga ruangan yaitu, teras, ruangan kantor, dan ruang produksi. Teras yang ada berukuran 3 m x 5 m. Ruangan kantor dengan ukuran 3 m x 3,5 m, digunakan untuk menyimpan berkas-berkas dan juga untuk menerima tamu. Ruangan ini juga tidak terlalu luas. Ruang produksi dengan ukura 12 m x 8,5 m, digunakan untuk melakukan seluruh proses produksi, mulai dari memilih buah, mencuci dan memotong buah, menghancurkan buah, menyaring sari buah, memasak jus dan sirup, dan juga mengemas, serta mengepak jus dan sirup.

Melihat keterbatasan yang dimiliki, CV WPIU berencana tahun ini untuk pindah ke tempat usaha yang lebih baik dan luas serta sesuai dengan alur produksi. Dengan demikian, setiap proses produksi memiliki ruangan masing-masing. Hal ini tentunya dapat meningkatkan kehigienisan dan kualitas produk yang dihasilkan. Layout perusahaan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Layout CV Winner Perkasa Indonesia Unggul Sumber: CV Winner Perkasa Indonesia Unggul (2009)

Ruang Kantor

Teras Ruang Produksi

58 6.2.7. Hasil Analisis Aspek Teknis

Berdasarkan penjabaran di atas, CV WPIU dapat dikatakan layak secara aspek teknis. Hal ini dapat dilihat dari lokasi usaha CV WPIU yang dekat dengan sumber bahan baku utamanya yaitu, buah-buahan yang memiliki sifat mudah rusak dan busuk. Lokasi usaha juga dekat dengan beberapa kota besar yang memudahkan untuk mendapat bahan baku usaha yang tidak diperoleh di Depok dan juga memudahkan CV WPIU dalam memasarkan jus dan sirup yang dihasilkan. Lokasi usaha CV WPIU yaitu, di kecamatan Sawangan merupakan salah satu sentra penghasil belimbing manis dan jambu biji merah. Hal ini tentunya dapat mendukung ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan CV WPIU.

Proses produksi yang dilakukan CV WPIU juga sesuai dengan standar yang ada karena telah mendapat izin dari Dinas Kesehatan. Walaupun saat ini tempat usaha yang dimiliki tidak sesuai dengan alur produksi, CV WPIU tetap berusaha menghasilkan produk yang berkualitas dan higienis. CV WPIU berencana untuk pindah ke lokasi usaha yang lebih luas untuk mengatasi hal tersebut. CV WPIU juga sudah berproduksi sesuai dengan kapasitas maksimum yang dimiliki, sehingga untuk memenuhi pasokan ke supermarket mereka berencana meningkatkan kapasitasnya sebesar 150 persen.

Dokumen terkait