• Tidak ada hasil yang ditemukan

N. Ruang USG

2.2 Asuransi Kesehatan

2.2.1 Pengertian Asuransi Kesehatan

Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris yaitu insurance, dengan akar kata in-sure yang berarti memastikan. Dalam konteks asuransi kesehatan, pengertian asuransi kesehatan adalah memastikan seseorang yang menderita sakit akan mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan tanpa harus mempertimbangkan keadaan kantongnya. Dalam hal ini ada pihak yang menjamin atau menanggung tarif pelayanan orang tersebut yang dikenal dengan asadur.

Asuransi Sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya. Prinsip asuransi sosial meliputi : (UU SJSN No. 40 Tahun 2004).

a. Kegotongroyongan antara yang kaya dan miskin, yang sakit dan sehat, yang kaya dan miskin, yang berisiko tinggi dan rendah

b. Kepesertaan yang bersifat wajib dan tidak selektif c. Iuran berdasarkan persentase upah/penghasilan d. Bersifat nirlaba

Menurut sifat kepesertaannya, asuransi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : Asuransi yang bersifat wajib dan sekarela. Sifat kepesertaan ini terkait dengan kewajiban membayar premi yang bersifat wajib atau sukarela. Sistem asuransi dengan kepesertaan wajib disebut asuransi sosial, sedangkan asuransi yang kepesertaannya sukarela, digolongkan sebagai asuransi komersial karena tidak ada kewajiban seseorang untuk ikut atau membeli asuransi.

Jaminan kesehatan adalah salah satu bentuk perlindungan kesehatan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Jaminan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan yaitu pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai lainnya. Manfaat jaminan kesehatan ini diberikan kepada fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta yang menjalin kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosisal. Jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. (UU SJSN No. 40 Tahun 2004).

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disebut dengan BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. (Undang-Undang BPJS No. 24 Tahun 2011).

Peserta

Premi Pelayanan

Imbal Jasa

Badan Asuransi Penyedia Pelayanan

Dari ilustrasi diatas dapat dilihat ada dua elemen utama terselenggaranya asuransi yaitu ada pembayaran premi/iuran dan manfaat pelayanan. Kedua elemen yang mengikat peserta dan asuradur. Peserta membayar premi kepada badan asuransi yang bekerja sama dengan penyedia pelayanan kesehatan, dengan premi yang dibayarkan tersebut maka peserta mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kontrak kesepakatan, perusahaan asuransi berperan sebagai perantara. Pada hakikatnya dalam asuransi, secara umum, para pihak memiliki hak dan kewajiban sebagaimana layaknya sebuah kontrak.

2.2.2 Manfaat Asuransi Kesehatan

Prinsip asuransi sesungguhnya sangat sederhana, yaitu sejumlah besar orang sepakat menanggung risiko perorangan menjadi risiko bersama, agar kerugian menjadi lebih ringan. Manfaat asuransi adalah mengeliminasi beban finansial yang dihadapi peserta ketika jatuh sakit untuk membeli pelayanan kesehatan. Keadaan sakit merupakan sesuatu yang tidak pasti (uncertainty), tidak teratur dan mungkin jarang terjadi. Tetapi bila peristiwa tersebut benar-benar terjadi, implikasi tarif pengobatan dapat demikian besar dan membebani ekonomi rumah tangga. Kejadian sakit yang mengakibatkan bencana ekonomi bagi pasien atau catastrophic illnes (Murti, 1999). Manfaat Asuransi Kesehatan menurut Murti (1999), adalah :

1. Membebaskan dari kesulitan membayar dana tunai 2. Tarif kesehatan dapat dikendalikan

3. Mutu pelayanan dapat dijaga 4. Tersedianya data kesehatan

2.2.3 Sejarah Asuransi Kesehatan di Indonesia

Pemerintah Indonesia sudah mulai memperkenalkan asuransi sejak tahun 1947, dua tahun setelah Indonesia merdeka. Asuransi Kesehatan berkembang dimulai dengan asuransi sosial dalam bidang kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pada waktu itu pemerintah mewajibkan semua perusahaan untuk mengasuransikan karyawannya terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja, namun situasi keamaan negeri pasca kemerdekaan yang belum stabi, maka upaya tersebut belum memungkinkan untuk terlaksana dengan baik.

Upaya pengembangan asuransi kesehatan yang lebih sistematis mulai diwujudkan di tahun 1968 dengan tujuan sebagai jaminan pemeliharaan kesehatan yang ditujukan untuk pegawai negeri termasuk pensiunannya, ABRI, beserta dengan seluruh anggota keluargannya dan lebih dikenal dengan nama Asuransi Kesehatan Nasional. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik , pada tahun 1984 pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan yang berisi penerima layanan kesehatan adalah PNS, ABRI, dan pejabat negara dengan seluruh anggota keluarganya

Program asuransi kesehatan awalnya dikelola oleh suatu badan di Departemen Kesehatan yang dikenal dengan Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK), karena masalah birokrasi dan manajemen yang kurang baik sehingga kurang memuaskan para pemangku kepentingan, maka asuransi kesehatan dikelola oleh Perusahaan Umum (Perum) yang dikenal dengan Perum Husada Bakti (PHB).

Sebagai salah satu asuransi kesehatan di Indonesia, pada tahun 1992 status perusahaan umum atau perum dikonversi menjadi Perusahaan Perseroan atau PT (Persero) yang disingkat dengan PT Askes (Persero), dengan beberapa pertimbangan seperti dengan status persero askes memiliki keleluasaan lebih banyak dalam mengelola asset dan memperluas kepesertaan kepada sektor swasta, fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan serta adanya kontribusi pemerintah yang bernegosiasi bahwa persero harus melakukan kepentingan pelayanan kepada peserta asuransi dan membuat manajemen menjadi lebih mandiri.

Pada awalnya asuransi kesehatan mewajibkan iuran sebesar 5% dari upah, selanjutnya iuran diturunkan menjadi 2% yang harus dibayar oleh pegawai negeri, sementara pemerintah sebagai majikan tidak membayar iuran. Di tahun 2004, pemerintah mulai membayar 5% dari gaji yang secara bertahap dinaikkan menjadi 2% untuk memulai SJSN, sehingga total iuran asuransi kesehatan bagi pegawai negeri menjadi 4% sampai tahun 2013.

Tahun 2005, menteri kesehatan menunjuk PT. Askes persero sebagai penyelenggara sebuah program jaminan kesehatan yang dikhususkan bagi masyarakat yang tidak mampu. Askes bertugas untuk mengelola sistem keanggotaan serta pelayanan dasar kesehatan beserta rujukannya. Askes berusaha memfokuskan badan usaha mereka untuk membantu pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu sehingga seluruh lapisan masyarakat bisa merasakan pelayanan yang sama.

Tahun 2008, Askes berubah nama menjadi Jamkesmas yang berarti Jaminan Kesehatan Masyarakat. Jamkesmas memiliki beberapa prinsip dalam

menjalankan sistemnya seperti pelayanan kesehatan dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, prinsip yang dijalankan mengacu pada asuransi kesehatan sosial, serta diselenggarakan di seluruh Indonesia secara serentak dengan asas gotong royong sehingga dapat terjadi subsidi silang. Pengelolaanya pun dilakukan secara transparan dan hati-hati.

PT ASKES (Persero) dan PT JAMSOSTEK (Persero) yang sekarang telah bertransformasi menjadi BPJS merupakan salah satu asuransi kesehatan terbaik di Indonesia yang dikelola oleh negara yang beralih dari badan usaha milik negara menjadi badan hukum publik. BPJS Kesehatan mulai 1 Januari 2014 dan BPJS Ketenagakerjaan mulai 1 Juli 2015. Seluruh peserta jaminan kesehatan yang berasal dari ASKES, JAMKESMAS, JAMSOSTEK, akan berganti nama menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).