• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Sebagai sumbangan pemikiran kepada siswa agar dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan siswa dalam memahami konsep dan penyelesaian masalah mengenai materi peluang sehingga dapat mengurangi seminimal mungkin kesulitan yang dihadapi.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menangani dan merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan siswa sehingga pada proses pembelajaran guru dapat meminimalisir kesalahan/kesulitan yang dihadapi oleh siswa sehingga hasil belajar dapat optimal.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menjadi bekal dan pengalaman bagi peneliti untuk menganalisis kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika ketika peneliti sudah memasuki dunia kerja sebagai pendidik, serta menambah keterampilan peneliti dalam membuat karya ilmiah dan menambah wawasan dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan siswa pada mata pelajaran matematika dalam rangka mempersiapkan diri menjadi seorang pendidik.

E. Batasan Istilah

Beberapa istilah dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut; 1. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sadar untuk memperoleh perubahan pada diri baik berupa konsep, pemahaman, pengetahuan, dan pengalaman yang berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang.

2. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang mengalami hambatan dimana hambatan ini disebabkan oleh kebiasaan serta sikap-sikap yang kurang mendukung saat proses belajar dan lemahnya tingkat kecerdasan

siswa untuk mencapai suatu perubahan baik berbentuk sikap, pengetahuan, maupun keterampilan dalam belajar yang ditandai dengan prestasi belajar yang rendah. Kesulitan dalam penelitian ini dibatasi pada memahami konsep dan penyelesaian masalah pada materi peluang

3. Analisis Kesulitan Belajar

Analisis Kesulitan Belajar adalah upaya untuk memahami dan menjelaskan suatu kondisi yang mengalami hambatan dimana hambatan ini disebabkan oleh kebiasaan serta sikap-sikap yang kurang mendukung saat proses belajar dan lemahnya tingkat kecerdasan siswa untuk mencapai suatu perubahan baik berbentuk sikap, pengetahuan, maupun keterampilan dalam belajar yang ditandai dengan prestasi belajar yang rendah. Dengan menggunakan cara mendiagnosa melalui tahapan-tahapan diagnosis yaitu identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, melokalisasikan letaknya kesulitan dan lokasikan jenis faktor dan sifat yang menyebabkan siswa mengalami berbagai kesulitan.

4. Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis Kesulitan Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meneliti kasus, menemukan faktor yang menyebabkan timbulnya masalah, menemukan letak dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa dan menentukan kemungkinan-kemungkinan bantuan yang akan diberikan kepada siswa, sehingga siswa yang bersangkutan terlepas dari kesulitan yang dialaminya.

5. Faktor Penyebab Kesulitan

Faktor penyebab kesulitan adalah sesuatu yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar sehingga siswa tidak dapat mencapai prestasi belajar dengan maksimal. Faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan dalam belajar dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu faktor internal atau faktor yang terdapat dalam diri siswa sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor yang terletak di luar diri siswa. Faktor-faktor yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah faktor internal. Faktor internal pada penelitian ini dibatasi pada faktor kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan

sikap-sikap yang salah, tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang dimiliki.

6. Peluang

Peluang adalah perbandingan dari hasil percobaan yang diharapkan dengan hasil percobaan yang mungkin terjadi.

F. Sistematika Penulisan 1. Bagian Awal Skripsi

Bagian awal skripsi pada penelitian ini memuat beberapa halaman yang terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, lembar pernyataan keaslian karya, lembar pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi

Bagian isi terdiri dari 5 bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini memuat teori pengertian belajar, kesalahan dalam mengerjakan soal matematika, kesulitan belajar, kesulitan belajar matematika, diagnosis kesulitan belajar, prosedur diagnosis kesulitan belajar, materi peluang, penelitian sejenis dan kerangka berpikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat jenis penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, bentuk data, metode dan instrument pengumpulan data, teknik analisis data, keabsahan instrumen dan prosedur pelaksanaan penelitian

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA,

ANALISIS DATA, dan PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.

Bab ini memuat pelaksanaan penelitian, tabulasi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran 3. Bagian Akhir Skripsi

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

Menurut Syah (dalam Jihad dan Haris, 2013:1), belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Menurut Piaget (dalam Susanto, 2018: 20), belajar adalah proses perubahan dan perkembangan struktur kognitif sebagai akibat dari proses adaptasi terhadap perubahan lingkungan. Menurut Badar (2014:18), belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Menurut Sudjana Jihad dan Haris (dalam Jihad dan Haris, 2013:1), belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.

Dari beberapa pengertian belajar menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sadar untuk memperoleh perubahan pada diri baik berupa konsep, pemahaman, pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, dan pengalaman yang berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang.

B. Kesalahan dalam Mengerjakan Soal Matematika

Kesalahan adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan prosedur atau aturan yang ada. Menurut Singh (dalam Kristanti, 2017:19-20), tahap-tahap kesalahan menurut prosedur kesalahan Newman, yaitu sebagai berikut.

1. Kesalahan Membaca

Kesalahan membaca dilakukan saat siswa membaca soal. Kesalahan ini terjadi ketika siswa tidak mampu membaca soal. Kesalahan ini tejadi ketika siswa tidak mampu membaca kata-kata maupun simbol sebagai informasi utama dari soal, sehingga siswa tidak menggunakan informasi tersebut dalam mengerjakan soal dan jawaban dari siswa tidak sesuai dengan maksud dari soal.

2. Kesalahan Memahami

Kesalahan memahami terjadi setelah siswa mampu membaca soal tetapi siswa kurang mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk mengerjakan soal terutama dalam konsep, siswa tidak mengetahui apa yang sebenarnya ditanyakan dalam soal, maupun siswa salah menangkap informasi yang terdapat dalam soal sehingga ia tidak dapat menyelesaikan permasalahan. 3. Kesalahan Transformasi

Kesalahan transformasi merupakan kesalahan yang terjadi ketika siswa mampu memahami pertanyaan dari soal yang diberikan tetapi siswa belum dapat mengubah soal ke dalam bentuk matematika yang benar maupun siswa gagal dalam memilih operasi matematika yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

4. Kesalahan Keterampilan Proses

Kesalahan keterampilan proses terjadi apabila siswa mampu memilih operasi yang diperlukan untuk menyelesaikan persoalan namun siswa tidak dapat menjalankan prosedur dengan benar. Kesalahan keterampilan proses juga terjadi karena siswa belum terampil dalam melakukan perhitungan. 5. Kesalahan Menuliskan Jawaban

Kesalahan masih tetap bisa terjadi meskipun siswa selesai memecahkan permasalahan matematika, yaitu bahwa siswa salah menuliskan apa yang

dimaksudkan. Kesalahan ini juga terjadi karena siswa melakukan kesalahan dalam proses penyelesaian.

Pada penelitian ini teori kesalahan menurut Newman digunakan sebagai dasar dalam membuat dugaan kesalahan, dugaan kesalahan ini lah yang nantinya akan menjadi patokan dalam membuat soal. Pembuatan soal tidak hanya berdasarkan dugaan kesalahan yang sering dilakukan siswa namun juga berdasarkan kompetensi dasar dan indikator.

Hubungan kesalahan dengan kesulitan adalah ketika siswa yang mengalami kesulitan sudah pasti melakukan kesalahan namun siswa yang melakukan kesalahan belum pasti mengalami kesulitan. Ada siswa yang melakukan kesalahan dan ternyata hanya disebabkan karena siswa terburu-buru, kurang teliti, dll. Oleh karena itu kesalahan juga dapat menjadi salah satu petunjuk siswa mengalami kesulitan.

C. Kesulitan Belajar

1. Pengertian Kesulitan Belajar

Menurut Mulyadi (2010:6), pada umumnya “kesulitan” merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar adalah kegagalan dalam mencapai tujuan belajar, ditandai dengan prestasi belajar yang rendah, yang terjadi pada proses belajar yaitu kesulitan materi pelajaran. Proses itu tidak dapat diamati, namun dapat diketahui atau disimpulkan melalui jawaban siswa atau soal-soal tes. Menurut Suwarto (2013:88) kesulitan karena mata pelajaran mungkin berkenaan dengan keabstrakan konsep. Suatu mata pelajaran yang bersifat hierarki, yaitu dimulai dari yang paling mudah hingga yang paling sukar akan memerlukan pemahaman yang berkesinambungan. Apabila kesulitan di suatu konsep yang mendasar tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan kesulitan

untuk memahami konsep yang berikutnya. Jamaris (2014:5) mengemukakan kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang bersifat heterogen yang mewujudkan dirinya dalam bentuk kesulitan belajar di satu atau lebih fungsi psikologis secara mendasar. Kesulitan fungsi-fungsi psikologis secara mendasar dapat berbentuk kesulitan dalam perkembangan dalam kemampuan mendengar, berbicara, menulis, membaca, berpikir, matematika, dan berpikir kritis.

Dari beberapa pengertian kesulitan belajar menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang mengalami hambatan dimana hambatan ini disebabkan oleh kebiasaan serta sikap-sikap yang kurang mendukung saat proses belajar dan lemahnya tingkat kecerdasan siswa untuk mencapai suatu perubahan baik berbentuk sikap, pengetahuan, maupun keterampilan dalam belajar yang ditandai dengan prestasi belajar yang rendah.

2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar

Menurut Burton (dalam Entang, 1984:13-14), terdapat 2 kategori yang menjadi faktor penyebab kesulitan belajar, kedua faktor tersebut meliputi: a. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain :

1) Kelemahan secara fisik, merupakan suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna misalnya fungsionalisasi anggota gerak tubuh (luka atau cacat), kesehatan, ketahanan tubuh, sehingga sering membawa gangguan emosional dan penyakit menahun (asma, dan sebagainya) yang nantinya dapat menghambat usaha-usaha belajar akibatnya proses belajar tidak dapat dilakukan secara optimal. 2) Kelemahan-kelemahan secara mental baik kelemahan yang di bawa

sejak lahir maupun karena pengalaman yang sulit diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan, antara lain kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang). Kelemahan mental ini bisa disebabkan karena kurang minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang tidak terarah, kurang semangat (kurang gizi, kelelahan (overwork) dan sebagainya),

kurang menguasai keterampilan serta kebiasaan fundamental dalam belajar. Jika otak anak/taraf kecerdasannya memang kurang berfungsi secara sempurna. Akibatnya anak akan mengalami hambatan belajar. Anak yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan anak yang dalam keadaan kelelahan. Anak yang kurang gizi akan mudah cepat lelah dan mudah mengantuk sehingga dalam kegiatan belajarnya anak mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran.

3) Kelemahan-kelemahan emosional antara lain, terdapat rasa tidak aman, kemudian ada penyesuaian yang salah terhadap orang-orang sekitar, situasi, tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan, lalu tercekam rasa phobia (takut, benci dan antipasti/rasa ketidaksukaan) yang menyebabkan timbulnya mekanisme pertahanan diri (sebuah proses yang terjadi secara tidak sadar dalam melindungi individu sebagai cara menghilangkan kecemasan), serta disebabkan karena perilaku yang tidak sesuai dengan usianya (pemalu, penyendiri, takut melakukan hal yang baru, mudah menyerah, mudah mengeluh, tidak bertanggung jawab).

4) Kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara lain banyak melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak menunjang pekerjaan sekolah, menolak atau malas belajar. Kurang berani dan gagal untuk berusaha memusatkan perhatian. Kurang kooperatif dan menghindari tanggung jawab. Sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran. Gugup. Kebiasaan dan sikap yang sering ditemukan pada siswa yaitu, siswa membolos ketika jam pelajaran, malas ketika sedang belajar, banyak siswa yang pasif, tidak mengerjakan tugas, dan membuat keributan di kelas.

5) Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan, seperti ketidakmampuan membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar untuk sesuatu bidang studi

yang sedang diikutinya secara sekuensial, kurang menguasai bahasa asing. Memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah. Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Ada anak yang memiliki kecerdasan yang tinggi, cepat menyerap materi, mudah mengolah materi dan kemampuan menyimpan materi yang baik namun ada siswa yang memiliki kecerdasan yang sedang dan rendah dimana anak sulit untuk menyerap materi, sulit mengolah data dan sulit untuk menyimpan materi.

b. Faktor yang terletak di luar diri siswa (situasi sekolah, keluarga dan masyarakat), antara lain:

1) Kurikulum yang seragam (kurikulum bagi siswa yang tinggal di wilayah perkotaan tidak jauh berbeda dengan kurikulum yang diterima siswa di wilayah kepulauan), bahan dan buku-buku yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan karakteristik setiap individu.

2) Ketidaksesuaian standard administratif (sistem pengajaran, penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar, dan sebagainya).

3) Terlalu berat beban belajar (siswa) atau mengajar (guru), terlampau besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar, dan sebagainya.

4) Terlalu sering pindah sekolah, atau program, tinggal kelas dan sebagainya.

5) Kelemahan dari sistem belajar mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan (dasar asal) sebelumnya.

6) Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga (pendidikan, keadaan ekonomi keluarga, keutuhan keluarga, relasi antara anggota keluarga, cara orang tua mendidik, suasana rumah, dan sebagainya). 7) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu

banyak terlibat dalam kegaiatan extra-curricular. 8) Kekurangan makan (gizi) dan sebagainya.

Faktor penyebab kesulitan adalah sesuatu yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar sehingga siswa tidak dapat mencapai prestasi belajar dengan maksimal. Kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa di sekolah akan bersumber dari beberapa hal yang menjadi latar belakang kesulitan belajar tersebut, untuk itu dalam usaha membantu siswa tersebut perlu digali hal yang melatarbelakangi kesulitan belajar siswa tersebut. Kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa disebabkan oleh 2 faktor, baik faktor yang terdapat dalam dirinya (internal) dan faktor yang terdapat di luar dirinya (eksternal). Faktor-faktor yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini adalah faktor internal. Faktor internal pada penelitian ini dibatasi pada faktor kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang dimiliki.

D. Kesulitan Belajar Matematika

Martini Jamaris (2014:188), mengemukakan bahwa kesulitan yang dialami oleh anak yang berkesulitan matematika adalah sebagai berikut:

1. Kelemahan dalam menghitung.

Dalam hal ini, sebenarnya siswa memiliki pemahaman yang baik terhadap konsep matematika, namun siswa tersebut melakukan kesalahan karena mereka salah membaca simbol-simbol matematika dan mengoperasikan angka secara tidak benar.

2. Kesulitan dalam menstransfer pengetahuan.

Siswa tidak mampu dalam menghubungkan konsep-konsep matematika dengan kenyataan yang ada. Misalnya, pemahaman siswa konsep peluang belum dapat ditransfer anak dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan peluang, seperti mencari peluang munculnya mata dadu 6.

3. Pemahaman bahasa matematika yang kurang.

Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam membuat hubungan-hubungan yang bermakna matematika. Seperti yang terjadi dalam memecahkan masalah hitungan soal yang disajikan dalam bentuk cerita.

4. Kesulitan dalam persepsi visual.

Siswa mengalami kesulitan dalam memvisualisasikan konsep-konsep matematika yang membutuhkan kemampuan dalam menggabungkan kemampuan berpikir abstrak dengan kemampuan persepsi visual.

E. Diagnosis Kesulitan Belajar

1. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meneliti kasus, menemukan faktor yang menyebabkan timbulnya masalah, menemukan letak dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa dan menentukan kemungkinan-kemungkinan bantuan yang akan diberikan kepada siswa, sehingga siswa yang bersangkutan terlepas dari kesulitan yang dialaminya. Menurut Entang (1984:10) diagnosis adalah upaya untuk menemukan kelemahan yang dialami seorang siswa dalam belajar dengan cara yang sistematis yang berdasarkan gejala yang nampak seperti nilai prestasi hasil belajar yang rendah, tidak bergairah dalam mengikuti pelajaran, kurang motivasi dalam mengerjakan tugas dan sebagainya. Pengajaran diagnosis hendaknya diarahkan kepada menemukan letak kesulitan yang dialami siswa dan berusaha untuk menemukan faktor penyebabnya baik yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri ataupun yang berasal dari luar diri siswa yang bersangkutan. Bila hal tesebut telah ditemukan harusnya direncanakan alternatif cara pemberi bantuan yang paling tepat. Menurut Suwarto (2013:91), diagnosis adalah usaha untuk mempelajari keadaan seseorang individu atau kelompok agar dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok tertentu, menguasai atau tidak menguasai suatu materi konsep mata pelajaran yang diberikan.

2. Prosedur dan Teknik Diagnosis Kesulitan Belajar

Pada langkah diagnosis yang dilakukan adalah menentukan masalah berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah kemudian merencanakan sebuah cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam langkah ini dilakukan kegiatan

pengumpulan data mengenai berbagai hal yang menjadi latar belakang atau yang melatarbelakangi gejala yang muncul dengan menggunakan berbagai aplikasi instrumentasi.

Ross dan Stanley (dalam Entang, 1984:19-30) mengatakan bahwa tahapan-tahapan diagnosis antara lain:

a. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan sebagai berikut:

1) Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam suatu kelompok yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya umum maupun sifatnya yang lebih khusus dalam bidang studi tertentu.

2) Dalam menandai siswa yang mengalami kesulitan dapat dilakukan bermacam-macam cara, antara lain dengan:

a) Meneliti nilai ujian yang tercantum dalam catatan akademik. b) Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang

dibuatnya.

c) Observasi pada saat siswa dalam proses belajar mengajar. d) Memeriksa buku catatan pribadi yang ada pada petugas

bimbingan.

e) Melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial psikologis yang terdapat pada para siswa.

b. Melokalisasikan Letaknya Kesulitan (Permasalahan)

Setelah kita menemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, maka persoalan selanjutnya yang perlu kita telaah ialah, (1) dalam mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi, (2) pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku siswa) manakah ada kesulitan itu terjadi, (3) pada bagian (ruang lingkup bahan ajar) manakah kesulitan itu terjadi, dan dalam segi kesulitan belajar siswa manakah kesulitan itu terjadi.

Untuk itu dilakukan analisis letak kesulitan belajar siswa dengan cara sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu dapat dilakukan dengan cara membandingkan angka nilai prestasi individu siswa untuk semua bidang studi. Untuk memperjelas hal ini sebaiknya dibuat grafik yang berisi semua mata pelajaran/bidang studi lengkap dengan nilainya.

2) Mendeteksi kesulitan pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran dapat dilakukan dengan menganalisis jawaban siswa terhadap soal-soal setiap mata pelajaran. Dari jawaban itu dapat diketahui pada bagian mana siswa mendapat kesulitan.

3) Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar. Analisis yang dimaksud disini adalah analisis terhadap kemampuan menyelesaikan tugas-tugas, soal-soal saat proses belajar berlangsung, kehadiran atau ketidakhadiran saat proses belajar berlangsung untuk setiap mata pelajaran, penyesuaian diri dengan temannya.

c. Lokalisasi jenis faktor yang menyebabkan siswa mengalami berbagai kesulitan. Secara garis besar penyebab kesulitan belajar dapat timbul dari dua hal yaitu :

1) Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri siswa itu sendiri. Hal ini antara lain disebabkan oleh :

a) Kelemahan mental meliputi faktor kecerdasan (intelegensia), atau kecakapan/bakat khusus tertentu yang dapat diketahui melalui test tertentu.

b) Kelemahan fisik, panca indera, syaraf, kecacatan, penyakit bawaan lahir dan sebagainya.

c) Gangguan yang bersifat emosional.

d) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan pelajaran tertentu.

e) Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang dibutuhkan untuk memahami bahan lebih lanjut.

2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar yang menyebabkan timbulnya hambatan atau kesulitan. Faktor eksternal antara lain meliputi:

a) Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk aktif antisipatif (kurang kemungkinannya siswa belajar secara aktif ”lack of possibility student active learning”) b) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.

c) Beban belajar yang terlampau berat. d) Sering pindah sekolah.

e) Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar mengajar. f) Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan

aktivitas belajar.

3) Untuk mengetahui faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dapat menggunakan berbagai cara dan alat, baik yang dapat dibuat oleh guru, maupun yang telah dikerjakan orang lain yang tersedia

Dokumen terkait