• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

Dalam dokumen MENDISAIN ULANG KOMPETENSI MANAJEMEN SUM (Halaman 179-183)

BAB III METODE PENELITIAN

3.10 Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian kualitatif sebenarnya telah dimulai sejak pengembangan desain penelitian. Sejalan dengan perkembangan pengumpulan data di lapangan, analisis dilakukan terus-menerus secara interim sampai menemukan jawaban yang memadai atas masalah penelitian. Analisis diarahkan untuk menemukan keteraturan-keteraturan tertentu melalui pendekatan interaktif atau siklus pertanyaan-dan-jawaban. Analisis diakhiri ketika inferensi dipandang “valid” dalam arti dipandang merupakan sesuatu yang mungkin (probable), reasonable, dan nampaknya benar. Pengolahan data dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan melakukan klasifikasi: rekaman wawancara, catatan lapangan (field notes), data sekunder.

Analisis dilakukan pada beberapa tingkatan, yaitu untuk mengeksplorasi, mendeskripsikan, atau menjelaskan pola-pola hubungan-hubungan (kausalitas) dari sejumlah kategori konseptual tertentu. Dalam penelitian kualitatif, hubungan- hubungan kausal dipahami sebagai hubungan yang terjadi secara langsung maupun secara longitudinal pada proses-proses lokal yang mendasari sutau

Universitas Indonesia 162

menunjukkan bagaimana semuanya ini mengarah pada sebuah hasil tertentu, dan menggugurkan hipotesis-hipotesis lain. Dengan demikian, kita memperoleh gambaran bukan saja mengenai terjadinya sesuatu, tetapi juga pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi.

Untuk tujuan membangun teori, peneliti berdiskusi dengan promotor dan

copromotor dengan memperhatikan hasil diskusi problem solving dan theoritical framework. Untuk tujuan problem solving peneliti melakukan rekonstruksi bersama pembimbing dengan menggunakan data temuan di lapangan. Data yang sudah diperoleh dari lapangan dianalisis melalui tiga alur kegiatan yang akan dilakukan secara bersamaan yakni : reduksi data. Penyajian data dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi.113 Miles dan Habermas 114menawarkan suatu teknik

analisis yang lazim disebut dengan interactive model. Teknik analisis ini pada

dasarnya terdiri dari tiga komponen : reduksi data (data reduction), penyajian data

(data display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing dan verifying conclusions).115

Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama, melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan dan meringkas data. Pada

tahap kedua, peneliti menyusun catatan-catatan (memo) mengenai berbagai hal,

termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok, dan pola-pola data. Catatan yang dimaksud di sini tidak lain gagasan-gagasan atau ungkapan yang mengarah pada teorisasi berkenaan dengan data yang ditemui. Catatan mengenai data atau gejala tertentu dapat dibuat sepanjang satu kalimat, satu paragraf atau mungkin beberapa paragraf. Kemudian pada tahap terakhir dari reduksi data, peneliti penyusun rancangan konsep-konsep (mengupayakan konseptualisasi) serta penjelasan-penjelasan berkaitan dengan tema, pola atau kelompok-kelompok data bersangkutan. Dalam komponen reduksi data ini kelihatan bahwa peneliti akan mendapatkan data yang sangat sulit untuk diidentifikasi pola dan temanya atau

113

Miles dan Habermas dalam Berg, 2004, p. 220 114

Ibid. , p. 220 115

mungkin kurang relevan untuk tujuan penelitian sehingga data bersangkutan terpaksa harus disimpan (diredusir) dan tidak termasuk yang akan dianalisis.

Menurut Strauss dan Corbin116 terdapat 3 (tiga) macam/jenis proses

analisis data (coding) yaitu open coding, axial coding, dan selective coding.

Ketiga macam Coding tersebut dilakukan secara simultan dalam penelitian ini.

Open Coding: adalah proses merinci, menguji, membandingkan, konseptualisasi

dan melakukan kategorisasi data. Axial Coding: adalah prosedur saat data

dikumpulkan kembali bersama dengan cara baru setelah open coding, dengan

membuat kaitan antara kategori-kategori. Ini dilakukan dengan memanfaatkan

landasan berpikir (paradigm) coding yang meliputi kondisi-kondisi, konteks-

konteks, aksi strategi-strategi interaksi dan konsukuensi-konsekuensi. Selective

Coding adalah proses seleksi kategori inti, menghubungkan secara sistematis ke kategori-kategori lain, melakukan validasi hubungan-hubungan tersebut, dan dimasukan ke dalam kategori-kategori yang diperlukan lebih lanjut untuk perbaikan dan pengembangan.

Dalam hubungan ini data yang tersaji, berupa kelompok-kelompok atau gugusan-gugusan yang kemudian saling dikait-kaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan. Gambar-gambar dan diagram yang menunjukkan keterkaitan antara gejala yang satu dengan yang lain sangat diperlukan untuk kepentingan analisis data.

Gambar 3.10 Analisis data Model Interaktif dari Miles dan Huberman Sumber : Miles dan Huberman,1994, 12

116

Laurence W. Neuman, 2000, Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches 4th edition. Needham Heights.

Pengumpulan Data Penyajian Data

Universitas Indonesia 164

Pada komponen terakhir, yakni penarikan dan pengujian simpulan, peneliti mengimplementasikan prinsip induktif dengan pertimbangan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari penyajian data yang telah dibuat. Ada kalanya simpulan telah tergambar sejak awal, namun simpulan awal tidak pernah dirumuskan secara memadai tanpa peneliti menyelesaikan analisis seluruh data yang ada. Penelitian ini mengkonfirmasi, mempertajam atau mungkin merevisi simpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti.

Reduksi data merupakan sebuah proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data kualitatif disederhanakan dan ditransformasikan dalam cara: seleksi dan penyortiran ketat ringkasan atau uraian singkat. Penggolongan dilakukan dengan mencari pola yang digunakan, menguraikan dan menjelaskan sebuah fenomena yang terjadi.

Tabel 3.5 Ringkasan Teknik Pegumpulan dan Analisis Data Deskripsi (data / hasil analisis) Pengumpula

n Data

Analisis Data 1 Menginformasi tentang situasi

problematic

Telaah dokumen dan wawancara

Analisis isi (content analysis)

2 Menggambarkan tentang situasi problematik untuk mendapatkan “rich picture”

Wawancara & diskusi

Formulasi dan presentasi masalah-masalah tersebut melalui analisis One, Two, dan Three

3 Gambaran keterkaitan situasi masalah dalam bentuk “root definition”

Telaah dokumen, wawancara, diskusi

Formulasi “root definition” dengan teknik CATWOE, dengan bentuk umum

“sistem untuk melakukan P dengan cara Q dalam rangka untuk mencapai R”.

Memilih, memberi nama, memodelkan sistem yang relevan.

4 Model konseptual dari sistem yang telah diberi nama pada „root definition’ dan digambarkan dalam

activity model.

Diskusi Mengembangkan model konseptual dengan membuat konstruksi yang menggambarkan batas-batas sistem, keterkaitan, dan ketergantungan antar komponen (subsistem) 5 Perbandingan model konseptual

dengan realita

Diskusi, wawancara

Membandingkan model konseptual dengan realita dengan alat bantu berupa matrik antara komponen yang ada dalam model, kriteria, dan komponen yang ada dalam real world

6 Membuat perubahan yang diperlukan secara sistematik dan layak secara kultural.

Diskusi, wawancara

Menyimpulkan hasil analisis dari tahap 1 sampai tahap 6.

Sumber: dari berbagai sumber diolah oleh peneliti

Simpulan data diverifikasi selama proses penelitian melalui peninjauan atau pemikiran kembali pada catatan lapangan secara terperinci dan seksama, bertukar

pikiran dengan informan peneliti. Makna-makna yang muncul dari data diuji

kebenarannya, kekokohan dan kecocokannya hingga membentuk validitasnya. 117

Analisis tematik yang dipergunakan dalam kajian ini mencangkup tiga tahapan. Tahapan pertama, akan diidentifikasi tema-tema yang luas, gagasan yang muncul secara berulang dan kuat dalam sebagian besar data dianggap sebagai sebuah tema. Tahap kedua akan dicari beberapa subtema yang lebih spesifik yang akan ditemukan apabila ada lebih dari pemahaman yang saling berkaitan. Hal ini, membuat peneliti dapat membedakan antara gagasan yang sangat berkaitan, akan tetapi berbeda satu sama lain dan juga dapat mengkategorisasi tema-tema lebih mendalam dan kompleks.

Dalam dokumen MENDISAIN ULANG KOMPETENSI MANAJEMEN SUM (Halaman 179-183)

Dokumen terkait