• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT UMUM dr. G. L. TOBING

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II TANJUNG MORAWA

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

SKRIPSI

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

GRATIA TOMI BP TAMBUNAN

Disusun oleh :

070903085

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Medan

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : Gratia Tomi BP Tambunan

NIM : 070903085

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing

PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

Medan, 15 Maret 2013

Pembimbing Ketua Departemen

Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M. Si Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M. Si

NIP: 196401081991021001 NIP: 196401081991021001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

ABSTRAKSI

Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum dr. G.L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

Nama : Gratia Tomi BP Tambunan Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Pelayanan publik merupakan jenis pelayanan yang diberikan pemerintah kepada rakyat atas dasar kepentingan umum. Pelayanan publik oleh pemerintah (birokrasi) adalah salah satu bentuk perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat

disamping sebagai abdi Negara. Dengan demikian, untuk mengatur tentang pelaksanaan pelayanan publik tersebut, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Pelayanan publik (public service) adalah suatu pelayanan atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas – fasilitas umum, baik jasa maupun non jasa yang dilakukan oleh organisasi public.

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pelayanan publik yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Hal ini dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tentang Kesehatan. Dalam hal ini, pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh perbekalan kesehatan yang diperlukan dalam upaya penyelenggaraan kesehatan.

Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menggambarkan pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit dr. G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa kepada masyarakat. Dalam penelitian ini juga akan dilihat realisasi pelayanan yang diberikan untuk tercapainya VISI, MISI, dan MOTTO Rumah Sakit. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisa data kualitatif, unit analisis yang terdiri dari informan kunci yaitu Kepala Rumah Sakit dr. G.L Tobing , Kepala Tata Usaha Rumah Sakit Umum dr. G. L Tobing, informan utama yaitu Dokter Umum dan Dokter Spesialis, Kepala Ruangan, Koordinator Unit Gawat Darurat (UGD), Bagian Radiologi dan Laboratorium dan pasien penerima pelayanan kesehatan.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada para pasien penerima pelayanan terlaksana secara maksimal, dapat dilihat bahwa fasilitas dan pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum dr. G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II telah menyentuh seluruh pasien yang melakukan

pengobatan di Rumah Sakit tersebut, juga telah mampu memberikan kepuasan kepada pasien yang sesuai dengan tujuan pelayanan kesehatan, sehingga tercapai derajat kesehatan pasien yang dapat memuaskan harapan dan kebutuhan derajat para pasien.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas

berkat dan rahmatNya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini yang berjudul “Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT.

Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.”

Hasil yang diperoleh dari penulisan skripsi ini bukan merupakan hal yang baru, namun

diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu sumbangan pemikiran bagi Rumah Sakit Umum dr.

G.L. Tobing dan dapat menjadi pedoman dalam melakukan penelitian di masa-masa yang

akan datang.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam skripsi ini,

untuk itu berbagai saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa banyak pihak yang berperan dan telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala hormat dan kerendahan

hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

penulis selama proses penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara FISIP USU.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi

(5)

4. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kak Mega dan Kak Dian yang

membantu penulis dalam proses administrasi baik waktu seminar maupun sidang

skripsi.

6. Kepada Bapak dr. Supiono selaku Pimpinan Rumah Sakit Umum dr. G.L Tobing

Tanjung Morawa yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis

dalam melakukan penelitian.

7. Bapak Sriyanto, SE selaku Wakil Ketua Tata Usaha yang sangat membantu

penulis dalam penelitian serta memudahkan penulis dalam memperoleh data yang

diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Terima kasih kepada tenaga medis dan para dokter Rumah Sakit yang telah

meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Kepada kedua ORANG TUA saya yang telah membesarkan dan mendidik saya,

serta memberikan motivasi baik moril maupun materil yang tak ternilai harganya

dengan apapun. Kiranya Tuhan selalu melindungi, memberikan kesehatan,

panjang umur dan murah rezeki.

10. Kepada Opung Boru Hasian terkasih. Panjang umur ya Oppung... 

11. Kepada Adek-adekku (Dian Kristo Tambunan, Triadi Viktor Yacob Tambunan,

dan Tabitha Karis Jeannifer), terimakasih atas segala bantuan yang diberikan

selama ini.

12. Kepada “belahan jiwa”, Rensiska Dina Nainggolan, A.md.

(6)

13. Kepada Kepala Gerakan dan rekan-rekan se-gerakan (GMKI), terima kasih atas

segala bantuan. Ut Omnes Unum Sint...

14. Kepada kawan-kawan seperjuanganku (Administrasi Negara 2007), abang-abang

dan kakak-kakak senior, juga adik-adik junior yang membantu penyelesaian

Skripsi ini.

15. Dan yang terakhir buat para rekan-rekan, partner-partner yang tak bisa diucapkan

satu per satu, terima kasih atas segala bantuan-bantuannya.

Terima kasih buat semuanya.

Kiranya Tuhan selalu beserta kita sekarang dan selamanya.

Medan, Oktober 2013

(7)

DAFTAR ISI 1.1. Latar Belakang Masalah 1.2. Perumusan Masalah

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Bentuk Peneitian

2.2. Lokasi Penelitian 2.3. Informan Penelitian 2.4. Teknik Pengumpulan Data 2.5. Teknik Analisa Data

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1. Sejarah Rumah Sakit

3.2. Struktur Organisasi Rumah Sakit 3.3. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1. Hasil Kuesioner

(8)

BAB V ANALISA DATA

5.1. Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

(9)

DAFTAR TABEL 3.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum dr. G.L. Tobing

3.2. Tenaga Doktor Rumah Sakit Umum dr. G.L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

3.3. Data Karyawan dan Tenaga Medis Rumah Sakit Umum dr. G.L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

4.1. Distribusi Karyawan dan Tenaga Medis Berdasarkan Jenis Kelamin 4.2. Distribusi Karyawan dan Tenaga Medis Berdasarkan Tingkat Pendidikan 4.3. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

4.4. Distribusi Respenden berdasarkan Umur

4.5. Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

4.6. Tanggapan Responden terhadap Lokasi Rumah Sakit yang Dijangkau oleh Masyarakat

4.7. Tanggapan Responden terhadap Pelayanan yang Sudah Dapat Memenuhi Kebutuhan

4.8. Tanggapan Responden terhadap Prosedur Pelayanan yang Dapat Dimengerti dan Tidak Berbelit-belit

4.9. Tanggapan Responden terhadap Urusan Administrasi Mudah, Cepat, dan Tepat Waktu

4.10. Tanggapan Responden terhadap Sikap Pegawai/Pegawai Rumah Sakit Yang Baik dan Ramah Saat Berhadapan Dengan Pasien

4.11. Tanggapan Responden Terhadap Pelayanan yang Jujur dan Adil

4.12. Tanggapan Responden terhadap Perlakuan Pelanyanan yang Tidak Jujur dan Adil

4.13. Tanggapan Responden terhadap Rasa Aman dalam Bertransaksi 4.14. Tanggapan Responden terhadap Bantuan Pihak Rumah Sakit saat Mengalami Kesulitan

4.15. Tanggapan Responden terhadap Wadah, Kritik maupun Keluhan yang Diberikan Pihak Rumah Sakit

4.16. Tanggapan Responden terhadap Respon/Tanggapan Rumah Sakit atas Keluhan Pasien

4.17. Tanggapan Responden terhadap Sarana Dan Prasaran Rumah Sakit yang Memadai

(10)

ABSTRAKSI

Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum dr. G.L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

Nama : Gratia Tomi BP Tambunan Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Pelayanan publik merupakan jenis pelayanan yang diberikan pemerintah kepada rakyat atas dasar kepentingan umum. Pelayanan publik oleh pemerintah (birokrasi) adalah salah satu bentuk perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat

disamping sebagai abdi Negara. Dengan demikian, untuk mengatur tentang pelaksanaan pelayanan publik tersebut, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Pelayanan publik (public service) adalah suatu pelayanan atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas – fasilitas umum, baik jasa maupun non jasa yang dilakukan oleh organisasi public.

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pelayanan publik yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Hal ini dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tentang Kesehatan. Dalam hal ini, pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh perbekalan kesehatan yang diperlukan dalam upaya penyelenggaraan kesehatan.

Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menggambarkan pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit dr. G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa kepada masyarakat. Dalam penelitian ini juga akan dilihat realisasi pelayanan yang diberikan untuk tercapainya VISI, MISI, dan MOTTO Rumah Sakit. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisa data kualitatif, unit analisis yang terdiri dari informan kunci yaitu Kepala Rumah Sakit dr. G.L Tobing , Kepala Tata Usaha Rumah Sakit Umum dr. G. L Tobing, informan utama yaitu Dokter Umum dan Dokter Spesialis, Kepala Ruangan, Koordinator Unit Gawat Darurat (UGD), Bagian Radiologi dan Laboratorium dan pasien penerima pelayanan kesehatan.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada para pasien penerima pelayanan terlaksana secara maksimal, dapat dilihat bahwa fasilitas dan pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum dr. G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II telah menyentuh seluruh pasien yang melakukan

pengobatan di Rumah Sakit tersebut, juga telah mampu memberikan kepuasan kepada pasien yang sesuai dengan tujuan pelayanan kesehatan, sehingga tercapai derajat kesehatan pasien yang dapat memuaskan harapan dan kebutuhan derajat para pasien.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pelayanan publik merupakan jenis pelayanan yang diberikan pemerintah kepada

rakyat atas dasar kepentingan umum. Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian

layanan keperluan individu atau sekelompok orang yang mempunyai kepentingan pada suatu

instansi sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pemberi pelayanan

adalah tugas dari pemerintah yang diberikan kepada masyarakat, yang berarti pemerintah

dalam hal ini bukanlah melayani dirinya sendiri atau sebaliknya dilayani oleh rakyat, tetapi

pemerintah adalah “pelayan rakyat”. Pelayanan publik oleh pemerintah (birokrasi) adalah

salah satu bentuk perwujudan dari fungsi aparatur Negara sebagai abdi masyarakat disamping

sebagai abdi Negara.

Pelayanan publik yang diberikan pemerintah kepada masyarakat haruslah tanpa

memandang status, pangkat, golongan dari masyarakat, dan semua warga masyarakat

mempunyai hak yang sama terhadap pelayanan tersebut sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Dengan demikian, untuk mengatur tentang pelaksanaan pelayanan publik tersebut,

pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Pelayanan publik (public service) adalah suatu pelayanan atau pemberian terhadap

masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas – fasilitas umum, baik jasa maupun non jasa

yang dilakukan oleh organisasi public. Dalam hal ini adalah suatu pemerintahan. Dalam

pemerintahan pihak yang memberikan pelayanan adalah aparatur pemerintah beserta segenap

(12)

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pelayanan publik yang

diberikan pemerintah kepada masyarakat, yang mencakup pada penyediaan sarana dan

prasarana kesehatan, dan akses yang mempermudah bagi masyarakat untuk memperoleh

pelayanan kesehatan tersebut. Hal ini dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tentang

Kesehatan. Dalam hal ini, pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab penuh terhadap

seluruh perbekalan kesehatan yang diperlukan dalam upaya penyelenggaraan kesehatan, yang

mencakup tenaga ahli di bidang kesehatan, fasilitas, termasuk teknologi yang mendukung,

serta obat-obatan bagi pelayanan kesehatan.

Untuk penyelenggaran pelayanan kesehatan menurut Soekidjo Notoatmodjojo,

dilakukan oleh pihak pemerintah dan swasta yang merupakan pihak yang sekaligus

menyediakan fasilitas kesehatan mencakup Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik, Rumah

Bersalin dan lain sebagainya. (Notoatmodjojo. 2003:25).

Fungsi utama pemerintah daerah adalah penyediaan pelayanan publik bagi

masyarakat daerah bersangkutan. Oleh sebab itu optimalisasi pelayanan publik yang efisien

dan efektif menjadi perhatian utama pemerintah daerah agar dapat menyajikan pelayanan

publik yang prima bagi masyarakat. Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan salah satu

cara yang ditempuh untuk mendorong pemerintah daerah melakukan pelayanan publik yang

tepat bagi masyarakat, dan sekaligus mendorong masyarakat untuk melakukan kontrol

terhadap kinerja pemerintah di bidang pelayanan publik.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu

pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga

secara minimal. Sesuai dengan amanat Pasal 11 ayat (4) dan Pasal 14 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah

(13)

Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang, SPM diterapkan

pada Urusan Wajib Daerah terutama yang berkaitan dengan pelayanan dasar, baik di Provinsi

maupun Kabupaten/Kota.

Tujuan dari penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM), antara lain :

1. Meningkatkan pemahaman yang holistik/menyeluruh dan terpadu dalam penerapan

dan pencapaian SPM.

2. Menyamakan pemahaman tentang definisi operasional indikator kinerja, ukuran atau

satuan, rujukan, dan target nasional.

3. Membangun komitmen dan tindak lanjut untuk penerapan dan pencapaian SPM.

4. Menyediakan panduan bagi pemerintah dalam melaksanakan perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban

penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal.

5. Membangun dasar dalam penentuan anggaran kinerja berbasis manajemen kinerja.

6. Mendorong transparansi dan partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan

Pemerintahan.

Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota yang berisi kerangka

kebijakan, pengorganisasian di daerah kabupaten/kota serta peran pusat, provinsi, dan

kabupaten/kota. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota ini

disusun setelah mendapat masukan dari lintas sektor, lintas program pusat dan daerah, serta

perguruan tinggi melalui berbagai kegiatan seminar dan pertemuan yang diikuti oleh

(14)

diharapkan pelayanan kesehatan yang paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi pada

tingkat yang paling minimal secara nasional, sehingga dapat mengurangi kesenjangan

pelayanan kesehatan dan lebih jauh dapat memelihara/ menjaga keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Namun demikian untuk pelayanan kesehatan yang sifatnya spesifik

daerah harus tetap diberikan.

Mengingat Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan bersifat dinamis, maka

jenis pelayanan beserta indikator kinerjanya perlu terus dikembangkan melalui konsensus

nasional.

Bentuk organisasi pelayanan kesehatan di tingkat daerah berdasarkan kesehatan

primer tentu saja berbeda di tiap-tiap negara, tetapi sifat khas dasarnya selalu tetap:

aksesibilitas yang lengkap dan menyeluruh, penitikberatan pada penyuluhan kesehatan dan

pencegahan penyakit dan kecacatan, kerja sama lintas sektoral, keikutsertaan masyarakat,

serta desentralisasi dan koordinasi dari seluruh pelayanan atau sistem kesehatan, baik milik

pemerintah maupun non-pemerintah.

Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan. Tidak hanya pegawai PT. Perkebunan

Nusantara II yang diberikan layanan terhadap bidang kesehatan, tetapi juga banyak dari

masyarakat di Tanjung Morawa memilih rumah sakit ini sebagai tempat mereka berobat baik

itu untuk berobat jalan maupun rawat inap. Adapun bentuk pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh pihak Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II

kepada setiap pasien yaitu; pemeriksaan rawat jalan spesialis, rawat inap, tindakan medis,

dokter spesialis, pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan kemampuan

rumah sakit bersangkutan dengan berpedoman pada jenis pemeriksaan dan tindakan medis

(15)

PICU, persalinan dengan resiko tinggi, pelayanan emergensi rawat jalan/ rawat inap,

pemberian obat-obatan sesuai dengan Daftar Standar Obat Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

(JPK).

Tertarik dengan fenomena tersebut maka penulis pun mengangkat judul penelitian

Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.”

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah sangat penting dilakukan agar diketahui arah jalannya suatu

penelitian. Seperti yang dilakukan oleh Arikunto bahwa agar suatu penelitian dapat

dilaksanakan sebaik-baiknya, maka penulis merumuskan masalah sehingga jelas dari mana

harus memulai, kemana harus pergi, dan dengan apa. (Arikunto, 1993:17).

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka penulis di dalam melakukan penelitian ini

merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa?”

1.3TUJUAN PENELITIAN

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau

apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Adapun yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan

kesehatan yang sudah diberikan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan

(16)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana pelayanan kesehatan yang sudah berjalan di Rumah

Sakit Umum dr. G. L .Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa .

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak rumah sakit dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik dalam menambah bahan kajian perbandingan bagi yang

menggunakannya.

1.5 KERANGKA TEORI

Sebagai titik tolak atau landasan berpikir dalam menyoroti atau memecahkan

permasalahan perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu. Untuk itu perlu disusun

kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana

masalah tersebut disoroti. Selanjutunya teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, dan

konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis

(17)

Dengan demikian yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah:

1.5.1 MANAJEMEN PELAYANAN

1.5.1.1. Pengertian Manajemen Pelayanan

Untuk dapat mempelajari manajemen pelayanan, sebelumnya kita harus memahami

pengertiannya. Oleh karena itu dibawah ini akan diuraikan tenteang defenisi manajemen,

defenisi pelayanan, dan defenisi manajemen pelayanan.

Ada berbagai macam defenisi manajemen, misalnya Manullang (1987: 17)

mendefenisikan manajemen sebagai:

“seni dan ilmu perencanaan,pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”

Sementara itu Gibson, Donelly & Ivancevich (1996: 4) mendefenisikan manajemen

sebagai:

“suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk mengoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri.”

Dua defenisi tersebut di atas kelihatannya berbeda, tetapi apabila dicermati pada

prinsipnya adalah sama. Yang dimaksudkan dalam proses oleh Gibson, Donelly &

Ivancevich sebenarnya adalah penerapan ilmu dan seni sebagaimana dimaksudkan oleh

Manullang. Sedangkan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan oleh

Gibson dan kawan-kawan disebut sebagai mengordinasikan berbagai aktivitas lain.

Sama halnya dengan defenisi manajemen, defenisi pelayanan juga sangat banyak.

Defenisi yang sangat simpel diberikan oleh Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby (1997:

(18)

melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan.” Ini adalah defenisi yang

paling simpel. Sedangkan defenisi yang lebih rinci diberikan oleh Gronroos sebagaimana

dikutip di bawah ini:

“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkain aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.”

Berdasarkan diskusi tentang pengertian manajemen dan pelayanan di atas, maka

manajemen pelayanan dapat diartikan sebagai “suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk

menyusun rencana, mengimplementasikan rencana, mengoordinasikan dan menyelesaikan

aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan.”

1.5.2. PELAYANAN PUBLIK

1.5.2.1. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok

dan tata cara yang telah ditetapkan. (Kurniawan, op.cit., hlm. 4)

Selanjutnya menurut Kepmenpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003, publik adalah segala

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan

masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja

dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya negara

(19)

Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai

kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat, misalnya kebutuhan akan

kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.

1.5.2.2. Kualitas Pelayanan Publik

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan

masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin

dari:

1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses

oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta

mudah dimengerti;

2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan

pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi

dan efektivitas;

4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebtuhan, dan

harapan masyarakat;

5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari

aspek manapun khususnya ras, suku, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain;

6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan

(20)

Jika dihubungkan dengan administrasi publik, pelayanan adalah kualitas pelayanan

birokrat terhadap masyarakat. Kata kulitas memiliki banyak defenisi yang berbeda dan

bervariasi mulai dari yang konvensional hingga yang lebih strategis. Defenisi konvensional

dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti:

1. Kinerja (performance);

2. Keandalan (reliability);

3. Mudah dalam penggunaan (easy of use);

4. Estetika (esthetics), dan sebagainya.

Adapun dalam defenisi strategis dinyatakan bahwa kualitas dalam segala sesuatu

yangmampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of

customer).

Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih strategis

oleh Gaspersz dalam Samparan Lukman (Lukman, op.cit:9-11) mengemukakan bahwa pada

dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok:

1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung

maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan memberikan

kepuasan atas penggunaa produk.

2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan.

Agar pelayanan yang diberikan berdasarkan kualitas tentu saja kedua kualitas

dimaksud harus terpenuhi. Negara berkembang umumnya tidak dapat memenuhi kedua

(21)

Master dalam Dadang Julianta (Ed) (Dadang Juliantara, Penigkatan Kapasitas Pemerintah

Daerah Dalam Pelayanan Publik. 2005:19-20) mengemukakan berbagai hambatan dalam

pengembangan sistem manajemen kualitas, antara lain:

1. Ketiadaan komitmen dari manajemen;

2. Ketiadaan pengetahuan dan kekurang pahaman tentang manajemen kualitas bagi

aparatur yang bertugas melayani;

3. Ketidakmampuan aparatur mengubah kultur yang mempengaruhi kualitas manajemen

pelayan pelanggan;

4. Ketidaktepatan perencanaan manajemen kualitas yang dijadikan pedoman dalam

pelayanan pelanggan;

5. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan belum dioptimalkan;

6. Ketidakmampuan membangun learning organization, learning by individuals dalam

organisasi;

7. Ketidaksesuaian antara struktur organisasi dengan kebutuhan;

8. Ketidakcukupan sumber daya dan dana;

9. Ketidaktepatan sistem penghargaan dan balas jasa bagi karyawan;

10.Ketidaktepatan mengadopsi prinsip manajemen kualitas ke dalam organisasi;

11.Ketidaktepatan dalam memberikan perhatian pada pelanggan, baik internal maupun

eksternal;

12.Ketidaktepatan dalam pemberdayaan dan kerja sama.

Selanjutnya, Fitzsimmons dan Fitzsimmons dalam Budiman berpendapat terdapat

lima indikator pelayanan publik, yaitu reliability yang ditandai pemberian pelayanan yang

tepat dan benar; tangibles yang ditandai dengan penyediaan yang memadai sumber daya

(22)

konsumen dengan cepat; assurance, yang ditandai tingkat perhatian terhadap etika dan moral

dalam memberikan pelayanan, dan empati, yang ditandai tingkat kemauan untuk mengetahui

keinginan dan kebutuhan konsumen. (Rusli, loc.cit)

Kualitas pelayanan berhubungan erat dengan pelayanan yang sistematis dan

komprehensif yang lebih dikenal dengan konsep pelayanan prima. Aparat pelayanan

hendaknya memahami variabel-variabel pelayanan prima seperti yang terdapat dalam agenda

perilaku pelayanan prima sektor publik SESPANASLAN. Variabel dimaksud adalah

1. Pemerintahan yang bertugas melayani;

2. Masyarakat yang dilayani pemerintah;

3. Kebijaksanaan yang dijadikan landasan pelayanan publik;

4. Peralatan atau sarana pelayanan yang canggih;

5. Resources yang tersedia untuk diracik dalam bentuk kegiatan pelayanan;

6. Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai dengan standart dan asas

pelayanan masyarakat;

7. Manajemen dan kepemimpinan serta organisasi pelayanan masyarakat;

8. Perilaku pejabat yang terlibat dalam pelayanan masyarakat, apakah masing-masing

telah menjalankan fungso mereka.

Variabel pelayana prima di sketor publik seperti di atas dapat diimplementasikan

apabila aparat pelayanan berhasil menjadikan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utamanya.

Agar kepuasan pelanggan yang menjadi tujuan utama terpenuhi, aparatur pelayan dituntut

untuk mengetahui dengan pasti siapa pelanggannya.

Selain peningkatan kualitas pelayanan melalui pelayanan prima, pelayanan yang

(23)

hati yang digagas oleh Patricia Patton dimaksudkan layanan yang berasal dari diri sendiri

yang mencerminkan emosi, watak, keyakinan, nilai, sudut pandang, dan perasaan. (Patricia

Patton. 1998:1)

Oleh karena itu,aparatur pelayanan dituntut untuk memberikan pelayanan kepada

pelanggan dengan sepenuh hati. Layanan seperti ini tercermin dari kesungguhan aparatur

untuk melayani. Kesungguhan yang dimaksud, aparatur pelayanan menjadikan kepuasan

pelanggan sebagai tujuan utamanya.

Aparatur pelayanan tidak mempunyai alasan sedikit pun untuk tidak berorientasi pada

kepuasan pelanggan secara total. Bahkan kepuasan pelangganlah yang dapat dijadikan

barometer dalam mengukur keberhasilan dalam pelayanan. Untuk mencapai hal ini, aparatur

pelayanan tidak boleh menghindar dari prinsip pelayanan dilakukan sepenuh hati.

Paradigma pelayanan publik di Indonesia haruslah diubah. Berbagai fenomena

pelayanan publik harus diperbaiki, sehingga pelayanan publik dapat dioptimalkan.

Layanan sepenuh hati, juga bisa membantu kiat menyisihkan waktu untuk memahami

orang lain dan peduli terhadap perasaan mereka. Nilai yang sebenarnya dalam layanan

sepenuh hati menurut Patton terletak pada kesungguhan empat sikap “P” (Ibid, hlm. 6-8)

yaitu:

1. Passionate (gairah). Ini mneghasilkan semangat yang besar terhadap pekerjaan, diri

sendiri, dam orang lain. Antusiasme dan perhatian yang dibawakan pada layanan

sepenuh hati akan membedakan bagaimana memandang diri sendiri dan pekerjaan

dari tingkah laku dan cara memberi pelayanan kepada para konsumen. Mereka

mengetahui apakah kita menghargai mereka atau tidak. Gairah berarti menghadirkan

(24)

2. Progressive (progresif). Penciptaan cara baru dan menarik untuk meningkatkan

layanan dan gaya pribadi. Pekerjaan apapun yang kita tekuni, jika memiliki gairah dan

pola pikir yang progresif, akan menjadikan pekerjaan lebih menarik. Bersikap kreatif

itu dimulai dari berpikir, bukannya membatasi diri sendiri terhadap cara memberi

layanan.

3. Proactive (proaktif). Supaya aktif harus melibatkan pekerjaan kita. Banyak orang

yang hanya berdiam diri dan menanti disuruh melakukan sesuatu bila diperlukan.

Untuk mencapai kualitas layanan yang lebih bagus diperlukan inisiatif yang tepat.

Nilai tambah layanan sepenuh merupakan alasan yang mendasari mengapa melakukan

sesuatu bagi orang lain.

4. Positive (positif). Senyum merupakan bahasa isyarat universal yang dipahami semua

orang dimuka bumi ini. Berlaku positif itu sangat menarik. Sikap ini dapat mengubah

suasana dan kegairahan pada hampir semua interaksi konsumen. Berlaku positif

berarti seyogianya berlaku hangat dalam menyambut para konsumen dan tidak ada

pertanyaan atau permintaan yang tidak pada tempatnya. Apabila mau melapangkan

perasaan dan pikiran menjadi orang yang lebih positif dan senantiasa mendapat

penjelasan, Anda dapat melihat dunia dan orang-orang yang ada didalamnya dengan

perspektif yang berbeda. Ini modal yang sangat berguna dalam membangun hubungan

antar pribadi.

Patricia Patton lebih jauh mengemukakan bahwa dalam melakukan pelayanan

sepenuh hati terdapat tiga paradigma pengikat (Ibid, hlm. 10-12) yang seyogianya dipahami

(25)

1. Bagaimana memandang diri sendiri.

Harga diri tidak diukur dari apa yang dimiliki dan apa pekerjaan seseorang. Misalnya

seseorang yang pekerjaanya membungkus makanan, ia tidak merasa rendah karena

pekerjaannya itu. Ini karena ia memiliki rasa percaya diri terhadap dirinya sendiri, dan

ia juga memiliki kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain. Jika

menganggap diri kita tidak berharga dan mendasarkan citra diri pada seberapa besar

materi yang dimiliki, bukannya berpikir siapa kita sebenarnya maka sikap ini akan

memunculkan perasaan negatif pada diri sendiri.

2. Bagaimana memandang orang lain.

Pekerjaan pembungkus makanan menghargai orang lain, para konsumen dan barang

yang dibelinya. Hal ini dapar dilihat dari caranya mengepak dan sikap dalam

memperlakukan para konsumennya. Ia tidak hanya ramah dan profesional, namun

juga mampu menjalin hubungan emosional dengan setiap konsumen. Ia

mempergunakan makanan sebagai alat untuk belajar lebih banyak tentang kehidupan

mereka dan bahkan kadang-kadang ia bertindak sebagai penasehat yang banyak

gagasan tentang resep dan gizi. Dari jenis makanan yang mereka pilih, ia semakin

mengetahui lebih banyak tentang diri mereka dan bisa menyesuaikan komentarnya

dengan minat dan kepribadian para konsumen.

3. Bagaimana memandang pekerjaan.

Pekerja pembungkus makanan menjadikan pekerjaanya penting dan khusus. Ia

menambah nilai pekerjaannya denga cara mengemas barang belanjaan konsumen

dengan efisien dan penuh perhatian. Ia bangga terhadap dirinya sendiri karena selama

ini belum pernah barang yang dibungkusnya pecah atau rusak. Ia menambahkan

sentuhan perasaan dalam pekerjaannya dengan cara memberi perhatian kepada

(26)

tidak ragu-ragu lagi menganggap pekerjaan itu sebagai bagian dari dirinya sendiri,

dan telah menemukan cara-cara untuk menambah makna terhadap pekerjaannya. Ia

mendapak kesenangan dari tugas yang sebenarnya biasa saja.

1.5.3. PELAYANAN KESEHATAN

1.5.3.1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu

dilakukan. Salah satu diantaranya yang dipandang mempunyai peranan yang cukup penting

ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud dengan pelayanan

kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama

dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan

ataupun masyarakat. (Azwar, 1993: 1)

Pelayanan kesehatan yang bermutu/ berkualitas, yaitu:

a. Pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan

sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai

dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan.

b. Kepuasan didefinisikan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya. Oleh karena itu, maka tingkat

kepuasan adalah perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Dengan

demikian apabila dikaitkan dengan pelanggan, maka pelanggan dapat merasakan hal-hal

sebagai berikut :

1) Kalau kinerjanya dibawah harapan, pelanggan akan merasa kecewa.

(27)

3) Kalau kinerjanya melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.

Menurut Azwar (1993) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan

tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap

pasien. Makin sempurna kepuasan pasien, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan.

Salah satu definisi kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan

rumah sakit memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat

diterima pasiennya.

Aspek-aspek mutu atau kualitas pelayanan menurut Parasuraman (dalam

Tjiptono,1997)adalah:

a. Keandalan (reliability)

b. Ketanggapan (responsivenes)

c. Jaminan (assureance)

d. Empati atau kepedulan (emphaty)

e. Bukti langsung atau berujud (tangibles)

Agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, banyak syarat

yang harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak mencakup delapan hal pokok yakni:

tersedia (available), wajar (appropriate), berkesinambungan (continue), dapat diterima

(acceptable), dapat dicapai (accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient), serta

bermutu (quality).

Pelayanan kesehatan, memiliki tiga fungsi yang saling berkaitan, saling berpengaruh

dan saling bergantungan, yaitu fungsi sosial (fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan

masyarakat pengguna pelayanan kesehatan ), fungsi teknis kesehatan (fungsi untuk

memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat pemberi pelayanan kesehatan) dan fungsi

(28)

Ketiga fungsi tersebut ditanggung jawab oleh tiga pilar utama pelayanan kesehatan yaitu,

masyarakat (yang dalam prakteknya dilaksanakan bersama antara pemerintah dan

masyarakat), tenaga teknis kesehatan (yang dilaksanakan oleh tenaga profesional kesehatan)

dan tenaga adminstrasi/manajemen kesehatan (manajemen/ adminstrator kesehatan).

Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang

memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (consumer satisfaction), melalui

pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan yang memuaskan harapan dan kebutuhan

pemberi pelayanan (provider satisfaction), pada institusi pelayanan yang diselenggarakan

secara efisien (institutional satisfaction). Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan

yang serasi, selaras dan seimbang, merupakan paduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini

merupakan pelayanan kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care).

1.5.3.2. Standar Pelayanan Kesehatan

Standar pelayanan kesehatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan itu sendiri

dan memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah mutu pelayanan kesehatan.

Jika suatu organisasi pelayanan kesehatan ingin menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang

bermutu secara taat azas atau konsisten, keinginan tersebut harus dijabarkan menjadi suatu

standar pelayanan kesehatan atau standar prosedur operasional. Secara luas, pengertian

standar pelayanan kesehatan ialah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan

menyangkut masukan, proses, dan keluaran (outcome) sistem pelayanan kesehatan.

Standar pelayanan kesehatan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan

mutu pelayanan kesehatan ke dalam terminology operasional sehingga semua orang yang

terlibat dalam pelayanan kesehatan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia

(29)

pelayanan kesehatan, dan akan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan perannya

masing-masing. Standar, indikator, dan angka nilai ambang batas menjadi unsur-unsur yang

akan membuat jaminan mutu pelayanan kesehatan itu dapat diukur, objektif, dan bersifat

kualitatif. Dikalangan profesi pelayanan kesehatan sendiri, terdapat berbagai definisi tentang

standar pelayanan kesehatan. Kadang-kadang standar pelayanan kesehatan itu diartikan

sebagai protokol, standar prosedur operasional (SPO), dan petunjuk pelaksanaan.

Secara khusus selain pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat wilayah

setempat maka rumah sakit juga harus meningkatkan manajemen di dalam rumah sakit yaitu

meliputi:

a. Manajemen Sumberdaya Manusia.

b. Manajemen Keuangan.

c. Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit, kedalam dan keluar rumah sakit.

d. Sarana prasarana.

e. Mutu Pelayanan.

1.6 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah yang digunakan dalam menggambarkan secara abstrak

mengenai kebijakan, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial

(Singarimbun, 1989)

Untuk menetapkan batasan-batasan yang lebih jelas mengenai variabel-variabel yang

(30)

1. Manajemen Pelayanan adalah suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun

rencana, mengimplementasikan rencana, mengoordinasikan dan menyelesaikan

aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan.

2. Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau

secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

3. Faktor-faktor yang mencerminkan kualitas pelayanan terdiri dari: transparansi,

akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak, dan keseimbangan hak dan

(31)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

dengan analisa data kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan

perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian

dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki

sebagaimana adanya. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan

menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan sebagaimana

adanya dan mencoba menganalisa untuk memberikan kebenarannya berdasarkan data yang

diperoleh. (Danin, 2002: 41)

Jadi dengan metode deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas

tentang “Kualitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit dr. G. L. Tobing” dengan diupayakan

dapat menerangkan fenomena yang ada berdasarkan data atau informasi yang diperoleh

selama melakukan penelitian.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan

Nusantara II Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

2.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari

penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya populasi

dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan

(32)

informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi tiga

macam yaitu (1) informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki

berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2) informan utama, yaitu

mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, (3) informan

tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat

dalam interaksi sosial yang sedang diteliti. (Suyanto, 2005: 171-172)

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian menentukan informan dengan

menggunakan teknik purposive sampling yaitu: penentuan informan tidak didasarkan atas

strata, kedudukan, pedoman atau wilayah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap

berhubungan dengan permasalahan penelitian, maka peneliti dalam hal ini menggunakan

informan penelitian yang terdiri atas:

1. Informan Kunci, yaitu:

a. Kepala Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II

Tanjung Morawa.

b. Dokter dan Tenaga Medis Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT.

Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.

2. Informan Utama, yaitu Pasien penerima pelayanan kesahatan.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi. Untuk itu peneliti

(33)

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai

berikut:

a. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

memberikan pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait

dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Metode

wawancara ini ditujukan untuk informan penelitian yang telah ditetapkan

sebelumnya oleh si peneliti.

b. Pengamatan atau observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati

secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang

ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai

acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik

pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen

sebagai berikut:

a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian atau

(34)

b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari

buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta

memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.

2.5 Teknik Analisa Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan penulis

dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif, yaitu dengan menyajikan data yang

dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang

terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusunnya dalam satu satuan, yang kemudian

dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya

dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan

(35)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. SEJARAH RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

adalah rumah sakit di bawah naungan milik PT. Perkebunan Nusantara II Persero. Rumah

sakit ini sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda. Pada zaman penjajahan Belanda

rumah sakit ini digunakan untuk perawatan dan pengobatan bagi tentara Belanda.

Setelah kemerdekaan bangsa Indonesia, penjajah Belanda dengan resmi menyerahkan

perkebunannya kepada pemerintah Indonesia, beserta dengan rumah sakit tersebut. Kemudian

pemerintah Indonesia menyerahkan pengelolaan perkebunan dan rumah sakit tersebut kepada

PT. Perkebunan II, yang pada saat itu masih bernama Senembah Matshjavij, kemudian

berubah nama menjadi PT. Perkebunan II. Seiring dengan terjadinya reformasi di tanah air,

maka nama PT. Perkebunan II pada tahun 1996 diganti nama dengan PT. Perkebunan

Nusantara II. PT. Perkebunan Nusantara II adalah gabungan dari dua perkebunan yaitu PT.

Perkebunan IX dan PT. Perkebunan II.

Pada tanggal 13 September 1950 nama rumah sakit ini diganti dengan nama Rumah

Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa oleh Bapak

Jenderal Maraden Panggabean.

Nama rumah sakit ini diambil dari nama salah seorang pahlawan kemerdekaan bangsa

Indonesia sekaligus merupakan pencetus berdirinya rumah sakit ini, yaitu dr. Gerhard

Lumban Tobing. Pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia, dr. G. L. Tobing memiliki

andil yang sangat besar dalam berdirinya rumah sakit ini. Beliau merupakan salah seorang

(36)

perjuangan fisik maupun perjuangan melalui sarana kesehatan bagi para pejuang bangsa

Indonesia yang berada di Sumatera Utara. Nama dr. G. L. Tobing yang diberikan pada rumah

sakit ini adalah untuk mengenang jasa-jasa beliau dalam perjuangannya melawan penjajahan

Belanda di Indonesia demi kemerdekaan Republik Indonesia tercinta.

Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan kepada para karyawan dan pegawai beserta

batihnya PT. Perkebunan Nusantara II dan juga memberikan pelayanan kesehatan pada

masyarakat umum. Rumah sakit ini didirikan untuk kesehatan karena sangat diperlukan

dalam produktivitas kerja para karyawan dan pegawai PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung

Morawa. Adapun yang melatarbelakangi berdirinya rumah sakit ini antara lain adalah:

a. Untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi para karyawan dan pegawai maupun

masyarakat pada umumnya.

b. Untuk meningkatkan produktivitas kerja para karyawan dan pegawai PT.

Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.

Itulah sekilas tentang sejarah singkat Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT.

Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang berada langsung di bawah naungan PT.

Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.

3.2. STRUKTUR ORAGANISASI RUMAH SAKIT

Struktur adalah merupakan pedoman unuk menciptakan huungan kerja yang baik dan

dapat memudahkan kinerja dalam pelaksanaan pekerjaan yang merupakan kebijakan dari

perusahaan yang akan dilaksanakan oleh para pegawai, agar para pegawainya lebih terarah.

Organisasi adalah merupakan sekelompok manusia dalam usahanya untuk mencapai

(37)

kondisi pengawasan yang baik bagi para pegawai untuk dapat bekerja sesuai dengan

ketentuan yang ada diantara bgian kerja yaitu adanya sesuatu ketentuan perintah dan

tanggung jawab penngawasan perusahaan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.

Sebagaimana layaknya suatu organisasi maka rumah sakit dr. G. L. Tobing PT.

Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa juga mempunyai struktur organisasi, karena

pengolahan manajemen rumah sakit ini terpisah dari PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung

Morawa, namun masih terkait dalam hal pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan

kebijaksanaan dan pencapaian tujuan rumah sakit. Untuk lebih dapat dilihat pada gambar

(38)

Tabel 3.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan

(39)

Berikut ini pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing Pimpinan dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Pimpinan Rumah Sakit

Pimpinan Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung

Morawa adalah pimpinan puncak yang bertanggung jawab kepada Direktur Sumber Daya

Manusia/ Umum.

Pimpinan rumah sakit mempunyai wewenang antara lain: melaksanakan

kepemimpinan rumah sakit yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan rumah sakit dan poliklinik.

Adapun tugas-tugas pimpinan rumah sakit adalah :

1. Melaksanakan perencanaan terhadap pengembangan rumah sakit dan pelaksanaan

kegiatan-kegiatan rumah sakit.

2. Melaksanakan pengorganisasian sumber daya yang dimiliki oleh rumah sakit dan

pengorganisasian terhadap pelaksanan kegiatan.

3. Memberikan pengarahan kepada para pelaksanaan kegiatan agar pelaksanaan

kegiatan dapat terarah demi terciptanya tujuan rumah sakit.

4. Mengkoordinir para dokter, kepala perawat/ juru rawat, bidan, asisten, apoteker,

dan kepala tata usaha rumah sakit.

(40)

b. Kepala Medis

Kepala medis adalah dewan medis (para dokter) yang melaksanakan pelayanan medis

di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.

Wewenang kepala medis adalah melaksanakan pelayanan medis bagi para karyawan,

pegawai, anggota rumah sakit (tanggungannya) serta masyarakat sekitar pada umumnya.

Adapun tugas kepala medis adalah:

1. Ikut serta dalam pemberian pelayanan kesehatan rumah sakit.

2. Memberi saran-saran kepada pimpinan rumah sakit dalam hal pengembangan

pelayanan medis yang dilaksanakan.

3. Memberikan laporan-laporan pelayanan kesehatan kepada pimpinan.

c. Asisten Pelayanan Medis

Unit pelayanan medis adalah unit yang melayani kesehatan para karyawan, pegawai

PT. Perkebunan Nusantara II, anggota rumah sakit, dan masyarakat sekitarnya.

Adapun tugas-tugas dari unit pelayanan medis adalah:

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada yang memerlukan pengobatan.

2. Memberikan pelayanan kepada yang memerlukan perawatan .

3. Melakukan pemeriksaan kesehatan kepada yang memerlukan pemeriksaan.

4. Melaksanakan perintah yang diberikan pimpinan dalam bidang tugasnya.

(41)

d. Asisten Penunjang Medis

Asisten penunjang medis adalah salah satu unit yang membantu pelaksanaan

pelayanan kesehatan medis.

Wewenang unit penunjang medis adalah melaksanakan usaha pembantu bagi

pelaksanaan medis.

Adapun tugas dari asisten penunjang medis adalah:

1. Menyediakan peralatan dan perelengkapan pelayanan medis.

2. Menyediakan sarana dan fasilitas pelayanan medis.

3. Bekerja sama dengan pelayanan medis dalam hal pelayanan kesehatan.

4. Melaksankan perintah yang diberikan pimpinan rumah sakit dalam bidang

tugasnya.

5. Melaporkan pelaksanaan bidang tugasnya kepada pimpinan rumah sakit dalam

bidang tugasnya.

e. Instalasi Farmasi

Instalasi farmasi adalah bagian yang mengurusi masalah distribusi dan menyimpan

obat-obatan rumah sakit.

Wewenang instalasi rumah sakit adalah mengurusi kegiatan distribusi dan

penyimpanan obat-obatan rumah sakit.

Tugas-tugas dari instalasi farmasi adalah:

1. Menyediakan obat-obatan untuk kebutuhan pelayanan kesehatan.

(42)

3. Melaksanakan pendistribusian obat-obatan rumah sakit.

4. Mengadakan inventarisir dan administrasi obat-obatan rumah sakit.

5. Melaksanakan perintah yang diberikan pimpinan rumah sakit dalam bidang

tugasnya.

Kepala instalasi farmasi bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada

pimpinan rumah sakit.

f. Tata Usaha

Tata usaha adalah bagian yang melaksanakan penata usaha di bidang farmasi, logistik,

keuangan, kepegawaian umum, rekan medis, dan sekretaris rumah sakit.

g. Pelayanan Kesehatan Bersalin Rumah Sakit (PKBRS)

Pelayanan kesehatan bersalin rumah sakit adalah bagian yang melayani orang-orang

(ibu-ibu) hamil yang memerlukan pemeriksaan, perawatan, dan pertolongan untuk menjaga

kesehatan ibu dan kandungan.

Adapun tugas-tugas dari pelayanan kesehatan bersalin rumah sakit adalah:

1. Mengadakan pemeriksaan dan pelayanan bagi ibu-ibu hamil.

2. Melaksanakan dan membantu proses persalinan ibu-ibu melahirkan.

3. Sebagai bidan rumah sakit.

4. Keterlibatan dalam proses Posyandu di kebun rayon.

(43)

h. Perawatan

Perawatan adalah bagian yang melayani perawatan kesehatan bagi orang-orang/

pasien rumah sakit yang memrlukan perawatan kesehatan.

Adapun tugas-tugas dari perawatan adalah:

1. Melayani dan memberikan pelayanan bagi para pasien yang dirawat inap atau

rawat jalan.

2. Menyiapkan perlengkapan perawatan bagi pasien.

3. Melaksanakan pendataan terhadap perkembangan kesehatan pasien.

4. Melaporkan pelaksanaan bidang tugasnya kepada Kepala Unit Pelayanan Medis.

i. Laboratorium

Laboratorium adalah tempat untuk mengadakan penelitian/ pemerikasaan terhadap

bahan-bahan yang dapat diperiksa agar diketahui keadaan, kadar, dan penyakit apa yang

diderita pasien.

j. Farmasi

Gudang farmasi adalah tempat penyimpanan obat-obatan yang dimiliki rumah sakit.

Adapun tugas-tugas dari farmasi adalah:

1. Melaksanakan penjagaan dan keselamatan obat-obatan.

2. Menyimpan obat-obatan sekaligus mengadakan pendataan obat-obatan tersebut.

3. Melaksanakan yang diberikan oleh para Kepala Instalasi Farmasi dalam bidang

tugasnya.

(44)

k. Gudang Logistik

Gudang logistik adalah tempat penyimpanan logistik rumah sakit yang akan

digunakan untuk keperluan rumah sakit dan untuk keperluan para pegawai rumah sakit.

Adapun tugas-tugas dari gudang logistik adalah:

1. Melaksanakan penyimpanan dan penjagaan terhadap logistik rumah sakit.

2. Meyalurkan pembagian logistik kepada para pegawai rumah sakit.

3. Menyediakan logistik bagi keperluan rumah sakit.

4. Pelaksanaan perintah yang diperlukan oleh Kepala Tata Usaha dalam bidang

tugasnya.

5. Melaporkan pelaksanaan kegiatan bidang tugasnya.

l. Rekam Medis

Rekam medis adalah bagian yang mengadakan pendataan dan pengarsipan terhadap

pasien rumah sakit.

Adapun tugas-tugas rekam medis adalah:

1. Melakukan pendataan terhadap pasien rumah sakit atas pelayanan medis rumah

sakit.

2. Melaksanakan perintah yang diberikan oleh Kepala Tata Usaha dalam bidang

tugasnya.

(45)

m.Sekretaris

Sekretaris adalah bagian yang mengurusi masalah administrasi rumah sakit dalam

pelayanan medis kepada para pasien.

Adapun tugas-tugas sekretaris adalah:

1. Melaksanakan administrasi rumah sakit.

2. Mengurus surat masuk dan surat keluar.

3. Melaporkan pelaksanaan bidang tugasnya kepada Tata Usaha.

n. Keuangan

Keuangan adalah bagian yang menangani masalah transaksi keuangan rumah sakit.

Adapun tugas-tugas dari keuangan adalah:

1. Melaksanakan kegiatan pembukuan keuangan.

2. Melaksanakan pembayaran sehubungan dengan pengeluaran rumah sakit.

3. Melakukan penerimaan sehubungan dengan permintaan rumah sakit.

4. Membuat laporan keuangan serta melaksanakan pertanggungjawaban.

5. Melaksanakan perintah yang diberikan Kepala Tata Usaha dalam bidang

tugasnya.

(46)

o. Umum/ Kepegawaian

Bagian umum kepegawaian adalah bagian yang melaksanakan urusan-urusan dalam

kepegawaian rumah sakit.

Adapun tugas-tugas dari bagian umum adalah :

1. Melaksanakan urusan umum dalam kepegawaian.

2. Mengadakan pendataan terhadap pegawai.

3. Melaporkan pelaksanan bidang tugasnya.

3.3. VISI, MISI, dan, MOTTO RUMAH SAKIT

a. Visi Perusahaan

1. DINAMIS : Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing senantiasa

bergerak dengan berusaha untuk bisa bertahan dalam situasi apapun, mampu

bersaing, tumbuh, dan berkembang menjadi Rumah Sakit yang Mandiri.

Kemandiriran rumah sakit menjadi landasan yang kokoh untuk menyongsong

masa depan.

2. UNGGUL : Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing unggul di dalam

memberikan pelayanan dengan budaya Ramah dan Santun kepada siapapun yang

datang ke rumah sakit, Giat dam Terampil dalam bekerja untuk menggapai masa

depan, Luwes dalam memberikan informasi, dan Tanggap di dalam menerima

masukan dan kritik.

3. TERPERCAYA : Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing di dalam bekerja

(47)

b. Misi Perusahaan

1. Melaksanakan manajemen rumah sakit yang profesional, transparan, jujur, dan

adil.

2. Mengutamakan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang profesional, produktif,

inovatif, jujur, dan ikhlas.

3. Membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat dan tenaga kesehatan yang

berada di sekitar rumah sakit untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia.

4. Mengembangkan jasa pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

dan lingkungan terhadap pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

sesuai perkembangan ilmu kesehatan dan teknologi.

5. Memberi manfaat sebanyak-banyaknya kepada masyarakat umum.

6. Meningkatkan kesejahteraan karyawan Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing.

c. Motto Perusahaan

ANDA SEHAT KAMI BANGGA

Prinsip menyatukan diri dan berempati dengan orang yang kita layani menjadi dasar

motto Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing sehingga apa yang dirasakan oleh pelanggan

kami merasakannya juga dengan sepenuh hati. Kami bekerja dan berusaha dengan ikhlas

sehingga apabila pasien/ pelanggan sehat kami bangga.

d. Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit

Tenaga medis yang ada di rawat inap/ jalan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing

(48)

1. Luas bangunan Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara

II Tanjung Morawa adalah 9.540 m3. 2. Tenaga medis Rumah Sakit.

Tabel 3.2. Tenaga Dokter Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

No Dokter Rumah Sakit Jumlah dokter

1 Dokter Spesialis Bedah 2

2 Dokter Spesialis Anak 2

3 Dokter Spesialis Kandungan 2

4 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 3

5 Dokter Spesialis Mata 2

6 Dokter Spesialis Kulit 1

7 Dokter Spesialis Paru 2

8 Dokter Spesialis Bedah Mulut 1

9 Dokter Spesialis THT 1

10 Dokter Spesialis Syaraf 1

11 Dokter Umum 6

12 Dokter Gigi 1

JUMLAH 24

Sumber: RSU dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

3. Laboratorium berjumlah 4 orang

4. Farmasi berjumlah 6 orang

5. Instalasi Gizi 9 orang

(49)

7. Rehabilitasi Medis

e. Bidang Pelayanan Rumah Sakit

Pelayanan rawat jalan/ inap, saat ini Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT.

Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa melayani 10 poliklinik, 6 ruangan inap, dan 1

UGD. Poliklinik tersebut terdiri dari:

1. Poliklinik Umum

2. Polikilinik Gigi

3. Poliklinik Mata

4. Poliklinik Syaraf/ Neurologi

5. Poliklinik THT

6. Poliklinik Paru

7. Poliklinik Penyakit Dalam

8. Poliklinik Anak

9. Poliklinik Kulit dan Kelamin

10. Poliklinik Bedah

Adapun ruangan inap dirumah sakit ini terdiri dari:

1. Ruang Anggrek ( Kelas 1)

2. Ruang Mawar ( Kelas II )

3. Ruang Anyelir ( Bersalin )

4. Ruang Aster ( Kelas III Wanita )

5. Ruang Dahlia ( Kelas III Pria )

(50)

TABEL 3.3 DAata KARYAWAN DAN TENAGA MEDIS RUMAH SAKIT UMUM dr. G. L. TOBING PT. PERKEBUNAN TANJUNG MORAWA

NO NAMA JABATAN STRATA GOLONGAN

Op. K. Konsul Dokter

(51)
(52)

1

Intan Rosdiana Br Trg

(53)

4 Sabarkita Sipayung Perawat.K.Bedah II I C/06

Dewi Merry Br Sitorus

(54)

1

Sariama M Br Saragih

(55)
(56)

24

25

Nurhaida Lubis

Sutrianti

Perawat

Perawat

II

II

I C/00

II B/01

JUMLAH : 107 ORANG

(57)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini akan dipaparkan hasil-hasil penelitian berupa penyajian data yang telah

diperoleh dari lapangan. Data tersebut terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer

yaitu data yang diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara dengan para informan kunci,

informan utama, dan informan tambahan. Sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh

dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Data primer ini diperoleh melalui

kuesioner yang telah didistribusikan kepada 30 orang responden, dimana data responden

diambil dari penulis melalui data yang melakukan rawat inap dan berobat jalan dari bulan

Januari 2013 dan wawancara dilakukan kepada 30 responden, kuesioner dan wawancara yang

didistribusikan adalah untuk menggambarkan dan untuk mengetahui kualitas pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung

Morawa.

A. Hasil Kuesioner

a. Deskripsi Data Identitas Karyawaan dan Tenaga Medis Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

Data identitas karyawan dan tenaga medis Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT.

Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa menurut jenis kelamin dan pendidikan.

Berdasarkan hasil penerlitian yang telah dilakukan, maka identitas karyawan dan tenaga

(58)

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.1 : Distribusi Karyawan dan Tenaga Medis Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-Laki 38 35

2 Perempuan 69 65

Jumlah 107 100

Sumber : Kuesioner Penelitian,January 2013

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari totalitas responden sebanyak

107 karyawan dan tenaga medis terdapat 69 responden (65%) yang berjenis kelamin

perempuan, dan 38 karyawan dan tenaga medis (35%) berjenis kelamin laki-laki. Dari tabel

ini dapat diketahui bahwa jumlah karyawan dan tenaga medis sebagai pelaksana pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung

Morawa lebih banyak perempuan daripada laki-laki.

2. Tingkat Pendidikan

Kategori tingkat pendidikan responden terdiri dari Sekolah Dasar (SD),

SLTA/Sederajat, SLTA/Sederajat, Program Diploma, dan Sarjana. Hal ini dapat dilihat dari

tabel berikut :

Tabel 4.2 : Distribusi Karyawan dan Tenaga Medis Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 SLTA 37 34

2 SPK 47 44

3 Diploma 15 14

4 Sarjana 3 8

Jumlah 107 100

(59)

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karyawan dan tenaga medis Rumah Sakit Umum

dr. G. L. Tobing Tanjung Morawa lebih banyak berasal dari tamatan SPK ( Sekolah

Pendidikan Keperawatan) berjumlah 47 tenaga medis (44%), tamatan SLTA dengan jumlah

34 karyawan (34%) dan tamatan Diploma sebanyak 15 karyawan dan tenaga medis (14%),

dan tamatan Sarjana berjumlah 3 responden (8%) Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan

bahwa tingkat pendidikan di dalam memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum

dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa terdiri dari pendidikan

spesialisasi keperawatan diman mereka benar-benar ahli dalam memberikan pelayanan

kesehatan.

b. Deskripsi Data Identitas Responden

Data identitas responden mencakup distribusi data responden menurut jenis kelamin,

usia, pendidikan terakhir, dan lamanya bekerja. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, maka identitas responden dapat diuraikan seperti di bawah ini.

1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 4.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki-Laki 18 60

2 Perempuan 12 40

Jumlah 30 100

Sumber : Kuesioner Penelitian, January 2013

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari totalitas responden sebanyak

30 responden terdapat 18 responden (60%) yang berjenis kelamin laki-laki, dan 12

Gambar

Tabel 3.1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan
Tabel 3.2. Tenaga Dokter Rumah Sakit Umum dr. G. L. Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa
TABEL 3.3 DAata KARYAWAN DAN TENAGA MEDIS RUMAH SAKIT UMUM dr. G. L. TOBING PT. PERKEBUNAN TANJUNG MORAWA
Tabel 4.2 : Distribusi Karyawan dan Tenaga Medis Berdasarkan Tingkat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir dengan judul “Rancang Bangun

Pertumbuhan konsumsi pada triwulan II 2015 meningkat meski masih pada level terbatas.Peningkatan terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga dan LNPRT, sementara

Sub-kriteria harga lahan dengan melihat orientasi perkembangan dan pertumbuhan wilayah perkotaan dengan segala aktivitas yang berkembang mempengaruhi harga lahan,

Berat ringannya ancaman hukuman yang ditetapkan dalam suatu hukum disesuaikan dengan berat ringannya pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan.Bentuk-bentuk sanksi dalam

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan mengenai gambaran penyebab kejadian penyakit pneumonia pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pabelan Kabupaten Semarang

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi siklus I yaitu melakukan pengamatan kepada peserta

JURUSAN PENDlDlKAN OUNlA USAHA.. FPlPs lKlP

Satu hal yang perlu ditekankan dan dipahami adalah bahwa Blended Learning dapat digunakan sebagai alternatif dalam strategi pembelajaran matematika karena dapat menggabungkan