• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-Nilai Yang Terdapat Dalam Tradisi Mukul

HASIL PEMBAHASAN

4.2. Nilai-Nilai Yang Terdapat Dalam Tradisi Mukul

Nilai adalah alat yang menunjukkan alas an dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal –hal yang benar , baik , atau diinginkan. Nilai juga merupakan sebuah konsep yang dianggap berharga dalam kehidupan manusia. Dengan memacu kepada sebuah nilai , seseorang dapat menentukan bagaimana ia harus berbuat dan bertingkah laku yang baik sehingga tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku(Richard T.

Schaefer Dan Robert P.Lmm 1998)

1. Nilai Keterampilan

Ali (1984:107) hakikat dari nilai keterampilan adalah manusia sebagai homo fober yaitu manusia mempunyai kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Dalam sehari-hari terampil adalah cekatan ,cepat, dan tepat dalam mengerjakan sesuatu.

Simbol Nakan Pukul

Nakan pukul ini akan di kepal oleh pengantin itu sendiri, dalam masyarakat Karo pengantin laki-laki yang terlebih dahulu mengepal nasi dan memberikannya kepada pengantin perempuannya. Biasanya sambil memberikan nakan pukul kepada pasangannya pengantin laki-laki berkata “ bage ersadana nakan pukulen enda, bagem pagi ersadana arihta, pala mosar kel pagi nakan si kupukul enda, maka mosar ukurku bandu”yang artinya “seperti nasi yang sudah menyatu, seperti ini lah hubungan kita,sulit dipecahkan”.Nasi itu dimakan oleh pengantin perempuannya. Setelah nasi itu selesai dimakan , maka pengantin perempuan

pengantin laki-laki dan berkata “aku pe pagi mosar kel nakan si panndu ena , maka mosar kel ukurku bandu , enda aloken dage aku ras kerina kekurangenku”,yang artinya “hatiku juga seperti nasi yang yang sudah dikepal ini, sulit dipecahkan”.

Data ini menunjukkan keterampilan sepasang pengantin yang baru saja menikah mampu menciptakan sebuah karya yaitu nakan pukul atau nasi kepal yang digunakan untuk membuat sebuah janji pernikahan.

2. Nilai Kecerdasan

Suwarno(1991:104) mengemukakan bahwa dasar dari nilai kecerdasan adalah hakikat manusia sebagai homo sapiens atau manusia yang berakal atau makhluk yang bijaksana.

Menurut ali (1984 :107) bahwa nilai kecerdasan merupakan kesan-kesan dari pengantaran untuk diingat kembali. Penyimpanan kesan pengantaran ini diolah melalui proses berpikir. Simbol Tulang punggung

“ Keluarga endam nge pagi si banci jadi tulang punggung keluarganta ras kerina sangkep nggeluhta”. Yang artinya “keluarga ini yang akan menjadi tulang

punggung semua keluarga entah itu keluarga dekat maupun jauh”. Yang dimaksud menjadi tulang punggung disini adalah menerima keberadaan keluarga yang lain di dalam rumahnya atau ada keluarga yang menumpang di rumahnya walaupun dalam waktu yang lama sekalipun.

Data tersebut menunjukkan kecerdasan sebuah keluarga yang baru menikah dalam menyatukan dan mempertahankan sebuah hubungan kelurga besarnya

Simbol Paha

.“Enteguh kel pagi rumah tangga keluarga enda, amin gia mbue mbue tantangen si ni hadapina”. Yang artinya bahwa keluarga ini akan menjadi keluarga yang kuat akan tantangan, tak peduli apa yang dihadapinya, keluarga ini akan tetap mampu mengahadapi persoalan yang menerpa rumah tangganya.

Data ini menunjukkan kecerdasan sebuah keluarga yang mampu membangun dan membina rumah tangga yang tangguh dan tahan akan tantangan.

3. Nilai Harga Diri

Harga diri merupakan hal yang paling diagung-agungkan pada setiap individu. Dimana sekarang , harga diri seringkali menjadi pemicu dalam setiap pertikaian. Ali (1984:104) menyatakan bahwa nilai harga diri merupakan pembinaan individu agar ia menjadi orang yang bertanggung jawab dan mempunyai rasa harga diri, mengakui orang lain, tidak merasa dirinya lebih atau kurang.

Menurut Ali (1984:219) harga diri yang dimaksud disini adalah nilai-nilai yang member posisi hidup untuk individu-individu di masyarakat, bukan sifat-sifat yang berhubungan dengan harga diri seseorang.

Simbol lau meciho(air putih)

Jika hendak menyerahkan lau Meciho kepada pengantin, maka keluarga berkata “ jadi lah kam bagi lau meciho enda nakku, lit rusur itengah-tengah keluarga , janah banci jadi tambar bagi keluarganta. Ngarap kami jadilah kam bagi lau enda meherga i tengah-tengah keluarga , bagi jelma merluken lau”. Yang artinya

“ jadilah kamu seperti air putih ini anakku, selalu ada di tengah keluarga, dan mampu menjadi obat bagi keluarga. Kami juga berharap jadilah kamu seperti air , barharga di tengah keluarga , seperti manusia membutuhkan air”.

Data ini menunjukkan harga diri seorang keluarga ketika dia berprofesi sebagai orang tua ia harus senantiasa membina anak-anaknya dan memahami kesulitan yang dialami anaknya.

4. Nilai Sosial

Ali (1984:109) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kehadiran individu lain. Hubungan dimaksudkan dalam rangka mewujudkan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, baik untuk kepentingan pribadi. Kelompok, maupun kepentingan masyarakat.

Nilai ini perlu ditanamkan di masyarakat sehingga tumbuh hubungan sosial yang baik antara individu yang satu denga individu yang lainnya. Denga adanya sifat tanggung jawab pada masing-masing individu, dengan sendirinya rasa satu nasib di dalam menjalani hidup bermasyarakat akan muncul dalam hati sanubari mereka.

A. Kepala

Seandainya pengantin memakan bagian kepala ayam, maka keluarga yang menyaksikan akan berkata “enda pagi puji-pujin, adi la ia i sembah sembah labo akapna pas, ia me pagi si bagi kepala e. Janah jelmana ngatur, egia mbera-mbera mehuli kel pagi ia”. Yang artinya “ keluarga ini harus dipuji nantinya, kalo tidak di sembah-sembah tidak akan suka dia.

Merasa dia yang paling benar sama seperti seorang kepala, suka ngatur , dan semoga baik hati dia nantinya”. Jadi jika pengantin memakan bagian kepala ayam, maka keluarga ini akan dianggap keluarga yang keras kepala.

B. Dada

Seandainya pengantin memakan bagian dada ayam , maka keluarga yang menyaksikan akan berkata “enda pas kel bagi ten-ten ingan tertande,ngande-ngande, emak ngasup ngalo-mgalo sangkep nggeluh”.

Yang artinya “ ini seperti dada, tempat bersandar, keluarga ini akan mampu menerima saudara yang lain,tanpa memandang bulu”. Jadi jika bagian dada ayam yang dimakan oleh pengantin maka dipercaya bahwa keluarga ini akan menjadi tempat bersandar bagi keluarga yang lain, bahkan keluarga jauh sekalipun, dan bagian ayam yang inilah yang paling bermakna positif(baik) menurut orang karo.

Dokumen terkait