Program penyehatan PDAM meliputi beberapa proses, yaitu:
C. Asumsi Teknis
1)Revitalisasi dan pembangunan sarana TPA Kedungdowo 2)Pembangunan 3R
3)Pengadaan Dump Truck, gerobak sampah, exavator, TPS, 4)Pembangunan Komposter manual
5)Pembangunan TPS
8.4.3. Drainase
8.4.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang sistem pengelolaan drainase, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan sarana dan prasarana masih rendah berdasarkan UU No.17 tahun 2007. Untuk sektor drainase, cakupan pelayanan drainase baru melayani 124 juta jiwa.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Mengatur Pembagian wewenang dan tanggungjawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab./Kota dan Pemerintah Desa dalam pengelolaan sumber daya air
3. Peraturan Presiden No.5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014
Sasaran pembangunan Nasional bidang AMPL telah ditetapkan dalam RPJMN tahun 2010-2014 khususnya drainase adalah menurunnya luas genangan sebesar 22.500 ha di 100 kawasan strategis perkotaan.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Dalam upaya pengelolaan sistem drainase perkotaan guna memenuhi SPM perlu tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun.
8.4.3.2. Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
I.
UmumKabupaten Nganjuk dilewati Kali Berantas dan beberapa anak sungainya. Sungai tersebut dimanfaatkan sebagai aliran di musim hujan dan untuk sumber air irigasi. Pemikiran penyelesaian masalah drainase/sungai daerah perencanaan pengembangan tata guna lahan harus seimbang.
Adapun prinsip–prinsip yang digunakan dalam pengembangan drainase di Kabupaten Nganjuk adalah sebagi berikut:
Memanfaatkan semaksimal mungkin jaringan drainase yang sudah ada baik berupa sungai, saluran alam maupun buatan.
Menampung dan mengalirkan air hujan secepatnya melalui sistem drainase ke badan air terdekat, dengan demikian panjang saluran dapat dihemat.
Merencanakan saluran drainase dengan sistem drainase yang teratur. Mudah dalam pengelolaan dan pemeliharaannya.
Menghindari jalur - jalur yang dapat menuntut pembebasan tanah atau bangunan yang berlebihan.
Saluran Primer merupakan saluran atau sungai yang bermuara langsung ke badan air atau laut, saluran sekunder adalah saluran alam yang bermuara di saluran primer, sedang saluran tersier akan direncanakan di daerah permukiman dan mengikuti pola jaringan jalan.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Untuk menghindari terjadinya genangan pada saat musim penghujan perlu dilakukan pengembangan sistem jaringan drainase yang berhirarki dan terpadu
Agar saluran dapat mengalirkan debit banjir rencana sesuai periode ulang yang diinginkan maka perlu adanya normalisasi saluran dengan cara memperlebar atau mendalamkan saluran hingga kapasitasnya mencukupi untuk dapat mengalirkan debit banjir rencana Perlu adanya rencana baru saluran tersier yang berada di daerah permukiman dan juga di
tepi jalan. Saluran tersier sebaiknya dibuat dari pasangan batu kali dan diplester halus, untuk daerah yang padat penduduknya saluran ini bisa dibuat tertutup
Perlu adanya penetapan daerah sempadan sungai yang harus segera ditetapkan dan dipatuhi oleh masyarakat
Untuk industri yang berkembang di Kabupaten Nganjuk harus melalui pengolahan limbah terlebih dahulu, sebelum di buang ke sungai.
II.
Maksud dan TujuanMaksud dari Perencanaan Drainase ini adalah untuk menyusun suatu outline perencanaan drainase dengan luas batas–batas administratif kota, tetapi mempertimbangkan juga catchment area diluar batas administratif yang mempengaruhi sungai/saluran dalam kota tersebut. Perencanaan Drainase pada kawasan perkotaan Kota Nganjuk dan Kertosono yang memberikan informasi permasalahan dan kebutuhan kesediaan prasarana sistem drainase yang mengarah pada perencanaan penyusunan program pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan serta pengembangannya pada kawasan permukiman perkotaan.
Tujuan dari pekerjaan – pekerjaan diatas adalah dalam rangka mencapai strategi dan program – program dalam bidang sarana drainase. Tujuan lain untuk memperbaiki drainase kota serta menata kembali drainase kota yang tidak teratur yang sebagian besar telah rusak sehingga saluran tidak dapat menampung limpasan air permukaan yang mengakibatkan terjadinya overtopping (limpasan air permukaan) yang disebut banjir pada musim penghujan. Tujuan kedua pemerintah kota Nganjuk adalah pemenuhan kebutuhan air masyarakat untuk irigasi dengan sistem bergilir serta kebutuhan masyarakat akan air bersih untuk kebutuhan sehari – hari secara terus menerus.
III.
Arahan Kebijakan Penanganan DrainaseDari segi wilayah yang diprioritaskan adalah daerah pada batas administrasi kota, dengan mempertimbangkan sungai-sungai yang melintasi kota, saluran primer dan saluran sekunder dan memiliki cathment area yang luas serta faktor hidrologi yang mempengaruhi kota Nganjuk dan Kertosono. Selanjutnya perencanaan ini juga akan mengacu pada RUTRK/RDTRK
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
(Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Kota) Nganjuk dan Kertosono yang ada.
IV.
Isu-isu Strategis dan Permasalahan A. Uraian Banjir MakroUraian banjir secara makro : banjir makro dapat terjadi akibat dari luapan kali kuncir kanan dan kuncir kiri. Terutama sepanjang ruas saluran yang tanggulnya tidak terlalu tinggi atau pada tikungan tajam karena menimbulkan kecepatan aliran menjadi terhambat dengan tiba-tiba. Luapan sepanjang kali kuncir kiri mengakibatkan penduduk yang bermukim antara kali kuncir kiri dan jalan utama madiun surabaya dilanda bajir.
Selain dari pada itu terjadi arus balik/aliran terhambat di bagian hilir antara kali kuncir kiri dan kanan, saluran selumbung, saluran sudirman dengan kali kedung soko.
Kejadian tersebut diatas di sebabkan kecepatan aliran kali kedungsoko yang lebih besar dari pada keempat saluran yang bertemu, kondisi tersebut diatas akan lebih terasa apabila terjadi curah hujan maksimum.