• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIABETES MELLITUS

Dalam dokumen Role Play.doc (Halaman 35-43)

A. Pengertian

Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada pembuluh basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (ArifMansyoer,1997:580).

Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. Diabetes Mellitus digolongkan sebagai penyakit endokrin atau hormonal karena gambaran produksi atau penggunaan insulin (Barbara C. Long, 1996:4).

Diabetes Mellitus adalah sindrom yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara tuntutan dan suplai insulin. Sindrom ini ditandai oleh hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas, metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Abmormalitas metabolik ini mengarah pada perkembangan bentuk spesifik

komplikasi ginjal, okular, neurogenik dan kardiovaskuler. (HotmaRumoharba,Skp,1997).

Diabetes Mellitus adalah penyakit herediter (diturunkan) secara genetis resesi berupa gangguan metabolisme karbohidrat yang disebabkan kekurangan insulin relatif atau absolut yang dapat timbul pada berbagai usia dengan gejala hiperglikemia, glikosuria, poliuria, polidipsi, kelemahan umum dan penurunan berat badan.

Klasifikasi etiologis DM American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) adalah: 1. Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut):

a. Autoimun b. Idiopatik

2. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai terutama dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai terutama defek sekresi insulin disertai resistensi insulin).

3. Diabetes tipe lain

a. Defek genetik fungsi sel beta:

1) Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1,2,3 2) DNA mitokondria

b. Defek genetik kerja insulin c. Penyakit eksokrin pankreas 1) Pankreatitis

2) Tumor / pankreatektomi 3) Pankreatopati fibrotakalkus

d. Endokrinopati: akromegali, sindrom cushing, feokromositoma, dan

hipertiroidism.

e. Karena obat / zat kimia

1) Vacor, pentamidin, asam nikotinat 2) Glukokortikoid, hormon tiroid

3) Tiazid, dilantin, interferona, dll.

f. Infeksi: rubela kongenital, sitomegalovirus

g. Penyebab imunologi yanng jarang : antibodi antiinsullin h. Sindrom genetik lain yanng berkaitan dengan DM: sindrom down, sindrom

kllinefelter, sindrom turner, dll. 4. Diabetes Mellitus Gestasiona

B. Etiologi

Insulin Dependent Diabetes Mellitus ( IDDM ) atau Diabetes Melitus Tergantung Insulin ( DMTI ) di sebabkan oleh destruksi sel beta pulau lengerhands akibat proses autoimun. Sedangkan Non Insulin Dependent Diabetes Melitus ( NIDDM ) atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin ( DMTTI ) disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.C.

C. Patofisiologi

Karena proses penuaan, gaya hidup, infeksi, keturunan, obesitas dan kehamilan akan menyebabkan kekurangan insulin atau tidak efektifnya insulin sehingga sehinga terjadi gangguan

permeabilitas glukosa di dalam sel.

Di samping itu juga dapat di sebabkan oleh karena keadaan akut kelebihan hormon tiroid, prolaktin dan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah. Peningkatan kadar hormon – hormon tersebut dalam jangka panjang terutama hormon pertumbuhan di anggap diabetogenik ( menimbulkan diabet ). Hormon – hormon tersebut merangsang pengeluaran insulin secara berlebihan oleh sel-sel beta pulau lengerhans pankreas, sehingga akhirnya terjadi penurunan respon sel terhadap innsulin dan apabila hati mengalami gangguan dalam mengolah glukosa menjadi glikogen atau proses glikogenesis maka kadar gula dalam darah

akan meningkat.

menyebabkan peningkatan volume urine, rasa haus tersimulasi dan pasien akan minum air dalam jumlah yang banyak ( polidipsi) karena glukosa hilang bersama urine, maka terjadi kehilangan kalori dan starvasi seluler, selera makan dan orang menjadi sering makan (polifagi).

Hiperglikemia menyebabkan kadar gula dalam keringat meningkat, keringat menguap, gula tertimbun di dalam kulit dan menyebabkan iritasi dan gatal – gatal. Akibat hiperglikemia terjadi penumpukan glukosa dalam sel yang yang merusak kapiler dan menyebabkan peningkaatan sarbitol yang akan menyebabkann gangguan fungsi endotel. Kebocoran sklerosis yang menyebabkan gangguan – ganguan pada arteri dan kepiler.

Akibat hiperglikemia terjadi penimbunan glikoprotein dan penebalan membran dasar sehingga kapiler terganggu yang akan menyebebkan gangguan perfusi jaringan turun yang mempengaruhi organ ginjal, mata, tungkai bawah, saraf. ( Elizabeth J. Corwin, 2001 )

D. Manifestasi Klinis 1. Poliuria

2. Polidipsia 3. Polifagia

4. Penurunan berat badan

5. pruritus vulvular, kelelahan, gangguan penglihatan, peka rangsang dan keram otot, ( gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi aterosklerosis ).

Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pada pasien adalah kesemutan, gatal-gatal, mata kabur dan Impotaansi pada pria. (Mansjoer, 1999 )

E. Gejala Kronik

Kadang-kadng pasien yang menderita penyakit Diabetes Mellitus tidak menunjukkan gejala akut ( mendadak ), tapi pasien tersebut menunjukkan gajala sesudah beberapa bulan atau

beberapa bulan mengiap penyakit DM. gejala ini disebut gejala kronik atau menahun, adapun gejala kronik yang sering timbul adalah:

- Kesemutan

- Kulit terasa panas ( medangen ) atau seperti terusuk jarum

- Rasa tebal di kulit sehingga seeehingga kalau berrjalan seperti di atas bantal atau

kasur - Keram

- Mudah mengntuk - Capek

- Mata kabur, biasanya sering ganti kaca mata - Gatal sekitar kemaluan, terutama pada wanita - Gigi mudah lepas dan mudah goyah

- kemampuan seksual menurun atau bahkan impoten - terjadi hambatan dalam pertumbuhan dalam anak-anak ( Tjokro Prawito, 1997 )

Adapun kelompok resiko tinggi yang memudahkan terkena penyakit diabetes melitus adalah:

- Kelompok resiko tinggi untuk penyakit diabetes mellitus - Kelompok usia dewasa tua (lebih dari 40 tahun)

- Kegemukan

- Tekanan darah tinggi - Riwayat keluarga DM

- Riwayat DM pada kehamilan

- Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi 4 kg

- Riwayat terkena penyakit infeksi virus, misal virus morbili

kortikosteroid.

( Tjokro Prawito, 1997 )

F. Pemeriksaan Penunjang

- Glukosa darah: meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih - Aseton plasma (keton): positif secara menyolok

- Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat

- Osmolalitas serum: menngkat tetapi biasanya kurang dari 330 m Osm/l

- Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun

- Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan

menurun

- Fosfor: lebih sering menurun.

- Hemoglobin glikosilat: kadarnya menngkat 2 – 4 kali lipat - Gas darah arteri: biasanya menunjukkan PH rendah dan penurunan pada HCO3

(Asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik. - Trombosit darah: Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi merupakan respon terhadap stress atau infeksi. - Ureum/Kreatinin: mungkin meningkat atau normal

(dehidrasi/penurunan fungsi ginjal)

- Amilase darah: mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut

sebagai penyebab dari Diabetes melitus (Diabetik ketoasidosis) - Pemeriksaan fungsi tiroid: peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat meningkatkan

glukosa darah dan kebutuhan akan insulin

- Urin: gula dan asetan positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.

- Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya infeksi saaluran kemih, infeksi

pernafasan, dan infeksi pada luka.

G. Penatalaksanaan Medis

Tujuan utama untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronis. Jika pasien berhasil

mengatasi diabetesnya,ia akan terhindar dari hiperglikemia dan hipoglikemia.

Penatalaksanaan medis pada pasien diabetes mellitus tergantung pada ketepatan interaksi tiga faktor:

- Aktivitas fisik - Diet

- Intervensi farmakologi dengan preparat hipoglikemik oral atau insulin.

Intervensi yang direncanakan untuk diabetes harus individual, harus berdasarkan pada tujuan, usia, gaya hidup, kebutuhan nutrisi, maturasi, tingkat aktivitas, pekerjaan, tipe diabetes pasien dan kemampuan untuk secara mandiri melakukan ketrampilan yang dibutuhkan oleh rencana penatalaksanaan.

Tujuan awal untuk pasien yang baru didiagnosa diabetes atau pasien dengan kontrol buruk diabetes harus difokuskan pada yang berikut ini:

- Eliminasi ketosis, jika terdapat

- Pencapaian berat badan yang diinginkan - Pencegahan manifestasi hiperglikemia - Pemeliharaan kesejahteraan psikososial - Pemeliharaan toleransi latihan

- Pencegahan hipoglikemia - Pengelolaan Hipoglikemia: a. Stadium permulaan (sadar):

Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirop/ permen gulamurni (bukan pemanis pengganti gula atau gula diet/ gula diabetes) dan makanan yang pengandung hidrat arang. Stop obat hipoglikemik sementara, periksa glukosa darah sewaktu.

b. Stadium lanjut (koma hipoglikemia):

Penanganan harus cepat. Berikan larutan dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon melalui vena setiap glukosa darah dalam nilai normal atau di atas normal disertai pemantauan glukosa darah. Bila hipoglikemia belum teratasi, berikan anatagonis insulin seperti: adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glucagon 1mg

intravena/intramuscular

H. Komplikasi a. Akut

- Koma hipoglikemia - Ketoasidosis

- Koma hiperosmolar nonketotik b. Kronik

- Makroangiopati, menegnai pembuluh darah besar, pembukluh darah jantung,

pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak

- Mikroangiopati, mengenaipembuluh darah kecil, retino diabetik, nefropati

diabetik

- Neuropati diabetik

- Rentan infeksi, seperti tuberculosis paru, gingivitas, dan infeksi saluran kemih

Dalam dokumen Role Play.doc (Halaman 35-43)

Dokumen terkait