BAB III METODE PENELITIAN
3.4 Bagian Kedua : Situasi Masalah yang Diekspresikan ( Problem
Pada tahap kedua adalah penggambaran pemikiran dan aktor yang
berperan dalam pengembangan kompetensi SDM perbankan mengggunakan rich
picture. Penyajian rich picture dalam bentuk gambar mirip dengan kartun yang
menunjukkan semua pemangku kepentingan (stakeholders) berikut peran dan
perhatian pokok mereka. Penyusunan rich picture dimaksudkan untuk mengenali
sejak awal situasi dunia nyata terkait dengan organisasi atau institusi yang sedang menjadi perhatian kita.
Informasi pokok dalam rich picture66 adalah: a) stuktur, b) proses, c)
hubungan antara struktur dan proses serta antarproses, d) pokok perhatian. Untuk
mendapatkan informasi awal digunakan alat Neuro Linguistic Programming
(NLP). Hal ini antara lain disebabkan rich picture meliputi: informasi tentang
struktur dan aspek-aspek tentang konteks kerja yang perubahannya lambat67.
Kesadaran tentang hal ini termasuk struktur organisasi, lokasi geografis, peralatan
fisik dan sebagainya. Checkland68 menyebutkan beberapa informasi penting
terkait struktuk, meliputi tata letak, fisik, hierarki otoritas, struktur pelaporan, dan pola-pola komunikasi baik formal maupun informal.
66
Sudarsono Hardjosoekarto. Op.Cit. pp. 67
Monk and Howard, 1998, ―The Rich Picture: A tool for reasoning about work context, Interactions, March-April, pp. 21-30
68
Peter Checkland & Scholes. , 1990, Soft Systems Methodology in Action. England: John Wiley & Sons Ltd., pp
Informasi tentang proses69 dalam konteks penelitian yang dilakukannya, meliputi aspek-aspek terkait transformasi yang terjadi di dalam proses kerja. Transformasi ini mungkin saja merupakan bagian dari pergerakan barang,
dokumen, atau data. Checkland70 menyebutkan beberapa informasi tentang
proses, meliputi aktivitas-aktivitas dasar yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Bisa juga pandangan para pihak terkait tentang sesuatu keputusan atau pelaksanaan keputusan, pemantauan keputusan baik yang terkait dengan pelaksanaan maupun dengan dampak-dampak eksternalnya, serta langkah-langkah perbaikan dari pelaksanaan keputusan tersebut.
Checkland71 menyebutkan bahwa informasi tersebut antara lain berkenaan
dengan iklim dari situasi yang sering dijumpai. Hal ini merupakan karakteristik inti dari situasi yang dianggap problematis. Pokok perhatian digunakan oleh
Monk dan Howard 72 sebagian padanan kata untuk “issues‖ sebagaimana
dimaksud oleh Peter Checkland dibuat dengan:
a. Mengidentifikasikan konsep-konsep atau gagasan-gagasan utama
terkait situasi yang sedang dikaji;
b. Menggunakan ikon atau citra yang menggambarkan gagasan-gagasan
dari praktisi SSM
c. Menggunakan garis penghubung antarkonsep dan antargagasan utama
disertai dengan penjelasan singkat bila diperlukan.
Dalam human activity systems, hasil rich picture meliputi 'hard' facts, dan 'soft'
facts. Bentuknya bermacam-macam merupakan proses yang tidak pernah berakhir sesuai dengan proses penelitian: ditambah, dikurangi, diperbaiki disesuaikan
sesuai dengan perkembangan problem situation:
―Hard facts are thephysical structure and processes, data records and their statistical interpretation, information links, anything which is ofan 'objective' nature. Soft facts include opinions, gossip, hunches,
69
Monk and Howard, 1998, ―The Rich Picture: A tool for reasoning about work context, Interactions, March-April, pp. 21-30
70
Peter Checkland & Scholes. , 1990, Soft Systems Methodology in Action. England: John Wiley & Sons Ltd.,
71
Peter Checkland & Scholes. , 1990, Soft Systems Methodology in Action. England: John Wiley & Sons Ltd.,
72
Monk and Howard, 1998, ―The Rich Picture: A tool for reasoning about work context,
Universitas Indonesia 144
interpersonalrelationships (friendships, hostilities, power, egos) coming to the surface, perceived agendas and sacred cows, synergies, and symbiotic relationships or what could broadly be called 'the climate' of the situation‖73
Berdasarkan pengamatan sebagai praktisi SSM, rich picture memang
lebih terasa informal dan mudah mencairkan diskusi seperti ditegaskan
Daelenbach74. Melalui diskusi informal, membaca dokumen, duduk dalam
pertemuan-pertemuan, serta interview akan diperoleh gambaran kaya situasi
masalah kompetensi MSDM.
Pembuatan rich picture oleh peneliti sangat terbantu dengan keunggulan
metode ini seperti dijelaskan Horan75, keunggukan rich picture antara lain: a)
bentuknya grafis, b) dapat dibuat baik dengan sederhana maupun dengan sangat lengkap, dan bisa menyajikan informasi dari yang ringan atau sedikit sampai informasi keseluruhan sistem; c) mudah diperbaiki. d) dapat menyajikan berbagai informasi, seperti emosi, konflik, politik, dan lain-lain; e) menyajikan informasi
sebagai dasar untuk berkomunikasi dan negosiasi. Sesuai klasifikasi Johansson76
teknik visual sebagai upaya inklusif dalam penggambaran masalah kompleksitas secara visual digunakan sesuai dengan situasi lapangan berkembang sesuai dengan ketersediaan dan kebiasaan organisasi masing-masing.
Untuk menggambarkan pemikiran dan aktor yang berperan dalam
pengembangan kompetensi SDM perbankan digunakan rich picture. Informasi
pokok dalam rich picture menurut Hardjosoekarto77 adalah: a) stuktur, b) proses,
c) hubungan antara struktur dan proses serta antarproses, d) pokok perhatian.
Ditambahkan oleh Checkland78rich picture yang baik harus dibuat dengan: a)
73
Hans G. Daelenbach, 1994, Systems and Decision Making : A Management Science Approach, Chichester: John Wiley & Sons, Ltd., p. 52
74 Ibid., p 75
Pat Horan, 2000, ― Using Rich Picture in Information Systems Teaching‖, 1st International Conference on Systems Thinking in Management , pp. 257-262
76
Lars-Olof Johansson, Björn Cronquist and Harald Kjellin, (2007), Knowledge and Communicative Aspect of Visualization in Action Case Research, Kristianstads University, Kristianstad Sweden
77
Sudarsono Hardjosoekarto. Op.Cit. pp. 78
mengidentifikasi konsep-konsep atau gagasan utama terkait situasi yang sedang dikaji; b) menggunakan ikon atau citra yang menggambarkan gagasan-gagasan dari praktisi SSM; c) menggunakan garis penghubung antarkonsep dan antargagasan utama disertai dengan penjelasan singkat bila diperlukan. Dalam human activity systems, hasil rich picture meliputi 'hard' facts, dan 'soft' facts. Bentuknya merupakan proses tidak pernah berakhir topic penelitian: ditambah,
dikurangi, diperbaiki disesuaikan sesuai dengan perkembangan problem situation:
―Hard facts are thephysical structure and processes, data records and their statistical interpretation, information links, anything which is ofan 'objective' nature. Soft facts include opinions, gossip, hunches, interpersonalrelationships (friendships, hostilities, power, egos) coming to the surface, perceived agendas and sacred cows, synergies, and symbiotic relationships or what could broadly be called 'the climate' of the situation.79
Sementara itu Johansson mencoba mengklasifikasikan penggunaan teknik visual sebagai upaya inklusif dalam pengambaran masalah kompleksitas secara visual. Teknik ini akan digunakan sesuai dengan situasi lapangan yang berkembang sesuai dengan ketersediaan dan kebiasaan organisasi masing-masing.
Tabel 3.1 Teknik Visualisasi dalam Manajemen80
Area of
interest Visualization Technics Goal
Problem elicitation
Rich Pictures (Checkland 1981; Checkland and Holwell 1998; Checkland and Poulter 2006). Concept maps (Novak 1991; Novak 1998)
Mind maps (Buzan 1995)
Express problematic situations
Informally capture the main entities, structures, and viewpoints of the problematic situations. Present a holistic view of the problem Support assimilation of key concepts Focus on relationships
Brainstorming Clarify thoughts Process
modelling
Event-driven process chains (EPC) Business process modeling notation (BPMN)
visualize processes starting and end points time interval aspect Software
Design
Storyboards Paper prototypes. Flowchart/nodemaps
Unified modeling language (UML)
visualize parts of a piece of software or user interface in the software
Sumber: Johansson , 2007
Informasi awal ini nantinya akan direkonstruksi lagi ketika turun ke
79
Hans G. Daelenbach, 1994, Op.Cit., 52
80
Lars-Olof Johansson, Björn Cronquist and Harald Kjellin, (2007), Knowledge and Communicative Aspect of Visualization in Action Case Research, Kristianstads University, Kristianstad Sweden
Universitas Indonesia 146
lapangan berdasarkan temuan lapangan pada siklus pertama. Berdasarkan problematic situation akan diidentifikasi analisis yang disebut sebagai cultural stream analysis yang meliputi: analisis intervensi, analisis sosial dan analisis
politik. Rich picture disebut-sebut sebagai alat yang ideal untuk
mengomunikasikan dengan pihak lain situasi problematik dan kompleks.
Berdasarkan pengamatan sebagai praktisi SSM, rich picture memang lebih terasa
informal dan mudah mencairkan diskusi, ―You will discover that precisely
because they are unconventional, unexpected, and a fun tool,they are more likely to catch and retain your listeners' attention and interest in fact, have them become activeparticipants.‖81
Membandingkan model dengan real world adalah komunikasi dan proses
dialog yang berlangsung berulang-ulang agar mendapatkan rekomendasi
perubahan. Dalam hal ini ide dan event mirip dengan flux pada tahap pertama,
namun karena kerangka teori sudah dibangun dan akar permasalahan sudah disepakati, dialog ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Dalam penelitian ini
digunakan cara Checkland untuk membandingkan model dengan real world,
yaitu: 1) diskusi informal, 2) dengan pertanyaan formal, 3) membuat skenario
berdasarkan pengoperasian model, 4) mencoba model pada real world yang sama
strukturnya dengan model konseptual.82
Dengan pendekatan struktur dan proses diperoleh sistem yang relevan. Sebuah sistem dibentuk dengan menentukan (a) proses transformasi atau kegiatan sistem; (b) batas sistem, yaitu, apa yang menarik dalam sistem yang sempit dan apa yang memengaruhi lingkungannya atau sistem yang lebih luas; (c) komponen dan subsistem yang menarik dari sistem, dan hubungan yang stabil antarsistem atau struktur; (d) input ke dalam sistem dari lingkungan, dan (e) output dari sistem, yang diinginkan dan yang tidak diinginkan, terencana dan tidak terencana.
Dalam proses penelitian di lapangan, peneliti menggunakan beberapa macam teknik dan metode. Pada praktik pelatihan di Bank BTN yang digunakan
81
Hans G. Daelenbach, 1994, p. 56 82
lihat Peter Checkland & Scholes. (1990). Soft Systems Methodology in Action. England: John Wiley & Sons Ltd., p. ; Brian Wilson, 2001, Soft Systems Methodology: Conceptual Model Building and Its Contribution, Chichester: John Wiley and Sons Inc.; Sudarsono Hardjosoekarto, 2012, Soft System Methodology (Metode Serba Sistem Lunak), pp.111-112
adalah: brainstorming, mind maps, dan neuro linguistic programming sebagai tools dengan hasil utama rich picture. Berdasarkan identifikasi problematic situation menggunakan analisis cultural stream analysis yang meliputi: analisis
intervensi, analisis sosial dan analisis politik. Kombinasi rich picture, mind maps,
NLP dapat dikatakan sebagai alat yang ideal, terutama untuk mengomunikasikan
soft fact/soft problem dengan pihak lain tetang situasi problematik dan kompleks.
Di samping itu, pengajaran, pelatihan, workshop, indepth interview, dan
focus group discussion (FGD) ini dilaksanakan menggunakan kerangka contextual soft systems methodology (SSM). Hasilnya berupa puluhan catatan dan filpchart yang menjadi bahan pembuatan gambaran kaya. Secara personal,
kelompok, atau organisasi peserta diajak melakukan mawas diri (awareness).
Mereka didorong agar berani memisahkan diri dari kelompok besar untuk
menemukan keunikan (uniqueness) dan kelangkaan (rareness) dan nilai diri
(values). Pengenalan diri (self awareness) tersebut selanjutnya dikembangkan
melalui penguasaan diri (self management) yang menjadi modal untuk berempati
dan berrelasi dalam jaringan sosial (social network) baik di dalam organisasi
maupun antarorganisasi. Hasilnya adalah dua buah rich picture: satu rich picture
industri perbankan untuk tujuan research interest dan rich picture Bank BTN
untuk tujuan problem solving.
3.5 Bagian Ketiga: Pemilihan dan Penamaan Sistem yang Relevan (root