• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aturan dan peraturan tentang aliran barang,

Dalam dokumen TOOLKIT PENILAIAN PERSAINGAN USAHA PEDOMAN. (Halaman 51-54)

4. Intervensi Peraturan

4.1. Aturan dan peraturan yang membatasi

4.1.3. Aturan dan peraturan tentang aliran barang,

Peraturan dalam negeri tentang aliran barang dan jasa telah menjadi fitur yang umum di banyak negara. Dalam sejarahnya, bea dibebankan terhadap pergerakan barang antar daerah dan negara bagian yang berbeda. Meskipun banyak dari pembatasan ini yang telah dihapuskan dari waktu ke waktu, masih terus ada hal-hal di mana peraturan-peraturan bertahan. Argumen yang diberikan untuk menetapkan peraturan tersebut beraneka ragam dan mencakup:

• Perlindungan terhadap pelaku usaha dalam negara bagian atau dalam daerah dari persaingan usaha;

• Karena jalan-jalan dalam suatu daerah atau negara bagian biasanya merupakan tanggung jawab pemerintah setempat, peraturan dan pajak dibebankan atas berat barang dan ukuran truk dari daerah dan negara bagian lain yang dapat bergerak melakui daerah atau negara bagian tersebut;

• Perlindungan konsumen. Sebagai contoh, dengan meloloskan perundang-undangan yang mencegah penjualan minuman beralkohol dari luar negara bagian/daerah di dalam Negara Bagian tertentu atau pengangkutan minuman beralkohol melalui atau ke dalam Negara Bagian tersebut.

Peraturan yang membatasi secara geografis aliran barang dapat memiliki bentuk yang sangat jelas seperti pelarangan langsung atas pembelian barang dan jasa dari luar Negara Bagian atau daerah. Sebagai contoh:

• Negara bagian Florida di AS telah memiliki pembatasan atas pengapalan anggur antar negara bagian. Sebagai contoh, kita tidak dapat membeli anggur di negara bagian lain dan menyuruh mengirimkannya ke rumahnya di Florida atau menjadi anggota perkumpulan penikmat anggur di negara bagian lain dan menyuruh mengirimkan anggur ke rumahnya. Hal-hal ini dianggap sebagai kejahatan menurut hukum Florida. Giachino (2000) menyatakan bahwa peratuan seperti ini sering dikenakan untuk memberikan hak istimewa dan perlindungan bagi pengecer dan penyalur dalam negara bagian.

Peraturan dapat berbentuk lain seperti hambatan bagi aliran barang termasuk pajak yang dibebankan kepada perdagangan antar daerah. Sebagai contoh:

• Goodpaster dan Ray (2000) mengemukakan bahwa Indonesia telah memiliki banyak peraturan dan pajak atas pengangkutan barang dagangan pertanian antar daerah. Undang-undang 18 (1997) mengurangi gangguan tersebut dan hal ini membawa kepada peningkatan perdagangan antar daerah. Betapa pun, kajian tersebut mencatat bahwa banyak dari pembatasan tersebut secara tersembunyi atau jelas telah kembali di beberapa daerah seperti daerah Sulawasi Selatan. Ini mencakup pembatasan yang ditetapkan oleh departemen angkutan setempat atas berat barang yang dibawa oleh truk. Produk sampingan peraturan ini mencakup kekerasan dari pihak berwenang setempat untuk menarik bayaran dari supir truk. Hasil akhir dari hambatan tersebut terhadap aliran barang dagangan adalah harga lebih rendah yang diperoleh petani dan hambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan pasar setempat dan regional.

Kotak 3 menyajikan beberapa contoh dari jenis hambatan terhadap persaingan usaha yang berbeda-beda yang dapat ditimbulkan oleh peraturan tentang aliran barang dan jasa.

Kotak 3. Aliran barang, jasa dan modal

1. Undang-undang Jones di AS menerapkan pembatasan atas kapal yang mengangkut muatan antara dua pelabuhan di AS. Badan legislatif negara bagian Maine meminta Kongres untuk mencabut peraturan ini karena menghambat perdagangan dan perkembangan penuh dari pelabuhan Maine. Mereka beralasan bahwa dalam pasar yang makin mendunia, pembatasan terhadap kebangsaan dari pembangun dan pemilik kapal tidak lagi masuk akal.

2. Di masa lalu, India telah menerapkan peraturan terhadap pergerakan hasil panen pertanian bahan makanan antar negara bagian yang berbeda. Lembaga pemerintahan membatasi pergerakan antar negara bagian melalui pesanan dengan pemberitahuan, menciptakan kendala atas aliran barang yang bebas. Walaupun pada tahun 1993 pemerintah pusat memutuskan untuk memperlakukan seluruh negeri sebagai zona penghasil makanan tunggal untuk memudahkan aliran produk pertanian, Wadhwa (2001) mengemukakan bahwa beberapa negara bagian terus menerapkan setidaknya pengendalian tidak resmi yang dapat menghambat pergerakan barang pertanian secara bebas antar negara bagian.

Praktek yang umum diikuti oleh pejabat setempat di perbatasan Negara bagian adalah, untuk menghentikan dan mengecek truk yang membawa barang. Walaupun dengan alasan pengecekan rutin, truk dapat dihentikan selama berhari-hari. Hal ini membebankan harga yang tinggi bagi pedagang swasta. Di daerah-daerah penanam gandum yang berkelebihan seperti Punjab, Haryana dan Uttar Pradesh Barat, pembatasan tidak resmi telah dikenakan sedemikian rupa sehingga para petani kehilangan hak untuk menjual hasil bumi mereka kepada setiap orang yang menawarkan harga yang lebih baik – membuat peraturan pemerintah tersebut sama dengan pemerasan.

3. Di banyak negara, sebagian terbesar barang diangkut dengan truk. Dalam banyak hal, pembatasan dikenakan terhadap operasi truk. Pembenarannya bermacam-macam dan termasuk, kemacetan perkotaan, pengendalian pencemaran, antara lain. Walaupun sebagian dari pembenaran dan batasan yang dikenakan tampak berarti, penting untuk mengakui bahwa pembatasan atas operasi truk dan menyebabkan berkurangnya aliran baragn, pemisahan pasar dan membahayakan persaingan usaha. Kami memberikan beberapa contoh:

Jalan raya A12 merupakan rute lalu lintas perdagangan besar antara Jerman dan Italia. Daerah Tirol memprakarsai larangan bagi truk besar untuk alasan lingkunagn (meningkatkan mutu udara). ME (kasus C-320/03) memutuskan bahwa melarang truk berat pada jalan utama yang penting tersebut merupakan pembatasan yang melanggar hukkum terhadap pergerakan barang yang bebas.

Sebelumnya, negara-negara anggota UE memiliki pembatasan yang berlainan terhadap mengemudikan truk berat selama akhir minggu dan libur. Serikat Angkutan Jalan Internasional, sebagai contoh, berpendapat bahwa peraturan yang berlainan ini memiliki akibat yang besar untuk perdagangan

baik dalam negara anggota maupun dalam UE secara keseluruhan dan meminta penyelarasan aturan.

4. Di banyak negara terdapat (atau pernah ada) hambatan terhadap pergerakan kualifikasi profesi dengan demikian menciptakan kendala bagi pasar jasa profesional. Walaupun negara-negara anggota UE sebelumnya telah memiliki aturan yang terpisah-pisah, instruksi UE baru di bawah “prinsip saling mengakui” mendesak akan pengakuan kualifikasi di seluruh negara anggota. Melonggarkan pembatasan ini akan memungkinkan aliran jasa profesional yang lebih besar dengan manfaat untuk konsumen dalam kaitannya dengan keragaman yang lebih luas akan jasa yang ditawarkan dan potensi harga yang lebih rendah. Di AS, Negara-negara Bagian yang berbeda mempersyaratkan ujian sertifikasi, sebagai contoh, untuk pengacara dan dokter. Hal ini menciptakan kendala bagi aliran profesional dalam bidang kedokteran dan hukun antar Negara Bagian dan berpotensi membahayakan persaingan usaha.

Penting untuk mengakui bahwa aliran barang, jasa dan modal yang bebas antar daerah dalam sebuah negara penting bagi konsumen agar dapat menuai manfaat persaingan usaha dan bagi pelaku usaha agar dapat memiliki akses kepada pasar yang lebih luas untuk menjual dan bertumbuh. Manfaat ini dapat hilang apabila daerah atau Negara Bagian dalam suatu negara menerapkan peraturan atas aliran barang dan jasa. Hal ini secara tidak langsung berarti bahwa usulan aturan dan peraturan yang membatasi aliran barang dan jasa harus diselidiki dengan seksama dan dievaluasi perkiraan manfaat dan biaya dan pengaruhnya terhadap persaingan usaha. Sebagai prinsip umum, pembatasan tersebut harus dihilangkan.

Dalam dokumen TOOLKIT PENILAIAN PERSAINGAN USAHA PEDOMAN. (Halaman 51-54)