• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Atribut Kemasan

Kemasan merupakan pembungkus dari sebuah produk yang dimana pada dewasa ini telah mengalami perluasan fungsi. Perluasan fungsi tersebut kemudian menuntut kemasan untuk memilik atribut yang dapat membuat sebuah produk dapat memenuhi harapan konsumennya dan dapat memudahkan konsumennya dalam menggunakan maupun mengingat produk tersebut.

Atribut dari kemasan sebuah produk yang menurut penulis sering dijumpai dan umum digunakan dalam kemasan, diantaranya adalah:

1. Merek pada kemasan

Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaskudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2000:460). Merek atau yang paling sering disebut sebagai nama sebuah produk, merupakan unsur yang paling penting dari sebuah kemasan. Tanpa adanya merek sebuah produk akan sulit dikenali oleh

konsumennya, konsumen juga akan meragukan produk tersebut dikemudian hari. Banyak orang bilang bahwa merek secara dominan diwakili oleh desain visual yang mudah ditangkap artinya dan unik. Padahal kalau dipelajari lebih dalam lagi, pengertian merek bukanlah demikian. Ada makna khusus dari produk yang baru diluncurkan seperti yang dikemukakan oleh Marty Neumeier ( 2003). Intinya adalah diferensiasi. Yakni sampai dimana produk itu mampu membangun citra khusus, unik atau berbeda pada masyarakat kosumen. Bila terdapat suatu citra merek produk, warna mereknya harus diseleksi karena cocok untuk makanan, tetapi citra atau variasi yang berbeda dapat dibedakan dengan panel berwarna yang sesuai agar mudah dibaca ( Danger, 1992: 198).

2. Gambar pada kemasan

Faktor yang paling penting dalam mencapai daya tarik pelanggan adalah daya tarik visual, dan ini sama sekali terlepas dari sifat produk atau atribut lainnya seperti penambahan rasa (Danger, 1992: 21). Gambar merupakan unsur yang juga sering dijumpai pada kemasan sebuah produk. Gambar pada kemasan dapat dijadikan daya tarik visual bagi sebuah kemasan, denga adanya gambar yang menarik akan membuat konsumen tertarik dan akhirnya membeli sebuah produk. Gambar ini juga digunakan sebagai ciri khas dari sebuah produk yang dapat memudahkan konsumen untuk mengingatnya. Seperti yang telah dikemukakan oelh Marty Neumier (2003) bahwa desain grafis dengan konsep jelas, taktis dan strategis sangat membantu para tenaga penjual agar lebih mudah menjual. Tidak semua usaha berhasil berkaitan

dengan konsep visualisasi ini. Intinya adalah diferensiasi. Yakni produk itu mampu membangun citra khusu, unik atau berbeda pada masyarakat konsumen dengan gambar atau logo.

3. Bentuk kemasan

Bentuk sebuah kemasan merupakan pendorong utama yang membantu menciptakan seluruh daya tarik visual. Bentuk sebuah kemasan tentu saja berpengaruh terhadap penjualan, dan pengalaman ini menunjukan bahwa perubahan bentuk dari sebuah kemasan menimbulkan suatu perbedaan (Danger, 1992:23). Sebagian besar konsumen secara tidak langsung dalam membeli sebuah produk memiliki beberapa kriteria diantaranya adalah bahwa produk tersebut praktis atau mudah digunakan dan mudah pula untuk dibawa, dibandingkan dengan bentuk yang tidak praktis dan sulit untuk dibawa ditambah dengan ukuran yang besar. Selain itu, bentuk yang unik dan identik dengan peusahaan, akan memudahkan mereka untuk menemukan produk tersebut diantara ribuan produk di toko dan memudahkan untuk mengingatnya (Eric Schulz, 2003:101-102). Untuk produk yang di pasarkan di pasar swalayan atau toko, bentuk dan ukuran harus diperhitungkan karena perusahaan hanya akan memiliki jatah beberapa persen saja dari keseluruhan barang yang dijual di tempat tersebut. Dengan bentuk ukuran yang efisien atau tidak banyak makan tempat, perusahaan tersebut akan dapat meletakan produknya lebih banyak daripada produk lain yang sejenis di toko tersebut. Yang menjadi pertimbangan dalam menentukan bentuk kemasan bagi

konsumen diantaranya adalah kemudahan pemakaian, kemudahan membawa dan kemudahan penggunaannya.

4. Warna Kemasan

Unsur lain dari kemasan adalah warna, sebagian besar produk mengandalkan permainan warna dalam kemasan untuk menarik konsumennya, memudahkan menemukan produk tersebut diantara ribuan produk disebuah toko dan memudahkan konsumen untuk mengingatnya. Pemilihan warna adalah salah satu hal yang sangat penting dalam menentukan respon dari pengunjung, karena warna adalah hal yang pertama dilihat oleh pengunjung (Idarmadi, 2003:2). Orang pertama-tama melihat warna kemasan. Bentuk, penampilan, produk dalam kemasan diperhatikan kemudian. Warna sangat vital pada penjualan secara spontan karena warna menarik perhatian pelanggan dan dapat menciptakan penjualan; ini juga sangat penting pada pembelanjaan di supermarket diman hany sedikit orang yang mempunyai waktu pertimbangan yang matang dan disutulah kemasan yang berdaya tarik pada pelanggan menjadi kemasan yang menjual (danger, 1992: 24). Warna memiliki konotasi indrawi yang sangat penting. Satu penelitian menguji satu merek deodorant rool-on yang dikemas dalam tiga tabung yang berbeda-beda. Kebanyakan responden menyimpulkan produk berwarna tertentu cepat mongering dan efektif, produk kedua memilik aroma yang kuat, dan produk ketiga tidak efektif dan bikin gatal. Reaksi konsumen bisa berbeda-beda padahal produknya identik. Ini terjadi hanya karena factor perbedaan warna kemasan saja (Sulaksana, 2003: 47).

5. Label kemasan

Pada konteks sekarang, pemberian label berhubungan dengan data yang harus mencakup pada kemasan, dan bukan pada signifikansi dari label yang dipasang pada kemasan karena sebagai lawan dari cetak langsung. Label pada kemasan terdiri atas informasi mengenai manfaat prodik, mengenai cara penyajian, mengenai komposisi produk, berat, tanda yang jelas mengenai bahaya, instruksi penyimpanan, harga, kode barang, dan isi kemasan (Danger, 1992 :137-138). Konsumen melakukan pembelian karena mereka mencari manfaat yang disediakan produk tersebut. Sehingga, tempat terbaik unttk menyampaikan manfaat-manfaat dari sebuah produk adalah pada bagian depan kemasan. Disinilah perusahaan dapat mengatakan pada konsumen bahwa mereknya memberikan manfaat yang diinginkan secara lebih baik dibandingkan produk-produk pesaing (Eric Schulz, 2003: 100). Termasuk didalamnya adalah komposisi dari produk, pada kemasan biasanya tercantum manfaat dari komposisi produknya. Tingginya kesadaran akan pentingnya sumber makanan sehat mendorong konsumen untuk mengetahui lebih banyak, bagaimana produk-produk tersebut dihasilkan dan cara menguji kadar nutrisinya. Tuntutan ini pula yang akhirnya membuat produsen membuka pintu lebar-lebar bagi kosumen, dan membeberkan rahasia atau teknik penanaman sumber pangan tersebut (Radio Singapore International, 2004). Informasi mengenai cara penyajian merupakan salah satu unsur yang banyak dijumpai dalam kemasan. Dalam sebuah kemasan harus tercantum

cara penyajian karena dengan tercantumnya kemudahan penyajiannya akan membantu konsumen dalam membuat produk tersebut dan mereka tidak akan mengalami kesulitan, jika tidak konsumen akan meninggalkan produk tersebut ( Eric Schulz, 2003: 101).

Dokumen terkait