14. Mesin Bor dan Drill
2.4 Assembling A. Kerja Las A.Kerja Las
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan. Selain itu juga dapat didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik – menarik antara atom. Pengelasan merupakan alat penyambung permanen dari bagian – bagian dan memiliki sambungan yang lebih ringan dan kuat daripada sambungan keling.
Disamping diberi tekanan, permukaan benda dipanaskan, sehingga kedua permukaan benda akan melebur dan terjadilah sambungan las. Semakin tinggi suhu, keuletan logam induk bertambah dan difusi atom akan bertambah cepat. Sambungan di bawah ikatan antar atom. pengaruh panas dan tekanan lebih efisien, namun kekuatannya ditentukan oleh
( B.H Amstead, Teknologi Mekanik) Klasifikasi Proses Pengelasan
1. Pengelasan Fusi
Merupakan suatu cara pengelasan dengan memanaskan logam sampai mencair. Pengelasan fusi dibagi menjadi 5 macam, yaitu :
a. Pengelasan Gas (1) Udara – asetilen (2) Oksi hidrogen
84 (3) Oksiasitelin
(4) Pengelasan gas bertekanan b. Pengelasan Busur
(1) Elektroda karbon (2) Elektroda logam c. Pengelasan laser
d. Pengelasan listrik berkas elektron e. Pengelasan termit
(1) Las tekanan (2) Las tanpa tekanan 2. Pengelasan Tekan
Merupakan suatu cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu. Pengelasan tekan dibagi menjadi:
a. Pengelasan Tempa
b. Pengelasan Tahanan, terdiri dari: Las Titik Las Proyeksi Las tumpul Las Kampuh Las Perkusi c. Pengelasan Induksi d. Pengelasan Gesek e. Pengelasan Dingin f. Pengelasan Letup
85 Macam-Macam Las
1. Pengelasan Gas
Pengelasan gas meliputi semua proses pengelasan yang sumber panasnya menggunakan campuran gas. Nyala gas yang biasa digunakan adalah gas alam, asetilen, dan hidrogen yang dicampur dengan oksigen, yaitu :
a. Udara dan asetilen
Suhu pada campuran ini jauh lebih rendah dari pada proses pengelasan gas yang lain. Oleh karena itu hanya digunakan untuk pengelasan suhu rendah dan patri timah.
b. Oksihidrogen
Suhunya lebih rendah dari pada oksiasetilen. Pengelasan ini biasanya digunakan untuk pengelasan lembaran tipis dan paduan dengan titik cair rendah dan dalam pekerjaan patri.
c. Oksiasetilen
Terdiri dari campuran oksigen dan asetilen. d. Pengelasan Gas bertekanan
Pengelasan ini terdiri dari 2 macam cara yang sering dipakai, yaitu : (1) Metode Sambungan Tertutup
Kedua permukaan logam yang akan disambung ditekan satu sama lain selama proses pemanasan.
(2) Metode Sambungan Terbuka
Menggunakan nyala ganda yang pipih yang ditempatkan antara kedua permukaan yang disambung. Permukaan in idipanaskan sampai cair, kemudian dicabut, dan diteka sampai logam membeku.
2. Pengelasan Busur
Pada las busur sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula – mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur.
86 Sedangkan sumber listrik ada 4 macam yaitu :
a. DC generator dengan variabel voltage, digunakan untuk singleoperator. b. DC generator dengan konstan voltage, digunakan untuk multiple
operator.
c. DC power line jarang dipakai karena tidak memenuhi syarat kebutuhan voltage yang diperlukan.
d. AC generator yaitu transformator.
Las Listrik DC (Las Arus Searah ) adalah las yang menggunakan arus listrik searah. Pesawat las arus searah (DC ) dapat berupa pesawat transformator rectifier, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor listrik.
Las Listrik AC ( Las Arus Bolak – balik ) yaitu las yang menggunakan arus bolak – balik. Mesin las arus AC memperoleh busur nyala dari transformator dimana didalam pesawat ini arus dari jaring – jaring listrik diubah menjadi arus bolak – balik oleh transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk mengelas sehingga mesin las juga disebut mesin las transformator.
( B.H Amstead, Teknologi Mekanik).
Posisi Pengelasan
1. Posisi Bawah Tangan
Merupakan posisi las yang paling mudah pelaksanaannya dan logam cair tidak keluar dari kampuh las.
87 2. Posisi Mendatar / Horizontal
Pada posisi ini cairan logam cenderung akan jatuh ke bawah. Untuk menghindarinya pengelasan dibuat sependek mungkin dan dengan arus yang lebih rendah.
Gambar 2. 112 Posisi Mendatar ( Horizontal ) 3. Posisi Tegak / Vertikal
Posisi tegak / vertikal yaitu posisi pengelasan dimana pengelasan dilakukan dari atas ke bawah dengan posisi vertikal.
4. Posisi Atas Kepala
Pelaksanannya palning sulit, cairan logam cenderung lebih besar jatuh sehingga untuk mengatasinya dibuat pendek sekali. Hasil pengelasannya sering kurang baik.
Gambar 2. 113 Posisi Atas Kepala
88 Alat-alat Bantu Las
1. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan karet isolasi. Kabel las ada tiga macam, yaitu:
Kabel Elektroda : menghubungkan pesawat las dan elektroda Kabel Massa : menghubungkan pesawat las dan benda kerja
Kabel Tenaga : menghubungkan sumber tenaga dengan pesawat las.
2. Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian
pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
Gambar 2. 114 Pemegang Elektroda 3. Palu Las
Palu las digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur las yang dilakukan dengan memukulkan pada daerah las.
89 4. Tang
Tang digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas.
Gambar 2. 116 Tang 5. Sikat kawat
Sikat kawat digunakanuntukmembersihkan benda kerja yang akan dilas dan membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
Gambar 2. 117 Sikat Kawat
6. Klem Massa
Klem massa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa kebenda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat yang dapat menjepit benda kerja dengan baik .
90 Perlengkapan Keselamatan Kerja dalam Proses Pengelasan
1. Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata. Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah.
Gambar 2. 119 Helm Las 2. Sarung Tangan
Sarung Tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada saat mengelas, sarung tangan harus selalu dipakai untuk melindungi tangan dari panas.
Gambar 2. 120 Sarung Tangan 3. Apron
Bajulas/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas kepala harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai apron.
91 Gambar 2. 121Apron dan Baju Las
4. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.
Gambar 2. 122 Sepatu Las 5. Masker Las
Masker las berfungsi untuk melindungi terhirupnya gas beracun yang berasal dari proses pengelasan.
Gambar 2. 123 Masker Las B. Assembling
Assembling merupakan proses perakitan benda kerja dari komponen – koponen yang masih terpisah. Assembling juga dapat diartikan sebagai proses perakitan
92 barang setengah jadi menjadi barang jadi. Sebelum melakukan assembling, benda kerja harus melalui proses pengerjaan sebelumnya yang meliputi kerja turning, kerja milling, kerja bangku.
Proses perakitan / assembling terdiri dari 2 proses yaitu: a. Proses penyambungan
Proses untuk menyambung komponen – komponen benda kerja dengan las. b. Proses Pemasangan
Proses pemasangan komponen benda kerja dengan menggunakan baut, mur dan lain – lain.
Dalam setiap proses assembling ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain ketepatan ukuran dari komponen – komponen benda kerja. Ketidaktepatan ukuran komponen – komponen benda kerja akan berakibat pada ketidaktepatan atau ketidaksesuaian assembling benda kerja sesuai dengan yang diinginkan. Apabila ada ukuran – ukuran yang tidak sesuai, akan diproses kembali melalui kerja turning, kerja milling, atau kerja bangku sampai ukuran tersebut tepat dan bisa dirakit dengan komponen lainnya menjadi benda yang diinginkan.
Ada 3 jenis assembling yaitu: a. Permanen Assembling
Yaitu assembling yang hasilnya dapat dibongkar lagi tetapi merusak benda kerja. Contohnya adalah assembling dengan las.
b. Semi Permanen
Merupakan assembling yang hasilnya dapat dibongkar atau dilepas namun disertai dengan adanya sedikit perusakan terhadap benda kerja yang dibuat c. Temporal Assembling
Merupakan assembling yang hasilnya dapat dibongkar atau dilepas tanpa melakukan perusakan terhadap benda yang dibuat. Contohnya assembling dengan menggunakan mur, baut.
93 BAB III