BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
B. Program Akseleras
4) Aspek Yuridis Program Akselerasi
Kesungguhan pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan, kemampuan dan bakat istimewa secara tegas telah dinyatakan sebagai berikut:
a) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 Ayat 4, Pasal 3, Pasal 32 ayat 1dan Pasal 12 Ayat 1 Poin b dan f menegaskan bahwa:
Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Sedangkan pasal 12 ayat 1, bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: (b) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya; (f) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.39
b) UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak pasal 52, “anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesbilitas untuk memperoleh pendidikan khusus.
38
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 22-23.
39
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Sistem Pendidikan Nasional No.20, Tahun 2003…., hlm. 12.
c) PP No. 72/1991, tentang Pendidikan Luar Biasa.
d) Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negera Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005.
e) Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik Indonesia.
f) Keputusan Presiden RI Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah diubah dengan keputusan Presiden Nomor 171/M Tahun 2005.
g) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
h) Keputusan Mendiknas No. 053/2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.
i) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
j) Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. k) Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
l) Peraturan mendiknas no. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendididkan Dasar dan Menengah.
m)Permendiknas no. 34/26 tentang pembinaan prestasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa.
n) Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tantang Pengelolaan Pendidikan.40
4.
Bentuk Program Akselerasi
Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa dan berbakat istimewa dapat dilakukan dalam bentuk kelas khusus, inklusif, dan satuan pendidikan khusus:
1) Kelas Khusus adalah kelas yang dibuat untuk kelompok peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam satuan pendidikan reguler pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus adalah mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam.
2) Kelas Inklusif adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta didik, peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam proses pembelajaran bergabung dengan peserta didik program reguler. Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus adalah mata pelajaran lain diluar rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam.
3) Satuan Pendidikan Khusus adalah lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar (SD/ MI, SMP / MTs) menengah (SMA / MA, SMK / MAK) yang semua peserta didik memiliki potensi kecerdasan istimewa dan bakat istimewa.41
Dan layanan pendidikan untuk peserta didik cerdas istimewa dapat berupa program pengayaan (enrichment) dan gabungan program percepatan dengan pengayaan (acceleration - enrichment).
40
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 4-6.
41
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 41.
a) Program Pengayaan (enrichment) adalah pemberian layanan pendidikan pada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa yang dimiliki, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan / pendalaman, setelah yang bersangkutan menyelesaikan tugas yang diprogramkan untuk peserta didik lainnya. Program ini cocok untuk peserta didik yang bertipe enriched learner.42
Bentuk layanan ini antara lain dilakukan dengan memperkaya materi melalui kegiatan-kegiatan penelitian dan sebagainya. Disamping itu, ada kemungkinan juga peserta didik tersebut mendapatkan pengayaan dengan pendalaman, terutama bila ia akan mengikuti lomba kejuaraan untuk mata pelajaran tertentu (misal: mengikuti olimpiade Matematika, Biologi, Fisika atau yang lainnya). Penekanan (fokus) layanan untuk kelompok ini adalah pada perluasan/pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan waktu belajar di kelas. Artinya siswa kelompok tetap menyelesaikan pendidikan di SD / MI dalam jangka waktu 6 tahun atau di SMP/MTs dan SMA/MA dalam waktu 3 tahun.
b) Gabungan program percepatan dan pengayaan (acceleration - enrichment) adalah pemberian pelayanan pendidikan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu lebih singkat dibanding teman-temannya yang tidak mengambil program tersebut. Artinya peserta didik kelompok ini dapat menyelesaikan pendidikan di SD / MI dalam jangka waktu 5 tahun, di SMP / MTs atau SMA / MA dalam waktu 2 tahun.43
Dalam program ini, peserta didik tidak semata-mata memperoleh percepatan waktu penyelesaian studi di sekolah, tetapi sekaligus memperoleh eskalasi atau pengayaan materi dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman. Pemberian layanan akselerasi tanpa melakukan
42
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 42-43.
43
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 42-43.
eskalasi atau pengayaan materi pada dasarnya sangat merugikan peserta didik.
Pengayaan dapat dilakukan secara horizontal maupun vertikal. Pengayaan vertikal merujuk pada pengalaman belajar di tingkat pendidikan yang sama, tetapi bersifat lebih luas, sedangkan yang vertikal makin meningkatkan dalam kompleksitasnya. Bentuk layanan ini antara lain melalui kegiatan-kegiatan penelitian ketika peserta didik tersebut mengikuti lomba kejuaraan untuk mata pelajaran tertentu (misal : mengikuti olimpiade matematika, biologi, fisika atau yang lainnya).44
5.
Waktu Tempuh Belajar Program Akselerasi
Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan program akselerasi bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa lebih cepat dibandingkan dengan siswa regular, yaitu:
Pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), dari 6 (enam) tahun dipercepat menjadi 5 (lima) tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) masing-masing 3 (tiga) tahun dapat dipercepat menjadi 2 (dua) tahun.45
6.
Standar Kualifikasi Siswa Program Akselerasi
Standar kualifikasi yang diharapkan dapat dihasilkan melalui program akselerasi adalah peserta didik yang memiliki kualifikasi sebagai berikut: 1) Kualifikasi perilaku kognitif meliputi; daya tangkap cepat, mudah dan
cepat memecahkan masalah, dan kritis.
2) Kualifikasi perilaku kreatif meliputi; rasa ingin tahu, imajinatif, tertantang, berani ambil resiko.
44
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 43.
45
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 43.
3) Kualifikasi perilaku keterikatan terhadap tugas meliputi: tekun, bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, keteguhan, dan daya juang. 4) Kualifikasi perilaku kecerdasan emosi meliputi; pemahaman diri
sendiri, pemahaman diri orang lain, pengendalian diri, penyesuaian diri, harkat diri, dan berbudi pekerti.
5) Kualifikasi perilaku kecerdasan spiritual meliputi; pemahaman apa yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain.46
Dari penjelasan di atas, jelas program akselerasi diberikan pada siswa yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa sesuai kualifikasi yang dimiliki siswa dengan memberikan kesempatan belajar dalam kelas/program khusus untuk dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan teman- temannya. Arti sederhananya adalah tidak semua siswa dapat belajar pada program akselerasi.
7.
Mekanisme Penyelenggaraan Program Akselerasi
Mekanisme penyelenggaraan progam akselerasi melalui berbagai tahap, sebagai berikut:
1) Tahapan Persiapan Penyelenggaraan Program Akselerasi
Dalam tahapan penyelenggaraan program akselerasi perlu dilakukan berbagai persiapan, diantaranya yaitu:
a) Mengadakan konsultasi dan komunikasi intensif dengan sekolah- sekolah yang sudah menyelenggarakan lebih dulu program akselerasi, untuk mendapatkan berbagai informasi dan masukan. b) Membentuk tim kecil program akselerasi di sekolah penyelenggara,
terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru-guru senior yang memiliki kepedulian dan perhatian untuk memberikan
46
Busro, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Pamulang..…, hlm. 29.
layanan bagi anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa.
c) Memberikan pembekalan dan wawasan tentang progam percepatan belajar dengan mengundang nara sumber atau sekolah yang sudah menyelenggarakan program akselerasi, yang dihadiri oleh semua unsure tenaga kependidikan di sekolah yang akan terlibat dalam penyelenggaraan program akselerasi.
d) Melakukan seleksi terhadap guru-guru yang akan mengajar pada program akselerasi untuk mengetahui kompetensi guru.
e) Menyusun program kerja.
f) Mengurus perijinan penyelenggaraan program akselerasi.47
Setelah tahapan persiapan sudah direalisasikan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: a) Sekolah mengajukan usulan permohonan izin tertulis dengan
kelengkapan data dan informasi tentang sekolah diantaranya memiliki sarana prasarana, manajemen, dan sumber daya pendidikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
b) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota meneliti usulan sekolah yang telah memenuhi kriteria penyelenggaraan program akselerasi (percepatan belajar), selanjutnya Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota memberikan rekomendasi untuk mendapatkan surat keputusan (SK) dari Kepala Dinas Provinsi.
c) Dinas Pendidikan Provinsi melalui Tim Pengendalian Program mengevaluasi usulan yang sudah memenuhi kriteria, kemudian Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Tim Pengendalian Program bersama-sama mengadakan observasi ke sekolah.
d) Dinas pendidikan Provinsi mengeluarkan Surat Keputusan (Sk) penetapan sekolah penyelenggara program akselerasi.
47
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Suatu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa..., hlm. 32.
e) Selanjutnya Dinas Pendidikan Provinsi mengirim statistik sekolah penyelenggara program akselerasi yang berada di wilayahnya kepada Direktur Jenderal Dikdasmen c. q. Direktur Pendidikan Luar Biasa dan tembusan direktur terkait.48
f) Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bersama Pejabat Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota secara periodik melakukan monitoring dan evaluasi ke sekolah-sekolah dalam upaya pengendalian mutu pendidikan.49
Gambar mekanisme permohonan penyelenggaraan program akselerasi dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.50
e f
b
a
Gambar 1
Mekanisme Penyelenggaraan Program Kelas Akselerasi
48
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa…, hlm. 102-103.
49
Depdiknas, Isu-isu Pendidikan:Lima Isu Pendidikan Triwulan Kedua…, hlm. 90. 50
Depdiknas, Isu-isu Pendidikan:Lima Isu Pendidikan Triwulan Kedua…, hlm. 91. Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah
Dinas Pendidikan Provinsi
Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota
2) Tahapan Pelaksanaan Penyelenggaraan Program Akselerasi
Tahapan ini merupakan tahapan implementasi penyelenggaraan program akselerasi, dimana segala sumber daya pendidikan sudah tersedia. Adapun sumber daya dalam program akselerasi meliputi segala sumber daya baik yang berasal dari internal sekolah maupun eksternal sekolah yang mendukung terhadap penyelenggaraan program akselerasi.
Bila pendidikan bagi siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa (luar biasa), dikembangkan untuk mencapai keunggulan lulusan pendidikan, maka akan tercapai keunggulan tersebut. (Henry, 1999), sebagaimana dikutip oleh Anggriawan Pranata, setidaknya terdapat
“Delapan faktor penunjang yang mempengaruhi tercapainya tujuan
pendidikan, meliputi; (1) masukan (input, intake), (2) kurikulum, (3) tenaga kependidikan, (4) sarana prasarana, (5) dana, (6) manajemen, (7)
lingkungan, (8) proses belajar mengajar”.51
Input Output Siswa Lulusan
Gambar 2
Faktor Pendukung Sumber Daya Pendidikan
51
Anggriawan Pranata, Efektifitas Program Kelas Akselerasi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP N 2 Ciputat, (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), hlm. 43.
Kurikulum Sarana dan Prasarana Manajemen
Guru Dana
Proses Belajar Mengajar
Lingkungan Kondusif Sistem Evaluasi Bimbingan Konseling
Pertama, masukan (input, intake) siswa diseleksi secara ketat dengan menggunakan kriteria dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria yang digunakan adalah: (a) prestasi belajar, dengan indikator angka raport, Nilai Ebtanas Murni/NEM (sekarang nilai UN), dan/atau hasil tes prestasi akademik, (b) kesehatan jasmani bila diperlukan. Depdiknas, dalam buku pedoman program kelas akselerasi, menyebutkan syarat dan kriteria siswa pada program akselerasi yaitu:
a) Informasi Data Objektif, yaitu berupa skor akademis dan skor hasil pemeriksaan psikologis meliputi:
(1) Nilai ujian nasional dengan rata-rata 8,0 ke atas baik untuk SMP, SMA, sedangkan untuk SD tidak dipersyaratkan.
(2) Tes kemampuan akademis dengan nilai sekurang-kurangnya 8,0 (3) Rapor, dengan nilai rata-rata seluruh mata pelajaran tidak kurang
dari 8,0.
(4) Psikologis, yang diperoleh dari hasil pemeriksaan meliputi tes intelegensi umum, tes kreatifitas, dan inventori keterikatan pada tugas dengan skor (IQ ≥ 140) kategori jenius dan skor IQ≥125 kategori cerdas.
b) Informasi Data Subjektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari diri sendiri, teman sebaya, dan guru sebagai hasil dari pengamatan dari sejumlah ciri keberbakatan.
c) Kesehatan Fisik, yaitu keterangan kesehatan jasmani dan rohani yang ditunjukan dengan surat keterangan sehat dari dokter.
d) Kesediaan Siswa dan Persetujuan Orang Tua, yaitu pernyataan tertulisdari pihak sekolah untuk siswa dan orang tuanya, tentang hak dan kewajiban serta hal-hal yang dianggap perlu dipatuhi untuk menjadi peserta program akselerasi.52
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa penerimaan siswa program kelas akselerasi dilakukan seleksi secara ketat, melalui berbagai tahapan dan kriteria serta syarat-syarat tertentu. Hal ini dilakukan agar program penyelenggaraan kelas akselerasi tepat sasaran pada siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa sehingga dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kedua, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional yang standar, namun dilakukan improvisasi alokasi waktu sesuai dengan
52
Busro, Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Pamulang…, hlm. 40-41.
tuntutan belajar peserta didik yang memiliki kecepatan serta motivasi belajar. Depdiknas menetapkan kurikulum program akselerasi adalah kurikulum nasional dan muatan lokal yang dimodifikasi dan berdiferensiasi dengan penekanan pada materi esensial (penting) dan dikembangkan melalui sistem pembelajaran yang dapat memacu dan mewadahi integrasi antara pengembangan spiritual, logika, etika, dan estetika, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir holistik kreatif, dan sistematik, linear dan konvergen, untuk memenuhi tuntutan masa kini dan masa mendatang dengan cara:
a) Modifikasi alokasi waktu, yang disesuaikan dengan kecepatan belajar. b) Modifikasi isi/materi, dipilih yang esensial.
c) Modifikasi proses pembelajaran, yang menekankan pengembangan proses berpikir tingkat tinggi (analisis, sintesis, evaluasi, dan pemecahan masalah).
d) Modifikasi sarana-prasarana, yang disesuaikan dengan karakteristik siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa, senang menemukan sendiri pengetahuan baru.
e) Memodifikasi lingkungan belajar, yang memungkinkan siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat memenuhi kehausan akan pengetahuan.
f) Memodifikasi pengelolaan kelas, yang memungkinkan siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dapat bekerja di kelas secara mandiri, berpasangan maupun kelompok.
g) Struktur program (jumlah jam setiap mata pelajaran) lebih dipercepat daripada kelas regular dengan mengurangi pembahasan materi-materi yang tidak esensial (tidak penting) dengan memperhatikan keselarasan dan keseimbangan antara dimensi tujuan pembelajaran, pengembangan kreatifitas dan disiplin, pengembangan persaingan dan kerja sama, pengembangan kemampuan holistik dan kemampuan
berpikir elaborasi, dimensi pelatihan berpikir induktif dan dedukatif, serta pengembangan IPTEK dan IMTAQ terpadu.53
h) Komponen kurikulum, terdiri dari tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi, harus tetap menjadi perhatian pihak sekolah jika menginginkan mutu lulusan yang baik.54
Ketiga, tenaga kependidikan/guru, karena siswanya memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa, maka tenaga kependidikan/guru yang menanganinya terdiri atas tenaga kependidikan yang unggul, baik dari segi penguasaan materi pelajaran, penguasaan metode, dan media pembelajaran, maupun komitmen dalam melaksanakan tugas. Berkaitan dengan ini, Depdiknas menyebutkan beberapa kriteria guru program kelas akselerasi, yaitu:
a) Memiliki tingkat kependidikan yang dipersyaratkan sesuai dengan jenjang sekolah yang diajarkan, sekurang-kurangnya Sarjana (S1) untuk SD, SMP, dan SMA.
b) Mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
c) Memiliki pengalaman mengajar di kelas regular sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dengan prestasi yang baik.
d) Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (anak berbakat). e) Memiliki karakteristik umum yang dipersyaratkan antara lain:
(1)Adil dan tidak memihak. (2)Sikap kooperatif demokratis. (3)Fleksibilitas.
(4)Rasa humor.
(5)Menggunakan penghargaan dan pujian. (6)Minat yang luas.
(7)Memahami perhatian terhadap masalah anak.
53
Anggriawan Pranata, Efektifitas Program Kelas Akselerasi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP N 2 Ciputat,... hlm. 45-46.
54
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1997), hlm. 102.
(8)Penampilan dan sikap menarik.
f) Memenuhi sebagian besar persyaratan berikut:
(1)Memiliki pengetahuan tentang sifat dan kebutuhan anak berbakat. (2)Memiliki keterampilan dalam mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
(3)Memiliki pengetahuan tentang kebutuhan aktif dan kognitif anak berbakat.
(4)Memiliki kemampuan untuk mengembangkan pemecahan masalah secara kreatif.
(5)Memiliki kemampuan untuk mengembangkan bahan ajar untuk anak berbakat.
(6)Memiliki kemampuan untuk menggunakan strategi mengajar perorangan.
(7)Memiliki kemampuan untuk menunjukan teknik mengajar yang sesuai.
(8)Memiliki kemampuan untuk bimbingan dan memberi konseling kepada anak berbakat dan orang tuanya.
(9)Memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian.55
Keempat, sarana dan prasarana yang menunjang diperlukan untuk mendapat mendukung kegiatan belajar mengajar dalam program akselerasi disesuaikan dengan kemampuan kecerdasan siswa, sehingga dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar, serta menyalurkan potensi kemampuan, kecerdasannya, termasik bakat dan minatnya baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Depdiknas menyebutkan sarana dan prasarana yang harus tersedia dalam program akselerasi meliputi sarana belajar:
a) Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang Bimbingan Konseling, Ruang Tata Usaha, Ruangan Osis.
55
Anggriawan Pranata, Efektifitas Program Kelas Akselerasi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP N 2 Ciputat…, hlm. 47.
b) Ruang kelas, dengan formasi tempat duduk yang mudah di pindah- pindah sesuai dengan keperluan.
c) Ruang Lab IPA, Lab IPS, Lab Bahasa, Lab Kertakes, Lab Komputer, dan Ruangan Perpustakaan.
d) Kantin Sekolah, Koperasi Sekolah, Musholla/Tempat ibadah dan Poliklinik.
e) Aula Pertemuan f) Lapangan Olah Raga. g) Kamar Mandi/WC Prasarana belajar meliputi:
a) Sumber belajar seperti: buku paket, buku pelengkap, buku referensi, buku bacaan, majalah, Koran, modul, lembar kerja, kaset Video, VCD, CDROM, dan sebagainya.
b) Media pembelajaran seperti radio, cassette recorder, TV, OHP, Wireless, Slid Projector, LD/LCD/VCD/DVD Player, Komputer, dan sebagainya.
c) Adanya sarana Information Technology , (IT): Jaringan Internet, dan lain-lain.
Kelima, adalah dana. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam program akselerasi perlu adanya dukungan dana yang cukup memadai, termasuk perlunya disediakan intensif tambahan bagi tenaga kependidikan yang terlibat dalam penyelenggaraan program kelas akselerasi baik itu berupa uang maupun fasilitas lainnya.
Keenam, manajemen, berhubungan dengan strategi dan implementasi seluruh sumberdaya yang ada dalam sistem sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu bentuk manajemen pada sekolah dengan diselenggarakannya program akselerasi, harus memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi, realitas dan berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan jauh kedepan.
Ketujuh, lingkungan belajar yang kondusif dibutuhkan untuk mendukung terciptanya proses pembelajaran dengan baik. Hal ini
dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata. Lingkungan tersebut berupa lingkungan dalam arti fisik maupun sosial di sekolah, di masyarakat, dan di rumah.
Maka dari itu, keluarga, sekolah, masyarakat dan semua pihak harus menciptakan lingkungan yang kondusif supaya proses pembelajaran dalam program kelas akselerasi berjalan dengan baik sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan harapan semua pihak.
Kedelapan, proses pembelajaran yang bermutu hasilnya selalu dapat dipertanggungjawabkan kepada siswa, orang tua, dan lembaga maupun masyarakat.56
Kesembilan, yang dimaksud dengan output pendidikan adalah
“Bahan jadi (Siswa lulusan sekolah) yang dihasilkan dari oleh transformasi (proses kegiatan belajar megajar)”.57 Output program kelas akselerasi merupakan siswa lulusan yang berprestasi tinggi dibandingkan dengan siswa biasa/program regular baik dari segi kemampuan akademis, psikologis, prilaku sosial, seni, olah raga, dan mereka di senangi oleh banyak siswa.
Sedangkan Depdiknas, menyebutkan selain kesembilan faktor di atas terdapat faktor-faktor lain yaitu:
1) Proses Evaluasi Belajar
Evaluasi dilakukan bertujuan untuk mengukur pencapaian belajar dimaksud tingkat daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Adapun bentuk evaluasi yang dilakukan dalam program akselerasi meliputi:
a) Ulangan Harian
Dalam satu semester setiap guru minimal memberikan ulangan harian sebanyak 3 kali. Bentuk soal yang disarankan adalah soal uraian.
56
Anggriawan Pranata, Efektifitas Program Kelas Akselerasi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP N 2 Ciputat…, hlm. 47-49.
57
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2005), Cet.IV. Edisi Revisi, hlm. 4-5.
b) Ulangan Umum
Ulangan umum diberikan lebih cepat dibandingkan siswa regular, sesuai dengan kalender pendidikan program akselerasi. Soal ulangan dibuat oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dengan