• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.3. Tanah

4.3.1. Bahan Induk dan Jenis Tanah

Tanah sebagai media tumbuh tanaman adalah salah satu sumberdaya alam yang sangat penting untuk dijaga kelestariannya. Tanah dalam proses pembentukannya dipengaruhi oleh lima faktor pembentuk tanah, yaitu: bahan induk, iklim, relief/landform, vegetasi, dan waktu. Faktor pembentuk tanah yang dominan di hulu sub DAS Cikapundung adalah bahan induk dan vegetasi.

Berdasarkan Peta Geologi, skala 1:100.000, wilayah hulu sub DAS Cikapundung sebagian besar terdiri atas batuan gunung berapi, berupa lava dan lahar gunung Tangkuban Perahu. Lava dan lahar tersebut merupakan formasi muda (Kwarter) yang terdiri dari lava dan lahan andesit piroksen yang pejal dan

berongga dari gunung Tangkuban Perahu. Pelembaran atau pengekaran melapis terdapat secara lokal.

Berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa bahan pembentuk tanah hulu sub DAS Cikapundung sebagian besar berasal dari batuan gunung berapi, yaitu volkan dan sebagian dari batuan sedimen. Kedua bahan tersebut mempunyai kenampakan yang nyata. Bahan volkan membentuk tanah dengan tekstur sedang sampai halus, tanahnya berwarna kuning kecoklatan, dan mempunyai berat jenis relatif rendah, sedangkan tanah yang terbentuk dari batuan sedimen bertekstur halus sampai sangat halus, berwarna coklat kemerahan, dan berat jenisnya relatif tinggi.

Tanah-tanah di daerah ini berkembang dari bahan induk volkanik muda dan tua yang didominasi oleh andesit piroksen dan breksi andesit, lainnya berupa breksi tufa dan tufa kristal, bahan induk volkanik muda berasal dari erupsi gunung Tangkuban Perahu berupa lahar dan lava yang terdiri dari bahan agak halus dan sedang saling berselingan, sedangkan bahan kasar dijumpai setempat-setempat, bahan induk volkanik tua berasal dari formasi Beser umumnya berbahan halus. Rejim kelembaban termasuk udik dengan curah hujan tahunan >2000 mm.

Kedalaman tanah bervariasi dari sangat dangkal sampai sangat dalam, namun secara umum didominasi oleh kelas dalam (100-150 cm), kelas sangat dangkal sampai dangkal dijumpai di wilayah dinding kaldera, kerucut volkan, dan lereng volkan atas atau sesetempat di daerah bawahnya yang mempunyai batuan yang muncul ke permukaan tanah.

Menurut klasifikasi tanah Soehardjo dan Soepraptohardjo (1981) dalam

Darsiharjo (2004), jenis tanah di hulu sub DAS Cikapundung terdiri atas tanah Andosol Coklat, Latosol Coklat, dan asosiasi Andosol dengan Regosol Coklat. Karakteristik ketiga jenis tanah adalah sebagai berikut:

(1) Andosol Coklat

Tanah terbentuk dari bahan induk pasir dan tuf volkanik, solum tanah dalam (> 90 cm), tekstur lempung berpasir sangat halus, struktur granuler halus konsistensinya lunak (kering), berwarna coklat tua (5 YR 4/4), pH tanah sekitar 4,9, permeabilitas lambat sampai sedang, dan kandungan bahan organik sekitar 4,5%.

(2) Latosol Coklat

Tanah terbentuk dari bahan induk tuf volkanik intermedier, solum tanah cukup dalam, tekstur debu sampai lempung berpasir sangat halus, berwarna coklat tua (5 YR 4/4), pH 5,8, permeabilitas lambat sampai sedang, dan bahan organik sekitar 3,6%.

(3) Asosiasi Andosol dangan Regosol Coklat

Tanah terbentuk dari bahan induk abu (pasir ) volkan, solum tanah cukup dalam, tekstur debu sampai lempung berpasir sangat halus, struktur tanah granuler halus, konsistensi lunak (dalam keadaan kering), berwarna coklat tua (5 YR 4/6), pH 5,1, permeabilitas sedang, dan kandungan bahan organik sekitar 4,65%.

Ketiga jenis tanah tersebut tersebar di beberapa desa, penyebaran terluas adalah jenis tanah asosiasi Andosol dengan Regosol Coklat, yaitu seluas 5.714 ha (Tabel 9).

Tabel 9. Penyebaran Jenis Tanah di Beberapa Desa yang Termasuk Wilayah Hulu Sub DAS Cikapundung.

Kecamatan Desa

Jenis Tanah (ha)

Jumlah (ha) Andosol Latosol dgn Regosol Coklat Asosiasi Andosol

Lembang Jayagiri Cikole Cikidang Wangunharja Suntenjaya Cibodas Langgensari Mekarwangi Pagerwangi Cibogo Kayuambon Lembang 598 966 599 555 0 105 242 30 49 0 209 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 303 281 1.684 501 191 398 325 312 23 55 598 966 902 836 1.684 606 433 428 374 312 232 65 Cimenyan Ciburial Cimenyan 0 0 0 0 208 135 208 135 Cilengkrang Cipanjalu 0 0 1.269 1.269 Cidadap Ciumbuleuit 0 324 5 329 Coblong Dago 0 0 24 24 Jumlah 3.363 324 5.714 9.401

Sumber: Diolah dari peta jenis tanah dan peta administrasi hulu sub DAS Cikapundung Berdasarkan peta tanah dan hasil pengecekan di lapang, jika diklasifikasikan menurut klasifikasi tanah Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 1998) sampai pada tingkat Famili, tanah di hulu sub DAS Cikapundung dibagi menjadi 3 ordo, yaitu: Ultisols, Andisols, dan Inceptisols (Tabel 10).

Tabel 10. Tanah-tanah di Hulu Sub DAS Cikapundung.

Ordo Subgrup Famili

Ultisols Typic Hapludults Typic Hapludults, medial, campuran, isotermik Andisols Typic Hapludands Typic Hapludands, medial, campuran, isotermik Inceptisols Typic Dystrudepts Typic Dystrudepts, halus, campuran, isotermik

Typic Endoaquepts Typic Endoaquepts, medial, campuran, isotermik Typic Eutrudepts Typic Eutrudepts, medial, campuran, isotermik

Andic Dystrudepts Andic Dystrudepts, halus, campuran, isotermik

Aquic Dystrudepts Aquic Dystrudepts, halus, campuran, isotermik Ultisols merupakan tanah dengan horison argilik, mempunyai kejenuhan basa < 50%. Tanah tersebut terbentuk dari bahan induk breksi volkan, mempunyai penampang dangkal (< 50 cm). Bentuk wilayah bergunung (lereng > 45%), penggunaan lahan saat ini berupa hutan dan tegalan.

Andisols merupakan tanah yang mempunyai sifat andik. Sifat andik dihasilkan dari mineral alofan, imogolit, ferrihidrit atau senyawa kompleks humus-aluminium. Bahan-bahan tersebut hanya ditemukan pada tanah yang berkembang dari bahan volkan dan menyebabkan tanah mempunyai sifat sangat khas terutama terhadap sifat kesuburan tanahnya antara lain retensi fosfat tinggi. Di lapang sifat andik diduga dengan pengukuran pH NaF, estimasi kandungan gelas volkan, tekstur, dan sifat smeary.

Andisols di hulu sub DAS Cikapundung menempati daerah sangat luas terutama diwilayah yang sangat dekat dengan pengaruh Gunung Tangkuban Perahu. Andisols yang tidak terpengaruh air diklasifikasikan ke dalam famili: Typic Hapludands, medial, campuran, isotermik. Tanah tersebut mempunyai penampang sedang (50-100 cm) dan dalam (>100 cm), warna tanah kecoklatan, tekstur lempung liat bedebu, struktur gumpal bersudut, konsistensi gembur, drainase baik, reaksi tanah (pH tanah) agak masam (pH 5,0-6,0).

Inceptisols adalah tanah mineral yang telah mengalami perkembangan penampang tanah. Tanah ini berkembang dari bahan induk breksi dan tufa andesit yang berasal dari formasi Beser yang menurunkan 3 famili, yaitu: Andic Dystrudepts, halus, campuran, isotermik; Aquic Dystrudepts, halus, campuran, isotermik; dan Typic Dystrudepts, halus, campuran, isotermik.

Typic Dystrudepts, halus, campuran, isotermik merupakan Inceptisols yang mempunyai penampang tanah dalam (> 100 cm). Warna tanah coklat kemerahan, tekstur liat, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, drainase baik, reaksi tanah agak masam (pH 5,0-5,5).

Andic Dystrudepts, halus, campuran, isotermik merupakan Inceptisols yang mempunyai penampang tanah dalam (>100 cm) dan berat isi 1,0 g/cm3 dan Al dan ½ Fe amonium oksalat) >1,0. Warna tanah coklat kemerahan, tekstur liat, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, drainase baik, reaksi tanah agak masam (pH 5,0-5,5).

Aquic Dystrudepts, halus, campuran, isotermik merupakan Inceptisols yang mempunyai penampang tanah dalam (>100 cm) dan mempunyai deplesi redoks (kroma 2) di dalam 60cm dari permukaan tanah mineral. Warna tanah coklat kemerahan, tekstur liat, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh, drainase agak terhambat, reaksi tanah agak masam (pH 5,0-5,5).

Dokumen terkait