• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan coating benih dengan minyak cengkeh (Syzygium aromaticum) dan minyak serai wangi (Andropogon nardus) terhadap cendawan dan bakteri terbawa benih padi Ciherang dan HIPA 8 selama 6 bulan penyimpanan serta pengaruhnya terhadap mutu fisiologis benih. Penelitian dilaksanakan di Bogor dan Cimanggis, bulan Februari sampai September 2012. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima ulangan dan empat taraf perlakuan coating benih yaitu (1) minyak cengkeh 1%+ kitosan 3%; (2) minyak serai 2% + CMC 1%; (3) pestisida kimia (Agrept 0.2% + Benlox 0.2%) + gom arab 10%; dan (4) kontrol (tanpa coating). Secara umum formula coating minyak cengkeh 1% + kitosan 3% paling efektif dalam menekan infeksi cendawan terbawa benih, diikuti formula minyak serai 2% + CMC 1% dan formula pestisida kimia + gom arab 10%. Seluruh perlakuan coating benih memiliki efektivitas yang sama dalam menghambat bakteri terbawa benih. Seluruh formula coating tidak berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih tetapi menurunkan indeks vigor benih padi varietas Ciherang. Seluruh formula coating menurunkan indeks vigor benih HIPA 8 dan menurunkan viabilitas benih kecuali perlakuan pestisida kimia + gom arab 10%.

Kata kunci: bakteri terbawa benih, cendawan terbawa benih, minyak cengkeh, minyak serai wangi, pestisida kimia

Abstract

The aims of the research was to determine the effectiveness of seed coating with clove (Syzygium aromaticum) oil and fragrant grass (Andropogon nardus) oil against seed-borne fungi and bacteria of rice seed varieties Ciherang and HIPA 8 and the effect of seed coating on seed viability and vigor during storage. The experiments was conducted in Bogor and Cimanggis, from February to September 2012. The experiments used completely randomized design with a single factor consisting of four levels: (1) clove oil 1% + chitosan 3%; (2) fragrant grass oil 2% + carboxymethylcellulose 1%; (3) Synthetic pesticide (streptomycin sulphate 0.04% + benomyl 0.1%) + arabic gum 10%; and (4) control (without coating). In

29 general, seed coating with clove oil 1% + chitosan 3% showed the strongest inhibitory effect against seed-borne fungi followed by fragrant grass oil 2% + CMC 1% and then synthetic pesticide + arabic gum 10%. All treatments gave the same effect to control seed-borne bacteria in rice varieties Ciherang and HIPA 8 during storage. The result showed that all treatments gave no significant effect on seed viability but decreased vigor index of rice seed varieties Ciherang. All of coating formula decreased vigor indeks of rice seed varieties HIPA 8 and decreased seed viability except synthetic pesticide + arabic gum 10%.

Key words: clove oil, fragrant grass oil, seed-borne bacteria, seed-borne fungi, synthetic pesticide

PENDAHULUAN

Kesehatan benih merupakan salah satu aspek mutu benih yang memegang peranan penting dalam keberhasilan budidaya padi. Penurunan produksi padi bahkan sampai kegagalan panen banyak disebabkan karena serangan penyakit. Benih memegang peranan penting dalam penyebaran penyakit yang disebabkan oleh patogen terbawa benih. Benih yang terinfeksi patogen akan menjadi sumber timbulnya penyakit pada lokasi pertanaman baru yang belum terserang suatu penyakit, atau dapat menimbulkan ledakan penyakit pada daerah pertanaman yang sebelumnya memang sudah memiliki riwayat terserang suatu penyakit.

Benih padi diketahui terserang oleh banyak patogen tular benih diantaranya adalah cendawan dan bakteri. Cendawan yang banyak dilaporkan menginfeksi benih padi yaitu Curvularia sp., Nigrospora oryzae, Fusarium moniliforme, Rhizoctonia solani, Alternaria padwickii, Aspergillus flavus, Aspergillus niger, Bipolaris oryzae, Chepalosporium oryzae, Sarocladium oryzae, Drechslera oryzae (Agarwal dan Sinclair 1996, Islam et al. 2000, Pham et al. 2001, Nurdin 2003, Astuti 2009, Thobunluepop 2009, Yukti 2009, Fiana 2010). Bakteri yang sering ditemukan menginfeksi benih padi diantaranya adalah Acidovorax avenae pv. oryzae, Bacterium atrovirigenum, Erwinia herbicola, E. carotovora, Xanthomonas oryzae pv. oryzae, X. campestris pv. oryzicola, X.translucens f. sp.

oryzicola, X. itoana, X. cinnamon, Pseudomonas avenae, P. panici, P. fuscovaginae, P. glumae, P. plantarii, P. syringae pv. syringae (Ou 1972,

Agarwal dan Sinclair 1996, Yukti 2009, Fiana 2010).

Pengendalian cendawan dan bakteri penyebab penyakit dapat dilakukan dengan penggunaan minyak atsiri. Minyak cengkeh dan minyak serai diketahui efektif dalam pengendalian cendawan dan bakteri. Minyak cengkeh dan minyak serai dengan konsentrasi 0.25%-2% efektif menghambat pertumbuhan cendawan A. padwickii, F. moniliforme, dan D. oryzae pada benih padi secara in vitro. matriconditioning dengan 1% dengan minyak cengkeh dan minyak serai wangi efektif menghambat pertumbuhan cendawan A. padwickii, F. moniliforme dan D. oryzae serta bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae, Xanthomonas oryzae pv. Oryzicola, dan Acidovorax avenae pv. oryzae pada benih padi (Fiana 2010). Konsentrasi 0.06% minyak cengkeh efektif menghambat pertumbuhan Fusarium

30

sp. dengan persen penghambatan 100% secara in vitro dan aman digunakan dalam perlakuan benih tomat sampai konsentrasi 0.1% (Widiastuti 2006). Sirait (2006) melaporkan bahwa matriconditioning dengan minyak cengkeh 0.04% serta matriconditioning dengan minyak serai 0.08% menurunkan tingkat kontaminasi Phytium spp. (2.94 - 10.96%) pada benih cabai. Minyak cengkeh 0.25% mampu menghambat pertumbuhan Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis (Cmm) secara in vitro, dan pada konsentrasi 0.5% mampu mengeliminasi Cmm pada benih tomat yang telah terinfeksi (Zainal et al. 2010). Fadhilah (2003) melaporkan matriconditioning dengan minyak cengkeh 1% dapat menekan tingkat serangan penyakit pada kedelai. Penggunaan minyak daun cengkeh 0.06% dan minyak serai wangi 0.1% secara in vitro dapat menghambat pertumbuhan koloni C. capsici hingga 100% (Asie 2004). Bhuyan et al. (2010) melaporkan minyak esensial dari Cymbopogon jwarancusa dan Lippia geminate dapat menghambat pertumbuhan Rhizoctonia solani dan Bipolaris oryzae.

Minyak atsiri sebagai pestisida dapat diaplikasikan dengan penyemprotan langsung pada tanaman, ataupun dengan perlakuan benih seperti matriconditioning dan coating benih. Coating benih yang membawa minyak atsiri cengkeh sebagai pestisida untuk pengendalian cendawan terbawa benih telah dilaporkan oleh Sriprasert et al. (2008) dan Thobunluepop (2009). Bagaimanapun coating benih dengan minyak atsiri untuk pengendalian patogen terbawa benih adalah hal yang komplek karena berhubungan dengan efektifitas antimikroba yang tetap harus dipertahankan selama penyimpanan tanpa menurunkan mutu fisiologis benih yang di-coating sehingga masih banyak aspek yang perlu diteliti.

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan coating benih dengan minyak cengkeh dan minyak serai wangi terhadap cendawan dan bakteri terbawa benih padi selama penyimpanan serta pengaruhnya terhadap mutu fisiologis benih.

BAHAN DAN METODE

Dokumen terkait