• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Teknologi Benih IPB, dan Laboratorium cendawan dan bakteri Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) Cimanggis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Oktober 2012.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi varietas Ciherang produksi PT. Sang Hyang Seri panen Januari 2012 dan padi hibrida varietas HIPA 8 produksi BB PADI Sukamandi panen Februari 2012. Kitosan, CMC, gom arab, minyak cengkeh (eugenol 78%), minyak serai wangi (sitrinella 16.8%), pestisida sintetis (AgreptTM 0.2% + BenloxTM 0.2%), pewarna merah Ponceau 4R CI 16255, media King’s B, media MS, media NA, alkohol 70%,

31 kloroks 1%. Peralatan yang digunakan meliputi cawan petri, beaker glass, erlenmeyer, micropipet, vortex, magnetic stirrer, termohygrometer, kertas saring, kertas merang, mikroskop, ecogerminator benih IPB 72-1, lampu NUV, autoclave, laminar air flow dan oven.

Metode Penelitian

Percobaan disusun menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan lima ulangan (setiap ulangan terdiri dari dua gulung UKDdp masing-masing 50 benih). Setiap perlakuan diujikan pada padi varietas Ciherang dan HIPA 8. Perlakuan yang diujikan adalah perlakukan coating berdasarkan percobaan 2 yaitu (1) minyak cengkeh 1% + kitosan 3%, (2) minyak serai 2% + CMC 1%, (3) pestisida sintetis + gom arab 10%, (4) kontrol, yaitu benih tanpa perlakuan coating. Teknik coating benih sama dengan percobaan 2 pada tesis ini. Setelah proses coating, benih dikeringanginkan dengan bantuan kipas angin ± 24 jam sampai kadar air mendekati kadar air kontrol (±11%). Benih dikemas menggunakan plastik PP 0.8 mm, direkatkan, serta disimpan selama 6 bulan pada ruangan dengan kondisi suhu ruang pada siang hari 27- 30 °C dan RH 71-78%. Evaluasi terhadap mutu fisiologis dan kesehatan benih dilakukan setiap bulan selama 6 bulan, dimulai sejak awal penyimpanan (0 bulan). Peubah yang diamati meliputi (1) indeks vigor, (2) daya berkecambah, (3) kadar air, (4) persentase infeksi total cendawan, (5) persentase infeksi masing-masing cendawan, (6) jumlah koloni bakteri. Pengamatan terhadap peubah pada percobaan ini sama seperti pada percobaan I pada tesis ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Berbagai Formula Coating Benih Terhadap Mutu Fisiologis dan

Patologis Benih Padi Varietas Ciherang

Pengaruh coating benih terhadap daya berkecambah benih selama 6 bulan penyimpanan ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Pengaruh formula coating terhadap daya berkecambah benih padi Ciherang selama penyimpanan

32

Seluruh perlakuan coating benih tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap daya berkecambah benih. Sejak awal penyimpanan hingga 6 bulan penyimpanan, daya berkecambah masing-masing perlakuan coating tidak berbeda nyata dengan kontrol (Gambar 4). Terjadi penurunan daya berkecambah selama 6 bulan penyimpanan, namun turunnya daya berkecambah dari masing-masing perlakuan coating tidak berbeda nyata dengan kontrol.

Gambar 5 menunjukkan perlakuan coating benih berpengaruh nyata terhadap indeks vigor benih selama penyimpanan. Indeks vigor benih pada semua perlakuan tidak berbeda nyata dengan kontrol pada awal penyimpanan. Penurunan indeks vigor yang berbeda nyata dengan kontrol disebabkan oleh perlakuan coating minyak serai terjadi sejak 1 bulan penyimpanan. Coating dengan pestisida kimia menyebabkan penurunan indeks vigor yang berbeda nyata dengan kontrol pada bulan ke-2 penyimpanan, sedangkan coating dengan minyak cengkeh menyebabkan penurunan yang berbeda nyata dengan kontrol setelah bulan 4 bulan penyimpanan. a ab ab a b ab b a b b b b ab b a ab b ab b b b a a a a a a a 70 75 80 85 90 0 1 2 3 4 5 6 In d e k s v ig o r (% )

Waktu penyimpanan (bulan)

Cengkeh-kitosan Serai-CMC Kimia-gom arab Kontrol Huruf yang sama pada bulan yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada DMRT 5%

Gambar 5 Pengaruh formula coating terhadap indeks vigor benih padi Ciherang selama penyimpanan

Aplikasi coating benih berpengaruh nyata terhadap kadar air benih selama penyimpanan (Gambar 6). Semua perlakuan menunjukkan kadar air yang tidak berbeda nyata dengan kontrol pada awal penyimpanan. Peningkatan kadar air benih yang berbeda nyata dengan kontrol ditunjukkan pada perlakuan coating Serai-CMC setelah 1 bulan penyimpanan. Coating Kimia-gom arab menunjukkan peningkatan kadar air yang berbeda nyata dengan kontrol setelah 3 bulan penyimpanan, sedangkan coating Cengkeh-kitosan menunjukkan peningkatan kadar air yang tidak berbeda nyata dengan kontrol sampai akhir periode penyimpanan (6 bulan).

33 a a a a a a a a b b c c b b a a a b b b b a a a ab a a a 11.00 11.25 11.50 11.75 12.00 12.25 12.50 0 1 2 3 4 5 6 K ada r a ir ( % )

Wa ktu penyimpa nan (bula n)

Cengkeh-kitosa n Sera i-CMC Kimia -gom a ra b Kontrol Huruf ya ng sa ma pa da bula n yang sa ma menunjukan tida k berbeda nya ta pada DMRT 5% Gambar 6 Pengaruh formula coating terhadap kadar air benih padi Ciherang

selama penyimpanan

Gambar 7 menunjukkan semua perlakuan coating benih secara signifikan menurunkan infeksi total cendawan pada benih padi Ciherang selama periode penyimpanan. Coating minyak cengkeh + kitosan merupakan formula coating yang paling kuat menghambat pertumbuhan cendawan terbawa benih mulai awal periode penyimpanan sampai 5 bulan penyimpanan. Pada bulan ke-6 semua perlakuan coating memiliki kemampuan yang sama dalam menghambat cendawan terbawa benih.

Gambar 7 Pengaruh formula coating terhadap infeksi total cendawan pada benih padi Ciherang selama penyimpanan

Terdeteksi enam jenis cendawan yang menginfeksi benih padi Ciherang selama 6 bulan penyimpanan yaitu Fusarium sp., Curvularia sp., Drechslera sp., Alternaria sp., Aspergillus sp. dan Penicillium sp. Semua formula coating secara signifikan mampu menekan tingkat infeksi Fusarium sp. (Gambar 8A) dan Alternaria sp. (Gambar 8B) dibanding kontrol sejak awal penyimpanan sampai akhir periode penyimpanan.

34

Keterangan: huruf yang sama pada bulan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Gambar 8 Persentase benih padi Ciherang terinfeksi cendawan Fusarium sp. (A), Alternaria sp. (B), Dechslera sp. (C), Curvularia sp. (D), Penicillium sp. (E), dan Aspergillus sp. (F) pada berbagai formula coating benih selama 6 bulan penyimpanan

( A ) ( B )

( F ) ( E )

( D ) ( C )

35 Gambar 8C menunjukkan semua formula coating juga efektif dalam menekan infeksi Drechslera sp. dibanding kontrol, tetapi pada penyimpanan bulan ke-4 tingkat infeksi Drechslera sp. pada kontrol mengalami penurunan yang tajam dan pada bulan ke-5 dan ke-6 tingkat infeksi Drechslera sp. pada semua perlakuan coating tidak berbeda nyata dengan kontrol.

Coating minyak cengkeh 1% + kitosan 3% dan minyak serai 2% + CMC 1% mampu menekan infeksi Curvularia sp. sejak awal periode penyimpanan, sedangkan coating pestisida kimia + gom arab 10% menekan infeksi Curvularia sp. setelah 4 bulan periode penyimpanan (Gambar 8D).

Tingkat infeksi Penicillium sp. hanya dapat ditekan pada perlakuan coating minyak cengkeh 1% + kitosan 3% serta coating pestisida kimia + gom arab 10% sedangkan coating minyak serai 2% + CMC 1% justru meningkatkan infeksi Penicillium sp. lebih tinggi dibandingkan kontrol (Gambar 8E)

Aspergillus sp. baru terdeteksi setelah 4 bulan penyimpanan, karena termasuk dalam cendawan gudang. Tingkat infeksi Aspergillus sp. pada semua perlakuan coating tidak berbeda nyata dengan kontrol hingga bulan ke-5. Kemampuan semua perlakuan coating dalam menghambat infeksi Aspergillus sp. terlihat secara nyata setelah 6 bulan penyimpanan (Gambar 8F).

Seluruh formula coating benih efektif menghambat bakteri Xoo pada benih padi Ciherang selama periode simpan. Jumlah koloni bakteri pada semua perlakuan coating berbeda nyata dengan kontrol (Tabel 11). Jumlah koloni bakteri Xoo yang terdeteksi pada percobaan ini mengalami penurunan seiring dengan bertambah lamanya waktu simpan kecuali pada perlakuan pestisida kimia + gom arab. Semakin panjang periode simpan maka jumlah koloni bakteri Xoo semakin berkurang. Penurunan jumlah koloni bakteri selama penyimpanan disebabkan viabilitas bakteri Xoo pada benih hanya berkisar 2 – 11 bulan (Agarwal dan Sinclair 1996). Mekanisme kerja anti bakteri minyak atsiri adalah dengan merusak sel bakteri. Kerusakan sel diawali dengan rusaknya membran sel yang berlanjut dengan keluarnya material isi sel dan akhirnya sel mengalami kematian (Mangoni et al. 2004, Rasooli et al. 2006, Miksusanti et al. 2008). Kim et al. 1995 dan Bennis et al. 2004 menyatakan minyak atsiri menyebabkan kebocoran inti sel sehingga asam nukleat (DNA dan RNA) dan protein keluar dari sel. Bocornya material genetik ini menyebabkan terganggunya pembelahan sel.

Tabel 11 Pengaruh berbagai perlakuan coating benih terhadap jumlah koloni Xoo pada benih padi Ciherang selama penyimpanan

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Duncan taraf 5%; CK: minyak cengkeh 1%+kitosan 3%; SC: minyak serai 2% + CMC 1%; KG: Pestisida Kimia + gom arab 10%. Perlakuan

coating

Periode simpan (bulan)

0 1 2 3 4 5 6

Populasi Xoo (cfu g-1)

CK 4.8 x105 a 5.2 x105 a 0.9 x104 a 1.6 x104 a 1.5 x104 a 1.7 x104 a 7 x103 a SC 3.9 x105 a 9 x103 a 1.2 x104 a 5.2 x104 a 5.4 x104 a 1.5 x104 a 1.8 x104 a KG 2.7 x105 a 4.1 x105 a 1.2 x106 a 2.7 x106 a 1.6 x106 a 1.9 x106 a 1.2 x106 a Kontrol 2.6 x108 b 4.2 x108 b 7.8 x105 b 2.8 x108 b 1.3 x108 b 5.4 x107 b 3.9 x107 b

36

Secara keseluruhan, formula coating yang diaplikasikan tidak mempengaruhi daya berkecambah benih padi Ciherang tetapi berpengaruh nyata terhadap vigor benih. Formula coating minyak cengkeh 1% + kitosan 3% dan formula coating minyak serai 2% + CMC 1% masih mampu mempertahankan indeks vigor benih tidak berbeda nyata dengan kontrol sampai 5 bulan penyimpanan sedangkan formula coating pestisida kimia + gom arab 10% sudah menyebabkan penurunan indeks vigor yang berbeda nyata dengan kontrol sejak 1 bulan penyimpanan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat toksisitas pestisida alami terhadap benih lebih rendah dibanding pestisida kimia.

Formula coating minyak cengkeh 1% + kitosan 3% terbukti paling efektif menekan pertumbuhan cendawan terbawa benih selama 6 bulan penyimpanan kecuali terhadap Penicillium sp. Formula ini juga paling efektif menekan Xoo selama penyimpanan. Formula minyak serai 2% + CMC 1% memiliki efektifitas menekan cendawan dan Xoo yang lebih rendah dibanding formula coating minyak cengkeh + kitosan, tetapi lebih baik dibanding formula pestisida kimia + gom arab 10%. Sutariati et al. (2005) menyatakan bahwa perbedaan efektivitas minyak cengkeh dengan minyak serai wangi disebabkan jenis bahan aktif dari masing-masing fungisida tersebut yaitu eugenol pada minyak cengkeh dan sitronela pada minyak serai wangi. Nakahara et al. (2003) melaporkan linalool dan sitronelal adalah senyawa volatil dari minyak serai yang paling aktif terhadap cendawan. Eugenol sebagai komponen utama dari minyak cengkeh adalah senyawa fenolik, aktivitas antimikroba minyak esensial ini dapat dikaitkan dengan keberadaan sebuah inti aromatik dan gugus fenolik-OH yang dikenal reaktif dan membentuk ikatan hidrogen dengan situs aktif enzim target (Ultee et al. 2002).

Pengaruh Berbagai Formula Coating Benih terhadap Mutu Fisiologis dan

Patologis Benih Padi Varietas HIPA

Perlakuan coating benih berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah benih padi HIPA 8 (Gambar 9).

Gambar 9 Pengaruh formula coating terhadap daya berkecambah benih padi HIPA 8 selama penyimpanan

37 Semua formula coating menghasilkan daya berkecambah yang tidak berbeda nyata dengan kontrol pada awal penyimpanan dan mengalami penurunan selama 6 bulan penyimpanan. Penurunan daya berkecambah yang paling besar disebabkan oleh formula coating minyak cengkeh 1% + kitosan 3%, diikuti oleh formula minyak serai 2% + CMC 1%. Setelah 1 bulan penyimpanan, formula minyak cengkeh 1% + kitosan 3% dan formula minyak serai 2% + CMC 1% menyebabkan penurunan daya berkecambah benih yang berbeda nyata dengan kontrol. Penurunan daya berkecambah yang disebabkan coating pestisida kimia + gom arab 10% baru berbeda nyata dengan kontrol setelah 6 bulan penyimpanan.

Pengaruh formula coating terhadap indeks vigor benih selama penyimpanan memiliki pola yang tidak berbeda dengan pengaruhnya terhadap daya berkecambah. Semua perlakuan coating dan kontrol mengalami penurunan indeks vigor selama 6 bulan penyimpanan. Coating benih menyebabkan penurunan indeks vigor dan berbeda nyata dengan kontrol sejak awal penyimpanan. Coating minyak cengkeh 1% + kitosan 3% menyebabkan penurunan indeks vigor yang paling besar, diikuti coating dengan minyak serai 2% + CMC 1% dan yang terkecil menyebabkan penurunan indeks vigor adalah coating pestisida kimia + gom arab 10%.

Gambar 10 Pengaruh formula coating terhadap indeks vigor benih padi HIPA 8 selama penyimpanan

Semua perlakuan coating benih menyebabkan penurunan daya berkecambah dan indeks vigor benih padi HIPA 8 tetapi coating dengan minyak atsiri menyebabkan penurunan yang lebih besar dibanding coating dengan pestisida kimia (Gambar 10). Hal tersebut diduga disebabkan oleh morfologi benih padi HIPA 8 yang memiliki struktur lemma dan palea yang terbuka sehingga fungisida yang diaplikasikan dalam formula coating dapat langsung mengenai embrio sehingga mempengaruhi kemampuan benih untuk berkecambah. Fungisida nabati berupa minyak atsiri memiliki kandungan bahan aktif yang mudah menguap sehingga reaksi yang diberikan terhadap benih lebih cepat dan menurunkan daya berkecambah dan indeks vigor benih lebih cepat dibanding pestisida kimia yang berbentuk serbuk padat.

38

Peningkatan kadar air terjadi pada semua perlakuan coating benih dan kontrol pada benih padi HIPA 8 (Gambar 11). Sejak awal periode simpan kadar air semua perlakuan coating sudah berbeda nyata dengan kontrol karena proses pengeringan yang lebih lama dan dikhawatirkan minyak atsiri yang diaplikasikan pada formula coating menguap maka proses pengeringan dicukupkan setelah kadar air di bawah 13% dan mendekati kadar air kontrol. Peningkatan kadar air yang berbeda nyata pada tiga perlakuan coating terjadi setelah 3 bulan penyimpanan, namun hingga akhir masa penyimpanan kadar air semua perlakuan masih di bawah batas maksimum kadar air benih padi yaitu 13%.

Gambar 11 Pengaruh formula coating terhadap kadar air benih padi HIPA 8 selama penyimpanan

Gambar 12 menunjukkan semua formula coating mampu menekan infeksi cendawan terbawa benih padi HIPA 8. Formula coating minyak cengkeh 1% + kitosan 3% menghasilkan penghambatan yang paling besar terhadap infeksi cendawan. Setelah 3 bulan penyimpanan, daya hambat formula minyak serai 2% + CMC 1% dan pestisida kimia + gom arab 10% mulai menurun dengan tajam ditandai dengan meningkatnya persentase infeksi cendawan pada benih.

Gambar 12 Pengaruh formula coating terhadap infeksi total cendawan pada benih padi HIPA 8 selama penyimpanan

39 Terdeteksi 6 jenis cendawan yang menginfeksi benih padi HIPA 8 selama 6 bulan penyimpanan yaitu Fusarium sp., Curvularia sp., Alternaria sp., Cladosporium sp., Aspergillus sp. dan Penicillium sp. Secara umum, formula coating minyak cengkeh 1% + kitosan 3% paling efektif menekan infeksi cendawan terbawa benih (Gambar 13).

Keterangan: huruf yang sama pada bulan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%.

Gambar 13 Persentase infeksi cendawan Fusarium sp. (A), Curvularia sp. (B), Alternaria sp. (C), Cladosporium sp. (D), Penicillium sp. (E), dan Aspergillus sp.(F) pada benih padi HIPA 8 dengan berbagai formula coating benih selama 6 bulan penyimpanan

( A ) ( B )

( D ) ( C )

40

Ketiga formula coating secara signifikan mampu menekan tingkat tinfeksi Fusarium sp. (Gambar 13A), Curvularia sp. (Gambar 13B), dan Alternaria sp. (Gambar 13C) dibanding kontrol sejak awal penyimpanan sampai akhir periode penyimpanan.

Tingkat infeksi Cladosporium sp. dapat ditekan oleh formula coating minyak cengkeh 1% + kitosan 3% dan minyak serai 2% + CMC 1%, sedangkan coating pestisida kimia + gom arab 10% tidak efektif dalam menghambat infeksi Cladosporium sp. (Gambar 13D).

Tingkat infeksi Penicillium sp. hanya dapat ditekan pada perlakuan coating pestisida kimia + gom arab 10%, formula minyak cengkeh 1% + kitosan 3% menghasilkan tingkat infeksi yang sama dengan kontrol, sedangkan coating minyak serai 2% + CMC 1% justru meningkatkan infeksi Penicillium sp. lebih tinggi dibandingkan kontrol (Gambar 13E)

Aspergillus sp. terdeteksi setelah 3 bulan penyimpanan. Formula minyak serai 2% + CMC 1% memiliki daya hambat terhadap Aspergillus sp. yang paling besar, diikuti formula minyak cengkeh 1% + kitosan 3%. Pestisida kimia + gom arab tidak efektif dalam menghambat infeksi Aspergillus sp. (Gambar 13F)

Percobaan efektifitas formula coating terhadap bakteri terbawa benih menunjukkan bahwa seluruh formula coating benih yang diaplikasikan memiliki kemampuan menghambat bakteri Xoo + Xco pada benih padi HIPA. Jumlah koloni bakteri pada semua perlakuan coating berbeda nyata dengan kontrol sejak awal penyimpanan hingga 6 bulan penyimpanan (Tabel 12). Jumlah koloni bakteri Xoo dan Xco yang terdeteksi pada percobaan ini mengalami penurunan seiring dengan bertambah lamanya waktu simpan. Demikian juga dengan kontrol, semakin panjang waktu simpan maka jumlah koloni bakteri Xoo dan Xco semakin berkurang.

Tabel 12 Pengaruh berbagai perlakuan coating benih terhadap jumlah koloni Xoo + Xco pada benih padi HIPA 8 selama penyimpanan

Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji Duncan taraf 5%; CK: minyak cengkeh 1%+kitosan 3%; SC: minyak serai 2% + CMC 1%; KG: Pestisida Kimia + gom arab 10%.

Keefektifan formula coating dalam menghambat pertumbuhan cendawan dan bakteri terbawa benih HIPA 8 telah teruji pada percobaan ini. Seluruh perlakuan coating secara signifikan mampu menekan infeksi cendawan (kecuali

Perlakuan

coating

Periode simpan (bulan)

0 1 2 3 4 5 6 Populasi Xoo + Xco (cfu g-1 benih)

CK 4.2 x 104 a 4.0 x 104a 3.9 x 104a 3.7 x 104 a 3.2 x 104a 1.6 x 104 a 5 x 103 a SC 8.2 x 105a 6.9 x 105a 2.7 x 105a 2.4 x 105a 1.5 x 105 a 5.1 x 104 a 3.6 x 104a KG 5.9 x 105a 3.7 x 105a 2.2 x 105a 1.6 x 105a 1.3 x 105a 8.5 x 104 a 1.4 x 104 a Kontrol 7.6 x 108 b 5.5 x 108 b 1.3 x 108 b 9.3 x 107 b 2.1 x 107 b 9 x 106 b 7 x 106 b

41 Penicillium sp.) dan bakteri terbawa benih. Akan tetapi seluruh perlakuan coating juga menyebabkan penurunan indeks vigor benih padi HIPA 8 yang sangat signifikan terutama pada formula yang mengandung minyak atsiri. Dengan demikian formula coating yang paling kompatibel untuk benih padi HIPA 8 adalah pestisida kimia + gom arab 10%.

SIMPULAN

Seluruh formula coating yang diaplikasikan efektif menekan bakteri dan cendawan terbawa benih padi Ciherang selama 6 bulan periode simpan kecuali pada Penicillium sp. Keefektifan semua formula coating adalah sama dalam menghambat bakteri terbawa benih, namun formula minyak cengkeh 1% + kitosan 3% merupakan perlakuan yang memiliki kemampuan menghambat paling kuat terhadap cendawan yang terdeteksi. Daya berkecambah benih pada semua perlakuan tidak berbeda nyata selama 6 bulan penyimpanan. Pada awal periode simpan seluruh formula coating memiliki indeks vigor yang tidak berbeda nyata dengan kontrol (86-90.4 %). Setelah 6 bulan penyimpanan, formula coating minyak cengkeh 1% + kitosan 3% memiliki indeks vigor 77.2%, formula minyak serai wangi 2% + CMC 1% (76.8%), formula pestisida kimia + gom arab 10% (76.8%), dan kontrol (81.2 %). Dengan demikian formula coating yang paling efektif dan kompatibel dengan benih untuk pengendalian patogen terbawa benih padi Ciherang selama penyimpanan adalah minyak cengkeh 1% + kitosan 3%.

Keefektifan formula coating terhadap cendawan dan bakteri terbawa benih HIPA 8 tidak berbeda dengan benih Ciherang. Semua formula coating menyebabkan penurunan indeks vigor dan viabilitas benih HIPA 8 yang besar. Pada awal periode simpan seluruh formula coating memiliki daya berkecambah yang tidak berbeda nyata dengan kontrol (72.4-76%). Setelah 6 bulan penyimpanan, daya berkecambah kontrol adalah 45.6%, diikuti perlakuan coating benih dengan formula pestisida kimia + gom arab 10% (35.2%), formula minyak serai wangi 2% + CMC 1% (26%), dan formula minyak cengkeh 1% + kitosan 3% (14.4%). Dengan demikian formula coating yang paling efektif dan kompatibel untuk pengendalian patogen terbawa benih padi HIPA 8 adalah pestisida kimia + gom arab 10%.

42

EVALUASI KEEFEKTIFAN COATING BENIH TERHADAP

Dokumen terkait