• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS

Dalam dokumen Role Play.doc (Halaman 43-51)

A. Pengkajian 1. Riwayat a. Informasi Umum: - Umur - Sex

- BB sebelum dan sesudah sakit - TB

b. Jika klien telah terdiagnosa - Gejala spesifik

- Kapan gejalan tersebut muncul

- Obat-obat diabetes: nama, berapa lama, cara penyuntikan RX. Obat

- Jenis stressor: pekerjaan, rumah atau keluarga,penyaakit lain - Jenis monitoring: darah, urin

- Program latihan: jenis

c. Riwayat kesehatan dan masa lalu

d. Riwayat keluarga: DM, penyakit jantung, stroke, obesitas, riwayat lahhir mati,

kelahiran, dengan bayi 9 bulan e. Riwayat kesehatan saat ini: - Pandangan double kabur

- “Cramp” kaki pada saat jalan dan saat istirahat tidak nyaman - Pada extrimitas terasa: baal, perubahan warna, dingin,

kesemutan, nyeri.

- Jika terdapat diare: fekol inkontinensia, kapan terjadinya - Adakah masalah pemasukan

- Adakah masalah pemasukan: urin tersisa di vesicaurinaria - Concern klien dan keluarga: harapan dan kebutuhhan khusus

2. Pemeriksaan Fisik

a. Tingkat kesadaran → orientasi klien respon terhadap stimulasi b. Tanda vital: N, S, TD, P, nafas bau aseton

c. Manifestasi komplikasi: tanda retinopati → ophtamoncopic d. Suhu kulit, nadi lemah (posterior tibial dan dorsalis pedia) e. Sensasi: tumpul dan tajam

f. Reflex g. Psikososia

- Gambaran klien tentang dirinya sebelum terdiagnosa dan persepsi saat ini.

- Kapan klien terhadap kemampuan untuk melakukan tugas dan fungsi

- Interaksi klien dengan anggota keluarga yang lain dan orang dalam

pekerjaan dan sekolah

- Kapan kien merasa lebih stress

- Suport dan pelayanan orang di sekitarnya

- Depresi merasa kehilangan fungsi, kebebasan dan kontrol. h. Laboratorium

- Serum elektrolit (k dan Na) - Glukosa darah

- BUN dan serum cretinin - Microalbuminuria

- Glycosylated hemoglobin (HbA1c) - Nilai PH dan PCO2

B. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan

Dapat berhubungan dengan: Diuresis osmotik (dari hiperglikemia), kehilangan gastrik berlebihan, diare, muntah, masukan dibatasi, mual, kacau mental.

Kemungkinan dibuktikan oleh: Peningkatan keluaran urine, urine encer. Kelemahan, haus, penurunan BB tiba-tiba, kulit /membran

mukosa kering, turgor kulit buruk, hipotensi, takikardi, pelambatan pengisian kapiler.

2. Nutrisi, perubahan: kurang dari kebutuhan tubuh.

Dapat berhubungan dengan : Ketidakcukupan insulin (penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein atau lemak).

Peenurunan masukan oral: anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran.

Status hipermetabolisme: pelepasan hormon stres (misal epinfrin, kortisol dan hormon pertumbuhan), proses infeksius.

Kemungkinan dibuktikan oleh : Melaporkan masukan tidak adekuat, kurang minat pada makanan. Penurunan BB, kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk, diare.

3. Infeksi,Resiko tinggi terhadap (Sepsis)

Faktor resiko meliputi : kadar gula tinggi, penurunan fungsi leukosit, perrubahan pada sirkulasi, infeksi pernafasan yang ada

seebelumnya atau ISK.

Kemungkinan di buktikan oleh : ( tidak dapat di terapkan : adanya tendaa-tanda dan gejala – gejala membuat diaknosa aktual )

4. Kelelahan

Dapat dihubungkan dengan : penurunan produksi energi metabolik, perubahan kimia darah : insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi : status hieper metabolik / infeksi.

Kemungkinan di buktikan oleh : kurang energi yang berlebihan, ketidakmampuan untuk mempertahakan rutinitas biasanya, penutunan kinerja, kecenderungan untuk kecelakaan.

5. Kurang Pengetahuan ( Kebutuhan Beljar ) Mengenal Penyakit, Proknosis, dan Kebutuhan Pengobatan.

Dapat di hubungkan dengan : kurang pemajanan / mengingat kesalahan interpretasi informasi.

Kemungkinan di buktikan oleh : pertanyaan atau meminta informasi, mengungkapkan masalah.ketidakakuratan mengikuti instruksi terjadinya komplikasi yang dapat di cegah.

C. Implementasi/ Perencanaan  Diagnosa pertama

Berikan terapi sesuai dengan indikasi:

- Normal salin atau setengah normal salin dengan atau tanpa dextrasa¬

- Albumin, plasma atau dextran.¬

- Berikan Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan

respon pasien secara individual.

- Plasma ekspander (pengganti kadang dibutuhkan jika kekurangan mengancam

kehidupan atau tekanan darah). Pasang atau pertahankan kateter urine tetap

terpasang. Memberikan pengukuran yang tepat atau akurat terhadap

pengukuran keluaran urine terutama jika neuropati otonom menimbulkan

gangguan kantong kemih (retensi urine atau inkontinensia). - Berikan kalium atau elektrolit yang lain melalui intravena dan atau melalui

sesuai indikasi.

- Kalium harus ditambahkan pada intravena (segera aliran adekuat) untuk

 Diagnosa kedua

- Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan “finger stiek”

- Analisa keadaan di tempat tidur terhadap gula darah lebih akurat (menunjukkan keadaan saat dilakukan pemeriksaan) daripada memantau gula dalam urine (reduksi urine yang tidak cukup akurat untuk mendeteksi fluktuasi kadar gula darah.

- Berikan larutan glukosa, misalnya dekstrosa dan setengah salin normal.

- Larutan glukosa ditambahkan setelah insulin dan cairan membawa gula darah kira-kira 250 mg/dl.

- Lakukan konsultasi dengan ahli diit.

- Sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diit untuk memenuhi kebutuhan nitrisi pasien.

 Diagnosa ketiga

- Lakukan pemeriksaan kultur dan sensitifitas sesuai dengan indikasi.

- Untuk mengidentifikasi organisme sehingga dapat memilih / memberikan terapi anti biotik yang terbaik.

- Berikan anti biotik yang sesuai.

- Penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.

D. Intervensi / Pelaksanaan  Untuk diagnosa pertama

- Pantau TTV, catat adanya perubahan tekanan darah

ortostatik. Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia. Suhu, warna kulit, atau kelembabannya. Meskipun demam, menggigil dan diaforesis merupakan hal yang umum terjadi pada proses infeksi, demam dengan kulit yang kemerahan, kering mungkin sebagai cerminan dari dehidrasi.

- Kaji adanya perubahan mental/ sensori. Perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi atau yang rendah (hiperglikemia), elektrolit yang abnormal, asidosis, penurunan perfusi serebral dan berkembangnya hipoksia.  Untuk diagnosa kedua

- Tentukan program diit dan pola makan pasien dan

bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien. - Mengindentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari

kebutuhan terapetik.

- Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna,pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi. Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan mobilitas atau fungsi lambung (distensi atau ilius paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan intervensi.

- Identifikasi makanan yang disukai atau dikehendaki termasuk kebutuhan etnik atau kultur. Jika makanan yang disukai

pasien dapat dimasukkan dalam pencernaan makanan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang.

Timbang BB setiap hari atau sesuai dengan indikasi. Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorpsi dan utilisasinya).

- Lakukan pemeriksaan kultur dan ssensitifitas sesuai dengan indikasi untuk mengidentifikasi organisme sehingga dapat memilih / memberikan terapi anti biotik yang terbaik. - Berikan anti biotik yang sesuai penanganan awal dapat

membantu mencegah timbulnya sepsis.  Untuk diagnosa keempat

- Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas,

pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meninkatkan tingkat aktivitas meskipun passien mungkin sangat lelah. - Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang

cukup / tanpa di ganggu, mencegah kelelahan yang berlebihan.

- Pantau nadi, frekuensi pernapsan dan tekanan darah sebelum atua sesudah melakukan aktivitas, mengindikasikan tingkat aktivitass yang dapat di toleransi secara fisiologis.

- Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang dapat di toleransi,

meningkatkan kepercayaan diri / harga diri yang positif sesuai tingkat aktifitas yang dapat di toleransi pasien.

 Untuk diagnosa kelima

- Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian dan selalu ada untuk pasien, memperhatikan dan menanggapi perlu perlu diciptakan sebelum pasien

bersedia mengambil bagian dalam proses belajar.

- Bekerja dengan pasien dalam menata tujuan belajar yang diharapkan, partisipasi dalaam perencanaan meningkatkan antusias dan bekerja sama dengan pasien dengan prinsip-prinsip yang di pelajari.

- Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serta dan cara untuk melakukan makan di luar rumah,

kesadaran tentang pentingnya kontrol diet akan membantu pasien dalam emrancanakan makan atau menaati program.

- Tinjau ulang pengaruh rokok pada penggunaan insulin, anjurkan pasien untuk menghentikan merokok, nikotin

mengkonstriksi pembuluh darah kecil daan absorbsi insulin di perlambat selama pembuluh darah ini mengalami konstriksi. - Identifikasi sumber – sumber yang ada di masyarakat, bila ada

dukungan kontinue biassanya penting untuk menumpang perubahan gaya hidup dan meningkatkan penerimaan atas diri sendiri.

E. Evaluasi

 Untuk diagnosa pertama

pasien diharapkan mampu mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik,keluaran urine tepat secara individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.  Untuk diagnosa kedua

pasien diharapkan mampu mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat menunjukkan tingkat energy, mendemonstrasikan BB stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya /yang

diinginkan dengan nilai laboratorium normal.  Untuk diagnosa ketiga

pasien diharapkan mampu mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko infeksi. Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi.  Untuk diagnosa keempat

Pasien diharapkan mampu mengungkapkan peningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan.

 Untuk diagnosa kelima

Pasien diharapkan mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyakit. Mengidentifikasi hubungan tanda atau gejala degnan proses penyakit dn menghubungkan gejala dengan faktor

penyebab. Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan. Melakukan perubahan gaya hidup dan beraprtisipassi dalaam program pengobatan.

Dalam dokumen Role Play.doc (Halaman 43-51)

Dokumen terkait