• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 TINJAUAN PUSTAKA

4 KONDISI UMUM PPN AMBON

4.2 Kegiatan PPN Ambon

4.2.5.3 Bahan bakar minyak (BBM)

Sesuai ketentuan, bagi kapal berbendera Indonesia dengan tonase > 30 GT dan kapal perikanan berbendera asing harga BBM yang berlaku adalah harga BBM untuk industri (Harga Keekonomian / Non Subsidi). Kebutuhan BBM dalam hal ini solar bagi kapal-kapal perikanan yang tambat/labuh di PPN Ambon dilakukan melalui pembelian langsung / DO dari PERTAMINA dan disalurkan oleh perusahaan yang bertindak selaku Bunker Service melalui kapal LCT dan mobil tanki. Fasilitas fungsional pelabuhan berupa tangki BBM berkapasitas 500 ton sampai saat ini belum dimanfaatkan.

Pada tahun 2006 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap meluncurkan kebijakan BBM bersubsidi bagi kapal skala industri (>30 GT) yang memiliki trip di atas 1 (satu) bulan dimana kapal perikanan dapat memperoleh BBM bersubsidi berdasarkan surat rekomendasi dari kepala pelabuhan perikanan.Jumlah BBM yang disalurkan ke kapal perikanan selama tahun 2006 mencapai 37.358 kl. Ini berarti melampaui target yang ditetapkan sebesar 10.000 kl atau 273,58%. Jika dibandingkan dengan penyaluran BBM pada tahun 2005 yang mencapai 5.943 KL, maka penyaluran BBM tahun 2006 mengalami peningkatan yang signifikan yakni naik 528,61% dari tahun 2005.

Jumlah BBM yang disalurkan ke kapal perikanan selama tahun 2007 mencapai 31.575 kl. Ini berarti tidak mencapai target yang ditetapkan sebesar 40.000 kl atau hanya mencapai 78,94%. Jika dibandingkan dengan penyaluran BBM pada tahun 2006 yang mencapai 37.358 KL, maka penyaluran BBM tahun 2007 mengalami penurunan yakni turun 15,48% dari tahun 2006.

Jumlah BBM yang disalurkan ke kapal perikanan selama tahun 2008 mencapai 19.287 Kl. Hal ini berarti hanya memenuhi 42,86% dari target operasional yang telah ditentukan. Jika dibandingkan dengan penyaluran BBM pada tahun 2007 yang mencapai 31.575 Kl, maka penyaluran BBM tahun 2008 mengalami penurunan yakni turun 38,92% dari tahun 2007.

Jumlah BBM yang disalurkan ke kapal perikanan selama tahun 2009 mencapai 29.186 Kl. Hal ini berarti melebihi target dari target operasional yang telah ditentukan, yakni sebesar 159,92 %. Jika dibandingkan dengan penyaluran BBM pada tahun 2008 yang mencapai 19.287 Kl, maka penyaluran BBM tahun 2009 mengalami peningkatan yakni sebesar 51,33 % dari tahun 2008.

Volume air yang disalurkan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008 lalu yakni dari 2.771 ton pada tahun 2008 menjadi 1.437 ton pada tahun 2009 atau turun sebesar 48,14 %. Hal ini disebabkan karena kondisi PLN di kota Ambon yang sering mengalami pemadaman sehingga mesin pompa air tidak dapat difungsikan untuk menampung air pada bak penampungan air yang ada. Dalam periode 2000 - 2009, penyaluran air bersih meningkat rata-rata 56,71% per tahun

Jumlah BBM yang disalurkan ke kapal perikanan selama tahun 2010 baik yang bersubsidi maupun non subsidi mencapai 37.866 Kl. Jika dibandingkan dengan penyaluran BBM pada tahun 2009 yang mencapai 29.186 Kl, maka penyaluran BBM tahun 2010 mengalami peningkatan yakni sebesar 6,67 %.

2006 2007

2010

Gambar 26 Grafik penyaluran BBM di PPN Ambon,tahun 2006-2010 Sumber: PPN Ambon (2006-2010)

4.2.6 Investasi

Pelabuhan perikanan merupakan tempat kegiatan ekonomi bidang perikanan dan diharapkan dapat merangsang dan menunjang perkembangan kegiatan penangkapan ikan. Dalam konteks yang lebih luas lagi, pelabuhan perikanan diharapkan bukan saja berperan untuk menunjang kegiatan penangkapan ikan namun juga diarahkan untuk menunjang industri perikanan. Oleh karenanya pelabuhan perikanan juga dilengkapi dengan fasilitas berupa kawasan industri perikanan yang dapat dimanfaatkan baik oleh pihak swasta maupun instansi pemerintah untuk melakukan kegiatan usahanya.

Pada tahun 2006 terdapat penambahan investasi antara lain oleh PT. Dech Alsum Nusantara dengan luas sewa lahan 2.140 m2 untuk pembangunan cold storage dan KPT. Mina Sejahtera dengan luas sewa lahan 900 m2 untuk pembangunan ruko. Sedangkan unit usaha perorangan yang menyewa ruko di KPT. Mina Sejahtera berjumlah 6 (enam) sehingga secara keseluruhan terdapat penambahan sebanyak 8 investasi/unit usaha sepanjang tahun 2006.

Sampai akhir tahun 2007 terjadi penambahan investasi sebanyak 4 (empat ) perusahaan antara lain oleh PT. Pemantik Sumber Pratama dengan luas lahan sebesar 180 m² untuk pembangunan gudang elpiji, PT. Harta Samudera dengan luas lahan sebesar 2.500 m² untuk pembangunan cold storage dan processing room , PT. Hadidgo dengan luas lahan 1.600 m² untuk pembangunan cold storage dan processing room dan CV. Wandry Jaya dengan luas lahan 96 m²

untuk pembangunan service safetty marine. Persentase pemanfaatan lahan

dari total luas lahan 20.000 m2.Terjadi penurunan prosentase pemanfaatan lahan sebesar 5.82% dibandingkan tahun 2007 dimana luas pemanfaatan lahan tahun 2007 sebesar 18.215 m2 berkurang menjadi 17.053 m2 pada tahun 2008.

Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon merupakan sentral produksi berbasis kelautan dan perikanan memiliki lahan seluas 3,5 Ha. Dalam pengembangannya sangat dibutuhkan pembangunan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan operasional pelabuhan, dimana sebagian diperuntukan bagi kalangan pengusaha /investor yang melakukan kegiatan usaha di bidang perikanan lewat perjanjian penggunaan lahan (sewa lahan).

Sejak tahun 2003 s/d 2010 pemanfaatan lahan oleh para

pengusaha/investor seluas 22.428 m2 yang terbagi atas 19 (sembilan belas) perusahaan dan 1 (satu) instansi pemerintah dengan jenis usaha yang berbeda-beda seperti, Cold Storage, Processing Room, Bengkel, Gudang Elpiji, Safety Marine, Cafetria , Ruko/Kios, dan lain lain.

4.2.7 PNBP

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 yang dimaksud dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah "seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan" sedangkan secara operasional adalah "seluruh penerimaan negara yang diperoleh oleh seluruh Kantor/Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup

Departemen Kelautan dan Perikanan" Pungutan PNBP di PPN Ambon didasarkan pada tarif yang diatur dalam PP No. 19 Tahun 2007 tentang perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 62 tahun 2002 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan. Penerimaan PNBP tersebut bersumber pada penerimaan umum dan penerimaan fungsional.

Target PNBP PPN Ambon tahun 2007 yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap adalah Rp. 425.000.000,- dan untuk realisasi penerimaan PNBP tahun 2007 mencapai Rp. 432.911.442,- yang berarti telah melampaui target yang ditetapkan atau naik sebesar 1,86%. Bila dibandingkan

dengan PNBP tahun 2006 yang mencapai Rp. 455.012.481 maka PNBP tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 4,86% dari tahun 2006.

Target PNBP PPN Ambon tahun 2008 yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap adalah sebesar Rp. 450.000.000,- dan untuk realisasi penerimaan PNBP tahun 2008 mencapai Rp. 365.083.810,- yang berarti tidak memenuhi target yang telah ditetapkan atau hanya mencapai 81,13% dari target. Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun 2007 yang mencapai Rp. 432.911.442 maka realisasi PNBP tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 15,67%. Namun ada beberapa jenis penerimaan yang meningkat antara lain penjualan es yang meningkat sangat signifikan yakni sebesar 1.014% dari tahun sebelumnya, demikian juga dengan jasa listrik, pas masuk, dan jasa lainnya yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 111,05%, 22,05%, dan 61,11%. Sedangkan penjualan air, jasa tambat labuh, dan sewa tanah, mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,99%; 37,40%, dan 35,11 dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, jenis penerimaan terbesar pada tahun 2008 adalah dari jasa tambat labuh, jasa lainnya dan jasa sewa tanah dengan prosentase masing-masing sebesar 43,06%, 23,03% dan 17,13% dari total PNBP tahun 2008.

Target PNBP PPN Ambon tahun 2009 yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap adalah sebesar Rp. 475.000.000,- dan untuk realisasi penerimaan PNBP tahun 2009 mencapai Rp. 475.252.618,- yang berarti melebihi target yang telah ditetapkan, yakni mencapai 100,05 % dari target. Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun 2008 yang hanya mencapai Rp. 365.083.810, maka realisasi PNBP tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 30,18 %.

Target PNBP PPN Ambon tahun 2010 yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap adalah sebesar Rp. 482.000.000,- dan untuk realisasi penerimaan PNBP tahun 2010 mencapai Rp. 518.130.792,- yang berarti melebihi target yang telah ditetapkan, yakni mencapai 107,50 % dari target. Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun 2009 yang hanya mencapai Rp. 475.252.618, maka realisasi PNBP tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 9,02 %. Beberapa penerimaan yang meningkat antara lain jasa pas masuk yang mengalami peningkatan sebesar 167,65 % dari tahun sebelumnya, sewa tanah

yang meningkat 87,42 %, jasa listrik yang meningkat 47,18 % dan jasa penualan es dan air yang masing-masing meningkat 45,62 % dan 3,96 %. Secara keseluruhan jenis penerimaan terbesar pada tahun 2010 adalah dari jasa tambat labuh, jasa penjualan es, dan jasa lainnya dengan presentase masing-masing sebesar 50,97 %, 7,99 % dan 7,95 % dari total PNBP tahun 2010.Dalam periode 2006-2010, PNPB PPN Ambon meningkat rata-rata 4,67 % per tahun

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Gambar 27 Fluktuasi penyaluran PNBP di PPN Ambon,tahun 2006-2010 Sumber: PPN Ambon ( 2006-2010)

4.3 Trend Kinerja Layanan Transportasi Perikanan Tangkap di PPN

Dokumen terkait