• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISIS

4.2. Analisis

4.2.3. Bagian Isi

Gambar 4.48 Bagian isi bab 1

Pada bagian pembatas memasuki bab pertama buku, penulis konsisten menggunakan warna abu – abu dan biru untuk menciptakan perasaan tenang. Untuk halaman 8 hingga 13, penulis menggunakan kombinasi dua jenis layout yaitu picture window layout dan bleed layout disertai penggunaan dua kolom untuk bagian teks. Picture window layout dapat terlihat dari ilustrasi setiap halaman yang mendominasi halaman daripada teks serta bleed layout dapat terlihat dari ilustrasi setiap halaman menembus tepi kertas. Pada halaman 6,

terdapat ilustrasi berupa penutup mata untuk tidur sebagai simbol dari topik buku yang menyangkut tidur. Penulis juga menambahkan quotes yang berbunyi “Don’t try to figure out the whole race. Just figure out where to put your foot for the starting line. Just start” untuk memberikan motivasi kepada pembaca bahwa tidak perlu ragu untuk memulai sesuatu.

Pada halaman 7 dan di setiap halaman pembuka bab, penulis konsisten menggunakan warna biru untuk latar belakang dan warna kuning untuk judul bab. Warna biru tua yang terkesan gelap digunakan penulis untuk mewakili topik buku yaitu gangguan tidur sleep paralysis atau ketindihan yang dianggap memberikan dampak negatif seperti kebingungan, kecemasan dan ketakutan. Sedangkan, penggunaan warna kuning bertujuan untuk memberikan energi positif dan sebagai simbol dari secercah harapan di tengah kegelapan. Warna biru muda yang digunakan untuk elemen pendukung “chapter 1” merupakan warna turunan dari biru tua, sedangkan pada tulisan “chapter 1” digunakan warna abu-abu. Judul bab pertama berbunyi “Sebuah pengalaman saat tidur yang menyeramkan” penulis tidak langsung menyebutkan ketindihan untuk memberikan rasa penasaran kepada pembaca menyangkut pengalaman menyeramkan saat tidur.

Memasuki halaman 8 hingga 13, penulis menggunakan warna – warna yang cukup gelap untuk menimbulkan suasana yang menyeramkan. Halaman 8 dan 9 menceritakan tentang kelelahan yang dialami oleh seorang anak sepulang dari melakukan berbagai aktifitas seperti sekolah, kursus dan kerja kelompok. Halaman 10 hingga 13 menceritakan mengenai betapa aneh dan menyeramkan

106 pengalaman ketindihan ketika tidur. Ekspresi – ekspresi karakter dibuat tegang dan pucat serta penambahan ilustrasi seperti bayangan – bayangan menyerupai awan dan asap untuk menggambarkan suasana aneh. Penulis menghindari ilustrasi sosok yang terlalu menyeramkan dengan tujuan untuk tidak menakuti pembaca.

Gambar 4.49 Bagian isi bab 2

Pada halaman 16, penulis menggunakan jenis layout multi panel layout terlihat dari adanya panel – panel yang membatasi daftar sebutan – sebutan gangguan tidur sleep paralysis di negara – negara lain. Halaman 17 hanya berisi kalimat – kalimat tanpa ilustrasi dengan tujuan agar terdapat jeda untuk otak beristirahat dari keramaian ilustrasi. Halaman 18 hingga 21 merupakan halaman inti dimana terdapat penyebab terjadinya gangguan tidur sleep paralysis dari sisi medis dan psikologis. Pada 4 halaman tersebut, penulis menggunakan picture

window layout serta bleed layout disertai penggunaan dua kolom untuk bagian

teks. Terdapat ilustrasi kepala manusia dimana bagian otak terbelah dua menjadi sistem otak dan sistem tubuh. Kedua sistem diumpamakan memiliki pekerjaan sebagai pengurus arsip yang menyimpan memori – memori layaknya sistem otak dan pemantau monitor yang mengatur pergerakan layaknya sistem tubuh agar lebih menarik untuk dicerna. Selain itu, terdapat callouts agar lebih dapat menyampaikan pesan lewat perasaan, lebih menarik dan mempermudah pembaca dalam mencerna teks penjelas yang ada di bagian bawah dan atas ilustrasi.

Gambar 4.50 Bagian isi bab 2

Pada halaman 22, penulis menggunakan jenis layout multi panel layout terlihat dari adanya panel – panel yang membatasi daftar jenis – jenis kelelahan. Penggunaan warna hijau pada halaman 22 disesuaikan oleh psikologi warna

108 bahwa warna hijau dapat membantu seseorang untuk melepaskan kegelisahannya. Mulai halaman ini, penulis mulai menggunakan warna – warna yang lebih cerah dan bervariasi. Pada halaman 23 hingga 25 kembali menggunakan kombinasi dari

picture window layout dan bleed layout. Halaman 23 hingga 25 membahas

mengenai penyebab – penyebab medis dan psikologis lain disamping penyebab utama yang dijelaskan pada halaman 18 hingga 21. Pada halaman 26 dan 27, penulis membahas mengenai darimana halusinasi berasal dan dapat muncul ketika seseorang mengalami sleep paralysis dengan ilustrasi hantu – hantu yang sebagian besar dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Gambar 4.51 Bagian isi bab 3

Pada halaman 30 hingga halaman 35, penulis menggunakan kombinasi dua jenis layout yaitu picture window layout dan bleed layout disertai penggunaan dua

kolom untuk bagian teks. Picture window layout dapat terlihat dari ilustrasi setiap halaman yang mendominasi halaman daripada teks serta bleed layout dapat terlihat dari ilustrasi setiap halaman menembus tepi kertas. Penulis membahas mengenai jam tidur yang tidak teratur dengan ilustrasi karakter perempuan yang terlihat sedang belajar hingga larut malam. Indikasi larut malam diwakili oleh petunjuk jam yang ada pada smartphone yang terletak di meja belajar. Tumpukkan buku bertuliskan “TES PTN” dan “UJIAN NASIONAL” serta lembaran kertas mengindikasikan bahwa karakter memiliki banyak bahan untuk dipelajari dalam mempersiapkan ujian yang membuat jam tidurnya tidak teratur.

Warna latar belakang yang digunakan pada halaman 30 dan 31 serta 34 dan 35 merupakan warna komplementer yaitu ungu dan kuning serta hijau dan pink yang disesuaikan dengan karakteristik remaja yang kontras atau menarik perhatian, sedangkan halaman 32 dan 33 menggunakan warna abu – abu dan biru tua untuk memberikan ketenangan sesuai psikologi warna. Pada setiap halaman mulai dari halaman 30 hingga halaman 34, penulis memberikan elemen visual menyerupai post-it yang berisi saran – saran, sedangkan pada halaman 35 terdapat

inzet dalam elemen visual lingkaran yang berfungsi menggambarkan organ bagian

110

Gambar 4.52 Bagian isi bab 4 dan closing

Pada halaman 38 hingga 41, penulis menggunakan jenis layout multi panel

layout terlihat dari adanya panel – panel yang membatasi daftar – daftar tips

mengatasi dan mencegah gangguan tidur sleep paralysis. Pada setiap halaman terdapat elemen visual ilustrasi yang ada di dalam elemen pendukung berupa lingkaran serta elemen teks judul setiap paragraf yang diletakkan pada elemen pendukung garis lengkung. Penggunaan warna biru pada halaman 38 dan 39 disesuaikan pada psikologi warna dimana warna biru dapat membantu menenangkan pikiran, mengontrol detak jantung, menurunkan tekanan darah tinggi serta mengurangi kegelisahan sesuai dengan bahasan mengenai cara mengatasi. Penggunaan warna kuning pada halaman 40 dan 41 disesuaikan pada psikologi warna dimana warna kuning dapat membantu menghasilkan energi positif, keceriaan dan enerjik sesuai dengan bahasan mengenai cara mencegah.

Pada halaman 41, terdapat inzet dalam elemen visual lingkaran yang berfungsi menggambarkan organ bagian dalam mulut dan posisi lidah serta dampak ketika tidur dengan posisi menyamping.

Pada halaman 43 yaitu bagian closing, terdapat ilustrasi seorang remaja laki – laki yang tertidur nyenyak yang merupakan representasi harapan penulis terhadap pembaca setelah membaca buku penulis yaitu dapat tidur nyenyak dan terbebas dari gangguan tidur sleep paralysis. Pada halaman 44 dan 45, penulis menyediakan diari tidur yang dapat pembaca isi sesuai anjuran dari dokter pada bab III. Diari tidur ini dapat diisi selama 7 hari. Diari ini berfungsi untuk mengetahui faktor apa saja yang mungkin menganggu kenyamanan tidur pembaca sehingga memicu pula terjadinya gangguan tidur sleep paralysis.

Dokumen terkait