Program penyehatan PDAM meliputi beberapa proses, yaitu:
C. Aspek Kelembagaan Pelayanan Air Limbah
II. Usulan dan Prioritas Program
Berikut ini adalah rekomendasi yang diberikan dalam bentuk matrik tentang Kebijakan, Strategi dan Rencana Tindak dalam Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Limbah:
Tabel V - 9
Matriks Kebijakan, Strategi dan Rencana Tindak Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Limbah
No Kebijakan Strategi Rencana Tindak
1 Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui sistem on site maupun sistem off site diperkotaan dan Pedesaan
a. Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah untuk mencapai standard pelayanan minimal di perkotaan
b. Pengembangan pelayanan sistem air limbah terpusat di perkotaan secara bertahap berdasarkan tanggap kebutuhan (demand responsive)
c. Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah yang dikelola oleh BUMD dan dinas d. Prioritas pembangunan pada
masyarakat daerah miskin dan rawan penyakit terkait air e. Mendorong kerjasama antar
kota/kabupaten dalam upaya melindungi badan air dari
Meningkatkan kapasitas pengolahan melaui pembangunan IPAL paket
Meningkatkan pelayanan Air limbah melalui sistem terpusat (sewerage)
Melakukan pembinaan teknis dalam peningkatan peran pemerintah propinsi, kota/kab dalam
pegembangan prasarana dan sarana air limbah
Memprioritaskan pembangunan prasarana dan sarana air limbah untuk masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan
Melakukan optimalisasi, rehabilitasi dan ekstensifikasi PS Air Limbah (IPAL & IPLT)
Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis dalam peningkatan kerja PS air limbah
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
No Kebijakan Strategi Rencana Tindak
pencemaran air limbah permukiman
pengetahuan dan teknologi tepat guna dalam bidang pegelolaan air limbah; termasuk pengembangan biogas limbah ternak dan tahu.
Menyelenggarakan pembinaan & bimbingan teknis dalam peningkatan PS air limbah untuk daerah tertentu: daerah endemi, daerah bencana dan daerah terpencil. 2 Peningkatan Pembiayaan pembangunan PS Air Limbah Permukiman a. Mendorong peningkatan alternative sumber
pembiayaan yang murah dan berkelanjutan
b. Mendorong peningkatan prioritas pendanaan pemerintah daerah dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah c. Meningkatkan pembiayaan
melalui kemitraan pemerintah dan swasta d. Penyelenggaraan PS air
limbah berbasis masyarakat (Community Based
Development)
Mendorong peningkatan pembiayaan pengelolaan air limbah
Mendorong peningkatan dan fasilitasi kerjasama Pemerintah dan swasta (KPS) dalam penyelenggaraan air limbah 3 Meningkatkan peran serta Masyarakat dalam penyelenggaraa n Pengembangan sistem Pengelolaan air limbah a. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah c. Meningkatkan peran serta
badan usaha swasta dan koperasi dalam
pembangunan dan pengelolaan air limbah
Menyelenggarakan sosialisasi dan kampanye dalam pendidikan
lingkungan dan kepedulian lingkungan
Mendorong pembangunan PS Air Limbah berbasis masyarakat
Menyelenggarakan deseminasi dan sosialisasi norma, standard, pedoman dan manual bidang air limbah
Memberikan Bantuan teknis pembangunan air limbah berbasis masyarakat
4 Penguatan kelembagaan
a. meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dan antar wilayah dalam
pembangunan air limbah b. Fasilitasi peningkatan
manajemen pembangunan air limbah di daerah
c. Fasilitasi peningkatan pengelolaan air limbah melalui pelatihan dan pendidikan SDM yang kompeten
Memberikan Bantuan teknis
penyelenggaraan kelembagaan PS air limbah
Fasilitasi dan memberikan bantuan teknis dalam pembentukan badan pengelola air limbah
Meningkatkan koordinasi dengan sector lain
Mendorong peningkatan kemauan politik pemerintah dalam penanganan air limbah
Melaksanakan peningkatan pengawasan kualitas air limbah pemukiman
Menyelenggarakan peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM (sumber daya manusia)
5 Pengembangan Perangkat Peraturan dan
a. Revisi peraturan perundang-undangan yang melakukan pengaturan terhadap BUMD
Melakukan pengembangan perangkat hukum antara lain : PP, Permen, standard, pedoman dan manual (SPM)
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
No Kebijakan Strategi Rencana Tindak
Perundang-undangan
yang bergerak dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah b. Peningkatan forum nasional
pengelolaan air limbah dalam mendorong pelaksanaan pengaturan yang lebih baik c. Meningkatkan tersedianya
NSPM dalam pengembangan sistem pembuangan air limbah
dalam penyelenggaraan sistem air limbah pemukiman
Fasilitasi (Bantuan Teknis) penyusunan Perda dalam
penyelenggraan sistem Air Limbah Permukiman
Sumber: Hasil Analisis, 2010
Berdasarkan target dan sasaran tersebut, maka program dan kegiatan usulan untuk tahun anggaran 2012-2016 selain penyusunan safeguard dampak lingkungan pada sub bidang air limbah (sanitasi), yaitu:
1. Pembangunan Biogas limbah Ternak dan tahu 2. Pembangunan IPLT
3. Pengadaan truk Tinja 4. Pembangunan MCK
5. Peningkatan sarana jamban dengan pendekatan Community Lets Total Sanitations (CLTS) 6. Pengadaan Incenerator
7. Pengelolaan air limbah
8. Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) III. Kegiatan dan Rincian
Pengolahan limbah biogas pada limbah ternak dan tahu merupakan langkah baru dalam pengelolaan air limbah, baik bersifat on site maupun off site di perkotaan dan perdesaan. Hal ini mengingat limbah ternak dan tahu yang jumlahnya cukup banyak untuk dikelola agar tidak mengganggu lingkungan, bahkan lebih bermanfaat. Untuk itu diperlukan sarana pengolahan limbah biogas setingkat kabupaten selain pengolahan lumpur tinja yang dirasa mendesak keberadaannya.
Permasalahan dan kondisi yang berkembang dalam pengelolaan lumpur tinja di Indonesia, memerlukan suatu kebijakan dan strategi yang spesifik untuk dapat memelihara, mengembangkan dan meningkatkan pengelolaan lumpur tinja. Kantor Menteri Negara Pekerjaan Umum dalam rangka pengelolaan lumpur tinja 2001/2005 menetapkan suatu kebijakan dalam pengelolaan lumpur tinja di wilayah perkotaan dan perdesaan, yang memerlukan keterlibatan semua stakeholder.
Kebijakan bidang lumpur tinja diperkotaan dapat dijelaskan sebagai berikut: Pengolahan lumpur tinja diprioritaskan pada kawasan yang sangat padat diperkotaan.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Nganjuk 2015-2019
Bantuan Pemerintah Pusat diberikan untuk pemantapan kelembagaan melalui pembinaan teknis di bidang manajemen pengolahan lumpur tinja dan bantuan peralatan berikut fasilitas pendukungnya kepada daerah yang betul-betul membutuhkan dan belum memiliki kemampuan sumber daya maupun manajemennya.
Untuk tingkat kabupaten, pembangunan prasarana dan sarana lumpur tinja diusahakan dengan sistem terpusat dan semaksimal mungkin menggunakan prinsip pemulihan biaya, dengan prioritas pelayanan pada kawasan hunian dengan kepadatan bangunan yang tinggi dan dengan permukaan air tanah yang tinggi.
Penanganan lumpur tinja di kawasan permukimam pada dasarnya adalah tanggung jawab masyarakat sendiri, sedangkan fasilitas penunjangnya dapat dibantu atau disediakan oleh Pemerintah Daerah tanpa atau dengan bantuan Pemerintah Pusat, ataupun kerja sama dengan pihak swasta.
Konsep dasar yang dapat digunakan dalam menangani lumpur tinja di kawasan perumahan dan permukiman adalah bagaimana mengelola lumpur tinja secara terintegrasi, sehingga tepat guna (efektif), berdaya guna (efisien) dan terjangkau serta dapat dioperasikan secara berkelanjutan, dengan bertumpu kepada kemitraan antara masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.
Sedangkan kebijaksanaan lumpur tinja di perdesaan adalah:
Bantuan pemerintah untuk pengelolaan lumpur tinja perdesaan dilaksanakan melalui Inpres (saat ini DAU) dan program sektoral.
Pengelolaan lumpur tinja pedesaan melalui program sektoral terutama diprioritaskan untuk penyediaan sarana pembuangan lumpur tinja setempat, di desa permukiman transmigrasi, permukiman nelayan, desa-desa pusat pertumbuhan, desa rawan penyakit dan rawan bencana atau desa kritis lainnya, baik secara individual maupun komunal.
Berdasarkan kepada kondisi yang berkembang dan kebijakan pengelolaan lumpur tinja, terdapat 4 (empat) pendekatan strategis dalam pengelolaan lumpur tinja terkait dengan fungsionalisasi IPLT, antara lain: