• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagai data sekunder berupa laporan cetak dan laporan digital serta data primer, diantaranya peta tanah kawasan Bogor, peta geologi kawasan Bogor, dan peta rupa bumi kawasan Bogor. Selain itu, juga digunakan Citra Quickbird kawasan Desa Galuga. Data penunjang lain seperti data timbulan sampah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, data kondisi umum Desa Galuga dan TPA Galuga. Sedangkan data primer meliputi data sifat fisika tanah (tekstur dan permeabilitas), dan kimia tanah (pH, bahan organik, KTK, KB, Basa-Basa, N-total), serta data responden (wawancara). 3.2.2 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan untuk menunjang penelitian diantaranya seperangkat alat survei berupa bor tanah, GPS, munsell, pisau yang digunakan untuk penentuan klasifikasi tanah dan pengamatan lapang. Analisis data primer (sifat fisika dan kimia tanah) dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat- alat laboratorium. Analisis dan pembuatan peta dilakukan dengan menggunakan

9.3. Sedangkan data primer berupa hasil kuesioner dilakukan analisis dengan menggunakan MicrosoftExcel2007 dan MicrosoftWord2007.

Keterkaitan antara tujuan penelitian dengan jenis data dan alat yang digunakan serta teknik analisis data disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Keterkaitan antara Tujuan Penelitian dengan Jenis Data yang Digunakan, serta Teknik Analisis Data

No Tujuan Data yang Digunakan Teknik Analisis

Data

1. Menganalisis dan

mengevaluasi sumberdaya lahan TPA Galuga dan kawasan sekitarnya dilihat dari kondisi fisik dan kualitas lahan

Data primer, hasil survei dan pengamatan lapang

Analisis Deskriptif

2. Mengemukakan bentuk atau

rekomendasi lokasi areal perluasan TPA Galuga dilihat dari kondisi fisik/eksisting lahan dan sosial/ kepadatan penduduk sekitar

Peta Tanah Bogor (1992) skala 1:50.000,

Peta Geologi Lembar Bogor (1992) skala 1:100.000, Peta Rupa Bumi (peta jalan, sungai, kontur) kawasan Bogor (2006) skala 1:25.000, Citra Quickbird kawasan Desa Galuga (2010) Koreksi Geometri, Digitasi, Layout, On Screen, Overlay, Buffering 3. Menganalisis persepsi stakeholders terhadap keberadaan TPA Galuga

Data hasil wawancara, kuesioner prioritas

kepentingan keberadaan TPA Galuga dilihat dari beberapa aspek Analytic Hierarchy Process (AHP), Analisis Kuantifikasi Hayashi 2 3.3Metode Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dibagi atas empat tahap kegiatan (Gambar 9), yaitu: tahap persiapan, pengumpulan data dan sampel, tahap analisis laboratorium, tahap analisis data, dan tahap penyusunan laporan akhir.

a. Tahap Persiapan dan Pengumpulan Data dan Sampel

Tahap persiapan data merupakan tahap awal dari pengumpulan bahan- bahan yang diperlukan. Pada tahap ini dilakukan pengecekan atau survei lapang dan pengambilan sampel. Pada tahap ini juga dilakukan penggalian data persepsi dengan kuesioner untuk beberapa responden. Persiapan data sekunder lainnya juga dilakukan.

b. Tahap Analisis Laboratoirum

Sebagai data primer, sampel dari beberapa titik di lokasi TPA Galuga dianalisis di laboratorium untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah.

c. Tahap Analisis Data

Data sekunder dan data primer digunakan dan dianalisis dengan menggunakan beberapa software. Data sekunder diolah dengan software untuk analisis kesesuaian lahan untuk tempat pembuangan sampah.

d. Tahap Penyusunan Laporan Akhir

Penulisan laporan (skripsi) merupakan kegiatan akhir dari kegiatan penelitian.

3.3.1 Metode Pengumpulan Data

Bahan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder dan data primer. Data sekunder yang digunakan yaitu: Peta Tanah Bogor (1992) skala 1:50.000; Peta Geologi lembar Serang, Leuwidamar, Jakarta, Bogor, Karawang, dan Cianjur (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Ditjen Geologi dan Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi RI, 1992) skala 1:100.000, dan Peta Rupa Bumi (Bakosurtanal, 2006) meliputi peta kontur, peta sungai, dan peta jalan kawasan Bogor dengan skala 1:25.000. Selain itu, juga digunakan Citra Quickbird kawasan Desa Galuga skala 1:4.500 yang didapatkan dari UPTD TPA Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor untuk identifikasi detil jaringan jalan, lokasi pemukiman penduduk, dan penggunaan lahan lainnya.

Data primer berupa klasifikasi tanah, sifat morfologi, sifat fisik dan kimia tanah diambil dari hasil survei dan pengamatan lapang serta analisis laboratorium dari sampel tanah. Sampel tersebut diambil dari beberapa titik di sekitar lokasi TPA Galuga. Penentuan evaluasi lahan untuk TPA menggunakan kriteria kesesuaian lahan untuk tempat pembuangan akhir sampah secara terbuka (open dumping) yang disusun oleh Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007), serta kesesuaian lahan untuk lokasi tempat pembuangan akhir sampah berbasis daya dukung lahan dan lingkungan provinsi DKI yang disusun oleh Widiatmaka et al.

Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor dan data kondisi umum Desa Galuga yang didapatkan dari kelurahan setempat.

Data persepsi didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada beberapa responden mengenai persepsi keberadaan TPA Galuga. Pemilihan responden dilakukan secara sengaja terhadap para pemangku kepentingan (stakeholders) yang berjumlah 30 orang meliputi unsur pemerintah daerah dalam hal ini UPTD TPA Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor selaku pengelola TPA, pekerja TPA, dan masyarakat sekitar yang terkena dampak baik secara langsung maupun tidak langsung. Analisis persepsi dengan metode AHP digali dari 3 orang responden dari masing-masing kelompok stakeholders.

Disamping analisis persepsi dengan AHP, juga dilakukan identifikasi pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik Kuantifikasi Hayashi-2.

3.3.2 Metode Analisis Data

Analisis data menggunakan beberapa metode analisis, yaitu: analisis laboratorium meliputi analisis sifat kimia dan fisika tanah, dan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk analisis persepsi prioritas keberadaan TPA Galuga, sedangkan analisis kuantifikasi Hayashi-2 untuk identifikasi pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah.

3.3.2.1Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium meliputi analisis sifat kimia dan fisika tanah. Sifat kimia tanah yang dianalisis berupa pH, Bahan Organik (C-organik), N total, KTK, dan Basa-Basa (K, Na, Ca, Mg), sedangkan untuk sifat fisika tanah meliputi tekstur tanah dan permeabilitas (Tabel 3).

Tabel 3. Analisis Beberapa Sifat Kimia dan Fisika Tanah dan Metode yang digunakan

No. Analisis Metode

1. pH (1:5) pH meter (pereaksi: H2O dan KCl)

2. C-Organik Walkley and Black

3. N-total Kejhdal

4. KTK Ektraksi NH4OAc pH 7

5. Basa-Basa Ektraksi NH4OAc pH 7

6. Tekstur Pipet

7. Permeabilitas De Boodt (anonymous, 1974)

3.3.2.2Analisis Parameter BiofisikEvaluasi Lahan

Pada tahap ini dilakukan pemberian harkat evaluasi kesesuaian lahan untuk TPA (Waste Disposal Site) terhadap semua faktor-faktor biofisik lahan meliputi geologi/bahan induk, topografi/fisiografi, jenis tanah, tekstur tanah, drainase tanah, dan bentuk lahan atau penggunaan lahan. Evaluasi lahan untuk TPA Galuga dan kawasan sekitarnya berpedoman kepada kriteria yang ditentukan dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007), serta kesesuaian lahan untuk lokasi tempat pembuangan akhir sampah berbasis daya dukung lahan dan lingkungan provinsi DKI Jakarta yang disusun oleh Widiatmaka et al. (2004). Penilaian lahan atau evaluasi lahan di TPA Galuga dan kawasan sekitarnya dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Diantaranya, lokasi/lahan yang sangat memenuhi syarat atau sangat sesuai (S1), lokasi/lahan yang cukup memenuhi syarat atau cukup sesuai (S2), lokasi/lahan yang memenuhi syarat secara marginal atau sesuai marginal (S3), dan di luar lokasi-lokasi yang tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai (N).

3.3.2.3Analytic Hierarchy Process (AHP)

AHP merupakan analisis sistem pengambilan keputusan secara multi kriteria (Saaty, 2008). AHP dibangun oleh Thomas L. Saaty dan digunakan untuk memecahkan sekaligus mencari alternatif solusi dari permasalahan yang kompleks. Menurut Cheremisinoff (2003) Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah metode untuk menstrukturkan kompleksitas permasalahan secara berhirarki dan menilai tingkat kepentingan setiap variabel secara relatif dan menetapkan

variabel dengan prioritas tertinggi. Tiga tahap penting dalam analisis AHP adalah penyusunan struktur hirarki, penetapan prioritas, dan analisis konsistensi persepsi. Dalam penelitian ini AHP digunakan untuk menetapkan persepsi prioritas kepentingan keberadaan TPA Galuga yang dilihat dengan banyak kriteria (multi kriteria). Selain itu, AHP ini dipilih karena cukup mengandalkan intuisi atau persepsi sebagai masukan utamanya, dimana intuisi dan persepsi tersebut harus berasal dari orang-orang yang mengerti akan permasalahan, pelaku, ataupun pihak yang mendapatkan pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek atau masalah. Responden untuk identifikasi persepsi sebanyak 9 orang yang merupakan stakeholders TPA Galuga yang terdiri atas unsur-unsur pemerintah daerah selaku pengelola TPA, pekerja TPA, dan masyarakat sekitar TPA. Langkah awal proses ini adalah merinci tujuan atau topik kajian ke dalam beberapa komponen yang kemudian diatur dalam tingkatan-tingkatan hirarki.

Hirarki yang paling atas diturunkan kedalam beberapa set kriteria atau elemen, sehingga diperoleh elemen-elemen spesifik yang mempengaruhi penentuan prioritas kepentingan. Langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas kepentingan pada masing-masing tingkatan. Kemudian dibangun set matriks perbandingan dari semua elemen pada suatu tingkat hirarki dan pengaruhnya terhadap elemen pada tingkatan yang lebih tinggi untuk menentukan prioritas serta mengkonversi penilaian komparatif individu kedalam pengukuran skala rasio. Penentuan tingkat kepentingan pada tiap hirarki dilakukan dengan teknik perbandingan berpasangan (pairwise comparison) yang menghasilkan suatu matriks peringkat alternatif untuk masing-masing tingkat hirarki. Struktur hirarki dari permasalahan yang ingin diteliti yaitu prioritas kepentingan terhadap keberadaan TPA Galuga berdasarkan 3 aspek, yaitu aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek sosial (Gambar 7).

Pendekatan AHP menggunakan skala Saaty mulai dari nilai bobot 1 sampai dengan 9. Nilai bobot 1 menggambarkan sama penting, ini berarti bahwa atribut yang sama skalanya nilai bobotnya 1, sedangkan nilai bobot 9 menggambarkan kasus atribut yang paling absolut dibandingkan yang lainnya (Tabel 4).

Hirarki 1 (Aspek) Hirarki 2 (Komponen)

Gambar 7. Struktur AHP Untuk Penentuan Prioritas Kepentingan Keberadaan TPA Galuga

Tabel 4. Skala Banding Secara Berpasangan Menurut Saaty (2008) Tingkat

Kepentingan Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen mempunyai pengaruh

yang sama besar terhadap tujuannya

3 Elemen yang satu sedikit lebih

penting dari elemen yang lain

Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibanding elemen yang lain

5 Elemen yang satu lebih penting

dari elemen yang lain

Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibandingkan dengan yang lain

7 Elemen yang satu jelas lebih

penting dari elemen yang lain

Satu elemen dengan kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek

9 Elemen yang satu mutlak lebih

penting dari elemen yang lain

Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadapa elemen yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nlai-nilai antara dua nilai

pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada kompromi antara dua pilihan

Tahap dalam melakukan analisis data AHP menurut Saaty (2008) dikemukakan sebagai berikut :

1. Identifikasi sistem, yaitu untuk mengidentifikasi permasalahan dan menentukan solusi yang diinginkan. Identifikasi sistem dilakukan dengan cara mempelajari referensi dan berdiskusi dengan para pakar yang memahami permasalahan, sehingga diperoleh konsep yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. 2. Penyusunan struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria paling bawah.

3. Perbandingan berpasangan, menggambarkan pengaruh relatif setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Teknik perbandingan berpasangan yang digunakan dalam AHP berdasarkan judgement

atau pendapat dari para responden yang dianggap sebagai key person. Mereka dapat terdiri atas: 1) pengambil keputusan; 2) para pakar; serta 3) orang yang terlibat dan memahami permasalahan yang dihadapi.

4. Matriks pendapat individu, formulasinya dapat disajikan sebagai berikut:

A = (aij) = C1 C2 ... Cn C1 1 a12 ... a1n C2 1/a12 1 ... a2n ... - - ... . Cn 1/a1n 1/a2n ... 1

Gambar 8. Formulasi Matriks Pendapat Individu Menurut AHP (Saaty, 2008) Dalam hal ini C1, C2, …Cn adalah set elemen pada satu tingkat dalam hirarki. Kuantifikasi pendapat dari hasil perbandingan berpasangan membentuk matriks n x n. Nilai aij merupakan nilai matriks pendapat hasil perbandingan yang mencerminkan nilai kepentingan C1 terhadap Cn.

5. Matriks pendapat gabungan, merupakan matriks baru yang elemen-elemennya berasal dari rata-rata geometrik elemen matriks pendapat individu yang nilai rasio inkonsistensinya memenuhi syarat

6. Nilai pengukuran konsistensi yang diperlukan untuk menghitung konsistensi jawaban responden

7. Penentuan prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama.

8. Revisi pendapat, dapat dilakukan apabila nilai rasio inkonsistensi pendapat cukup tinggi (> 0,1). Beberapa ahli berpendapat jika jumlah revisi terlalu besar, sebaiknya responden tersebut dihilangkan. Jadi penggunaan revisi ini sangat terbatas mengingat akan terjadinya penyimpangan dari jawaban yang sebenarnya.

3.3.2.4Analisis Kuantifikasi Hayashi 2

Analisis kuantifikasi Hayashi 2 digunakan untuk melihat hubungan antara variabel tujuan dengan variabel-variabel penjelas dan seberapa besar variabel- variabel penjelas berpengaruh terhadap variabel tujuan serta variabel apa saja yang paling berperan dalam menentukan variabel tujuan. Variabel tujuan dan variabel penjelas yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 5.

Berikut karakteristik data yang disajikan dalam Analisis Kuantifikasi Hayashi 2:

1) Jumlah pengamatan (n)

2) Jumlah kategori setiap variabel (K), dimana masing-masing kelompok ke-

g terdapat ng buah sampel (g=1,2,…K)

3) Jumlah buah variabel penjelas (X1, X2,…XR) (R)

4) Masing-masing variabel penjelas diukur dalam data yang bersifat kategorikal (nominal dan ordinal). Untuk variabel penjelas X1 terdapat C1 sampai kategori XR terdapat sebanyak CR

5) Setiap variabel penjelas diukur berdasarkan karakteristik sampel terhadap kategori-kategori yang ada pada masing-masing variabel penjelas

6) Kategorisasi pada setiap variabel penjelas bersifat eksklusif, sehingga untuk satu variabel penjelas tertentu memiliki kategori dengan angka tersendiri yang dimulai dari angka 1

Tabel 5. Variabel Tujuan dan Variabel Penjelas dalam Analisis Hayashi 2 Kode

Peubah Variabel Tujuan

Jumlah

Kategori Kategori

Y Pernyataan Setuju Terhadap Keberadaan TPA Galuga 2 1 : Setuju 2 : Tidak Setuju

Variabel Penjelas

X1 Latar Belakang dan Pembangunan TPA Galuga 2 1 : Tidak Tahu 2 : Tahu X2 Sistem Pembuangan sampah TPA Galuga 4 1 : Tidak Tahu

2 : Tidak Baik 3 : Sedang/Cukup Baik 4 : Baik

X3 Sumberdaya Lahan Sekitar TPA Galuga 2 1 : Tidak Tahu 2 : Tahu X4 Kesempatan Kerja di Sekitar TPA Galuga 2 1 : Sedikit

2 : Banyak X5 Kesejahteraan di Sekitar TPA Galuga 3 1 : Tidak Baik

2 : Sedang/Cukup Baik 3 : Baik

X6 Pendapatan di Sekitar TPA Galuga 2 1 : Sedang/Cukup Baik 2 : Baik

X7 Adanya Polusi 2 1 : Tidak Tahu

2 : Ada X8 Pengaruh Produktivitas Lahan di Sekitar TPA Galuga 3 1 : Tidak Tahu

2 : Tidak Baik 3 : Sedang/Cukup Baik

X9 Gangguan Kesehatan 2 1 : Tidak Tahu

2 : Ada X10 Ketersediaan Sarana dan Prasarana Umum 3 1 : Sedikit

2 : Cukup 3 : Banyak X11 Keamanan dan Kenyamanan 2 1 : Sedang

2 : Baik X12 Jenis/Kelompok Responden 3 1 : Penduduk

2 : Pekerja 3 : Pengelola

                           

Gambar 9. Diagram Alir Penelitian Tahap Persiapan

- Pemilihan Topik dan Judul Penelitian - Penyusunan Proposal Penelitian - Studi Pustaka

- Pemilihan Metode Untuk Analisis Data

Tahap Pengumpulan Data Data Spasial :

Peta Tanah Kab. Bogor (skala 1;50.000), Peta Geologi Kab. Bogor (skala 1:100.000), Peta Jalan (skala 1:25.000), Peta Sungai, Peta Kontur (Peta Ketinggian, dan Peta Lereng), Peta Penggunaan Lahan (Citra Quickbird, skala 1:4.500)

Data Atribut :

Jumlah Penduduk Desa Galuga, Data TPA Galuga, Timbulan Sampah Kota dan Kabupaten Bogor

 

Analisis Data Spasial Survei dan Pengamatan Lapang

Analisis Laboratorium Analisis Sosial

Tahap Analisis Data

Software komputer Arcview 3.3, ArcGIS 9.3 (Digitasi, Delineasi, Overlay) Deskripsi Profil Tanah Solum, Drainase Sifat Fisika : Tekstur, Permeabilitas Sifat Kimia : pH, C-organik, N-total, KTK, KB, Basa- Basa Kuesioner/ Wawancara : Persepsi Stakeholders TPAGaluga

Evaluasi Lahan untuk TPA

Rekomendasi Perluasan TPA : Buffering

Peta Rekomendasi Lokasi Areal Perluasan TPA

AHP Hayashi 2

Dokumen terkait