7.1 Analisis Kepuasan Konsumen ( Importance Performance Analysis )
7.1.1 Atribut-Atribut dalam Kuadran I (Prioritas Utama)
Kuadran I dinamakan sebagai kuadran prioritas utama, artinya atribut yang berada
dikuadran ini merupakan atribut yang memiliki tingkat kepentingan tinggi namun
kinerjanya dirasakan rendah oleh konsumen. Atribut-atribut yang berada dalam kuadran
ini memang dibutuhkan dan diperhatikan oleh konsumen dalam hal pelayanan karyawan
selama konsumen menikmati fasilitas yang ditawarkan oleh perusahaan. Atribut yang
terdapat di kuadran I ini adalah atribut kesopanan karyawan (6), keamanan (7),
komunikasi yang lancar antara karyawan dengan konsumen (8) dan kenyamanan saat
memancing (12).
1. Kesopanan Karyawan
Sikap sopan santun karyawan akan membuat konsumen merasa senang dan
nyaman saat berada di Fishing Valley. Atribut kesopanan karyawan memiliki tingkat
kepentingan yang tinggi namun kinerjanya dirasakan kurang oleh konsumen. Kinerja
karyawan yang rendah disini maksudnya adalah tingkah laku karyawan honoran yang
mendampingi konsumen saat sedang memancing.
Pada kenyataannya, kesopanan karyawan memiliki kinerja yang rendah, hal ini
ditandai dengan sering terlihatnya beberapa karyawan yang tutur katanya kurang lembut
ketika berbicara dengan konsumen, bersikap cuek dan kurang senyum. Hal ini dapat
dipahami mengingat usia karyawan honoran sebagian besar masih berkisar dibawah 17
tahun sehingga emosi konsumen masih labil dan cenderung tidak ingin diatur. Selain itu,
rendahnya tingkat kesopanan konsumen umumnya mengenai tingkah laku yang kurang
sigap ketika konsumen memiliki keluhan saat memancing, bukan ke arah yang negatif.
Kesopanan dan keramahan merupakan dua hal yang saling berkaitan erat, namun
konsumen Fishing Valley menganggap kedua hal tersebut berbeda. Karyawan Fishing
Valley memiliki keramahan yang tinggi namun hal tersebut dinilai sebagai suatu tindakan
yang kurang sopan saat konsumen menikmati kolam memancing. Sebagai contoh,
karyawan Fishing Valley sangat ramah terhadap konsumen dengan berusaha mencairkan
suasana dengan mengobrol, namun hal ini dirasakan mengganggu konsentrasi konsumen
saat memancing terutama untuk kolam galatama.
2. Keamanan
Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry (Lovelock, 2002) dinyatakan bahwa
keamanan merupakan kondisi aman dari bahaya, resiko, keragu-raguan. Aspek ini
meliputi keamanan secara fisik (physical safety), keamanan finansial (financial security)
dan kerahasiaan (confidentiality). Keamanan menjadi hal yang sangat penting karena
pada saat-saat seperti sekarang ini sering terjadi tindakan kriminal yang semakin tinggi.
Keamanan di Fishing Valley memiliki tingkat kepentingan yang tinggi namun
pada kenyataannya kinerjanya masih rendah. Hal ini ditandai penjagaan dilakukan
intensif dari satuan polisi maupun satpam hanya di hari-hari libur kerja dimana saat
tersebut dikunjungi banyak konsumen baik pemancingan maupun wahana penunjang
lainnya. Pihak perusahaan sengaja mengaktifkan satuan keamanan tersebut untuk alasan
kenyamanan konsumen dan menghindari oknum-oknum yang berniat tidak baik.
Penjagaan satpam pada hari biasa hanya saat menjelang malam hari saja dimana saat-saat
rawan memang menjelang sore hingga malam hari sedangkan pagi hingga siang hari
jarang terlihat penjagaan di pos satpam. Perusahaan dapat menambah jam shift karyawan
untuk berjaga-jaga terutama dari pagi hingga malam pada hari-hari kerja maupun hari
Libur kerja.
3. Komunikasi yang Lancar Antara Karyawan dengan Konsumen
Komunikasi merupakan sarana yang paling efektif dan mempengaruhi konsumen
dalam proses pembelian terutama pada saat membangun preferensi, keyakinan, dan
tindakan pembeli. Komunikasi sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman.
Mampu berkomunikasi artinya karyawan harus mampu berbicara kepada setiap
konsumen. Selain itu, karyawan harus dapat membuat konsumen merasa senang sehingga
jika konsumen memiliki masalah, konsumen tidak segan-segan mengemukakannya ke
karyawan.
Komunikasi yang terjalin antara konsumen dengan karyawan
Fishing Valley
masih rendah. Kinerja yang masih rendah ini disebabkan karyawan sebagian besar kurang
aktif untuk bertanya terlebih dahulu tanpa diminta konsumen. Selain itu, terkadang
karyawan tidak mampu membaca situasi saat kapan konsumen membutuhkan komunikasi
dan saat kapan konsumen membutuhkan ketenangan. Ketenangan dan konsentrasi akan
lebih dibutuhkan konsumen saat memancing. Oleh karena itu, karyawan harus
ditanamkan jiwa atraktif dan komunikatif dengan konsumen melalui pelatihan.
4. Kenyamanan Saat Memancing
Kenyamanan saat memancing dianggap konsumen sebagai atribut penting bagi
Fishing Valley yang harus ditingkatkan kinerjanya. Saat memancing, setiap konsumen
pasti membutuhkan suasana senyaman mungkin untuk melepaskan kepenatan akibat
rutinitas yang padat. Kenyamanan tersebut dapat berupa udara yang sejuk maupun
suasana lingkungan sekitar pemancingan.
Suasana pemancingan di sekitar Fishing Valley menurut sebagian besar konsumen
cukup sejuk, tidak bising walaupun terletak di pinggir jalan raya, dan disediakan tempat
duduk. Namun, ada beberapa keluhan seputar kondisi kenyamanan ini yaitu tempat
duduk yang rusak, dibutuhkan penutup di bagian belakang lapak untuk menghindari terik
matahari sore dan desiran hujan. Secara keseluruhan, konsumen merasa nyaman saat
memancing di Fishing Valley.
7.1.2 Atribut-Atribut dalam Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Kuadran II dinamakan sebagai kuadran pertahankan prestasi, artinya atribut yang
berada dalam kuadran ini dinilai konsumen memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan
kinerja karyawan yang memuaskan atau tinggi. Atribut-atribut yang berada dalam
kuadran II ini adalah nomor telepon dan alamat Fishing Valley (9), penampilan karyawan
(10), kondisi kolam pemancingan (13), umpan ikan (15), fasilitas sarana toilet (16),
kebersihan lokasi (19), luas areal parkir (20).
Perusahaan berusaha mempertahankan kualitas pelayanan semua atribut yang
berada dalam kuadran ini karena merupakan keunggulan yang dimiliki perusahaan di
mata konsumen. Oleh karena itu, pihak pengelola
Fishing Valley sudah sepatutnya
meningkatkan kinerja yang inovatif dan kreatif untuk memperkuat citra perusahaan
konsumen di mata konsumen sehingga mampu mempertahankan konsumen.
1. Nomor Telepon dan Alamat Fishing Valley
Wisata mancing
Fishing Valley Bogor memberikan kebebasan bagi para
konsumennya untuk melakukan kontak telepon sebanyak yang konsumen perlukan.
Komunikasi melalui telepon ini penting untuk menjaga hubungan dengan konsumen atau
untuk menyampaikan informasi tentang program atau perlombaan memancing kepada
konsumen yang sering mengikuti.
Nomor telepon dan alamat Fishing Valley sebagian besar telah dimiliki konsumen
yang sering memancing disana terutama untuk kolam galatama. Konsumen biasanya
membooking lapak untuk memancing dengan sistem galatama dengan tujuan agar saat
konsumen sampai di lokasi mendapatkan lapak. Lapak adalah tempat konsumen untuk
memancing di kolam yang diberi nomor tiap lapaknya. Selain itu, rombongan perusahaan
besar biasanya melakukan pemesanan melalui telepon untuk memesan tempat baik wisata
mancing maupun wahana lainnya seperti Bom-Bom Boat, flying fox, horse ridding, dan
lain-lain. Kinerja dirasakan baik karena konsumen mudah menghubungi pengelola dan
mencapai lokasi Fishing Valley.
Alamat Fishing Valley pun mudah diketahui konsumen sebab Fishing Valley
dikenal sebagai wisata mancing terbesar di Bogor, untuk mencapai lokasi tersebut tidak
terlalu sulit sebab terletak di pinggir jalan raya dan dilalui angkutan kota. Sebagian besar
konsumen pun pada umumnya memperoleh informasi lokasi
Fishing Valley ini dari
kerabat maupun saudara karena diajak pada awalnya sehingga informasi tersebut berantai
dari mulut ke mulut. Selain itu, Fishing Valley sering melakukan promosi melalui acara-
acara di beberapa stasiun televisi swasta sehingga menciptakan kepercayaan di benak
konsumen.
2. Penampilan Karyawan
Pada umumnya orang-orang akan memiliki kesan tentang orang lain yang
didasarkan pada cara berpikir, berpakaian, berbicara, dan berinteraksi dengan konsumen.
Penampilan pribadi, kerapian, bahasa tubuh, nada suara, pilihan kata, dan hal lain
membuat kesan pertama yang mempesona. Penampilan ternyata telah memainkan peran
sangat penting dalam membuat kesan pertama yang mempesona buat orang lain. Dengan
kata lain perhatian pada seseorang ketika sedang bertemu dengan orang lain sangat
penting dalam membangun kesan pertama yang positif.
Karyawan harus menarik, baik dari segi penampilan, gaya bicara, maupun gerak
geriknya sehingga tidak membosankan. Penampilan ini harus dijaga selama jam kerja
secara prima. Penampilan fisik karyawan Fishing Valley saat ini sudah baik, konsumen
menggunakan seragam yang telah disediakan manajer. Seragam karyawan Fishing Valley
berwarna orange dan bawahan celana panjang bahan berwarna hitam, berkerah hitam dan
terdapat logo perusahaan bergambar ikan di saku kemeja seragam tersebut. Selain itu,
disediakan pula topi hitam bergambar logo Fishing Valley untuk karyawan yang sering
berada di luar, menghindari teriknya matahari. Ada pula payung berlogo Fishing Valley
yang disediakan perusahaan untuk karyawan maupun konsumen saat hujan melanda
ketika memancing. Perusahaan dapat meningkatkan atribut ini dengan pemberian seragm
untuk karyawan honoran yang berada di lokasi pemancingan karena selama ini karyawan
honoran diperbolehkan memakai baju konsumen sendiri tanpa seragam. Warna seragam
yang digunakan tidak terlalu mencolok dan berlebihan.
3. Kondisi Kolam Pemancingan
Kondisi kolam pemancingan Fishing Valley cukup jernih, luas dan bersih dari
kotoran baik sampah maupun dedaunan serta dilengkapi saung khusus untuk kolam
harian dan kiloan. Selain itu, terdapat hiasan menarik berupa patung ikan sebanyak dua
buah di pinggir kolam unuk menambah keindahan. Kondisi kolam Fishing Valley yang
bersih tersebut mampu dijadikan indikator ikan yang ditebar di kolam baik jenisnya.
Kolam selalu dalam kondisi bersih dan jernih karena karyawan memiliki jadwal rutin
pengurasan air kolam yaitu sevulan sekali atau disesuaikan dengan kondisi kolam.
Sampah yang ada di kolam pun dengan segera dibersihkan karyawan jika terdapat
konsumen yang kurang mengindahkan kebersihan umum.
4. Umpan Ikan
Pemancingan galatama melarang penggunaan umpan hidup seperti cacing, kroto
dan lainnya. Fishing Valley juga melarang penggunaan umpan yang berbahan dasar nasi
dan umbi-umbian, umpan yang dapat mengambang seperti roti yang kering, pelet multi
dan bom. Alasan pembatasan umpan sesungguhnya ditujukan demi kenyamanan
pemancing sendiri, karena umpan yang dilarang tadi dapat merusak ikan hingga tidak
berselera lagi memakan umpan dironde-ronde selanjutnya, dapat mematikan ikan,
membuat ikan selalu mencari umpan di atas air. Peraturan mengenai umpan ini akan
berbeda di masing-masing empang.
Umpan yang biasa dijual di Fishing Valley adalah udang, pelet, dan cacing.
Masing-masing umpan dijual dengan harga Rp 2.500 per bungkusnya. Konsumen selama
ini masih menilai baik kualitas maupun harga umpan yang ditawarkan. Umpan yang
dijual di Fishing Valley mampu menarik perhatian ikan lebih cepat sehingga konsumen
merasa puas dengan hasil tangkapannya tersebut. Umpan yang sering dibeli konsumen
Fishing Valley adalah umpan berupa pelet sebab selain murah, kualitas tangkapannya pun
memuaskan. Selain itu, umpan selalu tersedia setiap hari dan konsumen tidak pernah
mengeluh akan kehabisan persediaan umpan.
5. Fasilitas Sarana Toilet
Toilet merupakan sarana atau fasilitas yang selalu dan pasti dibutuhkan konsumen
dimanapun konsumen berada. Sarana ini selalu disediakan di lokasi wisata termasuk di
Fishing Valley. Kebersihan toilet terkadang dijadikan indikator kebersihan seluruh lokasi
dalam suatu perusahaan oleh konsumen. Namun filosofi tersebut ternyata tidak terlalu
mutlak benar sebab pada kenyataannya terkadang konsumen yang tidak menjaga sarana
tersebut. Konsumen yang tidak peduli biasanya membersihkan toilet seadanya saja tanpa
memikirkan kepentingan untuk konsumen lainnya saat menggunakan sarana yang sama.
Fishing Valley memiliki delapan buah toilet yang tersebar di beberapa lokasi,
seperti di kolam pemancingan harian dan kiloan sebanyak dua buah, di kolam
pemancingan galatama sebanyak satu buah, di restoran sebanyak dua buah, di belakang
terdapa dua buah, dan di mushola sebanyak satu buah. Toilet dinilai baik kualitasnya,
airnya bersih, terdapat gayung bahkan wastafel. Sebagian besar toilet tersebut dalam
kondisi yang baik namun ada beberapa toilet terutama yang di kolam pemancingan harian
dan galatama dirasa konsumen kurang bersih. Hal ini disebabkan karena ada beberapa
konsumen yang kurang memikirkan kepentingan bersama sehingga konsumen tidak
menjaga kebersihan toilet setelah menggunakannya. Perusahaan dapat memberikan tissu
dan pewangi karbol ke toilet di kolam pemancingan sebab toilet tersebut sering
digunakan konsumen setiap harinya.
6. Kebersihan Lokasi
Wisata mancing
Fishing Valley Bogor selalu berusaha menjadikan kegiatan
memancing menjadi seru bagi konsumen. Untuk mewujudkan hal tersebut,
Fishing
Valley pun berupaya menciptakan kepuasan konsumen yaitu dengan memberikan
perbaikan dan pelayanan terbaik serta kesadaran akan pentingnya pemeliharaan
lingkungan dengan tetap menjaga kebersihan dan kehijauan lingkungan. Perusahaan
selalu menjaga kebersihan lingkungan Fishing Valley agar selalu bersih sehinga membuat
konsumen betah dan merasa nyaman memancing disana.
Kebersihan sangat dijaga oleh pihak pengelola Fishing Valley sebab erat sekali
kaitannya dengan kenyamanan konsumen. Pemancingan sering sekali dikaitkan dengan
aroma amis dari ikan yang ada, namun Fishing Valley berusaha mengatasinya dengan
pemberian parfum di meja restoran, diusahakan tidak ada sampah yang berserakan di
sekitar tempat lapak pemancingan dan karyawan dituntut untuk jeli dan tanggap jika ada
sampah di sekitar pemancingan. Kotak sampah pun tersedia di tempat-tempat yang
mudah ditemukan konsumen.
7. Luas Areal Parkir
Dalam membangun suatu bangunan komersial, pengelola harus memperhatikan
kebutuhan parkir karena kebutuhan parkir setiap bangunan komersial berbeda sehingga
perusahaan perlu menyediakan fasilitas parkir yang sesuai dengan kebutuhan parkir
tersebut. Para konsumen tentu akan lebih menyukai lokasi pemancingan yang memiliki
tempat parkir yang cukup luas dan dekat karena akan mempengaruhi orang yang akan
berkunjung ke tempat tersebut dan mempermudah konsumen mencapai lokasi. Namun
terkadang jauh dekatnya tidak terlalu dipermasalahkan konsumen jika ditunjang dengan
kualitas pelayanan yang baik.
Areal parkir
Fishing Valley
memang sengaja dibuat sangat luas, mampu
menampung lebih dari 50 mobil. Hal ini dilakukan perusahaan karena konsumen yang
berkunjung umumnya menggunakan kendaraan baik motor maupun mobil terutama di
hari-hari libur yang ramai. Selain itu, disediakan pula tukang parkir yang bertugas
mengatur penempatan kendaraan dan menjaga keamanan kendaraan-kendaraan
konsumen.
Dalam dokumen
Analisis kepuasan konsumen terhadap atribut mutu pelayanan wisata mancing fishing valley Bogor
(Halaman 130-139)