• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PEMBAHASAN

G. Bagian Dalam

Jika pengantin memakan bagian dalam ayam , maka keluarga yang menyasikan akan berkata “ keluarga enda nge pagi keluarga si sukah sakit hati, janah perate-ate”. Yang artinya bahwa keluarga ini akan menjadi keluarga yang sensitif. Yang dimaksud dengan keluarga yang sensitif adalah keluarga yang mudah sakit hati, mudah tersinggung. Atau keluarga yang hatinya lemah. Jadi keluarga yang lain akan berusaha untuk tidak menyinggung perasaan pasangannya kelak.

Data ini menunjukkan hubungan antara sepasang pengantin dengan masyarakat atau keluarga yang menyaksikan. Keluarga yang menyaksikan acara mukul tersebut adalah tempat untuk meminta nasihat-nasihat.

5. Nilai Moral

Moral bangsa mempengaruhi maju mundurnya keberadaan suatu bangsa.

Namun di era globalisasi ini moral bangsa Indonesia semakin mengalami kemerosotan. Menurut Ali (1984:217) nilai moral adalah hubungan dalam pergaulan, didasarkan pada nilai baik. Jadi ada ukuran mengenai nilai baik maupun nilai buruk.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa moral erat kaitannya dengan agama karena ukuran atau aturan yang diterapkan di masyarakat mengacu pada nilai moral juga berkaitan dengan kebiasaan atau aturan suatu negara. Simbol Cipera

Ada pepatah di Karo yang berkata “ jaung nguda ah pe adi partaken metua ka nge dungna” ini mengartikan bahwa walaupun jagung muda kalo di jemur akan tua juga. Jadi pengantin tersebut di ibaratkan seperti jagung muda.

Walaupun pengantin itu masih muda dan masi ke kanak-kanakan jika terus di ajari atau di beri nasihat-nasihat akan menjadi dewasa juga. Menjadi dewasa yang mampu membina sebuah keluarga baru, dan meninggalkan sifat lama.

Berdasarkan kutipan tersebut, menunjukkan bahwa orang tua mempunyai kewajiban menanamkan nilai-nilai moral yang baik kepada anak-anaknya agar mereka nantinya selalu berbuat baik kepada orang lain dan mampu membedakan antara perbuatan baik denagn yang tidak baik, dan mampu juga untuk membangun sebuah hubungan yang harmonis dengan keluarga kecil yang baru.

6. Nilai Ketuhanan

Ali (1984:226) menyatakan bahwa nilai-nilai ketuhanan pada prinsipnya adalah patokan-patokan, motif-motif untuk perohanian hidup. Manusia tidak mungkin

menjadi besar dan kuat tanpa bergantung kepada tuhan. Manusia yang melepaskan ketergantungannya kepda tuhan akan menyebabkan ia lemah dan kehilangan pegangan. Oleh Karena itu kita harus memiliki pondasi agama yang kuat, agar .kehidupan kita di sunia ada manfaat dan mencapai kebahagiaan yang abadi.

Simbol lau meciho(air putih)

Jika hendak menyerahkan lau Meciho kepada pengantin, maka keluarga berkata “ jadi lah kam bagi lau meciho enda nakku, lit rusur itengah-tengah keluarga , janah banci jadi tambar bagi keluarganta. Ngarap kami jadilah kam bagi lau enda meherga i tengah-tengah keluarga , bagi jelma merluken lau , janah ula lupa nagataken bujur man dibata”. Yang artinya “ jadilah kamu seperti air putih ini anakku, selalu ada di tengah keluarga, dan mampu menjadi obat bagi keluarga. Kami juga berharap jadilah kamu seperti air , barharga di tengah keluarga , seperti manusia membutuhkan air,dan jangan lupa untuk mengucap syukur kepada tuhan”.

Data tersebut merupakan nilai dari ketuhanan karena dalam data tersebut menunjukkan sikap masyarakat mengucap syukur kepada tuhan atas apa yang sudah mereka dapatkan, dan itu patut untuk di syukuri.

7. Nilai Pengendalian Diri

Dalam hidup bermasyarakat, sikap pengendalian diri harus diterapkan agar hidup dapat berjalan secara harmonis. Manusia sering terhanyut oleh gelora perasaanya sendiri sperti takut, marah, sedih, benci, terutama perasaan-perasaan suram. Hal ini apabila tidak dikendalikan akan mengakibatkan sakit badan dan jiwa. Menurut

Ali (1984:109) dengan adanya pendidikan penguasaan diri diharapkan siswa dapat menguwasai, mengendalikan,merasionalkan, dan menormalisasi perasaannya.

Simbol Tinaruh Manuk Rajamulia

Telur ini harus berwarna putih bersih dan tidak memiliki cacat. Karena telur berwarna putih bersih dan mulus itu memiliki makna kehidupan yang bersih pula bagi kehidupan pengantin. Di percaya bahwa telur yang bagus akan membawa pengantin ke dalam kebahagiaan dan perjalanan rumah tangga yang bagus juga.jika telurnya ada cacat , maka masyarakat akan merasa takutapalagi kalau mereka tidak mampu untuk menguasai emosinya , karena orang Karo percaya telur yang cacat akan membawa malapetaka bagi kehidupan pengantin kelak. Rumah tangga pengantin akan hancur dan akan banyak di temui kecacatan dalam kehidupan rumah tangganya.

Data tersebut menunjukkan sikap masyarakat yang mengingatkan kepada sepasang pengantin tentang hal apa yang akan terjadi apabila kelak tdak mampu menguasai emosinya masing-masing.

8. Nilai Tingkah Laku

Ali (1984:109)pendidikan merupakan proses belajar yang adapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Oleh karena itu, suatu media seperti novel diharapkan mengandung nilai pendidikan yang di dalamnya terdapat nilai tingakah laku. Dalam bertingakah laku,seperti berjalan, cara berbicara, dan bersikap kepada orang lain memerlukan pengalaman sesuai dengan situasi dan kondisi. Pengertian situasi dan kondisi ini juga menyangkut adat istiadat. Maka orang yang memiliki adab sopan santun berarti orang yang beradat.

Simbol Amak dabuhen

Amak dabuhen adalah simbol penghormatan. Amak dabuhen sebagai simbol penghormatan yaitu biasanya diberikan kepada orang-orang yang dihormati.

Seperti kalimbubu , anak beru,dan para tamu yang datang. Amak dabuhen ini sebagai tanda pembuka dalam setiap upacara adat. Karena sebelum acara adat dimulai dilakukanlah erkimbang (menggelar tikar)

data ini menunjukkan tingkah laku masyarakat kepada tetua yang dihormatinya karena setiap acara adat dilaksanakan, denga sopan para masyarakat menyediakan tikar putih untuk tempat duduk orang-orang yang dihormati.

9. Nilai Kehendak/Cita-cita

Nilai kehendak atau cita-cita menyangkut pembentukan motivasi, cita-cita, ketabahan, dan kekuatan kemauan. Ali (1984:109) mengatakan bahwa di dalam pendidikan harus dibina manusia yang kuat hati untuk mempunyai cita-cita dan meealisasikan cita-cita itu. Motivasi dan cita-cita itu harus dapat direalisasikan dengan kekuatan kemauan dan usaha yang nyata serta mampu tabah keluar dari kesulitan yang dihadapi sampai tujuan tercapai.

Simbol Takal (kepala)

“Enda pagi puji-pujin, adi la ia i sembah sembah labo akapna pas, ia me pagi si bagi kepala e. Janah jelmana ngatur, egia mbera-mbera mehuli kel pagi ia”. Yang artinya “ keluarga ini harus dipuji nantinya, kalo tidak di sembah-sembah tidak akan suka dia. Merasa dia yang paling benar sama seperti seorang kepala, suka ngatur , dan semoga baik hati dia nantinya”.

Data tersebut menunjukkan nilai cita-cita atau kemauan masyarakat terhadap sepasang pengantin yang baru menikah dalam membangun dan membina sebuah rumah tangga.

10. Nilai Kesetiaan

Simbol nakan pukul(nasi kepal)

dalam masyarakat Karo pengantin laki-laki yang terlebih dahulu mengepal nasi dan memberikannya kepada pengantin perempuannya. Biasanya sambil memberikan nakan pukul kepada pasangannya pengantin laki-laki berkata “ bage ersadana nakan pukulen enda, bagem pagi ersadana arihta, pala mosar kel pagi nakan si kupukul enda, maka mosar ukurku bandu”. Nasi itu dimakan oleh

pengantin perempuannya. Setelah nasi itu selesai dimakan , maka pengantin perempuan mengambil nasi dan mengepalnya dengan keras, memberikannya kepada pengantin laki-laki dan berkata “aku pe pagi mosar kel nakan si panndu ena , maka mosar kel ukurku bandu , enda aloken dage aku ras kerina kekurangenku”.setelah acara mengepal nasi selesai maka pengantin mulai makan

makanan yang di sediakan dan disaksikan oleh beberapa orang seperti singalo bere-bere, singalo perbibin, singalo perninin ,suku pekepar,dan singalo ulu emas.

data tersebut menunjukkan bahawa masing-masing dari pengantin mengucapkan sumpah untuk setia kepada pasangannya.

Berdasarkan data diatas maka nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi mukul adalah nilai keterampilan, nilai kecerdasan, nilai harga diri, nilai sosial, nilai moral, nilai ketuhanan, nilai pengendalian diri, nilai tingkah laku, nilai kehendak/cita-cita, dan nilai kesetiaan

BAB V

Dokumen terkait