Lampiran I. Pedoman Wawancara Mendalam
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN DEPTH INTERIEW) 1. Panduan Wawancara Mendalam Kepada Petugas Verifikator INA-CBG’s I. Identitas Informan
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Tanggal Wawancara : 5. Pekerjaan : II. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana gambaran pelaksanaan INA-CBG‟s di Rumah Sakit Siti Hajar ?
2 Apakah klaim yang diajukan oleh rumah sakit kepada BPJS dibayar sesuai dengan yang diajukan?
3 Darimanakah pendapat rumah sakit jika klaim yang diajukan lebih rendah dari pada yang diterima?
4 Apa saja yang menjadi faktor pembeda tarif riil dengan tarif klaim INA-CBG‟s?
5 Apakah perbedaan pelayanan berjumpa dokter dengan tidak bertemu dokter?
6 Apa yang menyebabkan Rumah Sakit Siti Hajar tetap memberikan pelayanan fisioterapi padahal dari segi tarif merugi? 7 Apa resiko yang diterima Rumah Sakit Siti
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN DEPTH INTERIEW) 2. Panduan Wawancara Mendalam Kepada Mahasiswa Praktik Program Studi D3 STIKES Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan
I. Identitas Informan
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Tanggal Wawancara : 5. Pekerjaan : II. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang bisa dilakukan mahasiswa praktik program studi D3 fisioterapi selama menjalankan praktik di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan?
2 Bagaimana cara mahasiswa memberikan diagnosis kepada pasien fisioterapi?
3 Apakah Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan memiliki Standard Operational Prosedure (SOP) dalam memberikan pelayanan kepada pasien ?
4 Apakah Standard Operational Prosedure (SOP) yang ada bisa dijalankan dalam memberikan pelayanan kepada pasien fisioterapi?
5 Kendala apa saja yang dialami dalam menjalankan Standard Operational Prosedure (SOP) pelayanan fisioterapi?
6 Berapa tarif yang ditetapkan untuk pelayanan fisioterapi di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan?
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN DEPTH INTERIEW) 3. Panduan Wawancara Mendalam Kepada Mahasiswa Praktik Program Studi S1 STIKES Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan
I. Identitas Informan
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Tanggal Wawancara : 5. Pekerjaan : II. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang bisa dilakukan mahasiswa praktik program studi D3 fisioterapi selama menjalankan praktik di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan?
2 Bagaimana cara mahasiswa memberikan diagnosis kepada pasien fisioterapi?
3 Apakah Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan memiliki Standard Operational Prosedure (SOP) dalam memberikan pelayanan kepada pasien ?
4 Apakah Standard Operational Prosedure (SOP) yang ada bisa dijalankan dalam memberikan pelayanan kepada pasien fisioterapi?
5 Kendala apa saja yang dialami dalam menjalankan Standard Operational Prosedure (SOP) pelayanan fisioterapi?
6 Berapa tarif yang ditetapkan untuk pelayanan fisioterapi di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan?
PANDUAN WAWANCARA MENDALAM (IN DEPTH INTERIEW) 4. Panduan Wawancara Mendalam Kepada Terapis/Pegawai Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan
I. Identitas Informan
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Tanggal Wawancara : 5. Pekerjaan : II. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang bisa dilakukan mahasiswa praktik program studi D3 fisioterapi selama menjalankan praktik di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan? 2 Bagaimana menurut saudara pelaksanaan praktik
mahasiswa STIKES Fisioterapi di Klinik Fisisoterapi Siti Hajar ini?
2 Bagaimana cara mahasiswa memberikan diagnosis kepada pasien fisioterapi?
4 Apakah Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan memiliki Standard Operational Prosedure (SOP) dalam memberikan pelayanan kepada pasien ? 5 Apakah Standard Operational Prosedure (SOP) yang
ada bisa dijalankan dalam memberikan pelayanan kepada pasien fisioterapi?
6 Kendala apa saja yang dialami dalam menjalankan Standard Operational Prosedure (SOP) pelayanan fisioterapi?
Lampiran IV. Dokumentasi Penelitian
Komponen Tarif / Faktur Tagihan Fisioterapi RS. Siti Hajar
Azwar, Azrul. 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : Binarupa Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Bimariotejo. 2009. Low Back Pain (LBP). www.backpainforum.com Diambil Tanggal 13 Desember 2016.
BPJS Kesehatan. 2014. Info BPJS Kesehatan. Jakarta Pusat: BPJS Kesehatan.
Fatimah, T. 2010 Faktor Yang Berhubungan Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada Karyawan Bagian Penjahitan PT Intigarmindo Persada
Jakarta Tahun 2010. Diunduh dari URL :
https://library.upn.ac.id. Diambil : 3 April 2017)
Gede N, Desak. 2015. Gambaran Penerapan Sistem Indonesian Case Based Groups Pada Rumah Sakit Provider Bpjs Kesehatan Di Kabupaten Badung Tahun 2015. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Idyan, Z. 2008. Hubungan Lama duduk Saat Perkuliahan dengan
Keluhan Low Back Pain. http://www.diskdronline.com/news/2/. Diakses tanggal 13 Desember 2016.
Jacob, P. 1997. The Economics of Health and Medical Care 4th edition, Marryland, hal. 157-62, 384.
Maher, Salmond, Pellino. 2002. Low Back Syndrome . Philadelpia. FA Davis Company
Mills, Anne. 1990. Ekonomi Kesehatan Untuk Negara – Negara Sedang Berkembang. Indonesia. : Dian Rakyat
Murti, Bhisma .1999. Dasar-dasar asuransi kesehatan. Yogyakarta: Kanisius Maher,
Notoatmodjo, Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kemenkes RI. 2004. Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
___________. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan No. 269 tentang Rekam Medis.
___________. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
__________.2012. Pelatihan Jaminan Kesehatan Bagi Petugas Rumah Sakit. Jakarta : Kemenkes RI
___________. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan No. 55 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Rekam Medis .
___________. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan No. 80 Tahun 2013 tentang Pekerjaan dan Praktik Fisioterapi
__________. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Sistem INA-CBG’s.
___________. 2014 Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan JKN
___________. 2016 Peraturan Menteri Kesehatan No. 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan dalam Penyelenggaraan JKN
Septiawan, Heru. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Bangunan di PT Mikroland Property Development Semarang . 2012. Skripsi: Fakultas Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Semarang. Shocker, M. (2008). Pengaruh Stimulus Kutaneus: Slow-Stroke Back
Massage terhadap Intensitas Nyeri Osteoarthritis. http://www.scribd.com. Diambil Tanggal 13 Desember 2016.
Soeharso. 1978. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
Sujanto, Agus .2007. Psikologi Perkembangan, Jakarta : Rineka Cipta Suma‟mur, P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(HIPERKES). Jakarta
Thabrani, Hasballah. 2014. Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
WHO (2005). Achieving universal health coverage: Developing the health financing system. Technical brief for policy-makers. Number 1, 2005. World Health Organization, Department of Health Systems Financing, Health Financing Policy
Wijayanti, A. 2013. Analisis Perbedaan Tarif Paket INA-CBG’s Pada Pembayaran Klaim Jamkesmas Pasien Rawat Inap Di RSUD
Kabupaten Sukoharjo. (Journal)
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menghitung tarif yang ditetapkan rumah sakit dengan tarif klaim Indonesia Case Base Groups (INA-CBG’S), dan penelitian kuatitatif dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Swasta Siti Hajar Medan yang terletak di Jalan Letjend Jamin Ginting No 2, Medan Baru, Kota Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016 s/d selesai 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
3.3.2 Sampel Penelitian
Menurut (Arikunto, 2006) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Sampling Insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu data primer dan data sekuder.
3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara mendalam secara langsung ke lapangan mengenai pelaksanaan INA-CBG‟s Prosedur Terapi Fisik dan Prosedur Kecil Muskuloskletal Rumah Sakit Siti Hajar Medan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti (Sugiyono, 2005). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data dan berkas electronic klaim (E-Klaim), dan rekam medis pasien fisioterapi Rumah Sakit Swasta Siti Hajar Medan
3.5 Definisi Operasional
2. Tarif yang Ditetapkan Rumah Sakit adalah tarif yang besaran tarifnya telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit sendiri.
3. Selisih adalah perbedaan tarif antara tarif klaim INA-CBG’s dengan tarif yang ditetapkan rumah sakit rumah sakit
4. Untung adalah pendapatan melebihi hasil biasa/harga pokok. 5. Rugi adalah tidak mendapatkan untung
3.6 Informan Penelitian
Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Verifikator INA-CBG‟s Rumah Sakit Siti Hajar
2. Mahasiswa Praktik Program Studi D3 STIKES Fisioterapi Siti Hajar 3. Mahasiswa Praktik Program Studi S1 STIKES Fisioterapi Siti Hajar 4. Pegawai/Terapis Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar
3.7 Instumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Pedoman Wawancara Mendalam 2. Perekam Suara
3. Kamera
3.8 Teknik Validasi Data
Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu di luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut (Moleong, 2008) Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informan tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.
3.9 Metode Analisis Data
Analisis data untuk wawancara mendalam dalam penelitian ini mengutip konsep yang diberikan Miles and Huberman (1992), yang mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas:
1. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
2. Penyajian data
3. Verifikasi atau penarikan kesimpulan
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Siti Hajar Medan
Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia sehingga mendorong untuk segera menyediakan fasilitas kesehatan. Atas kesadaran tersebut pada tanggal 20 Juli 1986 didirikan rumah sakit umum Siti Hajar yang berlokasi di Jalan Letjend Jamin ginting No. 2 Padang Bulan Medan. Berdasarkan Akte Notaries Nyonya Chairani Bustami, SH nomor 41 tanggal 16 Juli 1986, dengan adanya izin dari Dinas Kesehatan No.440/9893/PK/RS/1993. Untuk Mengetauhi lebih luas peranan dan keadaan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan sejak didirikan hingga saat ini sejenak dilihat perkembangan yang sangat fungsional dalam pelayanan kesahatan masyarakat dalam upaya penyembuhan dan pencagahan terhadap penyakit serta upaya peningkatan penyembuhan terhadap penyakit.
Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, maka pada tanggal 20 juli 1986 diresmikan menjadi Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan sebagai salah satu rumah sakit umum di Sumatera Utara, yang siap memberikan pelayanan jasa medis serta penyediaan fasilitas keshatan yang lebih lengkap dan sarana kesehatan. Antara lain berbagai fasilitas yaitu ruang perawatan, pelayanan rumah sakit, serta fasilitas diagnostik khusus dan pelayanan Jamsostek.
4.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit 4.1.2.1 Visi
Visi Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah : “RSU Siti Hajar Medan
menjadi lembaga kesehatan RS rujukan terpercaya, terbaik dan bermutu dengan mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan”
4.1.2.2 Misi :
Misi Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah :
1. Melaksanakan pelayanan prima yang terpadu, cepat, menyenangkan, proaktif, paripurna, berkesinambungan dan bermutu.
2. Menjadikan sarana dan prasarana RS (fasilitas RS) yang tepat guna dan berdaya guna.
3. Melakukan efesiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya. 4. Mengikuti perkembangan IpTekDokKes.
5. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SDM yang berkesinambungan. 6. Memberikan nilai tambah pendapatan bagi RS.
4.1.3 Motto
Motto Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah : “ Dengan penerapan 6S
(Senyum Tulus, Salam, Sapa, Sopan, Sabar, Santun) diharapkan kesembuhan dan kepuasan pasien dan keluarga adalah sebagai wujud kebahagiaan kami ”
4.1.4 Tujuan
Meningkatkan sumber daya RSU Siti Hajar Medan sesuai dgn standar dan peraturan pemerintah yang berlaku, dengan tetap melaksanakan efisiensi dan efektifitas.
4.1.5 Tata Nilai
4.1.6 Prinsip 1. Kerja Ikhlas 2. Kerja Keras 3. Kerja Cerdas 4. Kerja Antusias 5. Kerja Tuntas
“SITI HAJAR”
4.1.7 Lokasi Rumah Sakit :
Rumah Sakit Siti Hajar Medan terletak di : a. Jalan : Letdjen Jamin Ginting No. 2A b. Kelurahan : Merdeka
c. Kecamatan : Medan Baru d. Kota : Medan 4.1.8 Skala Usaha dan Kegiatan 4.1.8.1 Kapasitas Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Siti Hajar didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan kepada masyarakat khususnya di Kecamatan Medan Baru dan Kota Medan. Rumah Sakit Umum Siti Hajar memiliki luas lahan 1440 m², dengan luas bangunan sebesar 1120 m² dengan bangunan terdiri dari 3 lantai. Dalam menjalankan kegiatan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Siti Hajar mampu melayani 42 pasien rawat inap dengan 15 ruang pasien yang disediakan. Tabel 4.1 Jenis Ruangan Rumah Sakit Umum Siti Hajar
No Jenis Ruangan Jumlah Tempat Tidur /Ruangan
Jumlah Ruangan
Keterangan
1 VIP 3 3 Kondisi Baik
2 Kelas I 6 3 Kondisi Baik
3 Kelas II 24 4 Kondisi Baik
4 Ruang Anak 6 1 Kondisi Baik
5 Ruang Baby 2 Box 1 Kondisi Baik
6 Ruang OK 1 Kondisi Baik
7 Ruang VK 1 Kondisi Baik
8 Ruang Recovery
1 Kondisi Baik
Total 42 15
4.1.8.2 Jenis Pelayanan Dan Kegiatan Rumah Sakit
Jenis pelayanan fungsional Rumah Sakit Umum Siti Hajar yaitu : Tabel 4.2 Jenis Pelayanan Rumah Sakit Umum Siti Hajar
No Jenis Pelayanan Keterangan
1 Instalasi Gawat Darurat (IGD) Layak Pakai
2 Instalasi Bedah Layak Pakai
3 Instalasi Kandungan Layak Pakai
4 Instalasi Rawat Inap Layak Pakai
5 Instalasi Rawat Jalan Layak Pakai
6 Instalasi Gizi Layak Pakai
7 Instalasi Farmasi Layak Pakai
8 Instalasi Laboratorium Layak Pakai
9 Instalasi Radiologi Layak Pakai
10 Instalasi Sanitasi/ Lingkungan Hidup Layak Pakai
11 Loundry Layak Pakai
12 Instalasi Fisioterapi Layak Pakai
13 Instalasi Administrasi Layak Pakai
Sumber : Rumah Sakit Umum Siti Hajar, 2014
4.1.9 Pelayanan Unggulan RSU. Siti Hajar Medan 4.1.9.1 Fisioterapi
Jenis Pelayanan Fisioterapi :
a. Nyeri punggung bawah (Low Back Pain)
b. Rematik dan Arthritis sendi lutut, bahu, lengan, dll c. Stroke, Bell Palsy
d. Myalgia (Nyeri otot)Nyeri kekakuan leher e. Gangguan fungsi gerak dan fungsional, dll 4.1.9.2 Poli Paru
4.1.10 Penggunaan Energi
Sumber energi yang digunakan untuk kegiatan Rumah Sakit Umum Siti Hajar berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Untuk mengantisipasi terputusnya arus listrik dari PLN sewaktu operasional industri berlangsung, disediakan generator listrik sebagai cadangan sumber daya listrik. Secara rinci penggunaan energi kegiatan Rumah Sakit Umum Siti Hajar yaitu :
Tabel 4.3 Penggunaan Energi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan
No Penggunaan Energi Kapasitas Terpasang
Pemakaian Rata-Rata
Sumber
1 Listrik 17.600 VA 3.758 kVA PLN
2 Generator 1.500 - -
Sumber : Rumah Sakit Umum Siti Hajar, 2014
4.1.11 Penggunaan Air
Air yang digunakan untuk kegiatan operasional Rumah Sakit Umum Siti Hajar dalam berbagai keperluan berasal dari Air PDAM. Rincian penggunaan air untuk kegiatan Rumah Sakit Umum Siti Hajar yaitu :
Tabel 4.4 Penggunaan Air di Rumah Sakit Umum Siti Hajar
No Jenis Kegiatan Asal/Sumber Volume (m³/bulan)
Persentase (%)
1 Kamar PDAM 10 44
2 Laundry PDAM 6,7 30
3 Dapur PDAM 3 13
4 Kantor PDAM 3 13
JUMLAH 22,7 100
Gambar 4.1 Neraca Penggunaan Air di Rumah Sakit Umum Siti Hajar 4.1.12 Pemanfaatan Lahan
Rumah Sakit Umum Siti Hajar memiliki luas lahan 1440 m², dengan luas bangunan sebesar 1120 m² dengan bangunan terdiri dari 3 lantai. Bangunan Rumah Sakit Umum Siti Hajar memiliki lahan Parkir, Taman, Ruang Kantor, Apotik, Laboratorium, Dapur, Laundry, Gudang, Musollah, Kamar Mandi serta memiliki Ruang Pasien, Ruang VIP, Ruang Gawat Darurat, Ruang Periksa, Ruang Bersalin, Ruang Periksa Gigi, Ruang Suntik, dan Ruang Rontgen. Penggunaan Lahan Rumah Sakit Umum Siti Hajar disajikan secara lengkap pada tabel 5 berikut :
Kamar 10 m³/bulan
Kantor 6,7 m³/bulan
Laundry 3 m³/bulan
Dapur 3 m³/bulan
Septik Tank 16,7 m³/bulan
PDAM
22,7 m³/bulan
Drainase 6 m³/bulan
Tabel 4.5 Penggunaan Lahan Rumah Sakit Umum Siti Hajar
Jenis Penggunaan Luas Areal
m² %
I. Lahan tertutup bangunan 1. Bangunan Utama :
a. Kantor
b. Ruang Pelayanan c. Dapur
d. Loundry II. Lahan Terbuka
a. Lahan Parkir & Jalan b. Taman & lahan terbuka
16 m² 847,5 m² 22 m² 42,5 m² 120 m² 72 m² 1, 75,7 1,9 3,8 10,7 6,4
Luas Lahan Yang Dimiliki (M2) 1120 m² 100
Sumber : Rumah Sakit Umum Siti Hajar, 2014
4.1.13 Jenis Peralatan Rumah Sakit
Jenis peralatan atau instrumen medis dan non medis yang digunakan untuk operasional Rumah Sakit Umum Siti Hajar yaitu :
Tabel 4.6 Jenis Peralatan Medis Rumah Sakit Umum Siti Hajar
No Nama Barang Jumlah Keterangan
A.Ruang Perawatan I
1 Tenis Meja 1 Baik
2 Stetescope 1 Baik
3 Termometer 1 Baik
4 Gilingan Obat 1 Baik
5 Baskom Stenles 3 Baik
6 Reflex Hamer 1 Baik
7 Baki Stenles 1 Baik
8 Tromel Gas 1 Baik
9 Com Stenles 1 Baik
10 Nald Folder 1 Baik
11 Gunting Verban - -
12 Gunting Aff Heacting - -
13 Pinset - -
14 Gunting Kecil Runcing - -
15 Regulator - -
17 Urinai 3 Baik
18 Senter 1 Baik
19 Telpon 1 Baik
20 Ember 2 Baik
21 Baskom Mandi Pasien 1 Baik
22 Pemadam Kebakaran 1 Baik
23 Kaca Hias 1 Baik
24 Nebulezer 1 Baik
B.Ruang Perawatan II
1 Partus Set 1 Set Baik
2 Curretage Set 1 Set Baik
3 Alat Vacum Set 1 Set Baik
4 Gunting Aff Hecting 1 Baik
5 Cocor Bebek 3K, S, B Baik
6 Shim speculum 3K, S, B Baik
7 Hegar Set 1 Set Baik
8 Bak Instrumen Stenles Besar 1 Baik
9 Bak Instrumen Sedang Putih 1 Baik
10 Bak Instrumen Stenles Kecil 1 Baik
11 Monoral 2 Baik
12 Trome Kecil Steinles 1 Baik
13 Baki Steinles 1 Baik
14 Timbangan Bayi 2 Baik
15 Stetescope Baby - -
16 Stetescope Biasa Hitam 1 Baik
17 Meteran Oxigen 1 Baik
18 Dapton 1 Baik
19 Near Beken 1 Baik
20 Piring Plasenta 1 Baik
21 Baskom Stenles Sedang 2 Baik
22 Suction 1 Baik
23 Tensi Meter Biasa 1 Baik
24 Tensi Meter Digital Microlife 1 Baik
25 Termometer Baby 1 Baik
26 Termometer Biasa 1 Baik
27 Termometer Micrilife 1 Baik
28 Incubator 2 Baik
29 Lampu Sorot 1 Baik
30 Box Baby Kecil 7 Baik
31 Sleam Secher 2 Baik
32 Lampu Merah Infra Red 1 Baik
33 Meja Instrumen 2 Baik
37 Tensi Nova - -
38 Doppler - -
39 Gunting Hecting Kecil - -
40 Gunting Episiotomi 1 Baik
41 Gunting Tali Pusat 1 Baik
42 Ambu Bag + Reservoar Baby 1 Baik
43 Lampu Sorot Vagina 1 Baik
44 Troley 2 Tingkat 1 Baik
45 Timbangan Bayi - -
46 Lampu Emergency 2 Baik
47 Bak Instrumen Besar Stenles 1 Baik
48 Cap Vacum 1 Set Baik
49 Ateri Klem 1 Baik
50 Senter Besar 1 Baik
51 Kipas Angin 1 Rusak
52 Jam Dinding 1 Baik
53 Tempat Tidur 2 Baik
54 Lemari Obat 1 Baik
55 Kulkas Kecil 1 Baik
56 Meja 1 Baik
57 Termos Tea 1 Baik
58 Telephone 1 Baik
59 Sapu 1 Baik
60 Kain Pel 1 Baik
61 Gagang Cukur 1 Baik
62 Kaca Rias 1 Baik
63 Ember Mandi Baby 2 Baik
64 Kelambu Baby Kecil 7 Baik
C.Ruangan IGD / POLIKLINIK
1 Monitor 1 Baik
2 EKG - -
3 Timbangan Baby - -
4 Fif Flow/Microlife 1 Baik
5 Termometer Microlife 1 Baik
6 Tensi Biasa Berdiri/ Duduk 2 Baik
7 Regulator 1 Baik
8 Stetescope 1 Baik
9 Glucotren 1 Baik
10 Korentang 1 Baik
11 Termometer Seventy 1 Baik
12 Klem Lurus Kecil 1 Baik
13 Nald Holder 2 Baik
14 Klem Bengkok Kecil 3 Baik
17 Savel No.4 1 Baik
18 Gunting Af Heacting 1 Baik
19 Vincet Anatomis Panjang 1 Baik
20 Vincet Cirurgis 1 Baik
21 Spiculum Hidung 1 Baik
22 Spiculum Telinga 3 Baik
23 Nier Beken 1 Baik
24 Tromel Gas Bulat 1 Baik
25 Tromel Kecil 1 Baik
26 Bak Instrumen Email 1 Baik
27 Saction 1 Baik
28 Gudel 2 Baik
29 Kom Besar 2 Baik
30 Nebulezer 1 Baik
31 Refleks Hamer 1 Baik
32 Standart Infus 1 Baik
33 Gunting Jaringan 1 Baik
34 Timbangan Digital 1 Baik
35 Ambu 1 Baik
36 Laringos Copy 1 Baik
37 Dispencer 1 Baik
38 Radio 1 Baik
39 Senter 1 Baik
40 Telephon 1 Baik
41 Kulkas 1 Baik
42 Jam Dinding 1 Baik
43 Lampu Emergency 1 Baik
44 Kaca Hias 1 Baik
45 Cok Baygon Electric - -
46 Televesi 1 Baik
47 Tensi Manual 2 Baik
48 Stelisator 1 Baik
49 Tensi Manual 2 Baik
50 Tang Spatei 1 Baik
51 Lampu Sorot Dinding 2 Baik
D.Ruangan Bedah
1 Kom Betadin 3 Baik
2 Neurbeken 1 Baik
3 Dobel Hak 2 Baik
4 Hak 3 Baik
5 Hak Blass 1 Baik
6 Lidah Abdomen 1 Baik
10 Pingset Anatomi 1 Baik
11 Corentang Apendic 1 Baik
12 Nald Pouder 2 Baik
13 Hak Garpu 2 Baik
14 Gunting Lurus 1 Tumpul
15 Gunting Jaringan 3 Tumpul
16 Gunting Benang 1 Baik
17 Hak Dabel 2 Baik
18 Klem Coher 6 Baik
19 Arteri Klem 5 Kurang Baik
20 Arteri Klem Lurus 5 Kurang Baik
21 Klem Koher Lurus 1 Baik
22 Arteri Klem Lurus 8 Baik
23 Arteri Klem Tumpul 8 Kurang Baik
24 Klem Koher Lurus 4 Baik
25 Arteri Klem 1 Baik
26 Speculum Anus 1 Baik
27 Duk Klem 1 Baik
28 Opal Klem 4 Kurang Baik
29 Meja Alat Operasi 2 Baik
30 Meja Duk Operasi 2 Baik
31 Meja Duk Obat 2 Baik
32 Diatermi Set 1 Baik
33 AC 2 Rusak
34 Meja Operasi 2 Baik
35 Mesin Anastesi 2 Baik
36 Bed 1 Baik
37 TV 21 Inchi 1 Baik
38 Sopa Set 1 Set Rusak
39 Kulkas 1 Rusak
40 Dispenser 1 Baik
41 Stelisator 1 Baik
42 Korentang Steril 2 Baik
43 Sucen 2 Baik
44 Lampu Operasi 2 Baik
45 Tromol 6 Baik
46 Senter 1 Baik
47 Monitor 1 Rusak
48 Kepala Oksigen 1 Baik
49 Tabung Oxigen 2 Baik
50 Gunting Plester 1 Baik
51 Sepatu Bot Hitam 3 Baik
52 Sandal 4 Baik
53 Kursi Kecil Roda 1 Baik
56 Kursi Besi 1 Baik
57 Sapu Plastik 1 Baik
58 Kain Pel 2 Sedang
59 Baskom 1 Baik
E. Ruangan Laboratorium
1 Foto Meter 4010 1 Baik
2 Microscope 2 Baik
3 Centri Fuger 1 Baik
4 Alat Hematokrit 1 Rusak
5 Kulkas 2 Baik
6 Foto Meter Colemen 1 Rusak
7 Stabilisator 1 Baik
8 Pipet (Micropipet) 6 Baik
9 Incubator 1 Rusak
10 Hema Citometer 1 Baik
11 Tabung 2 100 Baik
12 Stop Watch 1 Baik
13 Meja 2 Baik
14 Meja Kecil 2 Baik
15 Alat Kaca/ Tempat Cek BTA 1 Baik
16 File Cabinet 1 Baik
17 Kursi Plastik 2 Baik
18 Pipet Wastergen 1 Baik
19 Gunting Hitam 1 Baik
20 Lampu Minyak 1 Baik
21 Bangku Bulat 2 Baik
22 Keranjang/ Tempat Tabung 2 Baik
23 Jereghen Besar 2 Baik
24 Ember Plastik 2 Baik
25 Cok Cabang 1 Baik
26 Pengebat 1 Baik
27 Lamp. Brand Spritus 1 Baik
Sumber : Rumah Sakit Umum Siti Hajar, 2014
Tabel 4.7 Jenis Peralatan Non Medis Rumah Sakit Umum Siti Hajar
No Nama Barang Jumlah Keterangan
A.Dahlia I (satu)
1 Tempat Tidur 2 Baik
2 Kasur 2 Baik
3 Lemari 1 Baik
4 TV 1 Baik
5 Kipas Angin 1 Baik
6 Meja Makan 3 Baik
7 Lukisan 1 Baik
8 Orden 1 Set Baik
B.Dahlia II (dua)
1 Tempat Tidur 2 Baik
2 Kasur 2 Baik
3 Bantal 2 Baik
4 Lemari 1 Baik
5 TV 1 Baik
6 Kipas Angin 1 Baik
7 Meja Makan 2 Baik
8 Lukisan 1 Baik
9 Orden 1 Set Baik
C.Dahlia III (tiga)
1 Tempat Tidur 2 Baik
2 Kasur 2 Baik
3 Bantal 2 Baik
4 Lemari 1 Baik
5 TV 1 Baik
6 Kipas Angin 1 Baik
7 Meja Makan 2 Baik
8 Lukisan 1 Baik
9 Orden 1 Set Baik
D.Cempaka I (satu)
1 Tempat Tidur 2 Baik
2 Kasur & Bantal 4 Baik
3 Jemuran Anduk 1 Baik
4 Lemari 1 Baik
5 TV 1 Baik
6 AC 1 Baik
7 Meja Makan 1 Baik
8 Lukisan 1 Baik
E.Cempaka II (dua)
1 Tempat Tidur 2 Baik
2 Kasur & Bantal 4 Baik
3 Jemuran Anduk 1 Baik
4 Lemari 1 Baik
5 TV 1 Baik
6 AC 1 Baik
7 Meja Makan 1 Set Baik
8 Lukisan 1 Baik
9 Orden 1 Baik
F.Cempaka III (tiga)
1 Tempat Tidur 2 Baik
2 Kasur & Bantal 2 + 2 Baik
3 Lemari 1 Baik
4 AC 1 Baik
5 Meja 1 Baik
6 Lukisan 1 Baik
7 Orden 2 Set Baik
8 Jemuran Kol 1 Baik
9 Kaca Hias 1 Baik
10 TV 1 Baik
G.Ruangan Anak
1 Tempat Tidur 5 Baik
2 Kasur & Bantal 5 Baik
3 Lemari 4 Baik
4 Kipas Angin 1 Baik
5 TV 1 Baik
6 Orden 1 Set Baik
7 Meja 1 Baik
H.Anggrek I (satu)
1 Tempat Tidur 3 Baik
2 Kasur & Bantal 3 Baik
3 Lemari 3 Baik
4 Orden 2 Set Baik
I.Anggrek II (dua)
1 Tempat Tidur 4 Baik
2 Kasur & Bantal 4 Baik
3 Lemari 4 Baik
4 Orden 3 Set Baik
J.Anggrek III (tiga)
1 Tempat Tidur 7 Baik
2 Kasur & Bantal 7 Baik
3 Lemari 7 Baik
4 Kipas Angin 2 Baik
K.Anggrek IV (empat)
1 Tempat Tidur 4 Baik
2 Kasur & Bantal 4 Baik
3 Lemari 4 Baik
4 Orden 1 Baik
5 Kipas Angin 2 Set Baik
L.Recoveri Room (RR)
1 Tempat Tidur 1 Baik
2 Kasur & Bantal 1 Baik
3 Kipas Angin 1 Baik
4 Orden 1 Set Baik
M.Ruangan Radiologi
1 Kaset 35 cm x 3 cm 1 Baik
2 Pesawat Rontgen 1 Baik
3 Tangki Delelover 1 Baik
4 Tangki Fixer 1 Baik
5 Hair Dryer 1 Baik
6 Meja Kontrol 1 Rusak
7 Meja Tulis 1 Baik
8 Bangku Duduk 2 Baik
9 Kaset 30 cm x 40 cm 1 Baik
10 Iluminator (lampu baca) 1 Baik
11 Kaset 24 cm x 30 cm 4 Rusak
12 Kaset 30 x 40 cm 2 Rusak
N.Ruang USG
1 USG 1 Baik
2 EKG 1 Baik
3 Bed Pasien 1 Baik
4 Tilam 1 Baik
5 Bantal Pasien 1 Baik
6 Meja Tulis 1 Baik
7 Kursi Duduk 1 Baik
8 Iluminator (Lampu Baca) 1 Baik
9 Stabizer 1 Baik
4.1.14 Proses Perawatan Pasien
4.1.14.1 Proses Perawatan Pasien Secara Umum
[image:33.595.130.556.234.642.2]Secara garis besar kegiatan proses perawatan pasien di Rumah Sakit Umum Siti Hajar adalah :
Gambar 4.2 Bagan Alur Perawatan Pasien di Rumah Sakit Umum Siti Hajar Pasien Lama / Baru
RM / Pendaftaran Pasien
Poliklinik / IGD
INSTALASI RAWAT
PENUNJANG MEDIS
POLIKLINIK SPESIALIS
KASIR PASIEN
KELUAR SEMBUH
DIRUJUK
MENINGGAL
4.1.14.2 Proses Pelayanan Fisioterapi Pasien JKN di RS. Siti Hajar
Gambar 4.2 Bagan Alur Pelayanan Fisioterapi Pasien JKN di RS. Siti Hajar Pasien
Mendaftar pada BPJS RS. Siti Hajar
Mengambil Berkas Rekam Medis
Menyerahkan kepada Klinik Fisioterapi
Mengantri Sesuai Nomor Antrian
Mengantar Sampai Pintu Klinik Fisioterapi
Fisioterapi
Tabel 4.8 Penggunaan Bahan Bakar Dan Pelumas
No Jenis Bahan Bakar Kebutuhan / Bulan Penanganan Sisa
1 2 3
. Solar
Minyak Tanah Oli
150 liter/bulan 300 liter/bulan Sedikit
Habis Terpakai Habis Terpakai Habis Terpakai Sumber : Rumah Sakit Umum Siti Hajar, 2007
4.1.15 Jenis Alat Angkut Dan Kendaraan
Jenis alat angkut dan kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan pasien dan karyawan yaitu:
Tabel 4.9 Jenis Alat Angkut Dan Kendaraan
No Penggunaan Jenis Kendaraan (Kapal/Colt/Truk/Bus)
Volume / Hari atau Per waktu Periodik
1 2
Pasien Karyawan
Ambulance
Mobil, Sepeda, Motor, Angkutan Umum
Sesuai Kebutuhan Setiap Hari
[image:35.595.117.513.388.500.2]4.1.16 Job Description
Berikut ini akan dijelaskan uraian tugas (job description) yang terdapat pada struktur organisasi RSU Siti Hajar Medan.
1. Direktur
Tugas dan tanggung jawab :
a. Bertanggung jawab dan mengawasi segala kegiatan keadaan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan.
b. Menentukan kebujakan pelaksanaan pelayanan dan menetapkan peraturan untuk manajer-manajer di bawahnya.
c. Mengambil keputusan tertinggi / keputusan terakhir.
d. Menjalankan kebijakan Yayasan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan, membuat laporan tahunan kepada Yayasan Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan berdasarkan laporan-laporan berkala dan incidental dari setiap manajer.
2. Komite Medis
Tugas Komite Medis :
a. Memberikan pelayanan terhadap para pasien. b. Memberikan informasi terhadap para pasien.
c. Membantu para pasien dalam mendapatkan perobatan. 3. Kepala Seksi Pelayanan
Tugas Kepala Seksi Pelayanan :
b. Melaksanakan fungsi manajemen bagian pelayanan dan menunjang medis, pelayanan keperawatan dan pendidikan pelatihan yaitu perencanaan dan penganggaran.
4. Kepala Sub Seksi Pelayanan
Tugas Kepala Sub Seksi Pelayanan :
a. Pengelola bidang pelayanan medis yang meliputi instansi gawat darurat, instansi bedah, instansi kebidanan, dan kandungan, instansi rawat jalan, instansi rawat inap.
b. Pengelola bidang pelayanan medis yang meliputi instansi radiologi, instansi farmasi, instansi gizi, instansi pemeliharaan Rumah Sakit dan instansi laboratorium klinik yang professional.
5. Kepala Sub Seksi Pelayanan Keperewatan Tugas :
a. Pelayanan keperawatan UGD, keperawatan rawat jalan, keperawatan kamar bedah, keperawatan rawat inap.
b. Mengelola dan mengembangkan pelayanan dan keperawatan secara profesional dan bermutu.
c. Memberikan orientasi bagi tenaga perawat baru.
d. Melaksanakan supervisi ke instansi yang berkaitang dengan pelayanan keperawatan.
6. Kepala Sub Seksi Pendidikan dan Pelatihan
a. Melaksanakan pendidikan dan latihan bidang medis maupun manajemen yang dilaksanakan oleh RSU Siti Hajar Medan untuk pegawai sendir atau non pegawai.
b. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan diklat yang diperlukan oleh RSU Siti Hajar Medan.
c. Memberikan bimbingan peserta Praktek Kerja Lapangan, sehingga memberikan manfaat kepada RSU Siti Hajar Medan untuk meningkatkan pelayanan.
d. Koordinasi pembuatan laporan tahunan RSU Siti Hajar Medan . e. Kegiatan administrasi dan pelaporan di lingkungan klat.
7. Bagian Kesekretariatan Tugas Kesekretariatan:
a. Merumuskan kebijakan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pada urusan kepegawaian, ketata usahaan, rekam medik, dan urusan umum.
b. Mengkoordinir pelayanan, mengklaim dan laporan yang berkaitan denganpasien asuransi kesehatan.
8. Kepala Bagian Keuangan Dan Program
Tugas Kepala Bagian Keuangan Dan Program :
a. Bertangung jawab atas kelancaran keuangan perusahaan yang menyangkut kewajiban-kewajiban dan tagihan-tagihan.
9. Instansi Gawat Darurat
Tugas Instansi Gawat Darurat :
a. Menyiapkan dan memberikan informasi kepada Direktur mengenai egiatan pelayanan UGD.
b. Tanggung jawab memberikan pelayanan kepada pasien yang ada di UGD. 10.Instansi Bedah
Tugas Instansi Bedah :
a. Bertanggung jawab memberikan pelayanan di dalam ruang bedah.
b. Bertanggung jawab menyiapkan ruangan dan alat untuk pelaksanaan operasi.
c. Bertanggung jawab dan memperisapkan dokter bedah ahli bidangnya. 4.1.17 Jaringan Usaha / Kegiatan
RSU Siti Hajar Medan bergerak di dalam bidang jasa yaitu melakukan upaya kesehatan paripurna kepada semua golongan masyarakat.sembilan jenis usaha kegiatan RSU Siti Hajar Medan.
1. Menyelengarakan Pelayanan Medis 2. Menyelengarakan Pelayanan Non Medis
3. Menyelangarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan 4. Menyelengarakan Pelayanan Rujukan
8. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.
[image:41.595.130.492.230.563.2]4.2 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan 4.2.1 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Kepesertaan
Gambar 4.5 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Kepesertaan Dari Gambar 4.4 terlihat bahwa pasien fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan terhitung sejak 26 Oktober 2016 s/d 26 Desember 2016 menurut kepesertaan lebih banyak pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yaitu 1769 pasien, dan untuk pasien umum hanya 87 pasien.
1769
87 0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
JKN Umum
4.2.2 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Jenis Kelamin
Gambar 4.6 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Jenis Kelamin Dari Gambar 4.5 terlihat bahwa pasien fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan terhitung sejak 26 Oktober 2016 s/d 26 Desember 2016 menurut jenis kelamin lebih banyak perempuan, yaitu 1036 pasien (58,56%) perempuan dan 733 pasien (41,43%) laki-laki.
733
1036
41.43 58.56
0 200 400 600 800 1000 1200
Laki-Laki Perempuan
4.2.3 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Asal Rujukan
Gambar 4.7 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Asal Rujukan Dari Gambar 4.6 terlihat bahwa pasien fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan terhitung sejak 26 Oktober 2016 s/d 26 Desember 2016 menurut asal rujukan terbanyak yaitu Rumah Sakit Siti Hajar 1148 (64,89%), Rumah Sakit Bunda Thamrin 360 (20,35%), Rumah Sakit Malahayati 117 (6,61%), dan Lain-lain 144 (6,44%). Asal rujukan Lain-lain ini terdiri dari Rumah Sakit Santa Elisabet, Rumah Sakit Advent, Puskesmas Padang Bulan, Puskesmas Padang Bulan Selayang II, Puskesmas Bestari Petisah, Puskesmas Medan Johor, Puskesmas
1148
360
117 144
64.89
20.35 6.61 6.44
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
RS. Siti Hajar RS. Bunda Thamrin
RS. Malahayati Lain-lain
4.2.4 Karakteristik Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Diagnosis Terbanyak
Gambar 4.8 Distribusi Pasien Fisioterapi Menurut Diagnosis Terbanyak Dari Gambar 4.7 terlihat bahwa pasien fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan terhitung sejak 26 Oktober 2016 s/d 26 Desember 2016 menurut diagnosis terbanyak yaitu Low Back Pain 698 (39,45%), Stroke 262 (14,81%), Spondylosis 222 (12,45%), dan Lain-lain 684 (38,66%). Diagnosis lain ini terdiri dari Bell’s Palsy, Arthrotis, Neurotic Disorder, cervicalga, cronic obstructive, carval tunnel
698
262
222
684
39.45
14.81 12.54 38.66
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Low Back Pain Stroke Spondylosis Lain-Lain
4.2.5 Karakteristik Pasien Low Back Pain Rumah Sakit Siti Hajar Medan Menurut Jenis Kelamin
Gambar 4.9 Distribusi Pasien Low Back Pain Menurut Jenis Kelamin Dari Gambar 4.8 terlihat bahwa pasien Low Back Pain di Rumah Sakit Siti Hajar Medan terhitung sejak 26 Oktober 2016 s/d 26 Desember 2016 menurut jeniskelamin yaitu laki-laki 314 (44,98 %) dan perempuan 420 (60,17 %).
314
420
44.98 60.17
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Laki-laki Perempuan
4.3 Hasil Perhitungan Tarif Riil dan Tarif Klaim Kasus Low Back Pain di Rumah Sakit Siti Hajar Medan
Tarif Pelayanan di Klinik Fisoterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah sebagai berikut:
a. Tarif yang ditetapkan rumah sakit untuk kasus prosedur terapi fisik dan prosedur kecil muskloluskletal adalah sebesar Rp 115.000
[image:46.595.109.504.362.476.2]b. Tarif klaim INA-CBG‟s untuk kasus prosedur terapi fisik dan prosedur kecil muskuloskletal sebesar adalah sebesar Rp 114.100
Tabel. 4.10 Komponen Tarif Yang Ditetapkan Rumah Sakit Siti Hajar Untuk Pelayanan Fisioterapi
No Komponen Tarif (Rp) %
1 Tarif Dokter -
2 Tarif Fisioterapis 50.000 43,47
3 Tindakan 50.000 43,37
4 Lain-lain
Administrasi Listrik
15.000 10
5 Total 115.000 100
Sumber : Rekam Medis Pasien Umum Fisioterapi RS. Siti Hajar Medan (Maret, 2017)
Hasil penelitian pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa tarif yang ditetapkan Rumah Sakit Siti Hajar Medan pada Pasien Fisioterapi sebarannya adalah : tarif terapis Rp 50.000 (43,48%), tarif tindakan Rp 50.000 (43,48%), tarif lainnya yang terdiri dari administrasi, listrik, pemeliharaan, dll Rp 15.000 (10%), sedangkan jika bertemu dokter tarif tambahan untuk dokter sebesar Rp 77.000 (40,10%)
Jika dihitung berdasarkan data elektronik klaim dan rekam medis pasien low back pain fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan dengan kebijakan terbaru
sampai dengan 24 Desember 2016 maka risiko keuangan Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah sebagi berikut :
Tabel 4.11 Perbandingan tarif Yang Ditetapkan Rumah Sakit Dengan Tarif Klaim INA-CBG’s Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan
Tarif Riil Rumah Sakit (Rp)
Tarif Klaim INA-CBG’s
Selisih/Perbedaan Keterangan Rupiah
203.435.000 201.842.900 1.591.100 Merugi
Jika melihat data pada tabel 4.12 maka tarif riil rumah sakit jika dibandingkan dengan tarif klaim INA-CBG‟s untuk klinik fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan lebih rendah atau merugikan rumah sakit sebesar Rp 1.591.100 terhitung dari 26 Oktober sampai dengan 24 Desember 2016.
4.4 Karakteristik Informan Penelitian
[image:47.595.111.520.544.715.2]Informan penelitian terdiri dari petugas verifikator INA-CBG‟s, Terapis, dan Mahasiswa Program Studi D3 dan S1 Fisioterapi STIKES Rumah Sakit Siti Hajar Medan.
Tabel 4.12 Karakteristik Informan Penelitian
No Nama Pekerjaan/
Jabatan Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir Umur (Tahun)
1 Devi Verifikator
INA-CBG‟s Rumah Sakit Siti Hajar
Perempuan S-1
Keperawatan
2
2 Dila Mahasiswa Praktik D3
Perempuan Mahasiswa D3
Fisioterapi
20
3 Khaira Ulfah Mahasiswa Praktik S1
Perempuan Mahasiswa S1 Fisioterapi
22 4 Mia Pegawai/Terapis Perempuan S-1
Fisioterapi
4.5 Hasil Wawancara Penelitian di Rumah Sakit Siti Hajar Medan 4.5.1 Hasil Wawancara Kepada Petugas Verifikator INA-CBG’s Rumah Sakit Siti Hajar Medan.
Tabel 4.13 Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Klinik Fisioterapi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan
Informan Pernyataan
Informan 1 Di sinikan pelayanan paling sibuk itu fisioterapi dek, hampir 75 % pelayanan itu adanya di sana, terus poli paru juga sibuk, kita taunya dari klaim-klaim yang kita ajukan, mereka yaa kayak biasalah, daftar melalui BPJS dulu kalo pasien BPJS, kalo syaratnya cocok baru lanjut ke pelayanan, nanti baru dikasih pelayanan sesuai yang dibutuhkan mereka, nanti ntah dikasih alat, sinar, atau apalah. Fisioterapi di sini bisa sampai 30-35 orang sehari.
Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa pelayanan terbanyak yang diberikan di Rumah Sakit Siti Hajar ada pada poli fisioterapi, di mana untuk kunjungan pasiennya dalam sehari bisa sampai 30-35 orang.
Tabel 4.14 Pernyataan Informan tentang Kesesuaian Tarif Klaim Yang Diterima Rumah Sakit Dengan Yang Diajukan.
Informan Pernyataan
Informan I Yaaa, belum tentulah. Kadang-kadang mereka bayar sesuai dengan yang kita ajukan, kadang malah lebih rendah lagi dari yang diajukan. Tapi juga pernah lebih tinggi dari yang kami ajukan dek. Dari yang lebih tinggi inilah kami dapat keuntungan untuk kasus ini.
adalah ketika tarif klaim INA-CBG‟s yang diterima tetap sesuai ketentuan padahal untuk pelayanan tidak sepenuhnya diberikan.
Tabel 4.15 Pernyataan Informan tentang Asal Pendapatan Rumah Sakit Jika Klaim Yang Diterima Lebih Rendah.
Informan Pernyataan
Informan I Kan penyakit orang yang berobat nggak Cuma di fisioterapi aja, banyak di poli-poli lain, kadang kan penyakit lain itu klaim kasusnya lebih tinggi dari yang diajukan, dari situlah kami mendapat untung, istilahnya subsidi silang lah. Mungkin dari LBP tadi kami rugi, tapi ada lagi kan kasus A,B,C,D yang mungkin kami dapat untung.
Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa rumah sakit tidak merugi dengan adanya pelayanan fisioterapi meskipun tarif riil rumah sakit lebih rendah dari tarif klaim Indonesia Case Base Groups (INA-CBG’s), sebab masih ada kasus/penyakit lain yang lebih tinggi tarif riilnya dari tarif klaim INA-CBG’s, sehingga bisa menutupi kekurangan tarif pada pelayanan fisioterapi.
Tabel 4.16 Pernyataan Informan tentang Faktor Pembeda Tarif Riil Dengan Tarif INA-CBG’s.
Informan Pernyataan
Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa pembeda tarif riil dengan tarif INA-CBG’ terdiri dari tingkat keparahan penyakit, obat, komplikasi, ketepatan koding, berjumpa dokter atau tidak. Hal ini sesuai dengan penelitian Wijayanti dan Sugiarsi (2012) tentang analisis perbedaan tarif riil dengan tarif paket INA-CBG‟s pada pembayaran klaim jamkesmas pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Sukoharjo yang menyimpulkan bahwa faktor yang menimbulkan perbedaan tarif riil dengan tarif klaim Jamkesmas paket INA-CBG‟s antara lain : Perbedaan lama dirawat, keberadaan software, ketepatan pengkodean diagnosis, dan clinical pathway.
Tabel 4.17 Pernyataan Informan tentang Tarif Berobat ke Klinik Fisioterapi Berjumpa Dokter Atau Tidak.
Informan Pernyataan
Informan I Kan tadi kalo dia ke pelayanan exercise saja dia bakal diajukan klaimnya ke BPJS Rp 114.000, kalo dia pasien umum nanti kami buat Rp 115.000, tapi kalo dia mau jumpa dokter juga sekalian pelayanan tarifnya Rp 192.000, dari sinilah diambil tarif untuk dokter juga dek.
Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan tarif pelayanan fisioterapi ketika berjumpa dokter atau tidak. Untuk pasien yang berjumpa dengan dokter rumah sakit menetapkan tarif Rp 192.000, sedangkan jika tidak berjumpa dokter rumah sakit menetapkan tarif riil Rp 115.000 dan akan mendapat klaim Indonesia Case Base Groups (INA-CBG’s) Rp 114.100.
untuk pasien yang ingin berjumpa dokter biasanya adalah pasien baru yang dirujuk ke Klinik Fisioterapi Rumah SakitSiti Hajar.
Tabel 4.18 Pernyataan Informan tentang Alasan Tetap Memberikan
Pelayanan Fisoterapi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan Padahal Dari Segi Tarif Merugi
Informan Pernyataan
Informan I Ooh fisioterapi saja kan? Tadikan udah kakak bilang kalo tarif dari rumah sakit kami biasanya Rp 115.000, nah diakan dek Rp 15.000 itu kami buat untuk administrasi, sedangkan Rp 100.000 itulah untuk pelayanan dia di klinik fisioterapi, kalo dari angka memang kami terlihat merugi itu, tapi dari tarif administrasi itu kami bisa dapat untung, kan kalo administrasi sebenarnya nggak seberapa.
Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa rumah sakit tetap akan mendapat untung dari pelayanan fisioterapi, karena dari tarif yang Rp 115.000, rumah sakit menetapkan tarif administrasi sebesar Rp 15.000 karena administrasi tidak terlalu banyak membutuhkan tarif, maka tarif administrasi ini termasuk kepada pendapatan rumah sakit.
Tabel 4.19 Pernyataan Informan tentang Risiko Rumah Sakit Selama Memberikan Pelayanan Fisioterapi.
Informan Pernyataan
Informan I Kayak yang kakak bilang tadi dek, memang iya merugi, tapi kan kami masih bisa mendapat keuntungan dari yang Rp 15.000 tarif administrasi yang kami buat. Dulu sebelum kami pakai versi terbaru, ini kan karna udah ada aja kebijakan baru dari pemerintah yang undang-undang 52 tahun 2016 ya kalo ngak salah, sebelum itu keluar tariff fisioterapi itu tinggi Rp 192.300 kalo ngak salah yang diklaim BPJS, sedangkan tarif kami di sini aja Rp 163.000 dulu tinggi, sekarang aja yang turun, tapi itupun kami di swasta masih lebih tinggi dari di rumah sakit pemerintah.
4.5.2 Hasil Wawancara Kepada Mahasiswa Praktik Program Studi D3, S1, dan Terapis Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan.
Tabel 4.20 Pernyataan Informan tentang Hal Yang Dilakukan Selama Praktik Di Klinik Fisioterapi Siti Hajar.
Informan Pernyataan
Informan 2 Banyaklah Mba, kayak menangani pasien fisioterapi, termasuk memberikan diagnosa, memeriksa pasien fisioterapi sesuai kondisi, kita juga bisa mengetahui kondisi kasus selama praktik mba, sama memberikan latihan atau excersise sama pasien begitulah Mba, namanya kita juga praktekkan. Hehe
Informan 3 Ngasih pelayanan fisioterapilah kak, misalnya nih ada pasien baru, kadang terapisnya yang kasih tes-tes untuk mendignosa, kita juga ikut di situ, kadang kita yang anamneses, terapisnya liatin cara kita amamnese pasien itu, trus pasien kita kasih 2 alat massage sama terapi latihan atau mobilisasi kak, tapi untuk alatnya tergantung diagnose penyakit si pasien, tapi tetap 2 alat yang dikasih kak.
Informan 4 Anamnesis dan Penetalaksanaan Pasien kak. Kan di sini ada Inframerah, TENS, Traksi, Ultrasound kak.
Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa fisioterapi yang lebih dominan melakukan pelayanan kepada pasien di klinik fisioterapi meskipun tidak ada dokter, pegawai rekam medis, dan perawat, semua dilakukan oleh mahasiswa D3 dan S1 fisioterapi yang sedang melaksakan praktik seperti melakukan exercise dengan alat maupun secara manual kepada pasien. Mahasiswa telah dipercaya untuk melakukan anamnesis, menegakkan diagnosis, mengerjakan pelayanan, dan mencatat rekam medis.
Sedangkan perekam medis yang ada pada Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan masih berstatus sebagai mahasiswa STIKES Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan.
Tabel 4.21 Pernyataan Informan tentang Memberikan Diagnosis Kepada Pasien
Informan Pernyataan
Informan 2 Iyaa Mba, kita bisa memang memberikan diagnosa, seperti kita tau diagnosanya, itulah dia dengan melakukan pemeriksaan ft tadi, dengan berkomunikasi kepada pasien, dari situ kita mengetahui masalah dan keluhan kepada pasien. Informan 3 Di fisioterapi bukan Cuma menerima rujukan dari dokter yang
udah ada diagnosanya, tapi kita juga bisa mendiagnosa sendiri kak, kalo kami kayak ilmu kedokteran non gelar lah kak. Tapi untuk pasien yang bpjs itu selalu ada surat rujukan dokternya. Di rumah sakit ada dokternya kak, kalo kita bisa mendiagnosanya kita nggak perlu lagi ke dokter, tapi kalo masih ragu sama diagnosa kita bisa rujuk pasien ke dokter. Informan 4 Iya kak, memang sama kayak dokter, kadang kalo dokter ngak
ada kamilah kak. Dokternya kan Cuma ada hari senin aja kak, itupun jam 3.
Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa praktik STIKES Fisioterapi telah diberikan kepercayaan untuk menegakkan diagnosis kepada pasien baru, jika mereka tidak bisa mendiagnosis sendiri baru mereka akan menanyakan kepada dokter, namun dalam penandatanganan hasl akhir tetap dilaksanakan oleh ahlinya. Hal ini sesuai dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 80 Tahun 2013 tentang Pekerjaan dan Praktik Fisioterapi, Fisioterapis adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan dan Fisioterapis untuk dapat melakukan pekerjaan dan
praktiknya harus memiliki STRF. Dan Fisioterapis Ahli Madya harus bekerja di
Tabel 4.22 Pernyataan Informan tentang SOP dalam Pelayanan Fisioterapi Di Klinik Fisioterapi Siti Hajar.
Informan Pernyataan
Informan 2 Kalo satu pasien sih paling 10 sampe 15 menit Mba, kayak saya ada praktek di lahan ini, itukan ada juga rehabilitasi mediknya, ada diagnosis medis, ada juga diagnosisi ftnya, kalo SOP pasti ada kak, pasti kita mencoba mengikuti aturan SOP juga Mba. Informan 3 Waktunya sih harus 45 menit setiap pasien, meskipun banyak
pasiennya itu ngak kelaman kok kak, kalo di fisioterapi obat ngak ada dikasih, Cuma excersise sama penanganan ft aja kak, kalo rekam medis juga kami lho yang nyatat kak. Namanya juga kami lagi di lahan ini kak.
Informan 4 Ngak bisalah kak dipastikan, waktu pasnya juga nggak tentu kak, tergantung kepada pasienlah kak.
Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa Standar Operational Prosedure (SOP) di Rumah Sakit Siti Hajar belum berjalan sesuai
Tabel 4.23 Pernyataan Informan tentang Menjalankan SOP Pelayanan Fisioterapi.
Informan Pernyataan
Informan 2 Iya kita usahakan menjalani SOP, tapi pasien banyak Mba, karna memang banyak kita dapati data-data pasien itu dengan kondisi atau kasus juga.
Informan 3 Adalah kak e, kalo nggak ada bahayalah kami, yaa tergantunglah kak, tapi nggak sampe formal kali kita jalaninya kak
Informan 4 Yaah, diusahakanlah kak dijalankan, dan biasanya selalu sesuai dengan peraturan kak.
Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa Standar Operational Prosedure (SOP) belum terlaksana dengan semestinya, namun
pelaksanaan Standar Operational Prosedure (SOP) tetap diusahakan untuk dijalankan di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar
Tabel 4.24 Pernyataan Informan tentang Tarif Pelayanan di Klinik Fisioterapi.
Informan Pernyataan
Informan 2 Tau kak, Cuma pastinya brapa yaa mba, sekitar Rp 120.000 kayaknya yaa.
Informan 3 Rp 120.000 kak, kalo umum tergantunglah kak.
Informan 4 Rp 120.000 kak kalo dia anggota BPJS, tapi kan kalo BPJS dia ngak bayar sih kak, kalo umumlah kak baru bayar Rp 120.000.
Tabel 4.25 Pernyataan Informan tentang Perbedaan Tarif Rumah Sakit dengan Tarif Klaim INA-CBGS’s di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan.
Informan Pernyataan
Informan 2 Gak tau kak, kalo urusan tarif saya juga kurang tau, paling orang BPJS lah kak yang tau.
Informan 3 Rp 120.000 itu aja yang aku tau kak, kalo masalah perbedaan enggak kak
Informan 4 Kurang tau sih kak, mungkin kalopun beda, itu karna ada jemputan, kan kita juga ada menyediakan jemputan untuk pasien fisioterapi, 1 tripnya Rp 60.000, jadi kalo pulang pergi Rp 120.000 kak, itu untuk pasien umum sama pasien BPJS juga boleh kak, trus kalo pasien umum kan bisa juga dia pake paket kak, dia ada paket sebulan, jadi yang biasanya berobat Rp 120.000 tiap berobat, jadi Rp 430.000 sebulan, jadi hemat Rp 50.000 dia kak, itu mungkin perbedaannya.
Dari pernyatan informan di atas dapat diketahui bahwa Rumah Sakit Siti Hajar juga merapkan sistem paket untuk pasien fisioterapi, di mana jika menggunakan sitem paket pasien akan lebih hemat Rp 50.000 karena tarif pelayanan yang seharusnya Rp 120.000, menjadi Rp 430.000 selama 1 bulan/ 4 kali pelayanan.
Tabel 4.26 Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan Praktik Mahasiswa STIKES di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan.
Informan Pernyataan
Berdasarkan hasil penelitian pada pasien Low Back Pain di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan, maka diperoleh informasi bahwa :
1. Pasien fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan lebih banyak dimanfaatkan oleh pasien JKN, hal ini akan semakin baik sebab sesuai dengan target Indonesia dalam mengembangkan Universal Health Coverage di tahun 2019. Universal Health Coverage merupakan salah satu
hal yang ingin dicapai Indonesia di mana seluruh penduduk menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), penjaminan kesehatan yang memastikan semua orang menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan tanpa harus mengalami financial hardship., Jaminan Kesehatan Nasional mengurangi risiko masyarakat menanggung tarif kesehatan dari kantong sendiri / out of pocket dalam jumlah
yang sulit diprediksi dan kadang-kadang memerlukan tarif yang sangat besar.
Jaminan Kesehatan Nasional memberikan manfaat yang komprehensif dengan
premi terjangkau. sosial menerapkan prinsip kendali tarif dan mutu. Itu berarti
peserta bisa mendapatkan pelayanan bermutu memadai dengan tarif yang wajar
dan terkendali, bukan terserah dokter atau terserah rumah sakit, dan menjamin
sustainabilitas (kepastian pemtarifan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan)
dan memiliki portabilitas, sehingga dapat digunakan di seluruh wilayah
2. Pasien Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan lebih banyak perempuan dari pada laki-laki. Hal ini sesuai dengan pendapat (Bimariotejo, 2009) bahwa salah satu faktor risiko Low Back Pain (LBP) adalah jenis kelamin, di mana jenis kelamin perempuan akan lebih banyak yang terkena kasus Low Back Pain (LBP) dari pada laki-laki. Penelitian (Yanra, 2013) tentang
gambaran penderita nyeri punggung bawah (Low Back Pain) di Poliklinik Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi yang menunjukkan sebagian besar responden nyeri punggung bawah berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian Altinel, Levent, et al (2007) di Turki didapatkan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah pada perempuan adalah 63,2% dan pada laki-laki sebesar 33,8%. Hal ini dikarenakan pada wanita terjadi menstruasi dan proses menopause yang menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon esterogen.
Untuk berobat dengan BPJS Kesehatan peserta harus mengikuti prosedur rujukan berjenjang, artinya kalau tidak bisa ditangani di puskesmas, klinik, dokter keluarga atau di fasilitas kesehatan tingkat pertama maka pasien dapat dirujuk ke rumah sakit. Sistem Rujukan sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan (PMK). Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan dimana terdapat pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal. Artinya dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal. Sistem rujukan mengatur alur dari mana dan harus ke mana seseorang yang mempunyai masalah kesehatan tertentu untuk memeriksakan masalah kesehatannya. Sistem Rujukan diselenggarakan dengan tujuan memberikan Pelayanan Kesehatan secara bermutu, sehingga tujuan pelayanan tercapai tanpa harus menggunakan tarif yang mahal, tetapi efektif sekaligus efisien.
adalah menggunakan alat ataupun pasif modalitas. Pemakaian peralatan ini dikatakan pasif karena dalam pelaksanaanya pasien tidak terlibat. Jenis yang sering dipakai untuk pemanasan adalah hot pack dan ultrasound. Stimulasi listrik dapat juga digunakan untuk mengurangi nyeri. Tipe khusus adalah penggunaan TENS (transcutaneous electric nerve stimulation) dan arus sedang. Dalam kasus ini TENS berguna untuk
mengontrol nyeri, khususnya nyeri yang sudah lama (kronik).
5.2Tarif Rumah Sakit dan Tarif Klaim Kasus Low Back Pain di Rumah Sakit Siti Hajar Medan
Tarif Pelayanan Klinik Fisoterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah sebagai berikut:
c. Tarif yang ditetapkan rumah sakit untuk kasus prosedur terapi fisik dan prosedur kecil muskloluskletal adalah sebesar Rp 115.000
d. Tarif klaim INA-CBG‟s untuk kasus prosedur terapi fisik dan prosedur kecil muskuloskletal sebesar adalah sebesar Rp 114.100
Tarif yang ditetapkan rumah sakit Rumah Sakit Siti Hajar Medan pada Pasien Fisioterapi sebarannya adalah : tarif terapis Rp 50.000 (43,48%), tarif tindakan Rp 50.000 (43,48%), tarif lainnya yang terdiri dari administrasi, listrik, pemeliharaan, dll Rp 15.000 (10%).
dengan tarif klaim INA-CBG‟s sebesar Rp 1.591.100, jika diperkirakan untuk satu tahun maka Rumah Sakit Siti Hajar Medan bisa merugi Rp 4.773.300. Berdasarkan observasi, wawancara mendalam, dan telaah dokumen yang dilakukan oleh peneliti perbedaan tarif ini tidak berdampak kepada keuangan Rumah Sakit Siti Hajar Medan, hal ini dikarenakan tarif pelayanan fisioterapi tidak sepenuhnya didistribusikan kepada Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan, di antaranya karena penanganan pelayanan fisioterapi di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan dibantu mahasiswa praktik program studi fisioterapi STIKES Rumah Sakit Siti Hajar Medan, para mahasiswa praktik telah dipercaya untuk menegakkan diagnosis, mencatat rekam medis, memberikan anamnesis, dan memberikan pelayanan fisioterapi.
5.3 Faktor Penyebab Perbedaan Tarif Yang Ditetapkan Rumah Sakit dengan Tarif INA-CBG’s
Faktor Penyebab Perbedaan Tarif yang ditetapkan rumah sakit dengan Tarif Klaim INA-CBG‟s di Rumah Sakit Siti Hajar Medan adalah :
1. Ketepatan Diagnosis
itulah yang disebut dengan upcoding (menaikkan kode pada derajat keparahan yang lebih tinggi) yang semakin memperbesar selisih antara tarif riil dengan tarif paket INA-CBG. Sedangkan ketepatan pengodean diagnosis sendiri sangat dipengaruhi oleh ketepatan dan kelengkapan penulisan diagnosis oleh dokter pada berkas klaim Jamkesmas.
Di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Siti Hajar Medan pencatatan rekam medis telah diizinkan dilakukan oleh mahasiswa praktik STIKES Rumah Sakit Siti Hajar Medan. Dari sini bisa diketahui bahwa ketepatan diagnosis dan rekam medis bisa saja kurang tepat sebab dilakukan oleh mahasiswa yang masih praktik sehingga bisa saja menyebabkan terjadinya perbedaan tarif.
2. Clinical Pathway (CP)
Rumah Sakit Siti Hajar Medan belum menjalankan clinical pathway dalam memberikan pelayanan kepada pasien, sehingga pemberian pelayanan kesehatan pada pasien dengan kasus yang sama dapat berbeda-beda pada tenaga yang menanganinya. Misalnya pada acuan pemberian tindakan medis maupun pemeriksaan penunjang. Hal tersebut juga mengakibatkan pemberian pelayanan kepada pasien kurang terkendali, bisa berlebihan atau justru pelayanan yang diberikan tidak relevan dengan penyakit