• Tidak ada hasil yang ditemukan

130 B.Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase

Dalam dokumen ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 130-136)

KABUPATEN KENDAL

B. Ruang Lingkup Pengelolaan Drainase

VI- 130 B.Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase

Kondisi umum pembangunan Drainase di Indonesia dapat diuraikan secara garis besar adalah sebagai berikut:

 Proporsi rumah tangga yang telah terlayani saluran drainase dengan kondisi berfungsi

baik/mengalir lancar mencapai 52,83%

 Proporsi rumah tangga dengan kondisi saluran drainase mengalir lambat atau tergenang

mencapai 14,49%

 Proporsi rumah tangga yang tidak memiliki saluran drainase 32,68%.

Kondisi eksisting pengembangan drainase yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Kendal, dapat mengacu pada dokumen Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kendal Tahun 2013. Materi yang telah diuraikan dalam dokumen tersebut adalah sebagai berikut ini:

a. Umum

Jaringan drainase di Kabupaten Kendal diklasifikasikan menjadi saluran primer, sekunder dan tersier. Terdapat beberapa lokasi yang tidak memenuhi syarat jaringan, syarat tersebut berupa besaran ukuran, kedalaman dan jenis konstruksi. Selain itu, jaringan drainase utama yang berupa sungai tertutup oleh tingginya sedimen, timbunan sampah dan adanya permukiman liar di tepi sungai sehingga berkesan kumuh. Dengan kondisi tersebut mengakibatkan jaringan drainase utama tidak dapat berfungsi secara baik dalam mengalirkan air.

Selama ini perawatan jaringan drainase primer di kelola oleh Dinas Bina Marga, Sumber Daya Air, Energi dan Sumber Daya Mineral. Perawatan yang dimaksud berupa pengerukan sedimen, yang selalu dianggarkan dalam setiap tahun. Penanganan sampah yang masuk ke dalam jaringan primer diambil dan diangkut dengan truk sampah ke TPA. Akan tetapi frekuensi pembersihan sampah di saluran tersebut masih rendah, akibatnya sering terjadi luapan air disepanjang saluran drainase primer terutama pada saat musim hujan. Banjir yang terjadi di daerah alun-alun Kab. Kendal dimana bila musim hujan air meluap di sekitar kantor Bupati dan kantor Bappeda Kabupaten. Kendal, hal tersebut disebabkan karena kali Kendal sudah tidak mampu lagi menampung debit air hujan, akibat tingginya sedimen di kali tersebut.

Penanganan drainase sekunder yang ditempati oleh masyarakat disepanjang tepian saluran drainase belum tertangani secara signifikan. Ada beberapa yang sudah tertangani yaitu yang terkena program PLPBK (Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas), yaitu di Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Kendal. Program tersebut lebih bersifat memberi penyadaran ke masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman, sehingga masyarakat

Laporan Akhir

VI-131

dengan kesadarannya mau berpindah tempat tinggal dari lokasi yang sebenarnya merupakan bantaran saluran drainase.

Gambar 6.

Saluran Drainase Primer Kab. Kendal

Sumber: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kendal, tahun 2013

Gambar 6.

Saluran Drainase Primer (Kali Reyeng)

Sumber: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kendal, tahun 2013

Saluran drainase sekunder yang ada di Kabupaten Kendal merupakan tanggung jawab dari SKPD Dinas Ciptaru. Bidang yang menangani pemeliharaan saluran drainase sekunder tersebut belum optimal, karena hanya ditangani oleh pejabat tingkat eselon IV, yang mana tugas-tugasnya tidak

Laporan Akhir

VI-132

hanya menangani saluran drainase saja akan tetapi mencakup seluruh kegiatan dalam bidang penataan lingkungan permukiman.

Pemeliharaan saluran tersier yang ada di Kabupaten Kendal menjadi tanggung jawab masyarakat, sedangkan pemerintah lebih bertanggung jawab dalam hal pembangunan saluran tersier yang bergantung pada usulan dari masyarakat melalui forum musrenbang. Di beberapa lokasi perkotaan masih belum memiliki saluran drainase tersier, saluran masih berupa tanah atau alami. Akibatnya pada saat musim hujan sering terjadi genangan air.

Gambar 6

Drainase Permukiman di Kecamatan Kendal

Sumber: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kendal, tahun 2013

Gambar 6.

Drainase Alami di Kecamatan Kendal

Laporan Akhir

VI-133 Gambar 6

Drainase Alami di Kecamatan Kendal

Sumber: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kendal, tahun 2013

b. Kelembagaan

Dalam pengelolaan drainase tingkat kabupaten sesuai dengan Peraturan Bupati Kendal Nomor 28 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang seksi Tata Lingkungan. Tupoksi dari seksi tersebut lebih terfokus pada pembangunan fisik, sedangkan aspek pemeliharaan belum terdefinisi secara jelas

Tabel VI-80.

Daftar Pemangku Kepentingan yang Terlibat Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan

FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah

Kabupaten Kendal Swasta Masyarakat PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaandrainaselingkunganskalakab/kota Dinas Ciptaru Menyusunrencana program drainaselingkungandalamrangkapencapaian

target

BAPPEDA, Ciptaru Menyusun rencana anggaran program drainaselingkungan

dalamrangkapencapaian target

BAPPEDA, Ciptaru, DPPKAD PENGADAAN SARANA

Menyediakan / membangunsaranadrainaselingkungan Dinas Ciptaru, DPPKAD v v PENGELOLAAN

Membersihkansaluran drainase lingkungan Ciptaru v Warga sekitar

Memperbaikisalurandrainaselingkungan yang rusak Ciptaru v v

Melakukanpengecekankelengkapanutilitasteknisbangunan (salurandrainaselingkungan) dalampengurusan IMB

Ciptaru, BPMPT

(Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu) PENGATURAN DAN PEMBINAAN

Laporan Akhir

VI-134

FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah

Kabupaten Kendal Swasta Masyarakat Menyediakanadvis planning untukpengembangankawasanpermukiman,

termasukpenataandrainaselingkungan di wilayah yang akandibangun

Bappeda, Ciptaru Memastikanintegrasisistemdrainaselingkungan (sekunder)

dengansistemdrainasesekunderdan primer

Ciptaru, Bina Marga, Bappeda Melakukansosialisasiperaturan,

danpembinaandalamhalpengelolaandrainaselingkungan

Ciptaru, Bagian Hukum Setda Kendal, Bappeda Memberikansanksiterhadappelanggaranpengelolaandrainaselingkungan Ciptaru, Satpol PP, Bappeda MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan monitoring danevaluasiterhadapcapaian target pengelolaandrainaselingkunganskalakab/kota

Ciptaru, Bappeda, Bagian Pembangunan Melakukan monitoring

danevaluasiterhadapkapasitasinfrastruktursaranapengelolaandrainaselingkung an

Ciptaru, Bappeda, Bagian Pembangunan

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan

Ciptaru, Bappeda, Bagian Pembangunan

Sumber: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kendal, tahun 2013

Tabel VI-81.

Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Kendal

Peraturan

Ketersediaan Pelaksanaan

Keterangan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif

Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan DRAINASE LINGKUNGAN

 Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini

Target untuk 20

kecamatan - - V -

Lebih ke wilayah pedesaan  Kewajiban dan sanksi bagi

Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan - V - - - Belum ada peraturan terkait pengelolaan drainase  Kewajiban dan sanksi bagi

Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan - V - - - Belum ada peraturan terkait pengelolaan drainase  Kewajiban dan sanksi bagi

masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan

menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder

 Terdapat pada  Perda No. 6 thn 2011 tetang bangunan dan gedung  Permen PU no. 14 thn 2010 petunjuk teknis def. operasioanal SPM bidang CKPBL  Permen PU No. 5/PLT/M/2008 pedoman penyediaaan dan pemanfaat RTH di kawasan Perkotaan  Permen PU - - - - Pengembang membangun Fasum dan Fasos

termasuk saluran drainase lingkungan sesuai dengan Peraturan

Laporan Akhir

VI-135

Peraturan

Ketersediaan Pelaksanaan

Keterangan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif

Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan No.24/PRT/M/ 2007 tentang pedoman tekonis ijin mendirikan bangunan  Permendagri thn 2009 tentang penyerahan Fasumdan Fasos  Kewajiban dan sanksi bagi

masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan

- V - - - -

Sumber: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kendal, tahun 2013

c. Sistem dan Cakupan Pelayanan

Kabupaten kendal mempunyai ketinggian 0 – 2.177 meter diatas permukaan air laut dan memiliki

kemiringan tanah berkisar 5 – 55%. Jenis tanah pada umumnya adalah alluvial, andesal dan

grumosal. Curah hujan di Kabupaten Kendal rata-rata sebesar 2.781 mm setiap tahunnya. Wilayah Kabupaten Kendal bagian atas dan tengah termasuk daerah yang jarang banjir/ tergenang, sedangkan wilayah bagian bawah merupakan daerah rawan banjir.

Sistem jaringan drainase di Kabupaten Kendal dibedakan atas 3 (tiga) bagian yaitu drainase alam, drainase pedesaan dan drainase perkotaan. Drainase alam pada umumya merupakan sungai- sungai yang melintas di Kabupaten Kendal, berfungsi sebagai penampung pengaliran drainase Kabupaten dan air hujan yang kemudian dipatuskan ke laut. Drainase pedesaan pada umumnya sebagai saluran pembuangan limbah rumah tangga dan saluran pembuangan air hujan menuju saluran tersier. Drainase perkotaan pada umumnya sebagai saluran pembuangan limbah dan saluran pembuangan air hujan menuju saluran sekunder.

Sistim drainase di Kabupaten Kendal terdiri dari saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier. Kondisi saluran-saluran tersebut sebagian ada yang sudah permanen, sebagian lagi semi permanen dan bahkan terdapat saluran yang masih berupa tanah. Saluran primer merupakan muara dari saluran-saluran drainase sekunder dan/atau tersier yang seterusnya akan mengalirkan air hujan maupun air limbah ke laut. Saluran sekunder merupakan muara bagi saluran drainase tersier atau drainase lingkungan. Kondisi saluran drainase sekunder saat ini bervariasi, dimana sebagian masih berupa saluran tanah serta sebagian lagi merupakan pasangan batu. Secara garis besar kondisi saluran tersebut masih cukup baik dan terawat dengan baik terbukti dengan pengaliran air yang relatif lancar. Saluran tersier merupakan upstream dari sistem drainase secara

Laporan Akhir

VI-136

keseluruhan, terdapat di kanan-kiri jalan yang ada di permukiman yang bermuara pada saluran drainase sekunder. Kondisi saluran tersier di Kabupaten Kendal pada umumnya masih berupa saluran tanah dan hanya sebagian kecil saja yang telah dibangun dengan kontruksi pasangan. Kondisi saluran yang ada saat ini kurang terpelihara dimana banyak saluran tersumbat sampah, terjadi pendangkalan karena tingginya lumpur/ sedimen, sehingga aliran air kurang lancar.

Kondisi sungai-sungai di Kabupaten Kendal adalah sungai-sungai alam yang sampai sekarang masih mampu untuk menampung air hujan, hanya saja perlu ditingkatkan pemeliharaanya baik secara rutin maupun periodik terhadap endapan lumpur dan pasir pada sungai-sungai tersebut. Kondisi saluran tersier dan sekunder di Kabupaten Kendal pada saat ini secara umum cukup baik dalam arti fungsinya sebagai mengalirkan air. Banjir/ genangan dapat terjadi karena adanya sedimentasi (pendangkalan) yang diakibatkan oleh erosi permukaan, pembuangan limbah rumah tangga, limbah pasar dan limbah industri kecil seperti limbah industri rumah tangga dan dari fasilitas sosial lainya yang diduga membuang limbahnya ke dalam saluran drainase. Sejauh ini dapat dikatakan pematusan air hujan di Kabupaten Kendal masih berfungsi baik dan tuntas dalam mengalirkan air hujan.

Adapun gambaran mengenai sistem jaringan drainase Kabupaten Kendal dapat dilihat pada gambar berikut ini

Adapun diagram sistem sanitasi pengelolaan drainase lingkungan dapat dilihat pada tabel berikut.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KENDAL

POKJA AMPL KABUPATEN KENDAL

Dalam dokumen ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 130-136)